Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

NAMA : M GILANG B I
NPM : 2010631270021

DOSEN PEBIMBING :
1. AHSANAL KAISAH
2. KANIA RATNAWATI

ASISTEN PRAKTIKUM :
1. AMELIA RAHMAWATI
2. APRIZA YUSWAN
3. RIVANDIA LISTI
PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

I. Latar Belakang
Dalam ilmu mikrobiologi ketika akan melakukan percobaan tidak akan jauh
dari yang namanya laboratorium, dan di laboratorium ada yang namanya alat
laboratorium. Beberapa alat yang sering ada di laboratorium adalah mikroskop,
gelas ukur, tabung reaksi, dll. Dan di dalam laboratorium biologi ada alat khusus
yang belum tentu ada di laboratorium biasa, salah satu contohnya adalah Biological
Safety Cabinet (BSC).

Mikroskop merupakan alat yang bisa memperbesar hal-hal yang terlalu


kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, mikroskop pertama kali dibuat pada abad
ke-16 dan mulai digunakan secara luas sejak abad ke-17. Mikroskop berasal dari
dua kata yaitu, micro dan scopium. Micros memiliki arti kecil dan scopein memiliki
arti penglihatan. Mikroskop sendiri terdapat 2 macam, yaitu mikroskop cahaya dan
elektron. (Setianingsih, 2017).

Biological Safety Cabinet adalah alat pelindung pada saat bekerja di


laboratorium yang fungsinya melindungi praktikan, lingkungan laboratorium, dan
spesimen atau mikroorganisme dari kontaminasi. Alat ini biasa digunakan ketika
bekerja dengan mikroorganisme yang bersifat patogen atau menggunakan bahan
kimia dengan volume kecil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan
menggunakan bsc, diantara lain : gunakan cabinet yang tersertifikasi, perhatikan
aktifitas dalam ruangan, dll. (Susanti et.al, 2019).

Ketika bekerja di laboratorium mikrobiologi, kita tidak akan lepas dari


kemungkinan bahaya dari hal-hal yang ada di laboratorium. Dan ada juga peralatan
yang dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang beresiko tinggi bagi praktikan
ketika tidak digunakan dengan cara dan prosedur dan penggunaaan alat yang benar
(Andriani, 2016).

Oleh karena itu, maka diadakan lah praktikum ini agar praktikan dapat
mengenal alat alat yang berada di laboratium beserta cara penggunaan nya,
sehingga dapat meminimalisir resiko terjadi nya bahaya.
II. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
- Praktikan dapat mengenal bermacam alat yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi
- Praktikan mengetahui cara yang benar dan aman menggunakan alat-alat yang
ada di dalam laboratorium
III. Dasar Teori
a. Mikroskop
Mikroskop adalah alat bantu utama ketika melakukan pengamatan dan
penelitan hal-hal yang sangat kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Mikroskop berasal dari Bahasa Yunani yaitu micros yang berarti
kecil dan scopein yang berarti melihat (Ramadhani, 2020).
Mikroskop pertama kali dibuat pada tahun 1590 oleh Zaccharis Jansen
dan Hans seorang tukang kacamata belanda. Dan pada tahun 1610, galileo
seorang fisikawan menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam. Dan
beberapa tahun setelahnya Antony Van Leeuwenhoek dengan mikroskop
cipataannya yang dapat membesar sampai 300 kali menemukan adanya
mikroorgansime. Lalu pada tahun 1663 Robert Hooke, menggunakan
mikroskop untuk menilite serangga dan tumbuhan, ia menemukan sel gabus
(Suparti, 2010).
Secara garis besar mikroskop terbagi menjadi dua jenis yaitu mikroskop
optik/cahaya dan electron, walaupun sebenarnya banyak jenis-jenis mikroskop
lain. Tetapi yang sering digunakan untuk penelitan dan pembelajaran adalah
mikroskop optik dan cahaya. Walau jenis mikroskop banyak, pada dasarnya inti
dari prinsip kerja mereka serupa. Dengan begitu kita bisa membagi bagian-
bagian mikroskop menjadi 3, yaitu bagian optik, penerangan, dan mekanis.
Bagian optik berhubungan dengan lensa, penerangan berhubungan dengan
pencahayaan, dan mekanis berhubungan untuk mengatur focus (Suparti, 2010).
Untuk lebih detail nya lagi mikroskop terdiri dari (Ramadhani, 2020) :
1. Kaki mikroskop
2. Lengan mikroskop
3. Sumber cahaya/ cermin
4. Makrometer
5. Mikrometer
6. Diafragma
7. Meja preparat
8. Penjepit meja preparat
9. Skala preparat
10. Lensa objektik
11. Revolver
12. Lensa okuler
Untuk menggunakan mikroskop cahaya adat tahapan-tahapan yang bisa
kita ikuti:
- Pertama mikroskop diletakkan pada meja yang datar dan stabil,
- Kedua jika mikroskop menggunakan listrik pastikan kabel dari mikroskop dapat
menjangkau sumber listrik, lalu hubungkan,
- Ketikga persiapkan objek/sampel yang akan diamati, pada kaca preparate, lalu
letakkan dekat dengan mikroskop,
- Setelah itu longgarkan makrometer agar penempatan objek/sampel dapat
dilakukan dengan mudah,
- Letakkan objek/sampel yang telah dipersiapkan pada meja preparat jepit,
- Sesuaikan lensa obyektik dengan pembesaran yang akan dipakai, dengan
memutar revolver,
- Nyalakan lampu pada mikroskop agar dapat mengamati objek/sampel. Jika
menggunakan cermin pastikan mikroskop dapat pencahayaan yang cukup, dan
atur cermin untuk memfokuskan cahaya pada objek,
- Mulai amati obyek/sampel yang ada pada mikroskop,
- Jika obyek/sampel masih belom terlihat jelas, gunakan makrometer atau
mikrometer baik itu horizontal atau vertical untuk memfokuskan dan
menempatkan obyek/sampel,
- Mikroskop yang bagus memiliki fitur untuk mengatur tingkat kecerahannya,
- Untuk mengganti perbesaran lensa obyektif, gunakan revolver untuk memilih
perbesaran yang diinginkan, dan ketika mengganti perbesaran pastikan masih
ada jarak antara meja preparate dengan lensa obyektif.
- Catat hasil pengamatan
b. Biological Safety Cabinet (BSC)
BSC ini merupakan tempat kerja asertis dan alat pelindung primer di
laboratorium, yang melindungi pegawai, lingkungan laboratorium, dan
spesimen atau mikroorgansime dari kontaminasi udara luar. Biasanya alat ini
digunakan ketika bekerja dengan mikroorganisme yang patogen atau
menggunakan bahan kimia dengan volume yang kecil (Susanti et.al, 2019)
Ketika ingin menggunakan BSC ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Pastikan kabinet yang digunakan itu tersertifikasi.
2. Buat rencana kerja terlebih dahulu.
3. Perhatikan aktifitas yang berada di dalam ruang.
4. Gunakan POB bekerja dalam BSC.
5. Gunakan APD sesuai penilaian risiko.
6. Posisi BSC pada ruangan perlu diperhatikan, terkait dengan aliran
udara BSC.
7. Lakukan dekontaminasi BSC pada saat sebelum dan setelah bekerja.

BSC ini memiliki banyak tipe, yang dimana tiap tipe memiliki
spesifikasi tertentu untuk pekerjaan tertentu. Tetapi secara umum BSC harus
memiliki :
1. Bukaan depan.
2. Aliran udara masuk untuk melindungi pekerja.
3. Aliran udara turun yang sudah difilter oleh HEPA untuk melindungi
obyek/sampel.
4. Aliran udara keluar.

Saat bekerja menggunakan BSC kita harus mengikuti Prosedur


Operasional Baku yang berlaku, karena mungkin saja terjadi kelalaian ketika
menggunakan BSC. Untuk meminimalisir hal tersebut, kita harus mengikuti
POB dan mengaplikasikannya dengan baik (Susanti et.al, 2019). Hal yang harus
diperhatikan pada saat menggunakan BSC adalah :
1. Lakukan dekontaminasi pada saat awal dan akhir bekerja.
2. Selalu lakukan dekontaminasi pada peralatan yang akan digunakan
dalam BSC sebelum dan sesudah digunakan.
3. Buat rencana alur pekerjaan dari pekerjaan bersih sampai kotor.
4. Ketika bekerja, usahakan pergerakan tangan keluar masuk BSC itu
searah dan perlahan, karena aliran udara bisa berputar dan
mengkontaminasi ke dalam atau ke luar BSC.
5. Dekontaminasi disesuai dengan jenis mikroorganisme.
6. Selalu ikuti POB BSC yang aada di laboratorium
7. Cuci tangan sebelum dan sesudah beker ja.

Ketika menggunakan BSC ada beberapa hal yang harus kita lakukan :
1. Pertama pastikan BSC sudah tersambung dengan sumber listrik.
2. Ke-dua nyalakan blower selama 5 menit
3. Lalu nyalakan lampu UV selama 15-30 menit, setelah itu nyalakan
lampu kerja
4. Ke-empat buka jendela secukupnya dan masukkan alat kerja, ketika
semua alat sudah siap, lakukan pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Ke-lima ketika sudah selesai keluarkan semua alat kerja, pisahkan
dan dekontaminasi alat kerja. Tutup jendela BSC.
6. Ke-enam nyalakan blower selama sepuluh menit.
7. Ke-tujuh nyalakan lampu UV selama 15-30 menit.
c. Autoklaf
Merupakan alat sterilisasi yang menggunakan suhu dan tekanan tinggi.
Faktor risiko dari autoklaf ini tinggi, dikarenakan pengunaannya tidak hanya
untuk sterilisasi peralatan lab tetapi digunakan juga untuk sterilisasi limbah
infeksius laboratorium. Kemungkinan risiko yang terjadi adalah (susanti et.al,
2019) :
1. Terciprat hawa atau air panas.
2. Terjadi ledakan akibat overpressure.
3. Terinfeksi agen penyakit dari laboratorium.

Untuk prosedur penggunaan autoklaf, adalah seperti berikut :


1. Pastikan volume air dalam autoklaf sudah sesuai, dan tinggi air pada
batas yang telah ditentukan.
2. Masukan semua peralatan dan bahan, yang disterilisasi.
3. Tutup autoklaf dengan rapat dan kencang, pastikan semua bagian
kunci sudah rapat.
4. Nyalakan autoklaf dan atur timer 15 menit dengan suhu 121°C.
5. Tunggu air mendidih hingga menciptakan uap yang akan memenuhi
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman, kencangkan klep
pengaman sampai selesai. Ketika dalam proses sterilisasi pastikan
agar suhu dari autoklaf ini tidak melebihi 121°C, waktu 15 menit
mulai dihitung pada saat tekanan sudah mencapai 2 atm.
6. Jika alarm sudah berbunyi berarti tanda selesai, tunggu hingga
tekanan sudah turun dan sama dengan udara dilingkungan
7. Angkat isi dari autoklaf dengan hati-hati

Untuk menghindari kecelakaan dan meminimalisir risiko bahaya pada


saat menggunakan autoklaf ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
(Andriani, 2016) :
➢ Harus ditunjuk personil yang sudah terlatih dan berpengalaman
untuk bertanggung jawab dan melakukan perawatan rutin
➢ Program pemeliharaan harus mencakup inspeksi scara rutin
terhadap autoklaf, dan dilakukan oleh personil yang sudah ahli.
➢ Pastikan semua alat dan bahan yang diautoklaf berada dalam wadah
yang uap dapat dengan mudah melakukan penetrasi,

d. Inkubator
Inkubator merupakan alat untuk menginkubasi mikroba pada
lingkungan yang terkontrol, alat ini biasanya dilengkapi dengan pengatur suhu
dan waktu. Prinsip kerja dari incubator itu adalah memasukan atau menyimpan
biakan murni mikroorganisme, kemudian diatur suhu nya sesuai dengan
kebutuhan mikroorganisme.
Ketika akan mengikunbasi pastikan cawan petri itu dibalik untuk
mencegah kontaminasi dari uap air.

e. Alat-Alat Laboratorium Lainnya


1. Jarum Ose
Jarum ose digunakan untuk memindahkan/menginokulasi suatu
sampel mikroorganisme dari suatu media ke media yang lainya. Jarum
ose ini memiliki dua bentuk, jarum ose lurus, dan jarum ose bulat. Jarum
ose lurus biasanya digunakan dengan cara menusuk dan pada agar yang
tegak, sementara jarum ose bulat digunakan dengan cara streak
dipermukaan agar, biasanya agar nya miring atau datar.
2. Cawan Petri
Merupakan wadah yang berfungsi untuk mengisolasi, media
inokulasi, pemurnian dan pembiakkan mikroorganisme. Cawan petri ini
berbentuk lingkaran, dan ukuran tutup dari cawan petri ini biasanya
lebih besar dari cawan petri.
3. Bunsen
Merupakan pembakar, dan biasanya digunakan untuk
mengsterilisasi alat, dengan adanya api yang menyala ketika melakukan
sterilisasi diharapkan kontaminan akan terbakar. Selain untuk sterilisasi
Bunsen digunakan juga untuk memanaskan sampel/bahan-bahan yang
harus dipanaskan.
4. Kaki Tiga
Tempat untuk menaruh bahan/sampel yang akan dipanaskan.
5. Pipet
6. Batang Pengaduk
7. Pencapit kayu
8. Dekstru
Untuk mengecilkan partikel.
9. Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan, kisaran volume nya 25/50/100
ml
10. Erlenmeyer
Untuk menampung larutan dan menghomogenkan bahan-bahan.
11. Beaker Glass
Menampung sementara larutan, kisaran volumenya
25/50/100/250/500/1000 ml.
12. Tabung Reaksi
Sebagai media pengenceran, dan perkembang biakkan.
13. Rak Tabung Reaksi
14. Botol Reagen
Wadah untuk larutan yang sudah direaksi.
15. Mikropipet dan Tip
Untuk mengambil larutan/cairan dalam ukuran microliter,
sementara tip adalah wadah yang menampung larutan/cairan yang
diambil mikropiper.
16. Pipet Ukur
17. Botol Aquades dan Antiseptik
Untuk menampung aquades dan antiseptic, biasanya warna yang
digunakan berbeda atau diberi label agar gampang membedakannya.
18. Kulkas dan Icebox
Menyimpan sampel agar suhunya bisa terjaga dan stabil,
sementara icebox digunakan ketika akan membawa sampel dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
19. Neraca Analitik
20. Shaker
IV. Metode Percobaan
Pengenalan alat :
- Pertama alat-alat yang ada di laboratorium diamati,
- Lalu penjelasan yang diberikan asisten laboratorium didengarkan,
- Ketiga dicatat fungsi dan cara kerja alat yang telah dijelas asisten laboratorium
Penggunaaan Mikroskop :
- Pertama sampel yang akan diamati, disiapkan terlebih dahulu. Kaca dan
penutup kaca preparat distrelisasi terlebih dahulu dengan disinfektan, lalu
sampel yang akan diamati, diambil menggunakan pipet dan ditetesi di kaca
preparate
- Kedua mikroskop disiapkan, dan dipastikan sudah tersambung dengan sumber
listrik, lensa okuler sudah terpasang dan penutupnya lensanya sudah dibuka.
- Kaca preparat yang terdapat sampel, ditaruh di meja preparat mikroskop dan
dijepit, lalu lampu di mikroskop dinyalakan.
- Sampel diamati, jika belum terlihat jelas. Mikrometer dan makrometer nya
digunakan agar focus. Jika sudah jelas, sampel diamati dengan perbesaran yang
sesuai ketentuan, dalam hal ini perbesaran 4, 10, dan 40.
- Untuk mengganti perbesaran, revolver diputar sampai dengan perbesaran yang
diinginkan
- Sample diamati dengan tiap perbesaran, dan difoto hasil nya.
- Jika sudah selesai, lampu mikroskop dimatikan, kaca preparat dan penutup kaca
preparate dibersihkan.
V. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Didapatkan hasil dari pengamatan sampel di mikroskop seperti berikut :
Gambar 5.1 perbesaran 4x10

Gambar 5.2 perbesaran 10x10


Gambar 5.3 Perbesasran 40x10

2. Pembahasan
A. Mikroskop
Merupakan alat bantu lihat, yang dimana dapat melakukan
perbesaran pada mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang, sehingga kita bisa melihatnya. Prinsip kerja dari mikroskop ini
sendiri adalah ketika ada cahaya yang diteruskan terhadap lensa objektif,
di lensa objektif akan muncul bayang yang maya, terbalik dan diperbesar.
Lalu bayang tersebut akan diteruskan sehingga menghasilkan bayang
yang tegak, nyata dan diperbesar.

B. BSC
Merupakan tempat kerja aseptis, yang dimana prinsip kerjanya
adalah udara yang masuk ke bsc akan terlebih dahulu difilter barulah
masuk kedalam bsc dan keluar bsc.

C. Autoklaf
Merupakan alat sterilisasi yang mempunyai prinsip kerja, dengan
menggunakan uap air panas bertekanan tinggi untuk membunuh mikroba,
dan menghilangkan kotoran pada alat dan bahan yang akan digunakan
pada saat percobaan
D. Inkubator
Alat untuk menginkubasi mikroba, prinsip kerjanya adalah
biakkan murni mikroorgansime dimasukkan kedalam incubator dan suhu
nya diatur sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme tersebut.

VI. Penutup
- Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan mengetahui apa saja alat-alat yang
berada di laboratorium mikrobiologi, dan cara kerjanya bagaimana.
VII. Daftar Pustaka
Setianingsih, T. Mikroskop Elektron Transmisi. 2017. Malang: Universitas
Brawijaya Press.

Susanti, I, Subangkit, Hariastuti, N I, Ikawati, H D, Setiawty, V, & Heriyanto, B.


Pedoman Biorisiko Laboratorium Institusi. 2019. Jakarta: LEMBAGA
PENERBIT BALITBANGKES.

Ramadhani, S P. 2020. Pengelolaan Laboratorium. Depok: Yiesa Rich Foundation.

Suparti. Mikroskop. 2010. Semarang: PT. Sindur Press.

Andriani R. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi


Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi. 2016
Maret; 1(1).

Anda mungkin juga menyukai