Anda di halaman 1dari 19

Modul Praktikum

PENGANTAR ILMU
TANAMAN

Oleh :
Tim Kerja Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ATURAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN

Sebelum Praktikum
1. Mahasiswa yang berhak mengikuti kegiatan praktikum adalah mahasiswa yang sudah
terdaftar sebagai praktikan.
2. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum rangkaian kegiatan praktikum dimulai, apabila
ada keterlambatan maka praktikan dikenakan inhaln praktikum.
3. Praktikan diwajibkan mengikuti testing pendahuluan (Pre-test)
4. Praktikan yang terlambat saat acara pre-test berlangsung maka tidak diberikan
penambahan waktu pengerjaan.
5. Praktikan diperbolehkan mengikuti pre-test apabila memenuhi syarat
a) Telah mengumpulkan flowchart, alat dan bahan yang telah ditentukan.
b) Telah mengumpulkaan laporan praktikum acara sebelumnya.
6. Setiap praktikan diwajibkan membawa Buku Praktikum pada saat praktikum, bila tidak
membawa maka tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum.

Selama Praktikum Berlangsung


1. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, praktis untuk bekerja dilaboratorium (jas
laboratorium dan kaos kaki) dan lapangan.
2. Praktikan harus bekerja secara tertib tanpa mengganggu praktikan atau kelompok lain.
3. Praktikan tidak dibenarkan makan, minum, merokok, dan melakukaan kegiatan lain
sejenis di dalam laboratorium. Praktikan tidak dibenarkan mengoperasikan telepon
genggam tanpa seizin dari asisten dan selama praktikum telepon genggam dalam keadaan
silent.
4. Praktikan tidak dibenarkan meninggalkan kegiatan praktikum atau menerima tamu tanpa
seijin asisten yang bertugas.
5. Kerusakan alat yang terjadi selama berjalannya praktikum sepenuhnya menjadi tanggung
jawab praktikan dan diharuskan mengganti paling lambat dalam waktu 7 hari.
6. Asisten berhak mengeluarkan praktikan dari laboratorium atau kelas praktikum apabila
praktikan menunjukkan sikap dan etika yang kurang baik selama pelaksanaan praktikum
dan nilai pada acara praktikum tersebut 0.
Setelah Selesai Praktikum
1. Praktikan harus mengembalikan semua peralatan yang dipinjam dalam keadaan tidak
rusak, lengkap dan bersih.
2. Praktikan harus mengisi daftar hadir sebagai bukti telah melaksanakan praktikum.
3. Praktikan harus membersihkan tempat yang digunakan dan membuang bahan/sampah
yang tersisa pada tempat yang disediakan.
4. Praktikan wajib melakukan pemeliharaan dan pengamatan sesuai jadwal yang ditentukan.
5. Praktikan yang tidak mengikuti pengamatan, nilai praktikum pada acara tersebut NOL.
6. Pengumpulan laporan praktikum dilakukan 2 hari setelah pengamatan terakhir.
7. Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan, maka nilai laporan dikurangi 50%.
Apabila tidak mengumpulkan satu laporan, maka nilai praktikum mata kuliah tersebut E

Tata tertib tambahan


1. Praktikan yang karena sesuatu hal tidak mengikuti salah satu atau lebih acara praktikum
serta tidak dapat menunjukkan bukti yang jelas dan legal, maka nilai pada acara tersebut
nol (0).
2. Inhaln praktikum akan diberikan untuk praktikan dengan ketentuan:
a) Praktikan yang mendapatkan tugas dari fakultas atau universitas dengan menyerahkan
surat tugas dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I
b) Praktikan yang tidak mengikuti praktikum karena sakit, maka harus menyerahkan surat
sakit dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I
c) Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum karena kepentingan lain maka harus
menyerahkan surat izin dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I.
3. Semua bentuk pengulangan praktikum akan diberikan sesuai batas waktu tertentu.
4. Semua bentuk pelanggaran akan diberikan sanksi baik teguran, akademis, maupun
pembatalan praktikum.
5. Hal-hal yang belum diatur akan ditetapkan dikemudian hari.

Jember, September 2017


ACARA PRAKTIKUM PENGANTAR ILMU TANAMAN

ACARA I : PENGENALAN TANAMAN DUA MUSIM


ACARA II : PENGENALAN TANAMAN TAHUNAN
ACARA III : JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN
ACARA IV : PERTUMBUHAN MERISTEMATIK PUCUK DAN AKAR
ACARA V : PENGENALAN TANAMAN SEMUSIM
I. PENGENALAN TANAMAN DUA MUSIM

A. Pendahuluan
Tanaman dua musim (biennial) merupakan tanaman yang memiliki waktu hidup
selama 2 musim. Tanaman biennial biasannya juga disebut dengan tanaman dwitahunan.
Tanaman biennial akan mati setelah menyelesaikan satu siklus hidup yang dimulai dari
perkecambahan sampai berbunga, menghasilkan biji dan mati. Tanaman biennial pada
dasarnya menghabiskan musim pertama untuk menyimpan cadangan makanan kemudian
pada musim berikutnya cadangan makan tersebut akan digunakan untuk menghasilkan bagian
tanaman yang bermanfaat seperti buah, batang maupun umbi.
Pada musim pertama tanaman dua musim akan menghasilkan struktur vegetatif
tanaman seperti tumbuh daun, batang, dan akar, setelah pertumbuhan struktur vegetatif
tanaman tersebut sempurna, tanaman akan mengalami masa dormansi yang masih dalam
musim pertama. Masa dormansi tanaman dua musim tersebut digunakan untuk menyimpan
cadangan makan yang kemudian akan berguna untuk memasuki musim kedua dimana
tanaman akan memasuki fase generatif.
Pada kondisi iklim dingin yang ekstrim, tanaman biennial dapat melengkapi siklus
hidup dengan waktu yang sangat singkat seperti tiga atau empat bulan, dimana seharusnya
tanaman melengkapi siklus hidupnya selama 2 musim. Pada umumnya kondisi siklus hidup
tanaman biennial yang memiliki waktu singkat tersebut terjadi pada bibit sayur atau bunga
karena kondisi iklim dingin ekstrim. Tanaman biennial yang memiliki siklus hidup singkat
menyebabkan budidayanya mirip budidaya tanaman annuals di beberapa daerah. Siklus
hidup tanaman biennial yang singkat biasanya memanfaatkan hormon tanaman gibberellin
untuk mempercepat siklus hidup tersebut, namun hal ini jarang dilakukan secara komersial.
Tanaman jenis biennial termasuk dalam tanaman herbaseus. Herbaseus adalah istilah untuk
tumbuhan yang tidak membentuk jaringan sekunder di atas permukaan tanah sehingga
disebut 'herba' karena mereka berbeda dengan semak-semak (bushes) dan pohon (trees).
Contoh tanaman biennial antara lain tanaman pisang, tanaman singkong, tanaman
wortel, tanaman tebu, tanaman kubis, dan tanaman kol. Beberapa bagian tanaman biennial
yang dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai bahan makanan oleh makhluk hidup seperti
umbinya yang diperoleh dari tanaman wortel dan singkong, batangnya yang diperoleh dari
tebu, bunganya yang diperoleh dari tanaman kubis dan kol, dan lain-lain. Tanaman biennial
juga mampu bersaing dengan tanaman semusim maupun tahunan dilihat dari kegunaan
bagian-bagian tanaman jenis Biennial.
Gambar 1. Contoh tanaman dwimusim (biennial), singkong dan tebu.

B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mengenal tanaman dua musim baik fungsinya bagi manusia,
taksonomi, morfologi maupun teknik budidayanya.

C. Bahan Dan Alat


- Tabel pengamatan
- Alat tulis.
- Penggaris.
- Meja dada.
- Tanaman yang diamati.

D. Cara Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan.
- Menetapkan objek tanaman yang diamati.
- Gambar bentuk tanaman yang diamati dan beri keterangan bagian-bagiannya.
- Isilah tabel pengamatan.
E. Pengamatan
- Pengamatan meliputi:
 Jenis tanaman dan taksonominya.
 Gambar keseluruhan tanaman.
 Bagian-bagian Tanaman.
 Ciri-ciri morfologi tanaman.
II. PENGENALAN TANAMAN TAHUNAN

A. Pendahuluan
Tanaman tahunan atau menahun (perennial) adalah tanaman yang memiliki siklus
hidup sepanjang tahun dan dapat pula berproduksi sepanjang tahun atau musiman. Tanaman
tahunan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat dipanen hasilnya, karena
tanaman tahunan memiliki fase vegetatif yang lebih lama hingga menuju fase generatif jika
dibandingkan tanaman semusim (annual) ataupun tanaman dua musim (biennial). Pada saat
fase generatif, tanaman tahunan juga mampu memproduksi hasil berupa buah, bunga, dan
biji.
Siklus hidup suatu tananam tahunan dimulai dari fase embrio (benih) kemudian
mengalami pertumbuhan secara vegetatif yang dicirikan dengan membesarnya ukuran, baik
pertumbuhan memanjang maupun pertumbuhan lingkar batang. Secara fisiologis masa
vegetatif suatu tanaman menujukkan karakter pertubuhan hingga memasuki fase
generatifnya. Ciri khusus tanaman tahunan memiliki fase vegetatif berseling dengan fase
generatif pada tanaman dewasa. Tanaman tahunan yang telah dewasa dicirikan dengan
memasuki fase generatif. Beberapa jenis tanaman berada pada fase ini sepanjang hidupnya
seperti buah naga dan jeruk. Namun ada juga yang berada pada fase ini hanya 6 bulan untuk
kemudian memasuki fase vegetatif/muda lagi (rejuvenil) selama 6 bulan sisanya seperti
tanaman mangga, durian dan lain-lain. Kelompok tanaman ini menghentikan pertumbuhan
vegetatifnya pada saat memasuki fase pertumbuhan generatif, dan memulai lagi pembentukan
daun dan tunas begitu fase berbuah usai.
Karakteristik morfologi tanaman tahunan yang membedakan dengan jenis tanaman lain
diantaranya adalah bentuk daun, batang, perakaran, keping biji dan tipe fotosintesisnya
(C3/C4/CAM). Kesesuaian topografi, suhu serta jenis tanah juga mempengaruhi komoditas
tanaman tahunan yang ada pada suatu daerah. Keanakearagaman jenis tanaman tahunan yang
dipengaruhi oleh topografi diantaranya adalah jenis tanaman dataran tinggi dan jenis tanaman
dataran rendah. Berdasarkan kepentingan komersilnya, tanaman tahunan dibedakan menjadi
tanaman yang dimanfaatkan buahnya seperti mangga, rambutan, kelengkeng, buah naga,
alpukat. Jenis tanaman yang dimanfaatkan resin (getahnya) seperti pinus, karet, kayu putih,
dll. Tanaman dengan kepentingan bahan industri atau dimanfaatkan batang kayunya seperti
mahoni, sengon, jati, serta jenis tanaman tahunan lain yang sering dibudidayakan untuk
berbagai kepentingan.
Gambar 1. Contoh tanaman tahunan (perennial), pohon jeruk dan tanaman buah naga.

B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mengenal fungsi beberapa tanaman tahunan bagi manusia,
taksonomi, morfologi, dan teknik budidayanya.

C. Bahan Dan Alat


- Tabel pengamatan
- Alat tulis.
- Penggaris.
- Meja dada.
- Tanaman yang diamati.
D. Cara Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan .
- Menetapkan objek tanaman yang diamati.
- Gambar bentuk tanaman yang diamati dan beri keterangan bagian-bagiannya.
- Isilah tabel pengamatan.
E. Pengamatan
- Pengamatan meliputi:
 Jenis tanaman dan taksonominya.
 Gambar keseluruhan tanaman.
 Bagian-bagian Tanaman.
 Ciri-ciri morfologi tanaman.
III. JENIS-JENIS PERTUMBUHAN TANAMAN

A. Pendahuluan
Pertumbuhan pada tanaman dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan
dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam
biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah
perkecambahan. Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula
yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung
sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis
perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hypogeal.

Gambar 1. Proses pertumbuhan tanaman hypogeal.

Gambar 2. Proses pertumbuhan tanaman epigeal.


Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) yaitu hipokotil memanjang sehingga
plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama
daun belum terbentuk. Sedangkan tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) yaitu
epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.

B. Tujuan
Supaya mahasiswa memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan tanaman dan dapat
membedakan berdasarkan morfologi dan fungsinya.

C. Bahan Dan Alat


- Benih tanaman monokotil epigeal (Kangkung)
- Benih tanaman monokotil hypogeal (jagung)
- Benih tanaman dikotil epigeal (kacang hijau)
- Benih tanaman dikotil hypogeal (kacang kapri)
- Air
- Media tanam (Tanah+pasir dengan perbandingan 2:1)
- Bak pengecambah
- Beaker glass
- Sprayer
- Kertas Label

D. Cara Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan.
- Mengisi bak pengecambah dengan bahan tanam hingga ½ bagian dari tinggi bak
pengecambah.
- Buatlah lajur secara berurutan dengan ditandai menggunakan kertas label pada setiap
jenis benih dan pengulangannya.
- Rendam benih pada air dalam beaker glass selama 15 menit.
- Tanamlah benih pada bak pengecambah.
- Lakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari.
- Lakukan pengamatan akhir.
E. Pengamatan
- Pengamatan akhir dilakukan pada 7 hari setelah tanam (hst).
- Pengamatan meliputi:
 Gambar keseluruhan kecambah.
 Bagian-bagian kecambah.
 Warna hypokotil
 Panjang kecambah

F. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Jenis Pertumbuhan Tanaman Monokotil Epigeal
No. Jenis Ul Gambar dan Bagian- Warna Panjang
Tanaman bagiannya Hypokotil Kecambah
1. 1
2
3
4
2. 1
2
3
4
3. 1
2
3
4

Tabel 2. Jenis Pertumbuhan Tanaman Monokotil Hypogeal


No. Jenis Ul Gambar dan Bagian- Warna Panjang
Tanaman bagiannya Hypokotil Kecambah
1. 1
2
3
4
2. 1
2
3
4
3. 1
2
3
4

Tabel 3. Jenis Pertumbuhan Tanaman Dikotil Epigeal


No. Jenis Ul Gambar dan Bagian- Warna Panjang
Tanaman bagiannya Hypokotil Kecambah
1. 1
2
3
4
2. 1
2
3
4
3. 1
2
3
4

Tabel 4. Jenis Pertumbuhan Tanaman dikotil Hypogeal


No. Jenis Ul Gambar dan Bagian- Warna Panjang
Tanaman bagiannya Hypokotil Kecambah
1. 1
2
3
4
2. 1
2
3
4
3. 1
2
3
4
IV. PERTUMBUHAN MERISTEMATIK PUCUK DAN AKAR

A. Pendahuluan
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu,
yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di
meristem.Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan pertamabahan ukuran, namun
produk pembelahan sel itulah yang tumbuh dan menyebabkan pertumbuhan. Ujung akar dan
ujung tajuk (apeks) mempunyai meristem.Meristem apikal tajuk dan meristem akar terbentuk
selama proses perkembangan embrio saat pembentukan biji, dan disebut meristem
primer.Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apex
b. Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen). Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus.
b. Kambium fasis. Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk
floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-
deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari
empulur.
c. Kambium interfasis. Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur.
Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan, yakni:
a) Daerah pembelahan (daerah meristematik). Merupakan daerah yang paling ujung dan
merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel
yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b) Daerah pemanjangan. Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel
hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian
dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapapuluh kali dibandingkan
sel-sel meristematik.
c) Daerah diferensiasi. Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan.
Selsel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di
antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.

B. Tujuan
Supaya mahasiswa memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada tumbuhan
dan bagian-bagian tajuk dan akar yang mengalami pertumbuhan meristematik dominan.
C. Bahan Dan Alat
1. Pertumbuhan Akar
a. Kecambah kacang tanah
b. Aquadest
c. Tinta hitam (tinta cina) / ballpoint
d. Kertas filter
e. Beaker glass
f. Object glass
g. Benang

2. Pertumbuhan Pucuk
a. Bibit kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag / Bak pengecambah
b. Tinta cina / ballpoint
c. Penggaris

D. Cara Kerja
1. Pertumbuhan Akar
a. Sediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass
dengan kertas filter basah/lembab.
b. Object glass dilapisi kertas filter kasar dan basah.
c. Pilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1
cm.
d. Pada 5 biji kecambah berilah tanda kecil (titik) dengan tinta cina sebanyak 10 tanda
mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Pada kecambah yang lain benilah
tanda dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.
e. Letakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan diikat. Usahakan
ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Masukkan ke dalam beaker glass yang
lembab kemudian simpan di tempat yang gelap.

Pengamatan:
Setelah 48 jam ukurlah jarak diantara interval tanda, hitung nilai rata-rata panjang
pada masing-masing nomor inteval (nomor interval 1 sld 10) dan juga panjang rata-rata
kontrol (jumlah panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya kecambah kontrol). Kemudian
susun dalam bentuk table dan buat grafiknya (nomor interval sebagal absis dan nilai rata-rata
panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.

2. Pertumbuhan Pucuk
a. Menanam 7 biji kacang panjang dalam bak pasir dan dibiarkan beretiolasi selama 4
hari di tempat gelap.
b. Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil
dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina / ballpoint.
c. Pada 2 kecambah yang lain tandailah dengan satu tanda 20 mm dari pucuk tanaman
sebagai kontrol, kemudian tempatkan pada tempat yang gelap.

Pengamatan:
Setelah 48 jam ukurlah jarak diantara interval tanda, hitung nilai rata-rata panjang
pada masing-masing nomor inteval (nomor interval 1 sld 10) dan juga panjang rata-rata
kontrol (jumlah panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya kecambah kontrol). Kemudian
susun dalam bentuk table dan buat grafiknya (nomor interval sebagal absis dan nilai rata-rata
panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.

E. Tabel Pengamatan
No Jenis Gambar dan Panjang Tajuk Akar
Tanaman Bagian-bagian Kecam-bah
Tanaman Ul h0 h7 Ul Daerah Pertam- Daerah Pertam-
Pertum- bahan Pertum- bahan
buhan Panjang buhan Panjang
h0 h7 h0 h7
1 1

2
2

3
3
4
V. PENGENALAN TANAMAN SEMUSIM

A. Pendahuluan
Tanaman semusim melewati satu siklus hidup selama satu musim tanam. Tanaman
semusim biasanya menghasilkan biji pada saat akhir musim tanam kemudian mengalami
dormansi biji dan pada musim berikutnya biji akan berkecambah hingga tumbuh tanaman
baru. Wilayah yang memiliki empat musim biasanya tanaman berkecambah di musim semi
dan dipanen pada musim panas kemudian biji akan mengalami dormansi pada musim dingin.
Begitu juga dengan tanaman musim dingin. Tanaman musim dingin akan berkecambah pada
musim gugur atau musim dingin dan berbunga pada akhir musim dingin atau awal musim
semi (Ashari, S., 1995). Sebagian besar tanaman semusim tergolong dalam tanaman
hortikultura, pangan dan buah-buahan. Ada beberapa contoh tanaman semusim antara lain
cabai, padi, terong, jagung, kedelai, kentang, dan okra.
Perbedaan tanaman semusim dan tanaman tahunan tergantung pada iklim wilayah
tumbuhnya tanaman. Contohnya pada iklim tropis, tanaman jarak dapat digolongkan pada
tanaman tahunan karena dapat hidup bertahun-tahun sedangkan pada iklim ugahari atau
empat musim tergolong pada tanaman musiman karena akan mati pada musim dingin dan
musim gugur (Tjitrosomo, 1983). Tanaman semusim memiliki jenjang pertumbuhan yang di
bedakan dalam beberapa tahap yang secara umum yaitu fase perkecambahan, fase vegetatif,
fase reproduktif, dan fase pematangan, tiap fase pertumbuhan memiliki lama waktu yang
berbeda tegantung musim dimana tempat tumbuh tanaman, jenis tanaman, varietas tanaman
dan sebagainya (Makarim dan Suhartatik, 2009). Sebagian besar tanaman semusim termasuk
dalam tanaman pangan, hortikultura dan beberapa bunga. Ada beragam manfaat yang didapat
dari tanaman semusim antara lain pemenuhan kebutuhan pangan, sebagai tanaman hias,
pemenuhan kebutuhan sayur-mayur dan sebagainya. Tanaman satu musim yang
dimanfaatkan sebagai bahan pangan antara lain padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan
kedelai (Glycine max). Tanaman semusim yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti
tanaman krisan (Chrysanthenum sp) dan tanaman sedap malam (Polianthes tuberosa).
Tanaman semusim untuk sayur-mayur antara lain tanaman bayam (Amaranthus), dan
tanaman sawi (Brassica juncea L.)
B. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan mengenal jenis-jenis tanaman semusim dan fungsinya bagi
manusia beserta morfologi, taksonomi, habitat, dan teknik budidayanya.

C. Bahan dan Alat


1. Tabel Pengamatan
2. Alat tulis
3. Penggaris
4. Meja dada
5. Tanaman yang diamati

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menetapkan objek tanaman yang akan diamati.
3. Menggambar bentuk tanaman yang akan diamati dan memberi keterangan bagian-
bagiannya.
4. Mengisi tabel pengamatan dan mendokumentasikan kegiatan praktikum

E. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan meliputi:
- Jenis tanaman dan taksonominya
- Gambar keseluruhan tanaman
- Bagian-bagian tanaman
- Ciri-ciri morfologi tanaman
- Habitat tanaman
- Grafik pertumbuhan tiap fase

Anda mungkin juga menyukai