Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi (Coffeae spp) merupakan salah satu komoditas ekspor andalan sub

sektor perkebunan yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam menghasilkan

devisa negara dan merupakan sumber pendapatan bagi banyak petani. Permintaan

kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta

mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai

karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen (Yusianto,

2005). Salah satu kendala dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas kopi

di Indonesia adalah adanya serangan hama dan penyakit. Kopi dikenal sebagai salah

satu tanaman yang disukai oleh banyak jenis serangga. Sampai saat ini telah tercatat

lebih dari 900 jenis serangga yang diketahui sebagai serangga hama pada tanaman

kopi yang tersebar di seluruh dunia (Le Pelley,1968) Kerugian yang ditimbulkan

oleh serangan hama cukup besar.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis serangga yang bersifat sebagai hama

utama pada tanaman kopi, yaitu penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei.

FERR), kutu putih (Planococcus citri.Risso), penggerek cabang hitam

(Xylosandrus morigerus.BLANDFORD), kutu hijau (Coccus viridis.GREEN) dan

penggerek batang merah(Zeuzera coffeae) serta nematoda. Kerusakan yang

ditimbulkankan oleh hama-hama tersebut cukup besar,seperti penggerek buah kopi

kerusakannya dapat mencapai 30-80 %, penggerek cabang hitam pada kopi robusta
kerugian hasil panen mencapai 20 %. Dalam makalah ini akan diuraikan secara

global bioekologi masing-masing hama kecuali nematoda akan dibahas tersendiri.

Di pertanaman kopi banyak terdapat gangguan- gangguan yang sangat

merugikan, salah satunya yaitu hama penggerek buah kopi (Pbko). Kumbang dan

larva hama ini menyerang buah kopi yang sudah cukup keras dengan membuat

liang gerekan dan hidup di dalam bijinya, sehingga menimbulkan kerusakan yang

cukup parah (Najiyati dan Danarti, 2001). Penerapan sistem agroforestri pada

tanaman kopi yang dicirikan oleh banyaknya pohon penaung memberi beberapa

manfaat. Sistem ini dapat meningkatkan keragaman hayati, mengkonservasi

kesuburan tanah, dan meningkatkan kesehatan tanaman. Sistem agroforestri

memiliki kemiripan dengan hutan yaitu ekosistemnya yang stabil sehingga

mampu menghambat perkembangan OPT pada tanaman kopi (Staver et al.,2001).

Di alam Pbko dapat diinfeksi oleh jamur patogen. Jamur-jamur yang dapat

menyerang Pbko antara lain Beauveria bassiana, Metarhizium anisopl iae, Botryt is

stephanoderis dan Spicaria javanica (Sudarmo, 1989). Jamur-jamur pada

umumnya dapat tumbuh pada keadaan lingkungan yang lembab. Sistem

agroforestri kopi dengan pohon penaung diperkiraka dapat meningkatkan aktivitas

jamur patogen sebagai musuh alami hama kopi ini. Informasi mengenai keterjadian

penyakit jamur pada hama Pbko pada agroforestri masih terbatas.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kopi
2. Mengetahui cara pengendalian yang dilakukan petani dan BPTP pada

pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi

3. Mengetahui gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit

pada tanaman kopi

Anda mungkin juga menyukai