MIKROBIOLOGI TERAPAN
OLEH:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
PETUNJUK KEAMANAN LABORATORIUM...............................................................1
BAB I PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP.......................................3
BAB II PENYIAPAN, PENGENALAN DAN PEMAKAIAN ALAT............................10
BAB III PENGENALAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME DENGAN
MIKROSKOP..................................................................................................................16
BAB IV BERBAGAI TEKNIK STERILISASI...............................................................21
BAB V MEDIUM DAN CARA PEMBUATAN MEDIUM...........................................25
BAB VI ENUMERASI MIKROORGANISME...............................................................32
BAB VII KULTIVASI DAN ISOLASI MIKROBA.......................................................50
BAB VIII PENGECATAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME.......................59
BAB IX PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI........................................................................................................................74
BAB X UJI DAYA KERJA ANTI MIKROBIAL............................................................78
BAB XI ISOLASI DAN KULTIVASI FUNGI: BUDIDAYA JAMUR..........................83
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................89
ii
PETUNJUK KEAMANAN LABORATORIUM
Laboratorium mikrobiologi dapat memberikan pengalaman menarik dan
menggairahkan, tetapi juga berpotensi terhadap bahaya. Tidak menyimpan dengan
benar bahan kimia, peralatan dan kultur mikroba yang ada akan berisiko bagi anda
dan yang lain. Ikuti petunjuk keamanan yang ditetapkan asisten.
A. TATA TERTIB
1. Jangan merokok, makan dan minum didalam ruangan laboratorium,
walaupun belum melakukan pekerjaan laboratorium. Sebaiknya tidak
membawa makanan dan minuman kedalam laboratorium.
2. Cucilah tangan anda sebelum dan sesudah kegiatan laboratorium, gunakan
sabun antiseptik dan air. Lakukan hal yang sama bila anda meninggalkan
laboratorium untuk pergi kekamar kecil.
3. Datanglah ke Labaratorium, kira-kira 10 menit sebelum praktikum
dimulai, mempersiapkan pekerjaan hari itu. Waktu laboratorium sangat
berharga. Disamping itu perhitungkan bahwa apa yang anda lakukan
adalah perlakuan yang dirancang untuk manghasilkan bahaya. Perlakuan
semua mikroorganisme yang anda tangani sebagai patogen.
4. Letakkan tas dan benda-benda lain milik anda yang tidak diperlukan pada
tempat yang telah disediakan.
5. Kenakan jas laboratorium dan masker selama anda bekerja. Jas
laboratorium dan masker tidak hanya melindungi diri anda dari
kontaminasi, tetapi juga akan melindungi anda dari zat warna atau zat
kimia lainnya.
6. Jangan memindahkan organisme atau bahan kimia apapun dari
laboratorium.
1
B. KEAMANAN LABORATORIUM
1. Gunakan antiseptik ( mis : betadin ) pada kulit anda yang terkena
tumpahan mikroorganisme.
2. Asisten akan memberitahu tempat mencuci peralatan dan mencuci tangan,
jangan sekali-kali membuang biakan ditempat cuci.
3. Gunakan pelindung mata apabila memanaskan bahan kimia.
4. Padamkan lampu bunsen bila tidak digunakan.
5. Sebaiknya rambut yang panjang dijepit dan kuku yang panjang dipotong.
Karena ini berpotensi sebagai sumber kontaminasi.
6. Jauhkan tangan anda dari mulut, hidung dan telinga selama anda bekerja
dilaboratorium.
2
BAB I
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsinya.
2. Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop untuk mengamati
objek/preparat
B. DASAR TEORI
3
memperbesar gambaran. Mikroskop binokuler mempunyai dua tempat untuk
melihat. Ada beberapa mikroskop cahaya yang berbeda, antara lain mikroskop
medan terang, mikroskop medan gelap, dan mikroskop fase kontras. Mikroskop
medan terang digunakan untuk memperbesar gambaran objek yang diuji, untuk
menentukan ukuran, bebtuk dan struktur sel mahluk hidup. Objek yang
mempunyai dimensi jauh lebih kecil dari batas pemisah yang umum tidak dapat
dilihat. Lensa objektif memperbesar gambaran objek biasanya 4-100 kali dan
lensa okuler umumnya memperbesar gambaran semu tidak lebih dari 10 - 15 kali.
4
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung,
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan
bila sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber
sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu.
Pada mikroskop model baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, karena sudah
ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah (kaki).
d. Revolver
Revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
e. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar.
f. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur
bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada
mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
g. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan
dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian
tengah meja terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop
tertentu,kedudukan meja tidak dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa
mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan.
h. Tabung (Tubus)
Tabung bagian atas tempat melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu
(15X, 10X, dan 15 X). Bagian bawah tabung terdapat alat yang disebut
revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif.
i. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir.
Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan
perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya,
misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai
5
apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan
daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
j. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan
mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4 - 25 kali.
k. Pengatur Kasar dan Halus (makrometer dan mikrometer)
Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur
kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop
dengan tabung lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan
tabung sekaligus lensa onbjektif. Pada mikroskop dengan tabung miring,
pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan meja preparat.
2. Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop
a. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
b. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam
keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi
mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop dengan
tabung miring
c. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat di
bawah mikroskop
d. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e. Bila ada bagian mikroskop yang kurang baik/hilang segera laporkan
kepada laboran.
f. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif dengan
perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah.
Langkah-langkah menggunakan Mikroskop dengan benar adalah:
a. Membawa mikroskop secara hati-hati dengan cara memegang lengan
6
mikroskop dengan satu tangan dan tangan lain digunakan untuk
menyangga dasar mikroskop. Kemudian rendahkan dan letakkan pada
meja yang datar.
b. Duduklah pada tempat yang nyaman. Bila menggunakan mikroskop
cahaya, maka carilah tempat yang cukup sinar.
c. Sebelum menempatkan slide preparat pada meja preparat, gunakan tombol
pengatur kasar (makrometer) untuk menurunkan meja preparat sampai
posisi paling bawah.
d. Perhatikan arah putaran. Aturlah cermin pada bagian bawah sampai ada
cahaya yang memantul, melewati diafragma sehingga terlihat dari lensa
okuler.
e. Perhatikan, titik fokus mata setiap orang berbeda-beda, sehingga setiap
orang harus mencari sendiri pencahayaan sesuai kondisi mata.
f. Letakkan slide preparat di atas meja preparat dengan baik. Pastikan slide
pada posisi yang telah disediakan (bagian berbentuk siku) dan tahan
dengan penjepit.
g. Pastikan bahwa perbesaran lensa objektif adalah perbesaran paling rendah
(biasanya 10 kali). Jika belum, maka putar knob lensa objektif itu untuk
mendapatkan perbesaran paling rendah.
h. Mulailah melakukan pengamatan dengan mengatur fokus amatan, yaitu
dengan memutar tombol pengatur kasar (makrometer) sampai mendapat
bayangan benda yang jelas sesuai mata.
i. Perhatian, biasakan membuka kedua mata saat mengamati, agar tidak
terjadi kerusakan/gangguan pada mata.
j. Geserlah siku penahan preparat untuk mengamati berbagai sisi preparat.
k. Pastikan bahwa kita mendapatkan bayangan dari bagian preparat yang
akan kita amati.
l. Untuk perbesaran yang lebih, putar kembali knob lensa objektif sampai
perbesaran lensa berikutnya (biasanya 40 kali). Untuk perbesaran
berikutnya, biasanya arah putar knob adalah berlawanan arah jarum jam.
m. Lakukan kembali pengamatan seperti pada tahap 7. Tetapi perhatikan,
7
panjang tabung lensa objektif lebih panjang dari sebelumnya dan hampir
berimpit dengan preparat. Agar saat mencari fokus bayangan lensa tidak
menekan preparat, maka gunakan tombol pemutar halus (mikrometer).
Jika lensa menekan preparat, maka slide bisa pecah.
n. Jika telah mendapat bayangan gambar yang paling jelas, gambarlah
bayangan tersebut.
o. Jika telah selesai dan akan mengakhiri pengamatan, turunkan meja
preparat dengan memutar tombol pengatur kasar sampai posisi paling
bawah. Ingat dan perhatikan arah putaran, jangan sampai justru memutar
ke arah atas. Setelah itu putar knob lensa objektif sampai lensa perbesaran
paling rendah, lalu ambil slide preparat.
p. Simpan kembali mikroskop pada tempatnya.
3. Pemeliharaan Mikroskop
a. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari
uap asam-basa.
b. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang
dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis sehingga lingkungan
mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam almari yang diberi
lampu
c. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk
membersihkan debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa
kamera, serta alat semprot atau kuas lembut.
d. Bersihkan kotoran, bekas jari, minyak dan lain-lain pada lensa dengan
menggunakan kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit
alkoholeter atau isopropyl alkohol. Jangan sekali-kali membersihkan lensa
dengan saputangan atau kain
e. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan sedikit
deterjen.
f. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene).
Hati-hati xilol dapat merusak bahan plastik.
8
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat :
a. Mikroskop
b. Kaca objek (Object glass)
c. Kaca tutup (cover glass)
d. Pinset
e. Kertas lensa
f. Lap kain/tissue
g. Kamera HP
2. Bahan :
- Biakan bakteri
- Biakan fungi
- Preparat awetan protozoa dan algae
3. Cara Kerja
D. HASIL PENGAMATAN
Preparat Baru Preparat Awetan
Mikroorganisme
Gambar Perbesaran Gambar Perbesaran
Bakteri
Khamir
9
Kapang
Protozoa
BAB II
PENYIAPAN, PENGENALAN DAN PEMAKAIAN ALAT
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa alat yang digunakan di
Laboratorium Mikrobiologi beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan cara penggunaan peralatan
mikrobiologi
B. DASAR TEORI
Dalam melaksanakan pekerjaan mikrobiologi diperlukan berbagai jenis
alat tergantung dari kebutuhan. Sebelum penggunaan alat-alat tersebut
diperhatikan lebih dahulu kondisi alat tersebut dan lain-lain.
Penggunaan alat dalam praktikum mikrobiologi umum dibagi atas :
Penggunaan alat-alat gelas
Penggunaan autoklaf (autoklave)
Penggunaan oven
Penggunaan alat lain ( enkas, spektrofotometer, Shaker )
1. Penggunaan Alat-Alat Gelas
Sebelumnya dibedakan cara membersihkan alat-alat gelas yang masih baru
(baru akan dipakai untuk pertama kali) dan alat yang sudah digunakan.
a. Alat-Alat gelas yang masih baru
1.) Godok alat-alat gelas ( tabung reaksi, petridist, dan labu) yang masih baru
dalam larutan Na3PO4(Trinatrium Pospat) 1% sampai mendidih beberapa
saat kemudian.
2.) Kemudian cuci dengan air, hingga bersih dan rendam dalam larutan HCl
1,0% selama 24 jam untuk melarutkan lapisan pospat pada gelas.
3.) Cuci kembali dengan air, bilas sebersih-bersihnya dengan aquadest.
4.) Keringkan dalam hot air stirilizer (oven) atau langsung dengan sinar
matahari.
10
b. Alat-alat gelas yang sudah dipakai
1.) Sterilkan semua alat gelas yang telah dipakai dalam Otoklaf pada, tekanan
15 Ibs (2atm, temperatur121°C) selama 20 menit untuk menghindarkan
mikroba patogen.
2.) Setelah proses sterilisasi buang isinya kemudian rendamlah dalam larutan
NaPO4 1% didihkan selama beberapa menit.
3.) Setelah dingin atau hangat-hangat kaku, alat-alat gelas itu disikat sampai
bersih dandicuci (dibilas) dengan air.
4.) Kemudian rendam da lam Iarutan HC1 1,0%
5.) Keringkan dalam hot air sterilizer atau dengan sinar .mataha.ri
Untuk membersihkan alat-alat gelas yang berisi agar-agar (sisa medium agar)
adalah sebagai berikut :
1.) Buanglah dahulu agar-agar yang terdapat dalam gelas atau tabung
kedalam tempat yang telah disediakan. Jika agar-agar masih panas (baru
keluar dari otoklaf) jangan dibuang dalam bak pembuang air, sebab setelah
dingin akan menyumbat saluran pembuangan.
2.) Cara membersihkan selanjutnya seperti tersebut. dalam sub b2 dan
seterusnya.
c. Pipet yang masih baru
1.) Godog pipet yang masih baru dalam Iarutan Na3PO41,0 % selama
1menit.
2.) Cuci dengan air hingga bersih, kemudian keringkan.
3.) Rendam kembali dalam larutan HCl 1,0% untuk melarutkan lapisan
fosfat pada gelasnya (selama 24 jam) .
4.) Cuci dengan air hangat hingga bersih kemudian dibilas dengan aquadest
5.) Keringkan dalam hot air steriliser atau dengan sinar matahari.
d. Pipet yang sudah dipakai
11
1.) Pipet yang sudah dipakai, untuk mengambil mikroba harus didesinfeksi
dengan larutan fenol 5% atau desinfektan lain selama waktu tertentu.
2.) Keringkan seperlunya (tidak perlu dengan hot air sterizer)
3.) Godok dalam larutan Na3PO4 1% selama 10 menit.
4.) Cuci dengan air dan keringkan.
5.) Rendam dalam larutan HC1 I% untuk melarutkan fosfat pada gelas
selama 24 jam. Asam khloridanya harus betul—betul masuk kedalam
pipet.
6.) Cuci dengan air sampai bersih, kemudian dibilas dengan aquadest.
7.) Keringkan dalam hot air sterilizer atau dengan sinar matahari.
e. Gelas benda yang masih baru
1.) Rendamlah gelas benda (object glass) yang masih baru dalam larutan
alkohol dengan asam (Mengandung HCL 3%) selama beberapa jam
2.) Cucilah dengan air kemudian aquadest.
3.) Keringkan dengan menggosokkan dengant kain yang halus. waktu
menggosak Jangan sampai terjadi pengotoran lemak dari tangan ( jari )
karena itu peganglah pada tepinya saja.
4.) Simpan gelas benda itu dalam tempat tertutup yang bersih atau didalam
petridish
5.) Sebelum dipakai, gelas benda harus dipanggang diatas api lampu
spiritus atau lampu bunsen beberapa saat agar sisa-sisa lemak yang
mungkin, masih ada terbakar. Setelah dingin baru dapat dipakai.
f. Gelas penutup yang masih baru
1.) Masukkan gelas penutup (cover glass) yang baru satu persatu kedalam
larutan alkohol seperti dalam sub e.1 selama beberapa jam.
2.) Buanglah larutan alkohol asamnya, kemudian cuci gelas penutup satu per
satu dengan airkemudian dibilasdengan aquadest.
3.) Keringkan seperti tersebut sub e.3.
4.) Simpanlah di dalam tempat gelas yang tertutup atau didalam petridist
g. Gelas benda dan gelas penutup yang telah dipakai
12
1.) Direndam dalam wadah yang terisi alkohal 7O% yang telah berisi yang
telah dialasi dengan kapas/kasa steril. Alat-alat gelas yang sudah dicuci
2.) kemudian dikeringkan pada waktu akan disterilkan untuk alat seperti
tabung reaksi, kapas demikian pula elenmeyer.
13
Gambar 1. Autoklaf dan bagian bagiannya
14
4. Shaker : Alat ini digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroba.
5. Timbangan : alat untuk menimbang larutan atau bahan yang akan dipakai
C. CARA KERIA :
1. Penggunaan alat-alat gelas
Siapkan alat gelas baru dan sudah terpakai Lakukan cara pencucian
seperti yang telah dijelaskan. Setelah itu sumbat kapas ( untuk pipet,
erlenmeyer atau tabung reaksi), sebelum dilakukan sterilisasi (sebelumya diisi
dengan medium).
2. Penggunaan Autoklaf
Perhatikan dengan baik otoklaf, amati prinsip kerja alat ini dan catat data ten
tang otoklaf yang anda gunakan.
3. Penggunaan Oven
Perhatikan prinsip kerja alat ini dan catat data tentang oven ini.
4. Penggunaan alat lain
Lihat masing-masing fungsi dari alat.
D. HASIL PENGAMATAN:
1. Catat dan gambar semua peralatan mikrobiologi yang ada di Laboratorium
2. Tuliskan spesifikasi, prinsip kerja alat dan cara penggunaannya
15
BAB III
PENGENALAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME
DENGAN MIKROSKOP
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan:
1. Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
2. Dapat mengenal beberapa contoh mikroorganisme
3. Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan
baik dan benar
4. Dapat memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah
selesai digunakan.
B. DASAR TEORI
Mikrobiologi adalah bidang ilmu yang mencakup berbagai kelompok
kehidupan mikroorganisme atau jasad renik (mikroba) yang tidak kasat mata
telanjang. Termasuk didalamnya bakteri, cendawan, mikroalga, protozoa, dan
virus. Mikroskop sangat erat kaitannya dalam pekerjaan secara mikrobiologi,
mengingat mikroba yang digunakan mempunyai ukuran yang sangat kecil.
Mikroskop dibedakan atas 2 yaitu
a) Mikroskop cahaya
b) Mikroskop elektron
Dalam praktikum ini digunakan mikroskop cahaya medan terang ( bright
field). Mikroskop medan terang ini adalah suatu bentuk mikroskop dengan medan
yang mengelilingi spesimen kelihatan terang ( berwarna cerah), sedangkan
spesimennya memperlihatkan warna gelap. Hal ini disebabkan karena cahaya dari
sumber lewat melalui sistem-sistem lensa keatas tanpa mengalami perubahan
sehingga terbentuk medan terang
Mikroskop pada dasarnya terbagi atas 2 bagian yaitu bagian mekanik dan
bagian optik„ Bagian mekanik terdiri dari Statif, kubus, revolver, meja objek,
sekrup penggerak, dan objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa objektif,
dan kondensor.
16
Lensa objektif pada mikroskop dibagi atas tiga yaitu :
1. Lensa 16 mm, berkekuatan l0x.
2. Lensa 4 mm, berkekuatan 40x
3. Lensa 1,8 mm, berkekuatan 100x (bantuan minyak imersi untuk menghindari
hilangnya cahaya)
Angka 16, 4, 1,8 adalah jarak fokus setiap lensa terhadap titik fokus setiap
lensa objektif. Angka 10. 40, 100 adalah daya pembesaran. Jarak fokus adalah jarak
dari titik pusat lensa terhadap titik fokus. Makin pendek jarak lensa objektif,
makin pendek pula jarak antara lensa dan preparat. Perbesaran total diperoleh
dengan mengalikan pembesaran objektif dengan petnbesaran okuler (40 X1 0 =
400).
Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop majemuk adalah hasil kerja
dua sistem lensa. Lensa objektif dekat dengan mata.. Sistem lensa objektif
memberikan pembesaran mula-mula dan (menghasilkan bayangan nyata yartg kemudian
diproyeksikan ke atas lensa okluler. Bayangan nyata tadi, pada gilirannya,
diperbesar oleh okuler untuk menghasllan bayangan maya yang kita lihat, selain
perbesaran diperhatikan pula daya pisah yaitu kemampun suatu objektif untuk
memisahkan dua buah titik yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu objek.
Jadi makin besar kemampuan suatu objektif makin kecil Jarak dua buah titik yang
berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskap itu.
Umumnya mikroskop sudah dilengkapi dengan lensa-lensa objektif
dengan kekuatan yang berbeda-beda dari mikroskop yang sama secara
bergantian diletakkan pada Posisi kerja, benda yang diamati tetap terfokus. Lensa-
lensa semacm Itu disebut "parfokal": yaitu objek yang diamati tetap terfokus tanpa anda
perlu menggerakkan tombol- tombol pengatur.
Kondensor adalah sistem lensa pengumpul cahaya yang memusatkan
cahaya yang tersedia pada preparat. Hal yang penting diperhatikan sebelum
menggunakan mikroskop:
a. Mikroskop yang akan digunakan diperiksa dahulu dan catat nomor rnikroskop
yang digunakan
17
b. Membawa mikroskop harus dalam posisi tegak dengan dua tangan untuk
diletakkan diatas meja.
c. Bersihkan mikroskop dengan lap halus, demiklan pula dengan lensa-lensanya.
d. Semua bagian mikroskop yang dilakukan penyetelan harus dengan hati-hati (misalnya
untuk memutar bagian kondensor)
e. Mulai dengan pembesaran kecil secara bertahap pindah ke perbesaran yang
lebih besar. Fokuskan preparat sebelum pindah ke perbesaran yang lebih
besar.
f. Pembesaran l00x harus di bantu dengan minyak imersi
g. Setelah digunakan semua bagian mikroskop dikembalikan pada posisi semula.
C. KEGIATAN PRATIKUM
a.) Alat dan Bahan
1. Alat-alat
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca obyek dan kaca penutup
c. Pipet
d. Botol semprot
e. Jarum inokulasi
f. Lampu spiritus
g. Pinset
2. Bahan-bahan :
a. Roti dan tempe yang telah ditumbuhi jamur
b. Lactophenol cotton blue
c. Alkohol
d. Safranin
e. Kultur mikroba
b.) Cara Pemakaian Mikroskop
a. Letakkan mikroskop diatas meja (kira-kira seluas 4 jari dari tepi meja )
b. Nyalakan sumber cahaya pada mikroskop
c. Ambil preparat yang telah disediakan dan letakkan diatas meja preparat
18
d. Bukalah penuh diaf ragma iris dan naikkan kondensor sampai sama tinggi
dengan meja.
e. Aturlah lensa objektif berkekuatan rendah (10x) setelah objektif diletakkan
pada posisi kerja dan dengan tombol pengatur kasar, rendahkan lensa
tersebut atau menaikkan pengatur sampai lensa obyektif terletak 5-6 mm
dari preparat yang diamati
f. Atur letak lensa okuler dan putarlah pengatur sumber cahaya dengan memutar
filter kerapatan netral sehingga "frosted lense" terpasang pada tempatnya.
g. Fokuskan preparat di bawah kedua lensa supaya sel pada preparat terlihat
(putar tombol pengatur kasar). Lensa objektif tidak boleh menyentuh
permukaan kaca objek atau penutup untuk menghindari pecahnya kaca atau
tergoresnya lensa penutup.
h. Gerakkan pengatur pentas mekanis sampai preparat Anda terletak di tengah-
tengah. melalui pengalaman, Anda akan tahu bahwa akan membantu sekali
bila Anda menggerakkan pentas mekanis secara bersamaan dengan menyetel
jarak vertikal, karena kilasan bayangan yang melintasi medan akan
menujukkan bahwa lensa objektif ada dekat titik fokal. Pertajam fokus
dengan tombol pengatur halus. Mantapkan letak kepala Anda di atas
mikroskop sehingga Anda ada pada suatu ketinggian yang dapat menerima
jumlah berkas cahaya terbanyak dari okuler. Ini adalah titik tepat diatas okuler,
disebut titik-mata, yaitu tempat melintas berkas-berkas cahaya dalam batas terkecil
i. Setelah preparat terfokus dengan baik, pindahkan ke lensa pembesaran 40X.
Prinsip kerja sama dengan di atas hanya perlu diperhatikan bahwa
perbesaran 40X jarak kerja antara kaca objek dan lensa objektif sangat kecil,
jadi dalam memfokuskan tombol pengatur kasar diputar menjauhi preparat.
j. Pindahkan lagi ke lensa objek yang lebih besar yaitu perbesaran 100X Lensa ini
harus dibantu dengan minyak imersi. Ujung lensa ini sangat kecil dan hanya
sedikit cahaya yang dapat masuk, sebab itu diafragma iris kondensor harus
digunakan dalam kondisi terbuka penuh dan penghematan cahaya dilakukan
dengan bantuan minyak imersi. Prinsip kerja sama dengan di atas, gelas
19
preparat ditetesi minyak imersi pada, bagian yang diamati sebelum itu tubus
dinaikkan terlebih dahulu.
k. Atur tubus dengan tombol pengatur fokus halus sehingga diperoleh bayangan
yang jelas. Lensa obyektif dibersihkan dengan kapas yang dibasahi xylol
setelah pemakaian minyak imersi.
l. Foto preparat yang terlihat dan catat perbesaran yang digunakan
D. HASIL PENGAMATAN :
1. Buatlah hasil pengamatan dari setiap kelompok mikroorganisme
(Bakteri, khamir, kapang, jamur, dan protozoa) yang anda temukan
2. Berikan keterangan setiap bagian dari tubuh mikroorganisme tersebut
pada gambar ddisertai fungsinya
3. Jelaskan peranan dari setiap mikroorganisme tersebut!
4. Buat kesimpulan sesuai tujuan penelitian
20
BAB IV
BERBAGAI TEKNIK STERILISASI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam Teknik sterilisasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip sterilisasi alat dan bahan dengan
berbagai jenis metode sterilisasi
B. DASAR TEORI
Suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk
kehidupan terutama mikroba. Sterilisasi perlu dilakukan agar dalam praktikum
hanya biakan murni saja yang ada tanpa kantaminasi mikroba lain. Biakan murni
adalah biakan yang hanya terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan
akan satu sel mikroba.
Dengan memijarkan pada api lampu spirtus (usahakan pada api bagian
tengah yang berwarna kebiruan). Dipakai untuk alat jarum inokulasi, ose atau alat
lain yang terbuat dari platina atau nikhrom.
Sterilisasi dengan udara panas menggunakan alat yaitu oven (Hot Air
sterilizer). Sterilisasi untuk alat-alat gelas cawan petri dibungkus dengan kertas
21
(usahakan kerta tipis karena mempengaruhi waktu sterilisasi). Pipet yang akan
disterilkan pada ujung yang akan diisap disumbat kapas, selanjutnya pipet
dibungkus kertas. Volume pipet ditulis pada kertas pembungkus.
2. Pasteurisasi
Cara ini biasa digunakan untuk larutan-larutan yang mudah rusak apabila
terkena panas yang terlalu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi dilakukan dengan
cara memanaskan bahan pada suhu 63°C selama 30 menit dan selanjutnya cepat-
22
cepat didinginkan atau dipanaskan pada 71,6-80°C selama 15-30 detik kemudian
didinginkan.
3. Tyndalisasi
Sterilisasi ini dilakukan pada suhu 100°C dan harus diulangi 3 kali
berturut-turut dengan selang waktu satu hari. Cara Ini juga disebut sebagai
sterilisasi discontinu atau sterilisasi bertahap. Dandang dapat digunakan sebagai
pengganti otok1af.
4. Penyaringan
Cara ini diperlukan jika bahan yang akan disterilkan berupa larutan yang
bersifat termolabil, yang akan rusak atau terurai pada suhu tinggi, contoh:
antibiotik, asam amino, vitamin, senyawa gula, dan lain-lain. Untuk sterilisasi
larutan-larutan tersebut dilakukan penyaringan dengan nnenggunakan filter yang
mempunyai pori-pori sangat halus, Pompa vakum digunakan untuk menyedot
sehingga larutan akan melewati filter dengan lancar.
5. Sterilisasi dengan disinfektan
Desinfektan adalah suatu bahan kimia, biasanya berbentuk larutan, yang
mempunyai sifat mampu membunuh sel vegetatif mikroorganisme, tetapi tidak
membunuh endospora. Contoh disinfektan misalnya, H 2O2, O3, HgCl, formalin
4%. Penggunaan desinfektan Semuanya digunakan pada permukaan meja kerja.
C. PROSEDUR KERJA :
23
D. HASIL PRAKTIKUM
24
BAB V
MEDIUM DAN CARA PEMBUATAN MEDIUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari cara pembuatan medium untuk pertumbuhan
mikroorganisme
2. Mengetahui jenis-jenis medium untuk pertumbuhan mikroorganisme.
B. DASAR TEORI
Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai
untuk menumbuhkan Mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium
dapat digunakan pula untuk Isolasi, memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi
dan perhitungan jumlah mikroba.
KLASIFIKASI MEDIUM
Medium dapat dlklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia,
konsistensi dan fungsinya.
1. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya.
a. Medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan
anorganik.
b. Medium organik, yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
c. Medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui
dengan pasti medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan mikroba.
d. Medium non sintetik, yaitu medium yang susunan kimianya tidak dapat
ditentukan dengan pasti medium ini banyak digunakan untuk menumbuhkan
dan mempelajari taksonomi mikroba
2. Klasifikasi medium berdasar konsistensinya
a. Medium cair (liquid medium), yaitu medium yang berbentuk cair.
b. Medium padat (solid medium), yaitu medium yang berbentuk padat.
Medium ini dapat berupa medium organik (alamiah) misalnya. medium
25
wortel, medium kentang dan lain-lain, atau medium ini dapat dibuat tegak
atau miring (misalnya medium-agar tegak, medium agar miring).
3. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
a. Medium diperkaya (enriched medium), yaitu medium yang ditambah zat-zat;
tertentu (ralsainya serum, darah, ekstrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain),
sehingga. dapat digunakan untuk mermmbuhkanmikroba heterotrop tertentu.
b. Medium selektif (selective medium), yaitu medium yang ditarobah zat kimia
tertentu yang bersifat 5(efektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba
lain,biasanya medium yang mengandung crystal violet pada kadar tertentu
dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
pertumbuhan bakteri gram negatif.
c. Medium difrensiasi (differesential medium), yaitu medium yang ditambah zat
kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan
atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat membedakan tipe-
tipenya misalnya medium darah agar dapat dipakai untuk mecnbedakan
bakteri hemolitik dan non- hemolitik
d. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam-asam amino,
antibiotik, dan lain lain
e. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri , Aktinomicetes dan lain-lain.
f. Medium khusus, yaitu medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuannya untuk mengailakan perubahan-perubahan kiroiai
tertentu. Medium dibedakan juga atas medium alamiah, semi alamiah.
Medium alamiah terdiri bahan alam, sedangkan medium semi alamiah
merupakan paduan antara bahan alamiah dengan senyawa kimia (contoh:
PDA).
26
Untuk membuat medium yang tersusun atas beberapa bahan adalah
sebagai berikut:
1. Mencampur bahan-bahan, garam-garam dan bahan-bahan lain dilarutkan
dalam aquadest kemudian dipanaskan dalam penagas air supaya homogen.
2. Menyaring medium beberapa jenis medium kadang-kadang perlu disaring,
sebagai penyaring dapat digunakan kertas filter, kapas atau kain. Untuk
medium agar atau gelatin penyaringan harus dilakukan sewaktu medium masih
panas.
3. Menentukan dan mengatur pH, penentuan pH suatu medium cair dapat
dilakukan secara kalorimetri menggunakan kertas indikator universal dan
komparator blak atau potensiometri menggunakan pH meter.
4. Sterilisasi medium ke dalam tempat tertentu, sebelum disterilkan medium
dimasukkan ke dalam tabung steril atau tempat-tempat lain yang steril
kemudian ditutup kapas dan bagian kapasnya dibungkus kertas sampul (kertas
perkamen) supaya jangan basah sewaktu disterilkan. Medium dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak h ml untuk medium agar miring, 10 ml untuk 2
medium agar tsnjak, atau volume untuk erlenmeyer. Pada tabung atau
erlenmyer disumbat. dengan kapas kuat tapi mudah dibuka dengan jari
kelingking.
5. Sterilisasi medium, cara sterilisasinya tergantung pada medium. Dalam
medium pertumbuhan mikroba perlu memperhatikan nutrien utama yang
dibutuhkan mikroorganisme tersebut. Sama halnya makhluk hidup lain
memerlukan air, karbon, sumber energi, mineral, dan faktor tumbuh.
Sumber air :
Digunakan aquadest, bukan air sadah kran mengandung kadar Ca dan Mg
yang tinggi.
Sumber Karbon
Berdasarkan pada sumber karbon yang digunakan, organisme dibagi
menjadi dua kelompok, Organisme yang cepat mensintesis semua komponen
selnya dari karbon dioksida disebut Autototrof, Sedangkan organisme yang
memerlukan satu atau lebih senyawa organik sumber karbonnya disebut
27
heterotrof. Namum disamping sumber karbon organik heterotrof juga
memerlukan karbon dioksida, Macam karbon organik yang diperlukan satu
macam senyawa sederhana seperti asam asetat, ada pula yang memerlukan
sepuluh macam atau lebihb senyawa organik dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks.
Autototrof dan heterotrof dikelompokkan lebih jauh pada sumber energi
Autotrof yang dapat memanfaatkan energi cahaya matahari dengan bantuan
pigmen fotosintetik disebut Fotoautrof (autotrof fotosintetik), sedangkan yang
memperoleh energi dari oksida, senyawa-senyawa anorganik sederhana
(seperti nitrit, nitrat, atau sulfida) disebut Kemoautofof (autotrof kemosintetik)
yaitu memerlukan sumber energi organik seperti glukosa atau asam-asam
amino, agar kedua tipe kemosintetik tersebut di atas, jumlah komponen
penghasil energi dalam medium biasanya sekitar O,5. Hanya sedikit saja
bakteri yang tergolong kedalam kelompok fotoheterotrof (heterotrof
fotosintetik). Organisme dari kelompok ini mempunyai pigmen fotosintetik
sehingga dapat menianfaatkan energi cahaya matahari namum memerlukan
number organik seperti alkohol.
Sumber nitrogen
Bagi organisme autotrof ialah senyawa anorganik dapat juga berupa
senyawa organik, sedangkan bagi heterotrof dapat berupa asans amino atau
senyawa-senyawa protein intermediat seperti peptida, proteosa, dan pepton.
misalnya, pada kaldu nutrien (Nurtrien Broth) yang banyak diperlukan untuk
menurabuhkan hetertrof, nitrogen diperoleh dari ekstrak daging dan pep ton .
Sumber energi
Sumber energi lain misalnya, beberapa unsur logam seperti natrium,
kalium, kalsium, magnesium, mangan, seng, tembaga, fosfor, dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal. Demikian, pula bakteri jumlah yang diperlukan
amat sedikit.
Faktor tumbuh
28
Faktor tumbuh ialah komponen selular esensial yang tidak dapat
disentesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon dan
nitrogennya. Komponen sel yang dimaksud dapat berupa asam-asam amino
atau vitamin. Bagi banyak heterotrof, kebutuhan akan faktor tumbuh sudah
dapat dipenuhi oleh ekstrak daging atau kaldu nutrien, Namun bagi patogen-
patogen yang rewel (fastidious) diperlukan medium yang rumit seperti agar
darah untuk penyediaan faktor turnbuh yang diperlukan.
pH (kadar keasaman)
Bakteri tumbuh baik pada pH sekitar 7, berbeda dengan fungi yang
lebih menyukai suasana asam. Medium atau reagen yang digunakan harus
diukur kadar pH-nya.
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
a.) Alat
- Erlemmeyer - autoklaf
- Gelas ukur - magnet stirer
- Pipet volum - Timbangan
- Tabung reaksi + rak tabung
b.) Bahan
- Aquadest - Pepton
- Agar - Kentang
- ekstrak daging - Asam Tartrat
- dekstrosa - Kapas dan Aluminium Foil
- Medium instan NB, NA, PDA dan PCA
c.) Cara Kerja :
Percobaan 1. Penyiapan Medium Kaldu Nutrisi ( Nutrient Broth)
1. Dengan menggunakan timbangan analitik, kertas timbang atau alumunim foil
serta gelas ukur, siapkan 0,5 g pepton, 0,3 g ekstrak daging dan 100 mL
akuadest.
2. Larutkan semua zat bahan medium satu-persatu kedalam 50 mL aquadest
pada erlemmeyer 250 mL, aduk sambil dipanaskan hingga semua larut.
29
3. Tambahkan dengan sisa akuades hingga volume medium 100 mL.
4. Setelah semua bahan larut, dinginkan, tutup dengan kapas dan aluminium
foil, ikat dengan karet
5. Bandingkan dengan medium NB instan, bandingkan komposisinya
30
Sumbat mulut tabung dengan kapas dan lapisi aluminium foil, ikat tabung
dengan karet.
6. Medium agar kentang siap untuk disterilkan menggunakan autoklaf sesuai
petunjuk asisten.
7. Bandingkan dengan medium PDA instan, bandingkan komposisinya
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Jelaskan fungsi medium NB,NA dan PDA
2. Tuliskan komposisi masing-masing medium tersebut dan jelaskan
fungsinya
3. a).Jika Agung akan membuat media NA instan sebanyak 120 mL,
hitunglah berapa gram media NA yang harus dibutuhkan Agung!
b). Arisa memiliki media PDA instan sebanyak 39 gram dan dilarutkan
dalam 1000 ml aquades, jika Arisa hanya memiliki media PDA instan
sebanyak 5,46 gram. Berapa mL aquades yang dibutuhkan Arisa untuk
melarutkan media PDA tersebut ? Hitunglah!
31
BAB VI
ENUMERASI MIKROORGANISME
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
32
penanganannya. Pemilihan mikroba uji sangat perlu untuk mempertimbangkan
perlakuan pengolahan dan penyimpanan, kebusukan yang mungkin terjadi, umur
sampel, jenis kandungan nutrisi sampel, serta catatan mengenai kasus keracunan
yang pernah terjadi pada sampel.
Sampel yang diambil diperkirahkan mengandung lebih dari 300 sel
mikroba per ml, per gram atau per cm permukaan, memerlukan perlakuan
pengenceran sebelum ditambahkan pada medium agar di dalam cawan petri
tersebut di dalam jumah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik diantara
30 – 300. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1: 10, 1: 100, 1:
2.
33
biasanya langsung dapat dilakukan pengenceran sedangkan untuk sampel
padat masih perlu dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan mortal
atau blender. Untuk sampel telur biasanya proses pengocokan dibantu
dengan butir butir gelas steril.
3. ENUMERASI MIKROBA
a. Perhitungan Mikroskop Secara Langsung
Dalam hal ini dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah sel
(bakteri) dan massa sel (golongan) berfilamen misalnya kapang.dengan
perhitungan langsung ; jumlah sel dapat ditentukan langsung dengan bantuan
mikroskop
Alat yang sering digunakan adalah dengan “colony counter” dalam cawan
atau dengan hemasitometer. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan
menggunakan hemasitometer.
Keuntungan : Pelaksanaan cepat, tidak memerlukan banyak alat
Kelemahan :
1. Tidak membedakan sel hidup dan sel mati
2. Sulit menghitung sel bakteri ukuran kecil karena tidak dapat dibantu
dengan minyak imersi ( lensa obyektif 100x)
3. Sel berkumpul (tidak terlihat sel-sel individu). Untuk itu dibantu dengan
Tween 80 1% (bahan anti gumpal)
34
dalam cawan petri dan selanjutnya dituang 15 – 20 ml medium, jika
menggunakan metode sebar maka medium pertumbuhan dituang ke dalam
cawan dan setelah medium memadat lalu sampel yang telah diencerkan
sebanyak 0,1 ml dituang dan diratakan dengan batang gelas/drigalsky
pastulat.
Cara menghitung koloni:
Jumlah koloni per mL/g = jumlah koloni per cawan x 1/ faktor pengenceran
35
700 125 10 1,3.105
700>300; 10<30
TBUD TBUD 197 2,0.106
TBUD>300
16 1 0 3,0.103 hitung
pengenceran 10-2
(1,4.103)
36
4. Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni
dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil
tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil
atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari kedua nilai tersebut
dengan memperhitungkan faktor pengencerannya. Jika
perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dua,
yang dilaporkan hanya hasil terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang
diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah
satu. Oleh karena itu, harus dipilih tingkat pengenceran yang
menghasilkan kedua cawan (duplo) dengan koloni antara 30 -300.
Jumlah koloni per pengenceran SPC Keterangan
10-2 10-2 10-3
37
Ket : TBUD = terlalu banyak untuk dihitung.
1
MPN Count = Nilai MPN dari Tabel x
pengencerantabung tengah
Contoh:
Menghitung bakteri yang dapat memfermentasi laktosa menggunakan
Lactose Broth ditandai dengan timbulnya kekeruhan setelah inkubasi
Catatan : untuk media lainnya dapat digunakan tabung MPN tanpa
38
Gambar. Contoh cara melakukan metode MPN menggunakan tabung
Durham
39
Tabel Nilai MPN
Tabel MPN seri 9 Tabung
Jumlah tabung positif Jumlah tabung positif
Seri A Seri B Seri C MPN˟ Seri A Seri B Seri C MPN˟
0 0 0 <0.03 2 0 0 0.091
0 0 1 0.03 2 0 1 0.14
0 0 2 0.06 2 0 2 0.20
0 0 3 0.09 2 0 3 0,26
0 1 0 0.03 2 1 0 0.15
0 1 1 0.061 2 1 1 0.20
0 1 2 0.092 2 1 2 0.27
0 1 3 0.12 2 1 3 0. 34
0 2 0 0.062 2 2 0 0.21
0 2 1 0.093 2 2 1 0.28
0 2 2 0.12 2 2 2 0.35
0 2 3 0.16 2 2 3 0.42
0 3 0 0.094 2 3 0 0.29
0 3 1 0.13 2 3 1 0.36
0 3 2 0.16 2 3 2 0.44
0 3 3 0.19 2 3 3 0.53
1 0 0 0.036 3 0 0 0.23
1 0 1 0.072 3 0 1 0.39
1 0 2 0.11 3 0 2 0.64
1 0 3 0.15 3 0 3 0.95
1 1 0 0.073 3 1 0 0.43
1 1 1 0.11 3 1 1 0.75
1 1 2 0.15 3 1 2 1.20
1 1 3 0.19 3 1 3 1.60
1 2 0 0.11 3 2 0 0.93
1 2 1 0.15 3 2 1 1.50
1 2 2 0.20 3 2 2 2.10
1 2 3 0.24 3 2 3 2.90
1 3 0 0.16 3 3 0 2.40
1 3 1 0.20 3 3 1 4.60
1 3 2 0.24 3 3 2 11.00
1 3 3 0.29 3 3 3 >24.00
40
I. ISOLASI BAKTERI PADA BAHAN PANGAN
1. Isolasi dan identifikasi Salmonella
Preenrichment
Laktosa Broth (pengenceran 1:10), 35oC, 24 jam
Enrichment
Tetrahionat Broth
Selenit Cystein Broth Atau 35oC, 24 jam
35oC, 24 jam
Seleksi
Merah muda,
Konveks, gelap Tidak warna, coklat,
transparan
merah muda,
kekuningan
Identifikasi
Uji Lengkap
(Uji Biokimia dan Serologi
41
Tabel. Reaksi Enterobacteriaceae pada TSIA dan LIM
Agar TSIA Medium LIM
Nama bakteri
Atas bawah Gas H2S Lysine Indol Motil
Salmonella typhi K A - +L + - +
S. paratyphi A K A + (-) - - +
Salmonella -
Lainnya
K A + + (-) - +(-)
S. paratyphi B
+
S. paratyphi C
(-)
Dan sebainya K A -˟˟˟ - v -
˟˟
A(K) A + +(-) + +(-)
Shigella A A (-) - v -
Escherichia K A - - + + +
Yersinia K(A) A + - - v +
enterocolitica A A + - + - -
Edwardsiella A A + + v - +
Citrobacter K A + v + - +
Klebsiella K/A A + - + - +
Enterobacter K/A A v - - v +
Hafnia K A v - - + +
Serratia v -
Protcus +(-)
Erwina -
Vibrio cholera A A - - + + +
V. K A - - + + +
natahaemolyticus
Keterangan:
Pada agar TSIA: K= alkali (merah); A = asam (kuning); H 2S + = hitam; + L= positif
lemah;
V= reaksi bervariasi.
Pada medium LIM : lysine dekarboksilase – (kuning); lysine dekarboksilase +
(ungu)
˟, Zen-Yoji, et all (1976).
˟˟ S.sendal, S.abortus-aqui, S. gallinarum dan beberapa strain S.cholerae-suis
biasanya tidak
Memproduksi H2S.
˟˟˟ beberapa biotipe S. flexneri memproduksi gas dari glukosa.
˟˟˟˟ Reaksi di dalam media yang disuplementasi dengan 3% NaCl
42
2. Isolasi dan identifikasi Staphylococcus
Contoh makanan
(Pengenceran 1:10)
Inkubasi 37oC,
48 jam
Diinokulasikan pada
Brain Heart Infusion Broth
Atau Tryptose Phospate Broth
Koagulasi
Koagulasi +
43
3. Isolasi dan identifikasi E.coli
Contoh makanan, pengenceran 1:10
Pemupukan
35oC, 24 jam
EMBA Blood agar
Mac-Conkey Agar
Diamati terhadap:
- Reaksi kanagawa
- Motilitas
- Reaksi gram
-44 Reaksi biokimia
- Reaksi serologi
-
5. Isolasi dan identifikasi Clostridium
Contoh Makanan
E
n Tanpa Dipanaskan 80o C,
c dipanaskan 10 Menit
r 1-2 ml suspense
I pada medium
c “enrichment”
m
e
n
t
Dipanaskan
100oC, 60 menit
Medium
sporulasi Identifikasi (Lihat Tabel 13)
identifikasi
Uji serologi
45
Tabel. Media yang digunakan untuk uji Clostridium
Pertumbuhan
Tahap Media
C. perfrigens
MPN/ Fuid thioglycollate cooked meat Kekeruhan menunjukan
“Enrichment” medium Diferential Reinforced pertumbuhan
clostridal medium
Seleksi/ Plate Count 1 % Neomycin Blood Agar Koloni bewarna hitam (2-3 mm)
dikelilingi oleh areal yang
Sulfite-polymyxin-sulfadiazine opaque
(SPS) Agar
Tryptose-sulfite-cycloserine (TSC)
Agar
Tryptose-Sulfite-Neomycin (TSN)
Agara
Shahidi-fergusson perfringens
(SFP) Agar (Sulfite medium +
Kanamycin + polymyxin + Kuning
telur)
46
Percobaan I. Perhitungan Mikroorganisme Secara Langsung
Gambar 4. Hemasitometer
Percobaan II. Perhitungan Mikroba Secara Tidak Langsung Dengan Metode SPC
47
bertingkat dan untuk menentukan konsentrasi suspensi bakteri, Sampel yang telah
diencerkan dituang ke cawan (metode tuang) diatas media yang cocok. Inkubasi
24- 48 jam, amati koloni yang tumbuh dan yang diamati hanya koloni yang
berjumlah 30-300 koloni, Jumlah mik roorgainisme per ml sampel (TPC)
a.) Alat dan Bahan :
-Suspen si m ikr ob a
- 5 tabung pengenceran berisi 9 ml aquades steril
- 3 cawan peter i steril
- Medium nutrien agar,
- Pipet steril
b.) Cara Kerja :
1. Buat pengenceran suapensi bakteri sampai 10-5
2. Tanam dengan metoda tuang ke-3 cawan petri steril mulai dari pengenceran
10-3, 10-4, 10-5.
3. Inkubasi pada suhu 300 selama 24-48 jam.
4. Amati dan hitung jumlah koloni yang tumbuh dari setiap pengenceran dan
hitung TPCnya (jumlah mikroorganisme per mL sampel)
48
Cara Perhitungan MPN.
E. HASIL PRAKTIKUM
1. Mengapa pada proses isolasi perlu dilakukan proses pengenceran dari
sampel padat/cair?
2. Hitunglah jumlah koloni bakteri, khamir dan kapang pada cawan petri
dengan metode TPC
3. Hitungkah jumlah bakteri coliform menggunakan metode MPN
4. Jelaskan komposisi media yang digunakan pada tiap uji kualitas air
dengan metode MPN coliform!
49
5. Sebutkan perbedaan hasil uji yang positif dan negatif dari tiap-tiap uji
yang dilakukan!
6. Mengapa terbentuk gas dan terjadi perubahan warna pada proses
fermentasi media?
7. Berapakah standar baku mutu air (toleransi coliform) pada air minum
sesuai SNI? jika melebihi ambang batas apa yang terjadi pada orang
yang mengkonsumsi air tersebut?
8. Soal
Jika hasil pengujian pada air sumur dengan volume sampel sebanyak
1ml adalah 3 tabung yang positif, kemudian volume 0,1ml sampel 2
tabung yang positif, dan 0,01ml hanya 1 tabung yang positif.
Berapakah nilai indeks MPN/ml yang didapat?
Bandingkan dengan standart mutu air apakah air tersebut layak
dikonsumsi atau tidak. Jelaskan!
50
BAB VII
KULTIVASI DAN ISOLASI MIKROBA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui metode-metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari
populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni
2. Mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.
B. DASAR TEORI
Populasi mikroorganisme dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies
tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai
mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Populasi campuran tersebut
dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang mengandung hanya satu
mikroorganisme saja dalam laboratorium. Teknik pemisahan tersebut dikenal
sebagai teknik isolasi, gunanya untuk mempermudah pengamatan tehadap sifat-
sifat setiap jenis mikroorganisme yang diinginkan.
Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain
yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara
menumbuhkan (menanam) dalam medium padat. Hal ini karena dalam medium
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap pada tempatnya. Bila
kita mengisolasi dengan menggunakan medium cair, maka dilakukan dengan cara
pengenceran. Kemudian kita tumbuhkan dalam medium padat dan dibiarkan
membentuk koloni.
Dalam praktiukum akan dipelajari tiga cara untuk mendapatkan biakan murni
yaitu :
- Teknik cawan gores (Streak Plate)
- Teknik cawan sebar (Spread Plate)
- Teknik cawan tuang (Pour Plate)
Prinsip ketiga cara ini adalah pengenceran, sehingga akan diperoleh koloni
terpisah yang mengandung satu macam bakteri. Teknik cawan gores lebih
menguntungkan bila ditinaju dari segi ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
51
keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Ada beberapa cara untuk
menggoreskan kultur pada agar cawan, yaitu :
- Goresan langsung
- Goresan kuadran
- Goresan radian
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
a.) Alat
- Lampu spirtus
- Jarum inokulasi
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Inkubator dan refrigator
- Mikro pipet dan pipet volume
- Botol ampul
b.) Bahan
- Media steril (PCA, PDA, NA, NB)
- Aquadest
52
- Alkohol 70%
- Sampel ( bakso, kecap, air sumur, es buah )
- Alumunium foil dan kapas
Cara kerja
- Cawan petri
- Agar tegak
- Agar miring
- Nutrient cair
53
3. Buka tutup tabung kultur mikroba, dinginkan jarum inokulasi yang telah
dipanaskan dengan menempelkannya sejenak kedinding dalam tabung.
Ambillah mikroba kultur menggunakan ose bulat
4. Teteskan kultur mikroba dari jarum inokulasi tersebut kesalah satu tepi
permukaan agar nutrisi pada cawan petri secara aseptis
5. Gesek tetesan kultur bakteri menggunakan jarum inokulasi yang telah
dijarkan membentuk 4 garis inokulasi disalah satu tepi medium. Piojarkan
kembali jarum inokulsi
6. Sentuhkan ujung jarum inokulasi ke satu sudut hasil inokulasi pertama,
putar cawan 900, buat 4 garis inokulasi pada tepi sebelahnya. Ujung jarum
tidak lagi menyentuh daerah inokulasi pertama
7. Dengan cara yang sama, buat 4 garis ketiga dan keempat sehingga
terbentuk 16 garis inokulasi yang semakin sedikit jumlah bakterinya,
mengelilingi cawan petri
8. Inkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
9. Amati pertumbuhan koloni bakteri yang terjadi pada masing-masing
daerah inokulasi
b. Metode Pengenceran Suspensi
b.1. Metode Tuang
1. Cairkan 10 ml medium agar nutrisi
2. Encerkan sampel yang akan diisolasi, dengan cara melarutkannya hingga
beberapa kali lipat (pengenceran berseri secara desimal) yaitu 1:10, 1:100,
1: 1000, dst
3. Dari pengenceran yang dikehendaki sebanyak 1 mL larutan tersebut
dipipet kedalam cawan petri steril
4. Tuangkan agar nutrisi yang telah dicairkan kedalam cawan petri tersebut,
putar cawan petri diatas meja dengan gerakkan seperti angka delapan
untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.
5. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan posisi
terbalik
6. Amati koloni mikroba yang terbentuk, bandingkan satu sama lain
54
7. Masukkan kedalam tabel pengamatan
b.2. Metode sebar
1. Tuang kaldu cair kedalam cawan petri steril dan biarkan memadat
2. Teteskan suspensi sampel kedalam cawan petri yang telah berisi media
padat
3. Celupkan batang L kedalam alkohol 95% dan bakar sebentar dengan
lampu spirtus
4. Dinginkan batang L dengan menempelkannya sebentar kebagian dalam
cawan petri, lalu gesek tetesan suspensi mikroba pada permukaan medium
keatas dan kebawah sambil memutar petri. Lakukan hingga diperoleh
sebaran suspensi yang merata dan kering diseluruh permukaan petri
5. Inkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
6. Amati koloni mikroba yang terbentuk, bandingkan satu sama lain dengan
membandingkannya pada buku acuan
7. Masukkan kedalam tabel pengamatan
V.3. Teknik Pemindahan Biakan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menguasai teknik pemindahan biakan
bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan
murni yang diharapkan. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan seperti
diilustrasikan pada gambar dibawah ini :
55
Gambar 5.2. membuka kapas: buka kedua
tabung biakan dengan melepaskan sumbat
kapas menggunakan tangan kanan (lihat
demonstrasi asisten). Panaskan mulut tabung
dengan cara melewatkan diatas nyala api
sebanyak 2 kali. Hendaknya mulut tabung
berisi medium baru dipegang dengan posisi
agak condong terhadap meja kerja untuk
mengurangi kemungkinan kontaminasi dari
udara.
Gambar 5.3. memanaskan jarum inokulasi
sampai pijar. Dinginkan dalam larutan
alkohol 70% kemudian lewatkan kembali
diatas nyala api, atau sentuhkan pada
permukaan agar
56
- Filiform,, echinulate, bead, villous, rhizoid, arbrescent.
2. Medium nutrien- agar miring
Gambar dan beri keterangan-keterangan tentang::
Pertumbuhan:
- Tipis, sedang, lebat, tidak ada bentuk pertumbuhan pada bekas goresan
Filiform, echinulate, beaded, spreading, arborescent, rhizoid, plumose.
- Elevasi
Flat, efuse, raised, convex.
- Kilat (luster):
Mengkilat, tidak mengkilat, cretaceous
- Tofografi:
Licin, tidak teratur, perrnukaannya bergelombang, contoured, wrinkled,
verrucose.
- Warna (Chromogenesis)
Merah, kuning, coklat, hijau, fluorescent,
- Bau
Tidak berbau, berbau
- Konsistensi
Slimy, butyrous, viscid, membranuos, brittle
- Warna medium :
Menjadi abu-abu, coklat, merah, biru, hijau tak terjadi perubahan warna
3. Medium nutrient-gelatin tegak
Gambar dan beri keterangan keterangan tentang:
- Pertumbuhan
Merata atau tidakmerata pertumbuhannya baik pada bagian permukaan,
atau bagian dasar.
- Bentuk Pertumbuhan Pada Bekas Tusukan
Filiform, beaded, papillate, villous, plumose, arborescent.
- Bentuk Pencairan Gelatin:
Crateriforrn, napiform, infudibuliform, saccate, stratiform, tak terjadi
pencairan lambat, pencairan lambat, atau pencairan cepat.
57
- Warna medium:
Flourescent, menjadi cok1at, tak terjadi perubahan
4. Meum nutrient-cair
Gambar dan beri keterangan-keterangan tentang:
- Pertumbuhan dan Permukaan:
Ring, pellicle, flocullent, membranous , tak membentuk selaput.
- Kekeruhan:
Sedikit, sedang, hebat.
- Bau:
Tak berbau, berbau
- Endapan:
Kompak, bentuk dan ukurannya tidak tertentu, granuler (butir-butir),
berlapis-lapis (flaky), kental, banyak sekali, sedikit, tidak ada endapan .
6. Medium nutrien-agar taburan
Gambar dan beri keterangan-keterangan tentang:
- Pertumbuhan
Pertumbuhan koloni dipermukaan atau di bawah permukaan medium.
- Bentuk Koloni:
Punctiform, circular, f ilamenteus, irregular, curled, amoeboid, myceloid,
rhizoid.
- Permukaannya:
Licin, kasar, membentuk lingkaran- ingkaran yang konsenritrik, seperti
sisir yang radier (radiate),
- Elevasi:
Flat, effuse, raised, convex, umbonate.
- Bentuk tepi:
Entire, undulate, lobate, erose, filamentous, cu r1ed .
- Bentuk struktur dalam:
Amorf, butir-butir halus atau kasar, seperti fi1ament, curled, konsentrik .
7. Medium nutrien-gelatin secara taburan
58
Pengamatannya seperti pada medium nutrient-agar secara taburan di
atas, dengan tambahan pencairan gelatin:
- Pencairan gelatin: Cup, saucer, merata.
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Mengapa pada proses isolasi perlu dilakukan proses pengenceran dari
sampel padat/cair?
2. Apakah perbedaan prinsip dan cara kerja metode spread plate dan pour
plate?
3. Gambarkan dalam tabel morfologi koloni yang berhasil diisolasi!
59
BAB VIII
PENGECATAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri
2. Mempelajari teknik pembuatan apusandalam pewarnaan bakteri
3. Mempelajari tata cara pewanaan sederhana, pewarnaan negatif dan
pewarnaan Gram
B. DASAR TEORI
1. Teknik Pengecatan Morfologi Bakteri
Secara aseptik, cat bakteri dapat dibedakan dari bahan organik yang
mengandung cincin benzena. Benzena ditambah gugus khromofor dan gugus
Auksokhrom.
Benzena : Senyawa tidak berwarna dan tidak berwarna
Khromofor : Terbentuk senyawa trinitrobenzena yang memberi warna pada
benzena
Auksokrom : Terbentuk senyawa asam pikrat dengan bakteri adanya auksokhrom
OH-
Cat bakteri adalah senyawa garam, cat ini dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu cat basis dan cat asam tergantung pada muatan listrik cat.
1. Cat asam
60
Cat yang ion catnya (khromofornya) adalah anion-anion dan kation-kationnya
Na+,K+,Ca++, NH4+. Asam pikrat adalah salah satu zat asam yang
menghasilkan khromogen anionik.
2. Cat basis
Yaitu garam-garam cat yang ion-ion cat (khoromofornya) adalah kation
(bermuatan +) misalnya methylene blue, safranin dan lain-lain. Sedang anion
pada umumnya ialah Cl-, SO4, asetat, oksalat.
61
a. Peluntur cat yang lemah :alkohol, air, aseton, gliserin
b. Peluntur cat yang asam : HCl , H2SO4, HNO3
c. Peluntur cat yang basa: KOH, NaOH, sabun.
d. Garam logam berat : AgNO3, CuSO4
e. Garam logam ringan: Na2SO4 , MgSO4
4. Zat Mordan (Pengintensif Pengecatan)
Zat kimia menyebabkan sel bakteri dapat dicat lebih intensif atau
menyebabkan cat terikat lebih kuat pada jaringan sel
Jenis mordan
a. Mordan basa : FeSO4, kalium antimonium tartarat
b. Mordan Asam : asam tanin, asam pikrat, JKJ.
5. Cat Penutup
Untuk memberi kontras pada.sel yang tidak mengisap cat utama pada
akhir pengecatan dilakukan pengecatan lagi. Cat penutup : methylene blue,
Safranin, Erytrosin.
1.1 Pengecatan negatif
Pengecatan negatif menggunakan adalah cat asam seperti eosin atau
nigrosin. Pengecatan negatif dilakukan untuik mewarnai latar belakang preparat
dan bakteri Itu tidak berwarna.
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
a.) ALAT DAN BAHAN
1. Biakan murni bakteri pada NAberumur 24 jam.
2. Larutan nigrosin
3. Gelas Objek
4. Jarum Ose
5. Alkohol 70% dan pembakar spirtus
6. Biakan murni bakteri pada NA berumur 24 jam.
7. Aquades steril
8. Larutan Kristal Violet
62
9. Gelas objek
10. Jarum ose
11. Alkohol 70% dan pembakar spirtus.
1. 2. Pengecatan Sederhana
Pengecatan sederhana adalah Pengecatan dilakukan dengan memakai satu
macam larutan cat. Sel bakteri akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang
dipakai.
a.) Alat dan Bahan
1. Biakan murni bakteri pada NA berumur 24 jam.
2. Aquades steril
3. Larutan Kristal Violet
4. Gelas objek
5. Jarum ose
6. Alkohol 70% dan pembakar spirtus.
b.) Cara Kerja :
1. Buat preparat olesan bakteri lalu fikasasi dengan spirtus
2. Teteskan laruta kristal violet diatas preparat olesan tersebut sebanyak 1-2
tetes, biarkan 1-2 menit.
3. Cuci dengan air mengalir sampai sisa cat tercuci habis, kemudian
keringkan dengan hati-hati memakai kertas isap.
4. Amati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran 970x atau
l000x, menggunakan minyak imersi.
5. Gambar dan catat apa yang diamati
63
Pengecatan diferensial karena dapat membedakan bakteri "acid fast"
(tahan terhadap pencucian asam) dan yang non acid fast (tidak tahan terhadap
pencucian asam). Cat bahan asam dibedakan atas 3 reagents :xcat utama, karbol ,
fuchsin.
Karbol fuchsin berwarna merah lebih mudah larut dalam fenol dari pada
dalamair atau alkohol asam dan fenol lebih mudah larut: dalam lemak dari pada
dalam air. Bakteri tahan asam banyak mengandung lemak dan mudah menyerap
carbol fuchsin yang larut dalamfenol. Pada pencucian, karbol tuchsin dan fenol
sangat tahan karena sifatnya : sangat tahan terhadap zat pencuci.
Zat pencucian, Alkohol asam (37% HCl + 95% ethanol)
64
selama 5-10 menit. Pada pemanasan ini dijaga jangan sampai cat menjadi
kering atau mendidih.
6. Preparat selanjutnya didinginkan, setelah dingin kemudian cuci denqan air
mengalir dan kering-anginkan.
7. Cuci dengan larutan peluntur (ZN B) sampai zat peluntur yang mengalir
tampak berwarna agak kemerah-merahan.
8. Cuci kernbali dengan air mengalir dan kering-anginkan.
9. Setelah kering bubuhkan larutan cat penutup (ZN C) selama 30 detik,
kemudian segera cuci dengan air menga1ir.
10. Kering-anginkan dan amati dengan mikroskop perbesaran kuat dengan
minyak imersi. Bakteri yang bersifat acid fast tampak berwarna merah,
sedangkan yang non acid fast berwarna biru.
11. Gambar hasi-hasil pengaaiatan, Beri keterangan mengenai bentuk sel,
warna dan reaksi pengecatan.
12. Ulangi pekerjaan 1—11 untuk biakan murni E. coli
65
lawan. Pada pengamatan mikroskopik sel-sel bakteri ini tampak berwarna biru
( Violet)
b. Bakteri gram negatif, ialah bakteri yang dayanya mengikat cat utama tidak kuat,
sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat 1awan,
Pada pengamatan mikroskopik sel-sel bakteri ini tampak berwarna merah.
Selain itu ada pula bakteri-bakteri yang bersifat gram variabel, Bakteri-
bakteri mempunyai sifat intermedier antara gram positif dan gram negatif, Bakteri
ini kadang-kadang bersifat gram positif, kadang-kadang bersifat gram negatif atau
pada suatu ketika ada yang bersifat gram positif dan ada pula yang bersifat gram
negatif.
Perbedaan sifat bakteri gram positif dan - gram neqgtif tidak mutlak tegas
dan spesifik. Tetapi masih tergantung pada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan variasi dalam pengecatan gram,Faktor-faktor tersebut antara lain
ialah :
1. Perubahan Keasaman. Apabila pH turun kemungkinan bakteri gram
positif dapat berubah menjadi gram negatif Sebaliknya apabila pH naik
ada kemungkinan bakteri-bakteri gram negatif dapat berubah menjadi
gram positif.
2. Penyimpangan cara pengecatan, misalnya pencucian yang terlalu lama
dengan alkohol dapat menyebabkan bakter-bakteri gram positif
memberikan hasil seperti gram negatif.
3. Faktor medium juga mempengaruhi misalnya bakteri-bakteri gram positif
yang lemah apabila terlalu lama ditumbuhkan dalam medium yang
mengandung bahan yang mudah difermentasi dapat berubah menjadi gram
negatif.
4. Umur bakteri, bakteri-bakteri gram positif yang telah tua atau kekerangan
makan dapat berubah menjadi gram n egatif.
5. Perlakuan khusus, bak teri-bakteri gram positif yang bagian-bagian selnya (
macam-macam lemak, karbohidrat, protein) dihilangkan dengan
rnelarutkan dalam air panas, eter atau larutan ribonuklas dapat berubah
66
menjadi gram negatif. Bakteri gram negatif apabila ditambah dengan
larutan pekat DNA dapat berubah menjadi gram positif misalnya E. Coli.
67
2. Teteskan larutan Gram A sebanyak 2-3 tetes pada olesan bakteri biarkan
selama 1 menit
3. Cuci dengan air mengalir, keringkan dengan kertas isap secara hati--hati.
4. Teteskan larutan Gram B, biarkan selama 1 menit.
5. Cuci dengan air dan keringkan.
6. Tetesi dengan larutan Gram C biarkan selama 30 detik .
7. Cuci dengan air dan keringkan.
8. Tetesi dengart larutan Gram D biarkan selama 30 detik, cuci dengan air
dan keringkan dengan kertas isap.
9. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x atau l00x
menggunakan minyak imersi.
68
Gambar 2. Prosedur pengecatan Gram
1.5. Pengecatan Spora
a) Bahan-bahan yang diperlukan:
1. Biakan murni bakteri dalam medium Nutrient-Agar miring umur
72 jam.
2. Larutan cat safranin 0,5 %, larutan cat malachite green 5%,
aquades steril
69
b) Cara Kerja:
A. Pengecatan Schafler fulton
1. Bersihkan gelas dengan alkohol, kemudian panaskan di atas nyala
pembakar spirtus
2. Ambil 1 ose aquadest steril secara aseptik, letakkan di atas gelas
objek. Kemudian ambil secara aseptik 1 ose biakan bakteri dan
campur sehingga menjadi suspensi yang homogen dan ratakan ± 1
cm
3. Kemudian kering-anginkan setelah itu fiksasi di atas
nyala pembakar spirtus.
4. Tetesi demgan larutan cat malachite green berlebihan dan biarkan
½- 1 menit
5. Cat yang berlebihan dicuci dengan air mengalir selama 30 detik
dart kering- anginkan.
6. Bubuhkan larutan cat safranin dan biarkan selama 30 detik.
7. Cuci dengan air mengalir dan kering-anginkan.
8. Amati dengan mikroskop perbesaran kuat dengan minyak imersi.
Spora yang terlepas tampak hijau, spora yang masih terdapat di
dalam sel tampak transparan, sedangkan sel vegetatif berwarna
merah.
9. Foto hasil-hasil pengamatan dan tentukan letak spora (sentral,,
terminal, atau sab terminal).
B. Pengecatan Bartholomeus dan Mittwer
1. Kerjakan pekerjaan no.l. dan 2 seperti cara di atas.
2. Kering-anginkan, kemudian fiksasi dengan pembakar spirtus
dengan cara melakukan preparat di atas nyala pembakar spirtus;
sebanyak 20 kali.
3. Tetesi dengan larutan cat malachite green jenuh selama 10 menit
(jangan dipanasi).
4. Cuci dengan air mengalir dan selanjutnya kering-anginkan.
70
5. Lakukan pengecatan dengan larutan cat safranin dan biarkan
selama 5 detik
6. Cuci dengan air mengalir dan selanjutnya kering-anginkan.
7. Amati dengan mikroskop perbesaran kuat dengan minyak imersi.
8. Gambar hasil-hasil pengamatan dan tentukan letak spora (sentral,
terminal, atau sub terminal).
I. 6. Pengecatan Kapsul
a) Bahan dan Alat :
1. Biakan murni bakteri d alam Skim Malt Agar.
2. Larutan CuSO4 20%
3. Larutan Kristal Violet 1%
4. Gel as objek
5. Kertas isap
6. Jarum ose
7. Alkohol 70% dan pembakar spiritus,
b) Cara Kerja
1. Siapkan preparat olesan bakteri
2. Tetesi dengan larutan kristal violet dan panaskan diatas penangas air
selama 1 menit.
3. Bilas dengan larutan CuSO4
4. Keringkan dengan kertas isap
5. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x atau l000x
menggunakan: minyak imersi. Catat, foto dan ukur tebal kapsul.
2. Pemeriksaan Kapang Dan Khamir
2.1. Pemeriksaan kapang pada "slide culture "
a.) Alat dan Bahan :
1. Batang U/V
2. Gelas obyek/ kaca penutup
3. Medium PDA/MEA
4. Ose lurus
5. Kertas saring
6. Isolat jamur
71
b.) Cara Kerja
1. Bagian bawah cawan petri diberi alas kertas saring sehingga menutup
alas bagian bawah cawan Letakkan batang gelas U/V, kemudian
diletakkan gelas penutup berdampingan gelas objek, sterilkan dalam
autoklaf.
2. Setelah dingin, diatas gelas obyek diberi setetes medium. Ratakan
dengan ose steril sehingga membentuk lapisan tipis, seluas gelas
penutup, biarkan membeku da lamcawan petri tertutup.
3. Inokulasi sedlkit spora kapang pada permukaan agar dengan ose jarum
dan tutup gelas penutup.
4. Teteskan 5-7 ml aquadest steril ke atas filter untuk memberikan
kelembaban yang optimum selama pertumbuhan batang
5. Inkubasi pada suhu kamar 3-5 hari, amati di bawah mikroskop.
2. 2 Pengamatan morfologi jamur dari biakan murni
Da1am melakukan praktikum jamur, pengamatan dilakukan secara
makroskopis dan mikroskopis.
a.) Alat dan Bahan :
1. Biakan Rhizopus atau Mucor.
2. Biakan Aspergillus.
3. Cawan petri steril berisi medium PDA,.
4. Ose, jarum preparat , objek gelas,
5. Laktopenol
b.) Cara Kerja :
Secara Makroskopis
1. Pindahkan sedikit biakan kapang murni dengan jarum tajam kedalam
cawan petri yang berisi PDA.
2. Inkubasi selama 4-5 hari pada suhu kamar
72
V / .. geift* \ \ I
Gambar 3. Cara pembuatan "slide culture" (a) Siap untuk disterilisasi, (b)Setelah
inokulasi, siap untuk diinkubasi.
* Untuk Aspergillus
1. Amati perubahan warna pada koloni
2. Keadaan permukaan koloni (rata , menggunung, seperti, tepung, berbutir,
beludru atau seperti kapas)
3. Ada bau yang khas.
4. Amati pula warna koloni
"Radial furrow" : titik pusat
"Growing zone" : lapisan bening pada bagian terluar Zonation”
"Exudate drupe." : titik cair pada permukaan koloni
"Reverse of coloni" :latar belakang koloni
5. Catat semua yang diamati
* Untuk Rhizopus
Amati setiap hari keadaan koloni secara umum (tinggi atau rendah pada
permukaan medium, serta warnanya), keadaan permukaan koloni (seperti kapas,
tepung, butir-butir kasar ),ada tidaknya exudate drops, keadaan bagian belakang
koloni. Amati juga dengan menggunakan kaca pembesar (loupe) bagian miselium
yang menempel pada dinding cawan petri dan hitunglah jumlah fasikelnya.
a. Secara Mikroskopis
a.) Alat dan Bahan :
73
1. Biakan Rhizopus oryzae, Aspergillus oryzae, Penicillium
2. Gelas objek dan kaca penutup.
3. Larutan laktofenol
4. Jarurn preparat.
5. Alkohol 70% dan pembakar spiritus.
b.) Cara Kerja :
1. Bersikan gelas objek dan kaca penutup dengan alkohol 70% sampai bebas
lemak, kemudian teteskan beberapa.Tetes larutan laktofenol atau
laktofenol cotton blue di atas permukaan gelas objek tersebut.
2. Ambil sedikit koloni biakan dengan jarum Inokulasl., letakkan dalam
tetesan laktofenol, dan uraikan dengan jarum preparat: secara hati-hati,
usahakan seluruh miselium basah terkena laktofenol
3. Tutuplah dengan kaca penutup sedemuikian rupa sehingga tidak terdapat
gelembung udara dalam preparat. Bersihkan kelebihan laktofenol dengan
kertas isap
4. Amati dengan mikroskop memakai lensa objektif perbesaran .10x,
kemudian dengan perbesaran 40x . Untuk melihat morfologi konidia atau
spora gunakan lensa objektif perbesaran 100x
5. Catat dan foto semua yang diamat seperti :miselium (bercabang atau
tidak , berseptum atau tidak, halus atau kasar); sterigma; konidia; spora
konidiofor; kolumela; -vesikula zigospora• klamidospora, metulae
3. Morfologi khamir
Khamir atau yeast adalah fungi yang bersel tunggal dan tidak membentuk
miselium, meskipun begitu beberapa spesies diantaranya dapat membentuk
miselium semu (pseudomycelium). Morfolagi khamir lebih sederhana dari
kapang, dan ukurannya lebih besar dari bakteri .
a.) Bahan dan Alat
1. Biakan murni khamir Saccharomyces cereviceae dalam medium YMA
atau CMA umur 24 jam
2. Larutan methylene blue.
3. Gelas objek dan kaca penutup.
74
4. Jarum ose
5. Alkohol 70% dan pembakar spirtus
b.)Cara Kerja :
1. Bersihkan kaca obyek dengan memakai alkohol 70% sampai bebas lemak
2. Teteskan sedikit larutan meyhylene blue ditas obyek tersebut
3. Ambil sedikit biakan khamir dengan memakal jarum ose, letakkan dalam
tetesan methylene blue dan tutuplah dengan kaca penutup.
4. Amati dibawah mikroskop dengan memaka perbesaran 100x dan 400x
5. Foto dan catatlah bentuk sel, ada tidaknya pertunasan (budding),
banyaknya tunas (budding) pada tiap sel, askospora, miselium semu
(pseudomycelium).
C. HASIL PENGAMATAN
Jelaskan perbedaan antara morfologi koloni bakteri dengan fungi (kapang
dan khamir) pada media agar? Tunjukkan dengan gambar
75
BAB IX
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri.
B. DASAR TEORI
1. Pengaruh Suhu
Mikroorganisme dapat dipilahkan berdasarkan suhu optimum
pertumbuhan. Kimroorganisme yang mempunyai suhu optimum diantara 0o-20o C
disebut Psikrofil. Mikroorganisme yang tumbuh cepat pada kisaran suhu 20o-
50oC disebut mesofil, sedangkan mikroorganisme yang tumbuh pada kisaran suhu
50o-100oC disebut thermofil.
Beberapa mikroorganisme dapat bertahan pada suhu tinggi meskipun pada
suhu tersebut tidak dapat tumbuh; kelompok ini disebut thermodurik.
Mikroorganisme pembentuk spora dapat bertahan pada suhu didih selama 5-15
menit karena spora bersifat tahan panas.
Untuk melihat pengaruh suhu pada pertumbuhan bakteri, dilakukan
pembiakan bakteri pada berbagai suhu. Setiap bakteri mempunyai suhu optimum.
Pada suhu optimum ini pertumbuhan bakteri berlangsung dengan cepat. Diluar
kisaran suhu optimum, pertumbuhan bakteri menjadi lambat atau tidak ada
pertumbuhan. Selain laju pertumbuhan, suhu dapat mempengaruhi pembentukan
pigmen. Ini berarti bahwa pigmen hanya dihasilkan bila diinkubasikan pada suhu
tertentu.
2.Pengaruh pH
Sewaktu pertumbuhan mikroorganisme seringkali terjadi perubahan pH
media. Mikroorganisme yang melaksanakan proses fermentasi menghasilkan
asam sehingga pH dapat turun menjadi 3.5. sebaliknya sewaktu metabolisme
protein dan asam amino dilepaskan ion ammonium sehingga pH media menjadi
basa.
76
Perubahan pH terjadi dengan cepat dalam lingkungan tertutup seperti misalnya
kaldu nutrient dalam tabung, sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Untuk mencegah perubahan pH seringkali ditambahkan larutan
penyangga dalam media
Pada umumnya bakteri tumbuh dengan baik pada pH sekitar 7.0 meskipun dapat
tumbuh pada kisaran pH 5.0-8.0. Untuk melihat pengaruh pH, bakteri
ditumbuhkan pada berbagai pH.
1. Pengaruh Oksigen
Mikroorganisme seringkali dipilah mejadi 5 kelompok berdasarkan
kebutuhan akan oksigen (O2) yaitu: aerob obligat,anaerob obligat,anaerob
fakultatif, anaerob aerotoleran, dan mikroaerofil.
Mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk hidupnya disebut aero
obligat atau aerob. Contoh mikroorganisme aerob obligat atau anaerob adalah
Micrococcus luteus, Pseudomonas fluorescens dan Mycobacterium Phlei.
Kelompok mikroorganisme yang tidak dapat hidup bila ada oksigen
disebut anaerob obligat atau anaerob. Kematian ini disebabkan beberapa faktor,
kelompok mikroorganisme ini tidak memiliki atau hanya mempunyai sedikit
superoksida dismutase yang mengubah superoksida (O2) yang bersifat racun
menjadi hydrogen peroksida (H2O2). Superoksida (O2-) terbentuk bila
mikroorganisme berada dalam lingkungan aerob. Selain superoksida dismutase
kelompok ni, tidak mempunyai peroksidase dan katalase yang mengubah hidrogen
peroksida menjadi bentuk tidak toxic. Alasan lain mengapa kelompok ini tidak
dapat hidup dalam lingkungan aerob adalah sistem enzim yang sensitif terhadap
oksigen. Contoh anaerob obligat adalah Clostridoium tetani dan Bacteriocides
fragilis
77
b.) Cara Kerja :
1. Inokulasikan biakan bakteri gram negatif dengan mikropipet kedalam tabung
medium Nutrient Broth masing-masing sebanyak 0,5 mL.
2. Lakukan hal yang sama dengan pipet steril lainnya untuk biakan bakteri gram
positif.
3. Biarkan 2 buah tabung tidak diinokulasi dan digunakan sebagai kontrol.
4. Inkubasikan satu seri tabung masing-masing pada suhu 50C,300C dan 500C
5. Amati perubahan yang terjadi
78
- Cawan petri Anaerobic jar Anaerobic strip
- Biakan murni bakteri
b.) Cara Kerja:
1. Siapkan kultur bakteri yang akan kita gunakan
2. Ambil 1 ose kultur bakteri goreskan ke dalam media agar yang telah ada
3. Inkubasikan dalam incubator biasa dan inkubasikan dalam anaerobic jar
yang telat dimasukan anaerobic kit nya (berupa anaerobic cult dan strip)
4. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
5. Lihat hasil dari masing-masing bakteri tersebut, catat hasilnya dan bahas
D. HASIL PENGAMATAN
1. Gambarkan pertumbuhan bentuk pertumbuhan mikroorganisme pada
setiap variasi perlakuan suhu, pH dan Oksigen
2. Jelaskan pengaruh setiap faktor lingkungan tersebut terhadap pertumbuhan
bakteri !
79
BAB X
UJI DAYA KERJA ANTI MIKROBIAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui daya kerja Desinfektan
2. Mahasiswa dapat mengetahui daya kerja beberapa bahan kimia terhadap
pertumbuhan bakteri (Baktiriostatik dan Bakteriosida)
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengujian bahan anti mikrobia dalam
menghambat pertumbuhan mikroba menggunakan metode Kirby-Bauer
(Paper Disk)
B. DASAR TEORI
Banyak zat kimia dapat manghambat atau mematikan mikroorganisme,
seperti unsur logam berat dan molekul organik kompleks. Substansi tersebut
menunjukkan efek anti mikrobialnya dalm berbagai cara dan terhadap berbagai
macam mikroorganisme. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu perilaku
suatu bahan kimia sebelum digunakan untuk penerapan taktis.
Desinfektan yang digunakan oleh Joseph Lister (1817) mengandung
persenyawaan fenol untuk mendisinfeksi peralatan bedahnya. Senyawa ini berupa
asam karbol. Sampai sekarang senyawa fenol masih digunakan sebagai larutan
baku penentu keampuhan desinfektan. Untuk menguji kekuatan desinfektan dalam
menghambat pertumbuhan mikroba dapat digunakan cakram kertas (paper disk).
Pada kertas ini dibasahi dengan desinfektan kemudian diletakkan pada lempengan
agar yang telah diinokulasi mikroba. Cara pengerjaan ini sama dengan teknik
pengujian antibiotik. Lempengan agar kemudian diinkubasi selama 24 jam. Bila
desinfektan menghambat pertumbuhan mikroba, maka akan terlihat zona (daerah)
jernih disekeliling cakram kertas; atau juga dinamakan zona hambat. Luas daerah
terang ini menjadi ukuran kekuatan daya kerja desinfektan.
Daya kerja anti mikrobial sering disetarakan dengan fenol. Kemampuan
bahan kimia dibandingkan dengan fenol dinamakan koefisien fenol. Nilai ini
80
didapat dengan membagi pengenceran tertinggi pada bahan kimia yang
mematikan mikroba dalam waktu 10 menit, namun tidak mematikan dalam waktu
5 menit. Bahan kimia yang mempunyai nilai koefisien fenol lebih dari 1
mempunyai daya kerja antimikrobial yang lebih baik dari fenol.
Bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan menjadi pilihan bila
mematikan dan bukan hanya menghambat pertumbuhan. Bahan kimia yang
mematikan banteri dinamakan bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang
menghambat pertumbuhan dinamakan bakteriostatik,
Antibiotik adalah suatu substansi (zat-zat) kimia yang diperoleh dari atau
dibentuk dan dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat dalam jumkah sedikit
pun mempunyai daya hambat kegiatan mikroorganisme. Antibiotik yang kini
bamyak digunakan, kebanyakan dari genus Bacillus, Penicillium dan
Streptomyces. Antibiotik haruslah mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang (host)
2. Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik
3. Tidak menyebabkan resistensi pada kuman
4. Berspektrum luas
5. Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila dipergunakan
dalama jangka waktu lama
6. Tetap aktif dalam plasma, cairan badan
7. Larut didalam air serta stabil
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Percobaan Daya Kerja Desinfektan
c.) Bahan :
- Biakan gram negatif dan gram positif
- Medium NA dalam tabung
- Desinfektan
- Cakram kertas (Paper Disk)
d.)Cara Kerja :
1. Ambil 2 tabung agar yang telah dicairkan
2. Inokulasi masing-masing tabung dengan biakan yang telah disediakan
81
3. Tulis nama desinfektan dan nama bakteri pada cawan petri
4. Kocok tabung diantara dua telapak tangan, kemudian tuangkan ke cawan
petri. Biarkan agar membeku
5. Ambil kertas cakram dengan pinset, kemudian celupkan didalam larutan
desinfektan yang telah disediakan. Letakkan cakram kertas pada
permukaan lempengan agar. Perhatikan bahwa jarak antara cakram kertas
harus cukup jauh.
6. Inkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam
7. Ukur luas daerah jernih
8. Bandingkan daya kerja berbagai desinfektan terhadap kedua bakteri
tersebut
82
2. Memasukkn 1mL larutan kristal violet 0,1% kedalam 9 mL aquadest steril
(pengenceran 1 :10.000)
3. Memasukkan 1mL larutan kristal violet : 10.000 masing-masing kedalam
cawan petri (2 buah) dan 1mL kedalam 9mL aquadest steril (pengenceran
1:1.000.000)
4. Memasukkan 1mL larutan kristal violet 1:100.000 masing-masing
kedalam cawan petri (2 buah)
5. Menuangkan 1 tabung medium NA, masing-masing kedalam cawan petri
yang telah berisi larutan kristal violet dan 1 cawan petri sebagai kontrol
6. Setelah medium NA padat, baliklah cawan petri dan beri tanda dengan
pensil gelas sehingga cawan petri terbagi menjadi 2 vektor
7. Menginokulasi masing-masing sektor secara goresan dengan 1ose biakan
murni bakteri Gram negatif dan Gram positif
8. Menginkubasi pada suhu 370C selama 48 jam
9. Mengamati pertumbuhan dan mencatat hasil pengamatan, dengan diberi
keterangan : + = ada pertumbuhan, - = tidak ada pertumbuhan
3. Praktikum Pengujian Daya Kerja Antibiotik Dengan Paper Disk
a.) Bahan Dan Alat :
1. Biakam murni bakteri umur 24 jam
2. Medium NA dan NB
3. Zat antibiotik
4. Cawan petri
5. Pipet mikro
6. Paper disk
b.) Cara Keja :
1. Menuangkan medium NA (untuk lapisan dasar) kedalam cawan petri
secara aseptik
2. Menuangkan 4ml medium NA yang telah diinokulasi bakteri penguji
(seeded agar) diatas lapisan dasar. Cara menyiapkannnya adalah sebagai
berikut :
83
a. Bakteri penguji ditumbuhkan kedalam medium NA miring dengan
tiap minggu sekali dipindahkan kedalam medium baru
b. Biakan murni bakteri dalam medium NA miring umur 24 jam untuk
inokulasi medium NB dan menginkubasikan pada temperatur 37 0C
selama 24 jam
c. Mengambil 2mL biakan cair untuk inokulasi 100mL medium NA
3. Meletakkan secara aseptik Paper Disk diatas lapisan NA, jika digunakan
4-6 paper disk maka cara meletakkannya harus secara simetrik dengan
jarak paling kecil 20 mm dari tepi cawan petri
4. Meneteskan 0,08mL larutan antibiotik pada paper disk pada medium NA
5. Menginkubasikan pada temperatur 370C selama 24 jam
6. Mengamati dan mengukur diameter zona hambat
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambarkan hasil pengamatan zona penghambatan dari beberapa jenis
antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri uji
2. Ukur diameter zona penghambatan masing-masing antibiotik tersebut
3. Jelaskan mekanisme kerja antibiotik tesebut terhadap penghambatan
pertumbuhan mikroorganisme
84
BAB XI
ISOLASI DAN KULTIVASI FUNGI: BUDIDAYA JAMUR
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui cara budidaya jamur mulai dari isolasi fungi
hingga inokulasi pada media pertumbuhan jamur.
B. DASAR TEORI
Fungi merupakan kelompok mikrobia eukariotiik heterotofik yang tersebar
luas di alam, bersifat saprofit, yaitu mendapatkan nutrient dari penguraian bahan
organik sisa jasad hidup. Fungi berbeda dengan tumbuhan karena selnya tidak
mempunyai klorofil. Ciri khas fungi adalah membentuk filament yang disebut hifa
yang terdiri dari sel tunggal panjang atau rantai sitoplasma tanpa klorofil. Hifa
mengabsorbsi nutrient dari lingkungannya dan hifa yang berperan dalam
reproduksi dengan membentuk hifa reproduktif yang mengandung spora. Hifa
mempunyai dinding sel yang terdiri dari khitin atau selulosa dan sedikit
polisakarida. Koloni fungi (talus) tersusun dari massa hifa yang disebut miselium.
Fungi dibagi atas empat kelompok utama berdasarkan sifat khas struktur dan cara
reproduksinya, yaitu Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan
Deuteromycetes. Ada fungi yang tidak membentuk hifa, yaitu khamir (yeast),
bersel tunggal (uniseluler) membentuk koloni. Khamir umumnya dari kelompok
Ascomycetes contoh: Neurospora, Morchella,dan Saccharomyces. Fungi yang
multiseluler dengan tubuh tersusun oleh miselium (kumpulan hifa) adalah kapang
(Mould). Kapang umumnya dari kelompok Zygomycetes, contoh : Rhizopus dan
Mucor. Beberapa fungi multiseluler dan makroskopis memiliki tubuh buah yang
merupakan massa hifa. Kelompok ini disebut jamur (Mushroom).
Jamur dapat dibudidayakan. Tubuh buah jamur yang baik digunakan
sebagai sumber bibit harus memiliki sifat produktivitas tinggi, sehat, dan masih
segar. Setelah tubuh buah jamur tersedia, maka persiapan selanjutnya adalah
menyiapkan media tumbuh.
Media tumbuh yang digunakan adalah agar kentang dextrosa (Potato
Dextrose Agar = PDA) dan modifikasinya. Pertama-tama tubuh buah jamur
85
dibersihkan dari kotoran, kemudian diiris dan diinokulasikan kedalam media
tumbuh. Media tumbuh yang telah diinokulasi selanjutnya diinkubasikan diruang
aseptik pada suhu 30 – 34 oC. Umumnya, seminggu kemudian miselia jamur
mulai tumbuh dan menutupi setengah dari bagian media tumbuh dan saat ini
merupakan seleksi awal dari yang terkontaminasi dan yang tidak terkontaminasi.
Yang terkontaminasi diseleksi dan bila memungkinkan dimurnikan lagi ke media
tumbuh yang baru dan seterusnya sampai didapat biakan murni dan tidak
terkontaminasi. Sedangkan biakan murni yang tidak terkontaminasi dapat
langsung diperbanyak atau disimpan di lemari es.
Perbanyakan bibit secara laboratoris bertujuan untuk mendapatkan bibit
jamur yang murni dan selektif dalam arti luas. Bahan yang dipakai umumnya
limbah pertanian, baik secara manunggal atau kombinasi dari dua atau lebih
macam bahan dapat digunakan sebagai media tumbuh bibit jamur atau jamur itu
sendiri. Bahan yang digunakan oleh petani jamur kita sebagai media perbanyakan
bibit jamur adalah merang padi, pupuk kandang, kapur tembok, bekatul padi, dan
glukosa. Wadah media tumbuh bibit dapat digunakan segala macam wadah. Yang
penting wadah tersebut tidak rusak pada waktu disterilisasi dan dilengkapi dengan
tutup.
Penyusunan bag log tanam berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
miselium, tingkat kontaminasi dan pembentukan tubuh buah jamur. Inkubasi
bertujuan untuk menumbuhkan miselium jamur. Agar pertumbuhan miselium
lebih optimal maka keadaan lingkungan seperti temperatur, kelembaban ruangan,
cahaya, dan sirkulasi udara harus diatur sesuai dengan kebutuhan petumbuhan
vegetatif jamur. Pengaturan lingkungan yang baik selain dapat mempercepat
pertumbuhan miselium juga dapat menekan tingkat kontaminasi substrate tanam.
Masing-masing jamur membutuhkan lama inkubasi yang berbeda. Selama
dalam masa inkubasi jangan sekali-kali dilakukan penyiraman atau terkena sinar
matahari langsung sebab dapat meningkatkan terjadinya kontaminasi pada
subtrate tanam
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
86
a.) Alat
- Gelas ukur kapasitas 1 liter
- Timbangan
- Pisau anti karat
- Pisau scapel steril
- Alumunium foil
- Tabung reaksi
- Cawan petri
- Lampu Spiritus
- Hand sprayer, 1 buah
- Laminar Air Flow/Enkas
- Plastik PP (0,05 x 17 x 35 cm)
- Sekop, timbangan, plastik lembaran
b.) Bahan :
- Jamur segar : jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur merang
(Volvariella volvacea)
- Dextrosa
- Alkohol 96 %
- Kertas lakmus
- Glukosa
- Bacto agar
- Kentang
- Aquadest
- Formalin taolet
- Kapas kesehatan
- Media tumbuh PDA. Serbuk gergaji
- Bekatul/dedak
- Gips
- Kapur
- Menir jagung
- Pupuk
87
- Air
- Pilih tubuh buah muda yang masih segar dan tidak busuk
- Bersihkan bagian yang kotor, terutama tangkai bagian bawah
- Seka permukaan tubuh buah yang akan dipotong dengan disinfektan
- Potong tubuh buah sedalam 1 – 2 mm memanjang pada bagian tengah
tubuh buah (kelompok Gasteromycetes). Jangan membelah seluruh
specimen karena jaringan bagian dalam akan terkontaminasi melalui
potongan tersebut oleh kontaminan dari permukaan tubuh buah
- Bagian yang telah dipotong ditekan dengan jari secara perlahan-lahan
sambil dibelah sehingga jaringan bagian dalam terbuha namun tetap dalam
keadaan steril
- Jaringan bagian dalam tubuh buah yang tidak terkena sumber kontaminan
apapun dipotong kecil-kecil (2 – 5 mm2) dengan ujung scalpel steril.
88
- Pindahkan potongan jaringan tersebut ke medium agar dalam tabung reaksi
atau cawan petri
- Inkubasikan tabung atau cawan tersebut pada suhu 20 0 C atau suhu kamar
- Pengamatan dilakukan setelah 3 – 4 hari. Jamur yang mudah diisolasi dan
tumbuh dengan baik pada medium agar akan menghasilkan miselium
setelah 4 – 7 hari, jamur lainnya perlu waktu 2 – 6 minggu untuk
menunjukkan adanya pertumbuhan
- Miselium yang terletak pada tepi luar koloni diambil secara aseptik dan
dipindahkan ke medium agar yang baru untuk pembuatan biakan induk.
2. Perbanyakan Bibit Jamur
- Tahapan perbanyakan bibit, pertama-tama merang padi dipotong-potong
sepanjang 2 cm, lalu direndam dalam air bersih selama 48 jam, dan
ditiriskan.
- Selanjutnya dicampur dengan pupuk kandang, bekatul padi, dan kapur
tembok, serta glukosa, lalu diaduk hingga merata.
- Setelah merata berikan air sedikit demi sedikit hingga media campuran bila
digenggam, airnya tidak menetes tetapi tidak pula kering pada tangan.
- Inkubasi media campuran selama 48 jam. Setelah itu media campuran dapat
dimasukkan kedalam wadah dan disterilkan.
- Inokulasi media campuran dengan biakan murni diruang aseptik dan
inkubasikan pada suhu 32 – 34 oC. Miselia jamur akan tampak tumbuh dan
menutup seluruh media berkisar antara 7 – 14 hari, yang berarti bibit sudah
siap dipakai sebagai bibit dipertanaman
89
media tanam dengan tangan, bila tangan merasa basah tapi air tidak
menetes, kemudian bila dilepas media tanam tersebut masih tetap
menggumpal.
- Masukan media tanam ke kantong plastik PP sambil dipadatkan, berat
baglog sekitar 1 kg.
- Setelah selesai mengisi media, ikat tutup plastik dengan tali rafia secara
simpul lepas, sehingga mudah untuk dibuka.
- Susun bag log dengan rapi, siap untuk di sterilisasi.
- Periksa autoklaf/drum, isi air sesuai kebutuhan
- Masukkan bag log, susun dengan rapi
- Nyalakan autoklaf atau nyalakan sumber api untuk drum, setelah suhu
mencapai 121oC untuk autoklaf pertahankan selama 2 jam, sedangkan untuk
drum setelah mencapai 100oC Pertahankan selama 6 jam
- Matikan nyala api dan diamkan selama 24 jam
- Angkat bag log dan susun di ruang inokulasi
- Masukkan semua bahan dan peralatan ke ruang inokulasi
- Semprot ruangan inokulasi dengan alkohol 90% dan diamkan selama 10
menit
- Cuci tangan dan keringkan, lalu semprot dengan alkohol, kenakan baju
laboratorium
- Hancurkan bibit jamur
- Buka pengikat tali bag log dan masukkan bibit jamur hingga menutupi
semua permukaan atas bag log
- Masukkan cincin leher, rapikan, dan tutup dengan kertas serta ikat dengan
karet
- Kerjakan point 6 hingga semua bag log terinokulasi
- Simpan bag log terinokulasi ke ruang inkubasi.
D. HASIL PENGAMATAN
90
1. Sebutkan komposisi medium pada substrat untuk pertumbuhan
inoculum, bbit jamur dan pertumbuhan pada bag loq, jelaskan fungsi
setia komponen
2. Jelaskan perbedaan pertumbuhan pada jamur dan pada kapang
3. Jelaskan faktor -faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur !
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, R.F, 1995. Medical Mikrobiology, Fifth Edition, Little Brow and Company,
Boston New York-Toronto London.
Fardiaz, S., 1987. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. LSI, IPB. Bogor.
Fardiaz, S. 1989, Analisis Mikribiologi Pangan, Pau pangan dan Gizi, IPB Bogor
91
Wibowo, D dan Ristanto, 1987/1988, Petunjuk khusus deteksi mikroba pangan,
PAU pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
92