Anda di halaman 1dari 79

KATA PENGANTAR

Panduan praktikum IPA Sekolah 2 ini adalah petunjuk tata laksana


praktikum yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
IPA UNM. Panduan ini merupakan salah satu referensi yang dapat dijadikan salah
satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian
praktikan diharapkan tetap memperkuat pemahaman atas percobaan yang
dikerjakan.
Praktikum IPA Sekolah 2 pada Program Studi Pendidikan IPA
memperkenalkan percobaan-percobaan sederhana yang nantinya akan digunakan
oleh calon guru IPA di SMP/MTs dalam mengajarkan mata pelajaran IPA. Selain
itu, praktikum ini mendorong calon guru IPA dalam memperkenalkan mata
pelajaran IPA kepadfa siswa SMP/MTs agar tertarik dalam belajar IPA.
Panduan praktikum IPA Sekolah 2 ini merupakan penuntun praktikum
yang sangat sederhana, terutama prosedur yang digunakan lebih disesuaikan
dengan kondisi laboratorium yang belum memadai. Walau begitu masih banyak
kekurangannya dan tentu saja masih perlu banyak penyempurnaan lebih lanjut.
Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun,
sebagai bahan perbaikan dimasa mendatang.
Semoga penuntun praktikum IPA Sekolah 2 ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang memerlukannya terutama kepada calon guru IPA. Sebagai
penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam mewujudkan panduan praktikum ini.

Makassar, April 2022


Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i


Daftar Isi .................................................................................................................ii
Tata Tertib Praktikum ............................................................................................iii
Unit 1 Gerak Pada Makhluk Hidup ....................................................................4
Unit 2 Sistem Pencernaan .................................................................................15
Unit 3 Sistem Peredaran Darah Manusia ..........................................................31
Unit 4 Sistem Respirasi pada Makhluk Hidup .................................................43
Unit 5 Sistem Ekskresi pada Manusia ..............................................................55
Unit 6 Zat Aditif dan Adiktif ............................................................................67
Daftar Pustaka .......................................................................................................80

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus sudah hadir di laboratorium 10 menit sebelum praktikum


dimulai dan telah menggunakan baju laboratorium warna putih.
2. Praktikan harus membawa perlengkapan praktikum pribadi seperti handscon,
hand soap, cover glass, cutter/scalpel, pipet tetes, sikat tabung, tissue, dan lap
meja.
3. Setiap praktikan wajib membawa Buku Penuntun Praktikum.
4. Seluruh perlengkapan kuliah disimpan di tempat terpisah dari meja
praktikum.
5. Setiap praktikan harus mempelajari teori dasar praktikum untuk lebih
memahami praktikum yang akan dilakukan.
6. Periksa kelengkapan dan kebutuhan alat sebelum praktikum dimulai.
7. Apabila selama praktikum, praktikan memecahkan/merusakkan alat, maka
menjadi tanggung jawab praktikan. Praktikan harus mengganti dengan alat
yang sama pada minggu berikutnya.
8. Teknik pengerjaan dalam lab akan dijelaskan secara singkat oleh dosen
pembimbing praktikum.
9. Setelah selesai praktikum peralatan harus dicek kembali dan dikembalikan
kepada laboran laboratorium terpadu II.
10. Apabila praktikan berhalangan hadir karena sakit, segera memberi tahu
kepada Pembimbing praktikum disertai dengan surat keterangan dokter.
11. Bekerjalah dengan baik, tertib dan bersih serta ikuti aturan yang berlaku.

iii
UNIT I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP

A. Tujuan
Tujuan praktikum adalah mengamati pengaruh sensor pada ujung akar,
batang, dan bagian tanaman yang lain terhadap gerakan tanaman akibat adanya
gaya gravitasi bumi atau rangsangan yang lain.

B. Dasar Teori
Setiap organisme mampu menerima rangsang yang disebut Iritabilitas, dan
mampu pula menanggapi rangsang tersebut. Salah satu bentuk tanggapan yang
umum adalah berupa gerak. Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau
perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada
tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu :
1. Gerak Higroskopis yaitu gerak tumbuhan yang ditimbulkan oleh pengaruh
perubahan kadar air.
Misalnya:
- Gerak membukanya kotak spora.
- Pecahnya buah tanaman polong.
2. Gerak Esionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar
a. Tropi (Tropisme), yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh
arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme
negatif jika menjauhi. Bentuk tropisme antara lain :
- Fototropisme atau heliotropisme
- Geotropi
- Tigmotropi atau haptotropi rangsang berupa sentuhan
- Hidrotropi
b. Taksis yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang
dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis
positif dan negatif. Beberapa bentuk taksis :
- Fototaksis
- Kemotaksis.

4
c. Nasti yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah
rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor
akibat pemberian rangsang.
Beberapa bentuk nasti :
- Niktinasti = rangsang berupa gelap
- Seismonasti = rangsang sentuhan atau mekanik
- Nasti kompleks = rangsang tidak hanya satu
Contoh : gerak membuka dan menutupnya sel-sel penutup stomata
= rangsang berupa cahaya, suhu, air, dan zat kimia
3. Gerak Endonom yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena
belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang
menggerakkannya gerak autonom, misalnya aliran sitoplasma dalam sel.

C. Alat Dan Bahan


1. Biji kacang kedelai
2. Biji kacang tanah
3. Biji kacang merah
4. Tanaman putri malu (Mimosa pudica)
5. Kapas
6. Air
7. Gelas /wadah plastik
8. Kardus yang dilapisi warna hitam
9. Stopwatch
10. Pot
11. Tanah

D. Prosedur Kerja
1. Gerak Higroskopis
- Masukkan kapas yang telah dibasahi dengan air ke dalam gelas/wadah
plastik
- Masukkan biji kacang kedelai, dan kacang tanah masing-masing
sebanyak 5 biji kemudian letakkan gelas/wadah berisi biji kacang

5
tersebut pada perlakuan berbeda yaitu ada yang diletakkan di luar
ruangan, di dalam ruangan, dekat jendela dan di tempat gelap
- Amati perkembangan biji kacang-kacang tersebut setiap 2 hari sekali
- Mencatat hasil pengamatan.
2. Gerak Esionom
Langkah Seiomonasti dan Naktinasti
- Tanaman putri malu (Mimosa pudica) dalam pot 1 buah
- Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
- Stop watch 1 buah
- Alat-alat tulis dan penggaris
Langkah Geotropisme
- Pot berukuran kecil 1 buah
- Tanah yang subur secukupnya
- Biji kacang merah secukupnya
- Air secukupnya

E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nim/Kelas :
Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
6.
7.

6
1. Higroskopis

Bahan/ Pengamatan
Nama Perlakuan Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Keterangan
Latin Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7

2. Esionom
a. Seismonasti

No Jenis Sentuhan pada Reaksi pada Putri Keterangan


Putri malu malu

b. Niktinasti

Reaksi pada Putri malu


No Tanaman Putri malu pada Pot
Mula-Mula ½ jam

7
c. Geotropisme

Jenis Pengamatan Keterangan


Pot Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7

F. Pembahasan

8
9
10
11
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan manakah pertumbuhan yang
mudah melakukan gerak apakah ditempat gelap atau di tempat terang atau
bahkan di dekat jendela?
2. Berikan kesimpulan mengenai masing-masing percobaan anda!

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan

2. Saran

12
I. Tugas Pendahuluan
1. Bagaimana proses terjadinya gerak geotropisme?
2. Apa perbedaan Gerak Endonom dan Esionom serta berikan pembahasan dan
contohnya?
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman!

J. Daftar Pustaka

13
Makassar, 2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim.

14
UNIT II SISTEM PENCERNAAN

A. Tujuan
Tujuan praktikum adalah :
1. Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung Karbohidrat,
Lemak dan Protein
2. Menghitung kebutuhan energi tertentu dari sumber makanan pada
berbagai usia dan aktivitas

B. Dasar Teori
Suatu bahan makanan dapat mengandung satu atau lebih zat makanan.
Tetapi bahan makanan akan mengandung zat makanan tertentu saja dalam
jumlah yang banyak sehingga suatu bahan makanan merupakan sumber zat
makanan tertentu. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi suatu
pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam
bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks.
Adapun zat-zat makanan yang di ujikan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan, tanpa makanan
makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari. Setiap
makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda misalnya protein,
karbohidrat, dan lemak yang merupakan salah satu contoh gizi yang
didapatkan dari makanan (Fathoni, AR, 2016 : 10). Makanan yang kita makan
tidak dapat langsung diserap dan digunakan oleh tubuh akan tetapi harus
dicerna terlebih dahulu oleh organ-organ pencernaan (Mauludin, 2017 :117).
Dalam proses pencernaan manusia, makanan mengalami pengurangan ukuran
untuk membantu melepaskan nutrisi yang tertanam agar mudah masuk ke
aliran darah untuk akhirnya diserap oleh sel-sel tubuh (Kong, 2008 : 67).
Kebutuhan energi seseorang menurut WHO (1985) adalah konsumsi
energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi energi
seseorang bila ia mempunyai ukuran dan kompoisisi tubuh dengan tingkat
aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang
15
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial –
ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui kebutuhan energi
termasuk kebutuhan untuk pembentukan jaringan-jaringan baru yang sesuai
dengan kesehatan. Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk
1. Metabolisme basal
2. Aktivitas fisik
3. Efek makanan atau pegaruh khusus
Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk
metabolisme basal. Komponen-komponen yang perlu ditaksir untuk
menghitung kebutuhan energi manusia / hari:
1. Angka merabolisme basal (AMB)
2. Aktivitas fisik
3. Pengaruh Dinamik khusu /SDA (Dapat diabaikan)
Rumus untuk menghitung Angka Metabolisme Basal (AMB)

AMB Laki-laki : 66,5 + 13,7 BB + 5,0 TB – 6,8 U

AMB Wanita : 6,65 + 9,6 BB + 1,8 TB - 4,7 U

( BB= Berat Badan dalam Kg ; TB = Tinggi Badan dalam cm ; U=Umur)

Tabel 1.1 Rumus untuk menaksir nilai AMB dari BB


Kelompok Umur AMB (Kkal/ hari)
(tahun) Laki-laki Perempuan
0-3 60, 9 B – 54 61,0 B – 51
3-10 22,7 B+ 495 22,5 + 499
10-15 17,5 B + 651 12,2 B +746
18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30-60 11,6 B +879 8,7 B + 829
>60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Perhitungan AMB secara kasar untuk seseorang dengan kerangka


badan sedang, kebutuhan angka metabolisme basal untuk angka metabolisme
basal laki-laki dewasa diperkirakan sebesar 1 Kkal/ kg BB/Jam sedang wanita
dewasa sebesar 0,9 kkal / BB/ Jam.
16
AMB : 1 Kkal atau 0,9 kkal x BB (Kg) x 24

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap AMB


1. Ukuran Tubuh : tubuh yang besar mempunyai AMB lebih tinggi daripada
tubuh kecil
2. Komposisi Tubuh
3. Jenis Kelamin : AMB Perempuan lebih rendah 5 % dari laki-laki
4. Umur : AMB usia muda lebih tinggi daripaa Usia Tua
5. Tidur : pada saat tidur akan menurunkan AMB Sebesar 1 %

Kebutuhan Energi untuk Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di
luar metabolisme untuk bergerak sedangkan jantung dan paru-paru
memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi.

Tabel 1.2 Angka Kecukupan Energi Tiga Tingkat Aktivitas Fisik untuk
laki-laki dan Perempuan
Kelompok Aktivitas Jenis Kegiatan Faktor
Aktivitas
Ringan 75 % waktu digunakan untuk 1.56
- Laki-laki duduk atau berdiri. 25 % waktu 1.55
- Perempuan untuk berdiri atau bergerak
Sedang 25 % waktu digunakan untuk 1,76
- Laki-laki duduk atau berdiri 75 % waktu 1,70
- Perempuan digunakan untuk aktivitas
pekrjaan tertentu
Berat 40 % waktu digunakan untuk 2,10
- Laki-laki duduk atau berdiri 60 % waktu 2,00
- Perempuan digunakan untuk aktivitas tertentu

Tabel 1.3 Angka Kecukupan Energi untuk Bayi, Anak dan remaja

Umur (tahun) Faktor Aktivitas


Laki-laki Perempuan
0-3
3-10
17
10-12
13-15
16-18

Contoh cara menaksir kebutuhan energi

Dengan menggunakan tabel 1.1 dan 1.2 taksiran kebutuhan energi


dari seorang mahasiswa laki-laki , berumur dua puluh tahun dengan berat
badan 65 Kg dan aktivitas ringan adalah sebagai berikut :
(1)Kebutuhan Energi untuk AMB
(15,3 x 65 ) + 679 = 1674 Kkal
(2)Kebutuhan energi totol aktivitas fisik
1,56 x 1674 = 2611 Kkal
Jadi Taksiran Kebutuhan energi seharinya adalah 2611 Kkal

C. Alat dan Bahan


1. Masker
2. Alat tulis
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Pipa tetes
6. Cawan petri
7. Mortal
8. Spatula
9. Pembakar Bunsen
10. Penjepit tabung reaksi
11. Kertas buram
12. Korek api
13. Tisu
14. Roti
15. Tempe
16. Putih telur
17. Pisang
18
18. Kemiri
19. Margarin
20. Jus Jeruk

D. Prosedur Kerja
1. Uji Kandungan Makanan
a. Uji Karbohidrat (Amilum)
- Bahan makanan digerus secara terpisah (Roti, tempe, putih telur,
pisang, dan kemiri) lalu ditempatkan di cawan petri
- Hasil gerusan diambil secukupnya, lalu dimasukkan ke dalam plat
tetes dan masing-masing diberi label
- Penampilan awal di dokumentasikan
- Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes
lugol/kalium iodida
- Perubahan warna yang terjadi diamati, dicatat dan
didokumentasikan
b. Uji Lemak
- Semua bahan makanan yang ada dioleskan secara terpisah di atas
kertas buram yang telah disediakan
- Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai
kering
- Diamati dibawah cahaya
c. Uji Karbohidrat (Glukosa)
- Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan
kedalam tabung reaksi
- Masing-masing tabung reaksi diberi label
- Kemudian ditetesi 5 tetes Benedict dan dipanaskan diatas bunsen
- Selanjutnya diamkan selama beberapa menit
- Catat hasil pengamatan perubahan warna yang terjadi pada bahan
makanan di setiap tabung reaksi

d. Uji Protein
19
- Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan
kedalam tabung reaksi
- Masing-masing tabung reaksi diberi label
- Diteteskan dengan 3 tetes NaOH kemudian 3 tetes CuSO4
- Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat sebelum dan
sesudah ditetesi
2. Perhitungan AKB
a. Hitunglah sendiri masing-masing kalori yang dibutuhkan dengan
cara:
- Mengetahui umur
- Jenis Kelamin
- Aktivitas Fisik
b. Kemudian dengan melihat Tabel 1 dan 2 masukkan angka-angka
tersebut kedalam rumus
c. Setelah mengetahui Kebutuhn energi masing-masing praktikan , bisa
menentuan sumber bahan apa saja yang baik dikonsumsi yang
memiliki nilai gizi tinggi sehingga mencukupi Kebutuhan Energi
d. Mencatat semua hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan

E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nim/Kelas :
Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
6.
7.

1. Uji Kandungan Makanan

20
No Bahan Perubahan Warna Setelah di Tetesi
Makanan Benedict Lugol/Iodida Biuret Kertas Buram
(Glukosa) (Amilum)
1 Roti
2 Tempe
3 Putih Telur
4 Pisang
5 Kemiri
6 Margarin
7 Jus Jeruk

2. Pengamatan Nilai Gizi Makanan


Nama Umur Taksiran Keb. Energi Sumber Bahan
Makanan

F. Analisis Data

21
22
G. Pembahasan

23
24
25
26
H. Pertanyaan
1. Berikan penjelasan terjadinya perubahan warna pada uji kandungan
makanan, bedakan reaksi perubahan warna pada makanan sebelum dicerna
dan setelah dicerna !

2. Berikan kesimpulan berdasarkan hasil perhitngan kebutuhan energy


makanan yang anda makan!

27
I. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan

2. Saran

28
J. Tugas Pendahuluan
1. Bagaimana cara mengetahui bahwa system pencernaan kita tidak
terganggu!
2. Apa yang dimaksud Batu Empedu! Jelaskan pula fungsi dan penyakit apa
saja yang akan terjadi jika endapan batu empedu rusak!
3. Jelaskan mekanisme kerja hati dan pangkreas!

K. Daftar Pustaka

29
Makassar,
2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim.

UNIT III SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

A. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah :
a. Mengetahui komponen penyusun darah
b. Mengukur denyut nadi
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah denyut nadi

B. Dasar Teori
Sistem organ sirkulasi darah terdiri atas jantung, komponen darah dan
pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi tubuh
ke seluruh jaringan tubuh yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Sistem
peredaran darah memiliki tiga komponen dasar yaitu jantung, pembuluh
darah, dan darah.
Jantung merupakan organ muscular berbentuk seperti kerucut yang
sedikit lebih besar dari kepalan tangan, terletak miring lebih ke kiri dari
bidang tengah di dalam rongga dada. Jantung berfungsi sebagai pompa yang
memberi tekanan pada darah sehingga menghasilkan gradien tekanan yang
dibutuhkan untuk mengalirkan darah sampai ke jaringan. Salah satu faktor

30
terpenting yang mempengaruhi kerja jantung sebagai pompa darah adalah
curah jantung itu sendiri.
Isi sekuncup jantung dipengaruhi oleh preload, afterload, dan
kontraktilitas myocardium. Preload adalah derajat peregangan serabut
myocardium segera sebelum kontraksi. Peregangan serabut myocardium
bergantung pada volume darah yang meregangkan ventrikel pada akhir
diastolik. Aliran balik darah vena ke jantung menentukan volume akhir
diastolik ventrikel. Peningkatan aliran balik vena meningkatkan volume
akhir-diastolik ventrikel, yang kemudian memperkuat peregangan serabut
myocardium. Mekanisme Frank-Starling menyatakan bahwa dalam batas
fisiologis, apabila semakin besar peregangan serabut myocardium pada akhir-
diastolik, maka semakin besar kekuatan kontraksi pada saat diastolik.
Pembuluh darah adalah saluran tertutup yang berfungsi mengarahkan
dan menyebarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh yang kemudian
dikembalikan ke jantung. Darah adalah substansi didalam pembuluh darah
yang mengandung sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa
dalam cairan plasma. Darah berfungsi untuk mengangkut oksiden, sari-sari
makanan, hormon dan sisa metabolisme, menjaga kestabilan suhu tubuh serta
membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Darah terdiri dari plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit). Alat-alat peredaran darah
terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri dari 4 ruangan yaitu
serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri. Pembuluh darah terdiri
dari pembuluh arteri, pembuluh vena dan pembuluh kapiler. Pembuluh arteri
membawa darah keluar dari jantung, pembuluh vena membawa darah menuju
jantung dan pembuluh kapiler menghubungkan pembuluh arteri dan vena.
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup dan
ganda. Peredaran darah terdiri dari peredaran darah besar (sistemik) dan
peredaran darah kecil (pulmonalis).
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat
rusaknya pembuluh darah. Perdarahan dapat terjadi di dalam tubuh
(perdarahan internal), seperti ruptur organ ataupun pembuluh darah besar,
31
atau pun diluar tubuh (perdarahan external) seperti perdarahan melalui
vagina, mulut, rectum atau melalui luka operasi. Apabila perdarahan telah
mencapai 15% dari total estimasi jumlah darah tubuh, maka diperlukan
penggantian cairan untuk mengembalikan kehilangan darah yang keluar
akibat perdarahan. Kehilangan darah melebihi 15% dari total estimasi jumlah
darah dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya hipoperfusi jaringan dan
mengarah kepada keadaan syok. Perdarahan abnormal jika volume darah
>500 mL). Perdarahan dapat menyebabkan penurunan cardiac output. Ketika
penurunan cardiac output tidak ditangani dengan penambahan cairan maka
dapat menjadikan vasodilatasi pembuluh darah dan dapat menjadikan
hipotensi.

C. Alat Dan Bahan


1. Stopwatch
2. Alat Tulis
3. Tabung Reaksi
4. Pipet Tetes
5. Gelas Ukur
6. Minyak Goreng
7. Air
8. Pewarna Makanan
9. Oli

D. Prosedur Kerja
1. Komponen Penyusunan Darah
a. Sebanyak 5 mL minyak goreng, diukur dengan menggunakan gelas
ukur lalu tuang kedalam tabung reaksi
b. Sebanyak 5 mL oli , diukur dengan menggunakan gelas ukur lalu
tambahkan kedalam tabung reaksi
c. Sebanyak 5 mL air, diukur dengan menggunakan gelas ukur lalu
tambahkan kedalam tabung reaksi

32
d. Amati campuran larutan dalam tabung reaksi
e. Tutup ujung tabung reaksi dengan menyumbat bagian mulut tabung
f. Kocok beberapa saat hingga komponen tercampur
g. Diamkan tabung beberapa saat, lalu amati lapisan larutan yang terjadi!
2. Menghitung Denyut Nadi
a. Berbaringlah dengan santai, biarkan tangan dalam keadaan lemas.
b. Peganglah pergelangan tangan kananmu. Tempelkan jari telunjuk dan
jari tengah tepat pada pergelangan tangan tersebut.
c. Tekanlah sedikit sampai terasa denyutan nadi di pergelangan tangan.
d. Hitunglah frekwensi denyut nadimu selama 1 menit dan catat hasilnya.
e. Kemudian duduk, berdiri, atau berlari selama lebih kurang 5 menit,
lalu hitunglah denyut nadi selama 1 menit serta catat hasilnya.
f. Lakukan secara bergantian dengan teman-temanmu, lalu bandingkan
dengan hasil denyut nadimu.

E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nim/Kelas :
Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
6.
7.

1. Komponen Penyusunan Darah

No. Larutan Komponen Darah Keterangan


33
1
2
3
4

2. Frekwensi Denyut Nadi

Denyut Nadi Per Menit


No Nama Mahasiswa Setelah
Berbaring Duduk Berdiri
Beraktivitas
1
2
3
4
5
6
7

F. Pembahasan

34
35
36
37
38
G. Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan posisi larutan dalam tabung reaksi,
bandingkan dengan komposisi dan sifat dari setiap komponen darah !

2. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan jumlah denyut nadi dalam posisi


berbaring, duduk, berdiri dan berlari!

3. Jelaskan perbedaan denyut nadi di kelompokmu?

H. Kesimpulan dan Saran

39
1. Kesimpulan

2. Saran

I. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan mekanisme peredaran darah besar dan peredaran darah kecil!
2. Jelaskan masing-masing komposisi darah!
3. Jelaskan karakteristik pembuluh arteri dan vena!
4. Sebutkan organ-organ system peredaran darah!

J. Daftar Pustaka

40
Makassar, 2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim

41
UNIT IV SISTEM RESPIRASI PADA MAKHLUK HIDUP

A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengukur laju respirasi hewan
2. Mengukur laju respirasi tumbuhan
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi

B. Dasar Teori
Respirasi berfungsi untuk mensuplay oksigen kedalam tubuh dan
mengeluarkan karbondioksida sebagai hasil pernafasan tesebut. Laju respirasi
merupakan kecepatan konsumsi O2 hewan pada saat respirasi, karena pada saat
respirasi hewan mengambil O2 dari luar dan mengeluarkan CO2. Pada ruang
tertutup dengan KOH/NaOH yang cukup serta tekanan udara yang tertutup,
maka volume udara yang berkurang sama dengan jumlah oksigen yang
digunakan oleh makhluk hidup untuk bernafas. Kecepatan konsumsi O 2 ini
dipengaruh oleh faktor internal seperti berat badan, aktivitas ataupun faktor
eksternal seperti suhu lingkungan.
Laju respirasi jaringan secara langsung dipengaruhi oleh dua faktor
lingkungan yaitu konsentrasi oksigen dan suhu. Gas oksigen diserap dari
atmosfer, direduksi menjadi air oleh hydrogen yang dilepaskan dari substrat
respirasi. Jika laju difusi oksigen ke dalam sel terganggu, laju respirasi akan
menurun karena pelepasan hydrogen dari substrat tidak terjadi. Tumbuhan akan
mati lemas jika kekurangan oksigen. Akar menjadi mati jika tanah tergenang
atau tanpa aerasi, akibatnya perkembangan tumbuhan trganggu. Respirasi
merupakan serangkaian reaksi kimia, yang pada masing-masing tahapan reaksi
sangat peka terhadap suhu. Suhu mempengaruhi laju raksi kimia, baik kimia
organik maupun anorganik.

C. Alat Dan Bahan


1. Respirometr
42
2. Spatula
3. Neraca digital ohauss
4. Pipet tetes
5. Kapas
6. Serangga (Belalang/Jangkrik)
7. Kacang tanah ((Arachis hypogaea L.).
8. Jagung (Zea mays L. )
9. Kacang hijau (Vigna radiata L)
10. KOH/NaOH
11. Vaselin
12. Metilen Blue/ phenolptalein

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbanglah hewan/kecambah yang akan diamati, dan catat pada lembar
pengamatan
3. Lepaskan bagian tabung respirometer dengan bagian pipa kapiler berskala
pada alat respirometer
4. Ambil satu spatula KOH/NaOH dan bungkus dengan kapas, kemudian
masukkan kedalam tabung respirometer
5. Masukkan hewan/kecambah yang telah ditimbang kedalam tabung
respirometer hingga rapat
6. Sambungkan tabung respirometer dengan bagian pipa berskala. Agar tidak
terjadi kebocoran, lapisi bagian sambungan antara tabung respirometer
dengan pipa kapiler berskala dengan menggunakan vaselin
7. Teteskan metilen blue/tinta pada pipa kapiler berskala, usahakan tidak
terdapat gelembung dan tinta tidak melewati skala nol
8. Amati pergerakan tinta dan aktivitas hewan/kecambah pada tabung
9. Catat posisi tinta setiap menit selama 5 menit
10. Ulangi kegiatan yang sama untuk jenis hewan sama /kecambah dengan
berat yang berbeda-beda (minimal 3 hewan)
11. Catat hasil pengamatan kamu pada tabel hasil pengamatan
43
12. Laporkan hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan sesuai dengan
format laporan yang telah ditentukan.

Gambar 1. Rangkaian percobaan respirasi menggunakan respirometer

E. Hasil Pengamatan
a. Hasil pengamatan Laju respirasi hewan
Laju respirasi hewan (mL/menit)
Berat Aktivitas
Rata – rata laju
No. hewan hewan
1 2 3 4 respirasi hewan
(gram) (aktif/pasif)
(mL/menit)
1
2
3

b. Hasil pengamatan Laju respirasi Tumbuhan


Laju respirasi tumbuhan (mL/menit) Rata-rata laju
Berat Aktivitas
respirasi
No. tumbuhan tumbuhan 1 2 3 4 5 tumbuhan
(gram) (aktif/pasif)
(mLmenit)
1
2
3

F. Pembahasan

44
45
46
47
48
G. Pertanyaan
1. Mengapa daerah sambungan antara tabung dengan pipa kapiler berskala
pada respirometer harus dilapisi vaselin?
2. Apakah fungsi NaOH pada percobaan yang telah dilakukan?
3. Berdasarkan pengamatanmu kemanakah arah gerak metilen blue/tinta pada
skala? Apakah yang menyebabkan metilen blue/tinta dapat bergerak?
4. Apa kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan?

49
50
H. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan

2. Saran

I. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan mekanisme respirasi pada hewan dan tumbuhan!
2. Jelaskan perbedaan respirasi pada organisme dan respirasi seluler!
3. Apakah yang dimaksud dengan laju respirasi pada percobaan yang akan
dilakukan?
4. Faktor – faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap laju respirasi

J. Daftar Pustaka

51
Makassar, 2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim.

52
UNIT V SISTEM EKSKRESI MANUSIA

A. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah mengenal warna, bau dan volume
urine sebagai hasil ekskresi dari sisa metabolisme.

B. Dasar Teori
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik
berupa zat cair ataupun zat gas. Zat-zat sisa tersebut dapat berupa urine
(ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari dalam tubuh jika tidak dikeluarkan dari dalam tubuh akan
mengganggu proses yang ada di dalam tubuh bahkan meracuni tubuh (Waluyo,
2016).
Ekskret dari paru-paru adalah CO2  dan H2O yang dihasilkan dalam
proses pernapasan. Pada prinsipnya CO  diangkut dengan 2 cara yaitu melalui
plasma darah (15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- ( 30 %) melalui
proses berantaiyang disebut pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida
sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O dan
mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO
untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air
(Setiadi, 2007).
Hati (hepar) merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh
manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua
dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi
dua lobus, kanan dan kiri (Hall, 2009). Hepar berkembang dari bagian median
intestinum yang membentuk 1 atau 2 diverticula hepatica. Diverticula posterior
membentuk vessica fellea dan diverticula anterior meluas dan bercabang-
cabang membentuk hepar. Darah yang menuju hepar dari vicera melalui
systema portae hepatis, menembus sinusoid tersusun atas satu lapis sel pada
mamalia (Suntoro, 1990).

53
Hewan-hewan dari berbagai spesies menghasilkan zat buangan cair yang
disebut urin melalui langkah-langkah dasar yaitu pertama-tama, cairan tubuh
(darah, cairan selom atau hemolimfe) bersentuhan dengan membarn permeabel
selektif dari epitelium transpor. Pada sebagian besar kasus, tekanan hidrostatis
(tekanan darah pada banyak hewan) mendorong suatu proses filtrasi. Sel-sel,
seperti protein dan molekul besar lainnya tidak dapat melintasi membran epitel
dan tetap berada didalam cairan tubuh. Sebaliknya, air dan zat-zat terlarut yang
kecil seperti garam, gula, asam amino, dan zat-zat buangan bernitrogen ,
melintasi membran tersebut dan membentuk suatu cairan yang disebut filtrat
(Campbell et al., 2008).
Filtrat dikonversi menjadi cairan buangan melalui transpor spesifik
material kedalam atau keluar filtrat. Proses reabsorpsi memulihkan molekul-
molekul yang berguna dan air dari filtrat dan mengembalikannya ke cairan
tubuh. Zat terlarut yang berharga termasuk glukosa, garam-garam tertentu,
vitamin, hormon dan asam amino direabsopsi melalui transpor aktif. Zat
terlarut nonesensial dan zat buangan ditinggalkan didalam filtrat atau
ditambahkan ke cairan tersebut melaui sekresi selektif yang juga terjadi melalui
transpor aktif. Pemompaan berbagai zat terlarut itu menyesuaikan pergerkan
osmotik air kedalam atau keluar filtrat. Pada langkah terakhir ekskresi, filtrat
yang telah diproses akan dilepaskan dari tubuh  sebagai urin (Campbell et
al., 2008).
Organ ekskretoris utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Ren pada
vertebrata pada umumnya berjumlah sepasang. Ren dihubungkan dengan dunia
luar melalui suatu saluran yang umumnya juga berjumlah sepasang (Suntoro,
1990). Sistem urinari memiliki tiga fungsi, yaitu metabolisme, hormonal dan
ekskresi. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu sistem urinari bagian atas dan
bagian bawah. Sistem urinari bagian atas hanya terdiri dari ginjal sedangkan
sistem urinari bagian bawah disusun oleh ureter, vesica urinaria (gall bladder)
dan urethra (Ramdhany, 2014: 86).
Ginjal merupakan organ vital karena mempunyai fungsi multipel yang
tidak dapat digantikan oleh organ lain. Fungsinya antara lain: ekskresi produk
sisa metabolik dan bahan asing, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit,
54
pengaturan osmolalitas cairan tubuh dan kosentrasi elektrolit, pengaturan
tekanan arteri, pengaturan keseimbangan asam basa, sekresi-metabolisme-
ekskresi hormon, dan glukoneogenesis (Sloane, 2003).
Ginjal memiliki peranan penting pada sistem urinari karena memiliki dua
fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Ginjal juga memiliki peranan
penting dalam sistem sirkulasi darah. Ginjal turut berperan dalam proses
pembentukan sel darah merah dan menjaga tekanan darah (Ramdhany, 2014).
Struktur ginjal terdiri dari : kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan
rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang
berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi
dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh
Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus
(Sloane, 2003).
Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urin untuk tujuan skrining,
diagnosis evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, batu
ginjal, dan memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan
umum. Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit
berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas
warna sesuai dengan konsentrasi urin; urin encer hampir tidak berwarna, urin
pekat berwarna kuning tua atau sawo matang.
Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat
mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin
(hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-
obatan tertentu dapat mengubah warna urin. Beberapa keadaan yang
menyebabkan warna urin adalah :
- Merah: hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin. Penyebab
nonpatologik: banyak macam obat dan zat warna,
- Oranye: pigmen empedu. Penyebab nonpatologik: obat untuk infeksi
saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin.
- Kuning: urin yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab
nonpatologik: wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.
55
- Hijau: biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab
nonpatologik: preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.
- Biru: tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat: diuretik, nitrofuran.
- Coklat Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu.
Pengaruh obat: levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.
- Hitam atau hitam kecoklatan: melanin, asam homogentisat, indikans,
urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat: levodopa, cascara,
kompleks besi, fenol.
Urine baru, pada umumnya tidak berbau keras. Baunya disebut pesing,
disebabkan karena adanya asam-asam yang mudah menguap. Bau urine dapat
dipengaruhi oleh makanan/ minuman yanga dikonsumsi. Apabila urine
dibiarkan lama, maka akan timbul bau amonia, sebagai hasil pemecahan
ureum. Aceton memberikan bau manis dan adanya kuman akan memberikan
bau busuk pada urine.
Volume urine pada orang dewasa, normal produksi urine sekitar 1,5 L
dalam 24 jam. Jumlah ini bervariasi tergantung pada : luas permukaan tubuh,
konsumsi cairan, dan kelembaban udara/ penguapan.
Volume Urine Abnormal :
- Poliurea: volume urine menigkat, dijumpai pada keadaan seperti :
Diabetes, Nefritis kronik, beberapa penyakit syaraf, edema yang mulai
pulih.
- Oliguria: volume urine berkurang, dapat dijumpai pada keadaan seperti
penyakkit ginjal, dehidrasi, sirosis hati.
- Anuria: tidak ada produksi urine, dapat terjadi pada keadaan- keadaan
seperti circulatory collaps (sistolik < 70 mmHg), acute renal failure,
keracunan sublimat, dll.
Bila urine dikocok akan timbul buih, bila buih berwarna kuning, dapat
disebabkan oleh pigmen empedu (bilirubin), atau phenylazodiamino- pyridine.
Adanya buih juga dapat disebabkan karena adanya sejumlah besar protein
dalam urin (proteinuria). Urine baru dan normal pada umumnya jernih.
Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam

56
urin asam) atau fosfat (dalam urin basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh
bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.
Adanya kekeruhan pada urine umumnya disebabkan karena :
- Fosfat Amorf : warna putih, hilang bila diberi asam, terdapat pada urine
yang alkalis.
- Urat amorf : warna kuning coklat, hilang bila dipanaskan, terdapat pada
urine yang asam
- Darah : warna merah sampai coklat
- Pus : seperti susu, menjadi jernih setelah disaring
- Kuman : pada umumnya akan tetap keruh setelah disaring ataupun (Santhi,
2017).

C. Alat Dan Bahan


1. Sampel Urine
2. Bunsen
3. Korek Api
4. Kapas
5. Gelas Aqua
6. Tabung Reaksi
7. Air
8. Penjepit Tabung
9. Label
10. Penggaris

D. Prosedur Kerja
1. Masukkan kapas yang telah dibasahi dengan air ke dalam gelas aqua
2. Masukkan sampel urin A,urin B,dan urin C kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 mL
3. Amati warna dan ukur volume setiap sampel urine
4. Panaskan di atas api bunsen, sambil digoyang-goyangkan
5. Setelah timbul gelembung kecil pada urine, segera jauhkan dari api
Bunsen
57
6. Kenali bau dari setiap sampel urine
7. Catat hasil pengamatan

E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nim/Kelas :
Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.

1. Pengamatan Bau Urine Amonia

Sampel Warna Bau Volume Keterangan


A

F. Pembahasan

58
59
60
61
G. Pernyataan
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan uraikanlah yang memiliki
interpretasi warna urine berdasarkan warna sampel urine percobaan anda!

H. Kesimpulan dan Saran


62
1. Kesimpulan

2. Saran

I. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan system ekskresi?
2. Jelaskan bagian system ekskresi manusia!
3. Jelaskan faktor yang dapat mempengaruhi proses tebentuknya urin!

J. Daftar Pustaka

63
Makassar,
2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim.

64
UNIT VI ZAT ADIKTIF DAN ADITIF
UNIT VIII

A. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah mengetahui beberapa makanan atau
minuman yang dicurigai mengandung zat aditif.

B. Dasar Teori
Makanan pokok kita mengandung karbohidrat, protein, kalsium, zat
besi, vitamin dan yang lainnya. Namun, dalam pengolahannya banyak
ditambahkan bahan-bahan kimia lain yang secara sengaja ataupun tidak
disengaja ditambahkan. Bahan kimia tambahan pada makanan umumnya
dikenal sebagai zat aditif makanan. Zat aditif ini dapat menambah rasa, aroma,
dan warna yang dapat menarik selera para konsumen. Bahan tambahan
makanan digunakan agar makanan tampak lebih menarik dan tahan lama;
bahan tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma,
antioksidan, dan lain-lain. Sehingga bahan makanana tersebut tidak bernilai
gizi.
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang Undang, Peraturan Menteri
Kesehatan dan lain-lain. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan
bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi
konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar
aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.
Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan
adalah asam borat dan garamnya natrium tetraborat (boraks). Boraks berasal
dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung
unsur boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks bersifat mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol,
pH  9,5. Boraks berubah dalam air, menjadi natrium hidroksida dan asam
borat.
65
Boraks merupakan garam Natrium Na₂B4O7.10H₂O yang banyak
digunakan dalam berbagai industri non-pangan khususnya industri kertas,
gelas, bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik, pengontrol
kecoak dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran
boraks. Boraks merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia,
karena bisa menimbulkan efek racun, dan bila dikonsumsi menahun bisa
menyebabkan kanker. Tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan
formalin.
Formalin adalah Formaldehid atau Metanal HCHO yang merupakan
larutan yang tidak berwarna dan berbau menyengat, pada suhu kamar berupa
gas yang bisa larut dalam alkohol, aseton  maupun air. Dalam industri kimia
sangat penting sebagai desinfektan, fungisida, bakterisida, bahan dasar
pembuat resin dan pengawet mayat.
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling
sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang
dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta
garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat
adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.

C. Alat Dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
- Mortal
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Penjepit
- Pengaduk
- Plat tetes
- Gelas beker
- Pipet

66
- Kertas penyaring
- Bunsen
2. Bahan yang digunakan :
- Aquades
- Bakso
- Sosis
- Mie instant
- Ikan asin
- Tahu
- Saos
- Mie kering
- Teh kemasan (teh botol, teh sosro, the gelas)
- Krupuk
- Ekstrak kunyit
- Formalin
- Boraks
- Asam asetat glacial (CH3COOH)
- KMnO7
- FeCl3
- NH3
- NaOH

D. Prosedur Kerja
1. Tes Boraks
- Ambil sampel dari bahan makanan yang akan diuji.
- Letakkan masing-masing makanan tersebut pada dua tempat di plat tetes.
- Tambahkan 5 tetes ekstrak kunyit pada makanan yang pertama.
- Kemudian 5 tetes larutan boraks pada makanan yang kedua.
- Amati perubahan warna yang terjadi pada makanan.

67
- Jika pada makanan yang di tetesi larutan boraks mengalami perubahan
warna menjadi merah atau merah tua, maka makanan tersebut
mengandung boraks.
-
2. Tes Formalin dan Benzoat
a. Tes Formalin
- Rebus sampel dari bahan makanan yang akan diuji.
- Bagi rebusan air dari bahan makanan tersebut ke dalam 2 tabung
reaksi.
- Masukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam tabung reaksi
sebanyak 2 mL.
- Panaskan larutan yang pertama selama 1-2 menit sambil
menambahkan masing-masing 5 tetes asam asetat glacial (CH3COOH)
dan 5 tetes KMnO7.
- Pada larutan yang kedua tambahkan 5 tetes formalin.
- Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing larutan.
- Apabila terdapat endapan hitam pada larutan yang ditetesi formalin
maka makanan tersebut mengandung formalin.
b. Tes Benzoat
- Masukkan 5 ml minuman di tabung reaksi.
- Tambahkan masing-masing 5 tetes NaOH dan 5 tetes NH3 pada
minuman tersebut.
- Rebus larutan tersebut di atas labu busen dan memegangnya
menggunakan penjepit tabung reaksi.
- Saring larutan tersebut menggunakan kertas penyaring.
- Tambahkan 5 tetes FeCl3 pada larutan yang sudah disaring.
- Amati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.
- Jika terbentuk endapan salmon pada larutan tersebut maka minuman
tersebut mengandung benzoat.

E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
68
Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nim/Kelas :
Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
6.
7.

1. Tes Boraks

No Zat Makanan Hasil


1 Bakso
2 Sosis
3 Mie Instan
4 Tahu
5 Ikan Asin
6 Krupuk

2. Tes Formalin dan Benzoat


a. Formalin

No Zat Makanan Hasil


1 Bakso
2 Sosis
3 Mie Instan
4 Tahu

69
5 Saos
6 Mie Kering
7 Ikan Asin

b. Benzoat

No Zat Makanan Hasil


1 Teh Botol
2 Teh Sosro
3 Teh Gelas
4 Bakso
5 Ikan

F. Pembahasan

70
71
72
73
74
G. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan manakah makanan/minuman yang
mengandung boraks, formalin, benzoat! Jelaskan fungsi dan dampak
negatifnya terhadap kesehatan.
2. Jelaskan prinsip penggunaan boraks, formalin, benzoat dalam kandungan
makanan, mengapa bisa berbahaya!

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan

75
2. Saran

I. Tugas Pendahuluan
1. Tuliskan struktur kimia dari boraks, formalin dan benzoate pada
makanan/minuman?
2. Apa fungsi ekstrak kunyit pada percobaan zat adiktif?
3. Bagaimana indikator indeks positif dari boraks, formalin dan benzoate pada
makanan/minuman!
J. Daftar Pustaka

76
Makassar,
2022
Mengetahui
Asisten Pembimbing,

Nim.

77
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Mitchell and Reece.2008. Biologi Edisi Kelima jilid III. Jakarta:


Erlangga

Campbell, N.A., Mitchell and Reece. 2005. Biology, Concepts & Connections.
4th. Ed. California: The Benyamin Cummings Publishing. Jilid 1, 2 dan 3

Doewes, M. 2011. Kontribusi Sistem Respirasi terhadap VO2 Maks Studi


Korelasional Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga di Surakarta. J. Respir
Indo, Vol. 31 No. 1: 10-13.

Goenardi. 1994. Menuju Gizi Baik yang merata di Pedesaan dan DiKota
Yogyakarta.UGM Press.

Hall, E John. 2009. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Naradhyana. 2014. Alat Pemantau Sistem Pernapasan Menggunakan


Mikrokontroller dan E-Health PCB. Jurnal Eproc: 1-10.

Mulyadi. 2011. Analis Hasil Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) Pada Pasien
Gangguan Pernapasan di Pesisir Kota Banda Aceh. J. Respir Indo, Vol. 31
No. 2: 101-104. Husin, M. D. 2012. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Banda
Aceh: UIN Ar-Raniry.

Pearce, E.C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Ramdhany, dkk. 2014. Diagnosis Gangguan Sistem Urinari pada Anjing dan
Kucing Menggunakan VFI 5. Jurnal Ilmu Komputer dan Informasi. Vol 2
(2).

Sa’adah, S. 2018. Sistem Peredaran Darah Manusia. Bandung :UIN Sunan


Gunung Djati.

Sajogyo. 1994. Menuju Gizi baik yang merata di Pedesaan dan Dikota.
Yogyakarta. UGM Press.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.


78
Supriyadi, dkk. 2011. Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi
Hemodialisis. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6 (2): Halaman 107-112.

Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.


Jember : Universitas Jember.

79

Anda mungkin juga menyukai