Anda di halaman 1dari 157

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTIKUM CIRI-CIRI
MAKHLUK HIDUP (GERAK
PADA TUMBUHAN)

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL

MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 22 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan pada laporan praktikum ini adalah ciri-ciri makhuk hidup (gerak pada
tumbuhan).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada laporan praktikum ini antara lain :


• Mengemati gerak seismonasti.
• Mengamati gerak niktinasti.
• Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


1. Seismonasti dan Niktinasti
• Tanaman putri malu dalam pot 2 buah
• Kotak dari kardus 1 buah
• Stop watch atau HP 1 buah
• Alat tulis dan penggaris
2. Geotropisme
• Pot berukuran kecil 2 buah
• Tanah yang subur secukupnya
• Biji kacang merah secukupnya
• Air secukupnya

D. LANDASAN TEORI

Gerak tubuh tumbuhan dibagi atas gerak taksis, nasti dan tropisme. Gerak
taksis adalah gerak pindah tempat dari seluruh tubuh tumbuhan. Hal ini mudah kita
lihat pada tumbuhan bersel satu. Gerak nasti adalah gerak dari sebagian tubuh
tumbuhan, dimana arah geraknya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.
Sedangkan gerak tropisme adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan, dimana arah
geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Tropisme positif, jika arah
geraknya menuju arah datangnya rangsang. Sebaliknya tropisme negatif, jika arah
geraknya menjauhi arah datangnya rangsang.

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Gerak yang terjadi pada
tumbuhan merupakan gerak tumbuh atau pengaruh rangsangan. Rangsangan yang
diterima tumbuhan dapat berupa: cahaya, gaya tarik bumi, zat kimia, air, suhu,
sentuhan.

Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan dibedakan :


1. Gerak endonom atau autonom adalah gerakan yang dipengaruhi oleh faktor dari
dalam tubuh tumbuhan.
2. Gerak etionom atau esinom adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor
dari luar tubuh tumbuhan.
Gerak etionom dibedakan menjadi :
1. Gerak tropisme, ciri-cirinya :
a. gerak sebagian tubuh tumbuhan.
b. arah gerakannya sesuai dengan arah rangsangan (menuju atau menjauhi
rangsangan).

Berbagai macam gerak tropisme :


• Fototropisme/Heliotropisme : merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan
ke arah cahaya. Contoh: gerak ujung batang ke arah sinar matahari
• Geotropisme/Gravitropisme : merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan
karena gaya gravitasi bumi. Contoh: gerak ujung akar ke arah bumi
• Thigmotropisme : merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan karena
sentuhan. Contoh: membelitnya sulur tanaman pada dahan atau air.
• Hidrotropisme : merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan karena
rangsangan berupa air. Contoh: gerak bulu-bulu akar ke arah tanah dengan
kandungan air tinggi.

2. Gerak nasti, ciri-cirinya :


a. gerak sebagian tubuh tumbuhan.
b. arah gerakan tidak sesuai arah datangnya rangsangan

Berbagai macam gerak nasti :


• Fotonasti : gerak sebagian tubuh tumbuhan karena faktor cahaya. Contoh:
mekarnya bunga pukul empat di sore hari
• Seismonasti : gerak sebagian tubuh tumbuhan karena getaran. Contoh:
gerak daun putri malu (mimosa pudica) karena digerakkan/disentuh
• Niktinasti : gerak sebagian tubuh tumbuhan karena malam hari (gerak
tidur). Contoh: menutupnya daun tumbuhan polong-polongan (lamtoro,
bunga merak, patai) pada sore hari menjelang malam hari
• Termonasti : gerak sebagian tubuh tumbuhan karena rangsangan suhu.
Contoh: mekarnya bunga tulip pada musim panas
• Nasti complex : gerak sebagian tubuh tumbuhan dipengaruhi banyak
faktor. Contoh:membuka dan menutupnya stomata (dipengaruhi cahaya,
suhu, air, dan zat kimia).

3. Gerak taksis, ciri-cirinya :


a. gerak seluruh tubuh tumbuhan
b. arah gerakan sesuai arah rangsangan

Berbagai macam gerak taksis :


• Fototaksis : gerakan tubuh tumbuhan ke arah cahaya. Contoh: bergeraknya
euglena ke arah cahaya dan gerakan kloroplas pada Spirogyra yang
bergerak ke daerah yang terkena cahaya
• Kemotaksis : gerakan tumbuhan karena adanya rangsangan zat kimia.
Contoh: bergeraknya buluh serbuk sari ke arah ovum pada tumbuhan biji
• Gerak Higroskopis : gerakan sebagian tumbuhan karena adanya perubahan
kadar air. Contoh: pecahnya buah polong-polongan pada siang hari dan
pecahnya buah karet di siang hari.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. SEISMONASTI
• Praktikan menyediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi
tanaman putri malu, lembar kerja, alat-alat tulis dan penggaris.
• Pot putri malu praktikan siapkan beberapa hari sebelum melakukan percobaan
sehingga dalam keadaan segar. Caranya praktikan mencari tanaman putri malu
ukuran sedang selanjutnya diambil dengan beberapa tanah sekitarnya tidak
hanya dicabut, lalu dipindahkan ke pot yang telah praktikan siapkan.
• Setelah menyiapkan putri malu yang berada di dalam pot, selanjutnya
praktikan melakukan sentuhan halus hingga sentuhan kasar terhadap daundaun
putri malu tersebut dengan menggunakan penggaris.
• Praktikan mencatat hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya pada lembar
kerja seperti Tabel 1.2 hasil pengamatan seismonasti.

2. NIKTINASTI
• Praktikan menyediakan dua buah putri malu.
• Kemudian praktikan memberi tanda A pada pot pertama dan tanda B pada pot
kedua.
• Praktikan meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
• Pot B disimpan dengan kardus yang kedap cahaya, praktikan dengan hati-hati
agar tidak menyentuh daunnya dan dibiarkan kurang lebih setengah jam.
• Setelah ditutup setengah jam, praktikan membuka kardus penutup dengan
hatihati (tidak menyentuh tanaman putri malunya).
• Praktikan mengamati apa yang terjadi dengan daun putri malu tersebut pada
pot B dan membandingkan dengan daun putri malu pada pot A.
• Praktikan mencatat hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya pada lembar
kerja seperti Tabel 1.3 hasil pengamatan niktinasti.

3. GERAK TROPISME (GEOTROPISME NEGATIF)


• Praktikan membuat duah buah pot tanaman kacang merah. Caranya dengan
menanam 3 biji kacang merah dalam pot ukuran kecil yang telah disiapkan.
Praktikan meletakkan pot kacang merah ini di belakang rumah tempat terbuka.
• Praktikan melakukan pengamatan dan perkembangan setiap harinya pada biji
kacang merah tersebut.
• Setelah mendapatkan dua pot tanaman kacang merah yang cukup baik dan
berdiri dengan tegak, praktikan memberi tanda A pada pot pertama dan tanda
B pada pot kedua.
• Praktikan meletakkan pot A dengan berdiri tegak (vertikal) dan meletakkan
pot B secara mendatar (horizontal) di tempat terbuka.
• Praktikan melakukan pengamatan beberapa hari.
• Kemudian praktikan menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja seperti
tabel 1.4 hasil pengamatan geotropisme negatif.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Seismonasti

Jenis Sentuhan
Reaksi Daun
No Pada Daun Keterangan
Putri Malu
Putri Malu
Daun sedikit menutup
1 Halus Daun cepat membuka kembali
dengan lambat
Daun menutup setengah Daun dapat membuka kembali
2 Sedang
dengan cepat ± 5 menit
Daun banyak menutup Daun dapat membuka kembali
3 Kasar
dengan sangat cepat ± 10 menit

Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Niktinasti

Reaksi Daun Putri Malu


No Pot Putri Malu
Mula-mula 30 Menit Kemudian
1 Disimpan di tempat terang Daun terbuka Daun terbuka
Ditutup dengan kardus yang
2 Daun terbuka Daun tertutup
kedap cahaya

Tabel 1.4 Hasil Pengamatan Geotropisme Negatif

Pengamatan Hari Ke
No Jenis Pot Keterangan
1 2 3 4 5
A Mem
1 belah
Atas Atas Atas Atas Batang tumbuh tegak
(Vertikal)
Mem Mem Mem Batang tumbuh membelok
B Mem belok belok belok mengikuti cahaya matahari
2 Atas
(Horizontal) belah ke ke ke (menjauhi titik pusat bumi)
atas atas atas

G. PEMABAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang seismonasti, niktinasti dan geotropisme negatif yang
masingmasing dituangkan pada tabel yang dicontohkan pada modul. Untuk percobaan
seismonasti dituangkan pada tabel 1.2, niktinasti dituangkan pada tabel 1.3 dan
geotropisme negatif dituangkan pada tabel 1.4.

Praktikan melakukan percobaan seismonasti pada awalnya menyediakan dua


buah pot dengan diisi tanah kemudian mencari tanaman putri malu berukuran sedang
dua buah lalu dipindahkan ke pot yang telah disediakan. Cara memindahkan tanaman
putri malu tersebut dengan tanah sekitarnya tidak langsung dicabut supaya akar
terangkat dan saat dipindahkan untuk ditanam di pot cepat segar kembali daunnya.

Kemudian praktikan di hari berikutnya baru melakukan percobaan seismonasti


dengan memberikan sentuhan halus, sedang dan kasar pada daun tanaman putri malu
tersebut dan praktikan mengamati perubahan yang terjadi pada daun tanaman putri
malu dan dituangkan pada tabel 1.2. Saat praktikan memberikan sentuhan halus pada
daun tanaman putri malu, reaksi daunnya sedikit menutup dengan lambat dan daunnya
membutuhkan waktu cukup cepat untuk membuka kembali. Lalu praktikan
memberikan sentuhan sedang pada daun tanaman putri malu, reaksi daunnya menutup
setengah dengan cepat dan daunnya membutuhkan waktu ± 5 menit untuk membuka
kembali. Kemudian praktikan memberikan sentuhan kasar pada daun tanaman putri
malu, reaksi daunnya banyak yang menutup dengan sangat cepat dan daunnya
membutuhkan waktu ± 10 menit untuk membuka kembali.

Selanjutnya praktikan melakukan percobaan kedua tentang niktinasti pada


tanaman putri malu, praktikan menyediakan dua buah putri malu dengan memberi
tanda A diletakkan pada tempat terang dan tanda B ditutup dengan kardus dan
praktikan mengamati ± 30 menit lalu melihat hasilnya. Tanaman putri malu dengan
tanda A yang diletakkan di tempat terbuka daunnya semua terbuka dan tanaman putri
malu dengan tanda B yang ditutup kardus daun putri malu semua tertutup. Kemudian
praktikan mencatat dan menuangkan hasilnya pada tabel 1.3.

Praktikan melakukan percobaan ketiga tentang geotropisme negatif. Awalnya


praktikan menyediakan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu dua buah pot
yang berisi tanah, kacang merah, kacang hijau dan air secukupnya.

Biji kacang merah dan kacang hijau praktikan letakkan di atas tanah pada dua
pot yang telah disediakan lalu disiram air secukupnya dan praktikan amati dalam 5
hari untuk melihat hasil dari percobaan geotropisme negatif. Pada hari kedua biji
kacang merah dan kacang hijau membelah, lalu pada hari ketiga sudah mulai tumbuh
dan praktikan meletakkan pot A secara vertikal dan pot B secara horizontal lalu pada
hari keempat praktikan melihat perubahan yang terjadi, pot A batangnya tumbuh
tegak dan pot B batang tumbuh membelok mengikuti cahaya matahari (menjauhi titik
pusat bumi). Kemudian praktikan mencatat dan menuangkan hasilnya pada tabel 1.4.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan ciri-ciri makhluk hidup (gerak pada
tumbuhan), praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap makhluk hidup bisa
bergerak akibat rangsangan baik arahnya menuju arah datangnya rangsang atau
menjauhi arah datangnya rangsang.

Pada percobaan seismonasti yang telah praktikan lakukan bahwa rangsang sentuhan
yang praktikan berikan dengan penggaris pada daun tanaman putri malu baik halus,
sedang ataupun kasar daun putri malu akan menutup.
Kemudian pada percobaan niktinasti, pada pot tanaman putri malu yang diletakkan
pada tempat terbuka daunnya tetap terbuka dan pada pot tanaman putri malu yang
ditutup dengan kardus daunnya menjadi menutup.

Lalu pada percobaan geotropisme negatif dapat disimpulkan bahwa saat pot kacang
merah dan kacang hijau diletakkan secara vertikal maka batangnya tumbuh tegak dan
pot kacang merah dan kacang hijau yang diletakkan secara horizontal batangya
tumbuh membelok mengikuti cahaya matahari (menjauhi titik pusat bumi).

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti? Jawab : Daun
lamtoro dan daun turi.

2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang telah
anda lakukan? Jelaskan!
Jawab : Pada percobaan niktinasti tanaman putri malu yang ditutup dengan
kardus sedangkan pada percobaan seismonasti tanaman putri malu diberikan
rangsang sentuhan halus, sedang dan kasar. Dari percobaan niktinasti dan
seismonasti walaupun berbeda rangsang yang terjadi tetapi mengakibatkan daun
putri malu menutup.

3. Pada percobaan geotopisme yang telah anda lakukan sebenarnya anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa? Jenis
fotoropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
Jawab : Percobaan geotropisme mengakibatkan batang dari kacang merah dan
kacang hijau membelok (menjauhi pusat bumi) dan membuktikan adanya gerak
fototropisme karena rangsangan yang terjadi akibat adanya cahaya matahari yang
mengakibatkan antara geotropisme dan fototropisme memiliki persamaan yang
menuju arah datangnya rangsang yaitu cahaya matahari.

J. DAFTAR PUSTAKA
https://mtslegokjawa.wordpress.com/2020/07/27/gerak-pada-tumbuhan-ipa-kelas-8/

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 1 Hal. 1.3, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain mengatur
waktu untuk melakukan percobaan sehingga dari waktu yang ada untuk melakukan
percobaan ini terlalu singkat.
SARAN dan MASUKKAN

Untuk percobaan pada praktikum kedepannya tutor memberi informasi tidak


mendadak menjelang percobaan karena ada beberapa alat dan bahan yang harus
disiapkan beberapa hari sebelum percobaan untuk bisa dilakuka oleh praktikan.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

1. SEISMONASTI

Gambar : Tanaman putri malu untuk bahan percobaan seismonasti

Gambar : Perlakuan terhadap daun putri malu halus, sedang dan kasar

2. NIKTINASTI

Gambar : Proses Niktinasti tumbuhan putri malu ditempat terbuka dan ditutup kardus
3. GEOTROPISME NEGATIF

Gambar : Alat dan Bahan Percobaan Geotropisme Negatif

Gambar : Proses Geotropisme negatif pada kacang merah dan kacang hijau yang diletakkan
secara vertikal dan horizontal
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN,
DAN PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR

Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 22 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah ciri-ciri makhuk hidup – pertumbuhan, perkembangan dan


perkembangbiakan makhluk hidup.

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


 Biji kacang merah
 Botol jam (selai) diganti gelas kaca
 Kertas saring diganti kapas
 Kertas label
 Gunting

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan bersama-


sama dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap makhluk hidup ketika mengalami masa
pertumbuhan juga akan mengalami perkembangan. Untuk memahami perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke


asal (irreversibel), meliputi pertambahan volume dan pertambahan massa. Selain
disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan
jumlah sel. Pertambahan ini dapat diukur dengan alat ukur tertentu, atau lebih umum
dikenal sebagai ukuran kuantitatif. Contohnya ketika kita baru lahir panjangnya ±45 cm
dengan massa badan ± 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi badan dapat
mencapai lebih dari 150 cm dan massa badan lebih dari 30 kg. Daun mengalami
pertambahan panjang dan lebar yang dapat diukur dan dinyatakan dalam sentimeter.

Perkembangan dapat diartikan sebagai semua perubahan yang terjadi pada


makhluk hidup yang sedang tumbuh. Perkembangan merupakan proses menuju
tercapainya kedewasaan. Pada proses perkembangan perubahan yang terjadi lebih
bersifat kualitatif, tidak bisa diukur dengan alat ukur. Pada tingkat sel, perkembangan
dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang
menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan, perkembangan ditandai dengan munculnya
bunga atau buah. Sedang pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ
reproduksi sehingga siap untuk menghasilkan keturunan. Perkembangan juga
menyebabkan perubahan psikis, kemampuan, dan perilaku dari usia bayi, anak-anak,
hingga menjadi dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan proses


perkecambahan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang
sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan
berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembangbiakannya.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis (titik tumbuh), yaitu
bagian yang mengandung jaringan meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung
akar, dan kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung batang/akar
menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan
meristem di kambium. Oleh karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

A. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan


meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk
sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang
dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah
panjang. Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu
daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah
perpanjangan, dan daerah diferensiasi.

1. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang
disebut daerah meristematis.
2. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-
sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.
3. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah
tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi
membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.

B. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder.


Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah.
Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke
luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada
kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak
mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Bila kamu
perhatikan, diameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu sama dari
kecil hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan dikotil seperti mangga, jati, jambu,
asam, cemara dan Gymnospermae seperti pinus.

Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara musim penghujan


dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia
dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih sering terjadi. Sebaliknya di musim
kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel berkurang.
Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada
batang yang disebut lingkaran tahun.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau
bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut. Contoh perkembangan
pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ generatif yaitu munculnya bunga.

Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbeda-beda untuk berkembang


menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan kemampuan berkembang biak secara
generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti tumbuhan itu
telah dewasa dan dapat bereproduksi secara generatif (menghasilkan biji). Biji
merupakan calon individu yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan
kondisi lingkungan yang sesuai.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


1. Praktikan menyiapkan biji kacang merah lalu merendam biji kacang merah dalam
wadah yang berisi air semalaman.
2. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca dengan kapas sebagai ganti dari kertas
saring setinggi dasar sampai atas gelas.
3. Lalu praktikan menyisipkan 6 buah biji kacang merah pada gelas kaca yang sudah
diberi kapas.
4. Praktikan menambahkan air secukupnya sehingga kapas basah kira-kira 1/10 nya).
5. Kemudian praktikan menyimpan di tempat yang terang tetapi tidak terkana sinar
matahari langsung. Jika air terlihat berkurang (kapas mengering) praktikan
menambahkan air secukupnya sehingga kapas tetap basah tetapi permukaan air tidak
merendam biji kacang merah.
6. Praktikan mengamati proses perkecambahan dan pentumbuhan biji-biji kacang
merah. Kemudian praktikan mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah,
mengamati juga akar, batang dan daun tumbuh. Lalu hasil pengamatan praktikan
tulis pada lembar kerja pada tabel 1.10.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.10 Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah

Gambar Panjang (mm)


Hari
Pertumbuhan kecambah Keterangan
ke Akar Batang
kacang merah

Minggu, 24-10-2021
1 0 mm 0 mm
Bakal akar mulai
terlihat

Senin, 25-10-2021

Bakal akar terlihat


2 5 mm 0 mm
lebih jelas dan
sebagian sudah ada
yang keluar

Selasa, 26-10-2021

3 10 mm 10 mm Akar semakin
panjang dan batang
mulai muncul

Rabu, 27-10-2021
15 mm 35 mm
4 35 mm 15 mm Akar dan batang
25 mm 25 mm mulai berkembang
semakin panjang

Kamis, 28-10-2021

25 mm 50 mm Batang mulai naik ke


5
30 mm 55 mm atas hingga naik
sampai bibir gelas,
difoto jam. 10.20
Kamis, 28-10-2021

Batang semakin
35 mm 95 mm
5 panjang dan
40 mm 100 mm
berkembang menuju
arah cahaya,
difoto jam 17.26

Kamis, 28-10-2021

Batang semakin
5 50 mm 120 mm
panjang dan
60 mm 130 mm
berkembang menuju
arah cahaya,
difoto jam 21.33

Jum’at, 29-10-2021

Batang semakin
50 mm 150 mm
6 panjang dan
60 mm 160 mm
berkembang menuju
arah cahaya,
difoto jam 06.53

G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang pertumbuhan, perkembangan dan perkembangbiakan makhluk
hidup. Praktikan melakukan percobaan tentang melakukan pengamatan pertumbuhan
dan perkecambahan kacang merah dan hasilnya dituangkan pada tabel yang
dicontohkan pada modul hal 1.39.

Praktikan melakukan percobaan tentang melakukan pengamatan pertumbuhan


dan perkecambahan kacang merah ini dengan mengacu pada prosedur percobaan yang
ada di modul hanya ada beberapa alat dan bahan praktikan sesuaikan dengan yang ada
dan mudah didapatkan. Misalnya botol jam atau selai diganti dengan gelas kaca dan
kertas saring diganti dengan kapas.

Awalnya praktikan menyiapkan biji kacang merah lalu merendam biji kacang
merah dalam wadah yang berisi air semalaman. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca
dengan kapas sebagai ganti dari kertas saring setinggi dasar sampai atas gelas. Lalu
praktikan menyisipkan 6 buah biji kacang merah pada gelas kaca yang sudah diberi
kapas. Praktikan menambahkan air secukupnya sehingga kapas basah kira-kira 1/10
nya). Kemudian praktikan menyimpan di tempat yang terang tetapi tidak terkana sinar
matahari langsung. Jika air terlihat berkurang (kapas mengering) praktikan
menambahkan air secukupnya sehingga kapas tetap basah tetapi permukaan air tidak
merendam biji kacang
merah. Praktikan mengamati proses perkecambahan dan pentumbuhan biji-biji kacang
merah. Kemudian praktikan mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah,
mengamati juga akar, batang dan daun tumbuh. Lalu hasil pengamatan praktikan tulis
pada lembar kerja pada tabel 1.10.

Pengamatan yang praktikan lakukan pada percobaan pertumbuhan dan


perkecambahan kacang merah dimulai hari minggu praktikan menyiapkan alat dan
bahannya berdasarkan prosedur percobaan, kemudian biji kacang merah yang sudah
direndam satu malam dimasukkan diantara gelas kaca dan kapas. Di hari pertama
kondisi kacang merah tersebut bakal akar sudah mulai terlihat tetapi belum dapat
diukur.

Keesokan harinya dihari kedua, praktikan melakukan pengamatan biji kacang


merah pada bakal akar terlihat lebih jelas dan sebagian sudah ada yang keluar bahkan
akarnya sudah ada yang mencapai 5 mm. Kemudian dihari ketiga, praktikan melakukan
pengamatan dan mulai mengukur akar semakin panjang dan batang mulai muncul dan
hasil pengukurannya akar dan batang ada yang hampir sama panjangnya yaitu 10 mm.
Lalu pada hari keempat praktikan melakukan pengamatan dan pengukuran pada akar
dan batang yang mulai berkembang semakin panjang, dari enam biji kacang merah yang
dilakukan percobaan ada empat biji yang perkembangannya baik dan ada dua yang
kurang. Praktikan melakukan pengukuran pada akar dan batang masing-masing datanya
15 mm dan 35 mm, 35 mm dan 15 mm, juga ada yang 25 mm dan 25 mm. Pada hari
kelima, praktikan melakukan pengamatan dan pengukuran berkali-kali karena
perkembangannya terlihat signifikan perubahan dari kacang merah tersebut. Saat jam
10.20 batang kacang merah tersebut mulai naik ke atas hingga naik sampai bibir gelas
dengan ukuran akar 25 mm dan batang 50 mm, ada juga ukuran akar yang 30 mm dan
batang 55 mm. Kemudian praktikan melihat perubahan dan dilakukan pengukuran jam
17.26 batang kacang merah tersebut semakin panjang dan menuju ke arah cahaya,
akarnya membengkok jadi hanya sebagian yang bisa diukur yang ukurannya akar 35
mm dan batang 95 mm, ada juga akar yang 40 mm dan batangnya 100 mm. Saat
praktikan sedang menulis laporan, memperhatikan kacang merah tersebut sudah
semakin berkembang ukuran batangnya semakin panjang dan praktikan ukur panjang
batangnya jam 21.33 mencapai 120 mm dan 130 mm dan akarnya 50 mm dan 60 mm.

Hari ini di hari keenam, praktikan sambil menulis laporan hari jum’at pagi,
tanggal 29 oktober 2021 jam 06.53 melihat perkembangan pada batang kacang merah
semakin panjang dan hasil pengukurannya akar 50 mm 60 mm dan batangnya
bertambah menjadi 150 mm 160 mm.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang pertumbuhan,


perkembangan dan perkembangbiakan makhluk hidup dan yang praktikan lakukan
tentang percobaan melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan kacang
merah dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk hidup tentu melakukan pertumbuhan
dan perkembangan yang ditandai dengan adanya pertambahan ukuran, volume dan berat
suatu organisme seperti percobaan yang telah praktikan lakukan pada awalnya biji
kacang tetapi setalah beberapa hari bertumbuh dan berkembang ukuran akar dan
batangnya semakin panjang.
Pertumbuhan dan perkembangan ditentukan oleh faktor genetik, juga sangat
ditentukan oleh kondisi lingkungan seperti cahaya, air, makanan dan temperatur. Seperti
pada percobaan ini, praktikan melakukan pengamatan kacang merah sebanyak 6 buah
tetapi yang pertumbuhan dan pekembangannya baik hanya 4 buah, sisanya 2 buah yang
satu keluar akar dan batang tetapi ukurannya jauh berbeda dengan yang lain dan biji satu
lagi hanya baru proses membelah. Mungkin kedua biji tersebut dipengaruhi oleh kondisi
genetik yang kurang baik jadi saat praktikan lakukan pengamatan ada biji yang tumbuh
dan berkembang dengan baik dan ada yang tidak tumbuh dan berkembang dengan baik.

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Pada hari keberapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?


Jawab : Akar kecambah kacang merah mulai tumbuh pada hari kedua sepanjang 5
mm tetapi pada hari kedua ada sebagian yang masih belum tumbuh.

2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang


arah pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawab : Tidak ada, arah pertumbuhan akar tersebut ke arah bawah hanya setelah
biji membelah arah akar yang keluar ada yang membelok ke arah atas tetapi setalah
dihari berikutnya setelah akar tersebut tumbuh dan berkembang semakin panjang
arahnya ke bawah bahkan karena terbatas media gelas kaca dan kapas akar tersebut
menumpuk di kapas dan dasar gelas.

J. DAFTAR PUSTAKA

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/pertumbuhan-dan-
perkembangan-makhluk-hidup-2012-
/konten5.html#:~:text=Ketika%20mengalami%20pertambahan%20ukuran%20%28tum
buh%29%20tersebut%2C%20makhluk%20hidup,merupakan%20dua%20proses%20ya
ng%20berjalan%20bersama-sama%20dan%20berdampingan.

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 1 Hal. 1.16, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain sulit
menemukan alat praktikum botol jam atau selai dan kertas saring sehingga praktikan
ganti sebagai alternatifnya gelas kaca dan kapas untuk alat percobaan ini.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan Alat dan bahan


menyediakan alat yang digunakan
dan bahan untuk praktikan dalam
melakukan melakukan
percobaan percobaan
perkecambahan perkecambahan
kacang merah. kacang merah.

Praktikan Praktikan
memasukkan memasukkan
kapas ke dalam kapas ke dalam
gelas kaca mulai gelas kaca
dari bagian dasar sampai penuh ke
gelas. bagian atas gelas.

Setelah kapas Praktikan


terisi penuh, menambahkan
praktikan air secukupnya
memasukkan 6 sehingga kapas
buah biji kacang basah kira-kira
merah diantara 1/10 nya.
dinding gelas
dan kapas.

Setelah semua Kemudian


sudah selesai praktikan
praktikan menyimpan di
melihat kondisi tempat yang
kacangnya dan terang tetapi
gelas tersebut tidak terkana
disimpan. sinar matahari
langsung.
Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan praktikan pada
pada hari hari pertama
pertama bakal ukuran panjang
akar sudah akar 0 mm dan
mulai terlihat. batang 0 mm.

Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan praktikan pada
hari kedua hari kedua
bakal akar lebih ukuran panjang
jelas dan akar 5 mm dan
sebagian sudah
batang 0 mm.
ada yang

Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan praktikan pada
pada hari ketiga hari ketiga
akar semakin ukuran panjang
panjang dan akar 10 mm
batang mulai dan batang 10
muncul. mm.

Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan hari keempat
pada hari ukuran panjang
keempat akar akar dan batang
dan batang 15 mm 35 mm,
mulai 35 mm 15 mm,
berkembang 25 mm 25 mm.

Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan di hari kelima
hari kelima dilakukan 3x
batang semakin ukur
panjang dan akar batang
menuju arah dari
cahaya. 25 mm 50 mm
Praktikan Hasil
melakukan pengamatan
pengamatan di hari enam
hari keenam dilakukan
batang semakin pengukuran
panjang dan akar batang
menuju arah berubah menjadi
cahaya. 60 mm 160 mm
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
EKOSISTEM DARAT ALAMI DAN BUATAN

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya
ini.

Pelalawan, 05 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah ekosistem darat alami dan buatan.

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada


ekosistem darat alami dan buatan.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


• Alat tulis
• Lingkungan sekitar
• Kamera

D. LANDASAN TEORI

Secara harfiah, ekosistem adalah keanekaragaman suatu komunitas dan


lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu kesatuan ekologi dalam alam. Selain itu,
ekosistem juga dapat berarti komunitas yang terdiri dari tumbuhan dan hewan, bersama
habitatnya.

Melansir buku Sukses Belajar Biologi, berdasarkan proses terbentuknya,


macam- macam ekosistem terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan buatan.
Ekosistem alami terjadi karena proses alami, seperti danau, rawa, laut, padang rumput,
hutan, dan sungai. Sedangkan ekosistem buatan dibuat dengan sengaja oleh manusia,
seperti waduk, sawah, kolam, dan akuarium. Ekosistem alami dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yakni ekosistem darat dan ekosistem perairan.

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat merupakan ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Ekosistem ini meliputi wilayah daratan yang sangat luas yang disebut bioma.
Ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh iklim, letak geografis, hingga letak
astronomis.

Ekosistem memiliki dua komponen, yaitu biotik dan abiotik. Komponen biotik
merupakan makhluk hidup yang hidup di ekosistem tersebut, sedangkan abiotik
adalah komponen yang tidak hidup seperti suhu, udara, cahaya, air, iklim, dan
sebagainya. Contoh ekosistem darat adalah bioma gurun, bioma padang rumput,
bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.

2. Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan dibagi menjadi dua, yaitu perairan air tawar dan air laut.
Ekosistem air tawar memiliki ciri variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya
kurang, dan dipengaruhi iklim dan cuaca. Contohnya adalah danau, rawa, dan
sungai.
Sedangkan, ekosistem air laut dapat dibedakan dengan sinar matahari yang
tembus ke laut, seperti fotik yang masih mendapat sinar matahari dan afotik yang
tidak mendapat sinar matahari.

Kemudian, secara fisik terbagi menjadi empat, yaitu litoral yang berbatasan
dengan darat, neritik yang kedalamannya mencapai 200 meter, batial yang
kedalamannya antara 200 - 1500 meter, dan abisal yang kedalamannya lebih dari
1500 meter.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


• Praktikan menentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau
sekolah tempat mengajar yang akan diamati komponen-komponennya.
• Setelah praktikan menemukan tempatnya, kemudian praktikan mencatat dan
mengamati komponen-komponen abiotiknya meliputi suhu udara,
pencahayaan, angin, jenis/warna tanah dan air.
• Untuk mengetahui suhu udara praktikan melihat di weather, sementara untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, jenis/warna tanah dan air praktikan
memperkirakan sesuai keadaan di sekitar tempat tinggal.
• Kemudian praktikan mencatat dan mengamati komponen biotiknya.
• Praktikan mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada yang
dilengkapi dengan nama latinnya.
• Praktikan juga mencatat semua jenis hewan sebagai konsumen yang ditemui
di ekosistem tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan
terbang).
• Praktikan juga mengamati hewan-hewan kecil yang yang mungkin terdapat di
dalam tanah atau dekat permukaan, pada sela-sela daun atau batang.
• Praktikan juga menentukan ekosistem darat buatan yang ada di sekitar tempat
tinggal atau sekolah sebagai pembanding.
• Kemudian praktikan melakukan kegiatan seperti langkah-langkah percobaan
pada ekosistem darat alami.
• Semua hasil pengamatan praktikan catat seperti tabel 2.1 komponen abiotik
ekosistem darat alami, tabel 2.2 komponen biotik ekosistem darat alami, tabel
2.3 komponen abiotik ekosistem darat buatan dan tabel 2.4 komponen biotik
ekosistem darat buatan.
• Kemudian praktikan membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada
kedua ekosistem tersebut.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.1 Komponen Abiotik Ekosistem Darat Alami


No Komponen Abiotik Kondisi atau Keadaan
1 Suhu udara 29 C
2 Pencahayaan Baik
3 Angin B 6Km/Jam
4 Jenis/warna tanah Hitam Berpasir/Merah Lempung
5 Air Sangat Cukup

Tabel 2.2 Komponen Biotik Ekosistem Darat Alami


No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
Rumput Teki Semut Cacing Tanah
1
(Cyperus rotundus) (Formicidae) (Lumbricina)
Pegagan Ular Jamur
2
(Centella asiatica) (Serpentes) (Fungi)
Pohon Sialang Tikus Belatung
3
(Koompassia excelsa) (Muridae) (Hermetia illucens)
Alang-Alang Lebah Bakteri (Bacteria)
4
(Imperata cylindrica) (Anthophila)
Tumbuhan Paku Burung Bubut Rayap
5
(Rumohra adiantiformis) (Centropus senegalensis) (Isoptera)

Tabel 2.3 Komponen Abiotik Ekosistem Darat Buatan


No Komponen Abiotik Kondisi atau Keadaan
1 Suhu udara 29 C
2 Pencahayaan Baik
3 Angin B 6Km/Jam
4 Jenis/warna tanah Hitam Berpasir/Merah Lempung
5 Air Sangat Cukup

Tabel 2.4 Komponen Biotik Ekosistem Darat Buatan


No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai
Kacang Tanah Ayam Cacing Tanah
1
(Arachis hypogaea) (Gallus gallus domesticus) (Lumbricina)
Pohon Belimbing Tupai Jamur
2
(Averrhoa carambola) (Scandentia) (Fungi)
Pohon Sawo Burung Kutilang Belatung
3
(Manilkara zapota) (Pycnonotus aurigaster) (Hermetia illucens)
Pohon Sawit (Elaeis) Tikus Bakteri (Bacteria)
4
(Muridae)
Pohon Mangga Kupu-Kupu (Rhopalocera) Rayap
5
(Mangifera indica) (Isoptera)
G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang pengamatan ekosistem darat alami dan buatan, yang praktikan
lakukan di lingkungan sekitar tempat tinggal dan hasil pengamatan praktikan catat dan
tuangkan pada tabel 2.1 komponen abiotik ekosistem darat alami, tabel 2.2 komponen
biotik ekosistem darat alami, tabel 2.3 komponen abiotik ekosistem darat buatan dan
tabel
2.4 komponen biotik ekosistem darat buatan seperti contoh di modul pada halaman 2.16
sampai 2.17.

Praktikan melakukan percobaan tentang melakukan pengamatan pengamatan


ekosistem darat alami dan buatan ini dengan mengacu pada prosedur percobaan yang
ada di modul hanya ada beberapa alat yang tidak ada sehingga praktikan perkirakan saja
dan ada melihat data di weather.

Awalnya praktikan menentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal


atau sekolah tempat mengajar yang akan diamati komponen-komponennya. Setelah
praktikan menemukan tempatnya, kemudian praktikan mencatat dan mengamati
komponen-komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin, jenis/warna
tanah dan air. Untuk mengetahui suhu udara praktikan melihat di weather, sementara
untuk mengetahui keadaan pencahayaan, angin, jenis/warna tanah dan air praktikan
memperkirakan sesuai keadaan di sekitar tempat tinggal. Kemudian praktikan mencatat
dan mengamati komponen biotiknya, lalu praktikan mencatat jenis tumbuhan sebagai
produsen yang ada yang dilengkapi dengan nama latinnya. Praktikan juga mencatat
semua jenis hewan sebagai konsumen yang ditemui di ekosistem tersebut, baik yang
tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang). Praktikan juga mengamati
hewanhewan kecil yang yang mungkin terdapat di dalam tanah atau dekat permukaan,
pada sela-sela daun atau batang.

Praktikan juga menentukan ekosistem darat buatan yang ada di sekitar tempat
tinggal atau sekolah sebagai pembanding. Kemudian praktikan melakukan kegiatan
seperti langkah-langkah percobaan pada ekosistem darat alami. Semua hasil pengamatan
praktikan catat seperti tabel 2.1 komponen abiotik ekosistem darat alami, tabel 2.2
komponen biotik ekosistem darat alami, tabel 2.3 komponen abiotik ekosistem darat
buatan dan tabel 2.4 komponen biotik ekosistem darat buatan. Kemudian praktikan
membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua ekosistem tersebut.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang pengamatan ekosistem


darat alami dan buatan dapat disimpulkan bahwa ekosistem darat alami dan buatan
memiliki komponen abiotik yang sama, ada air, tanah dan udaranya. Hanya berbeda
pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak dikendalikan jumlah
populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem darat alami lebih lengkap
diband ingkan ekosistem darat buatan.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Menurut pendapat anda, ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik
lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawab : Menurut pendapat saya, komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih
banyak dibandingkan dengan ekosistem darat buatan. Karena Ekosistem darat alami
jumlah populasi, dan jenis makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 2 Hal. 2.4, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


menentukan dan mengamati ekosistem darat alami karena di lingkungan tempat tinggal
praktikan hampir semuanya ekosistem darat buatan.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan mencatat Praktikan


dan mengamati mencatat dan
komponen biotik mengamati
ekosistem darat komponen biotik
buatan, jenis ekosistem darat
tumbuhannya buatan, jenis
kacang tanah. tumbuhannya
pohon belimbing.

Praktikan mencatat Praktikan


dan mengamati mencatat dan
komponen biotik mengamati
ekosistem darat komponen biotik
buatan, jenis ekosistem darat
tumbuhannya buatan, jenis
pohon sawo. tumbuhannya
pohon sawit.

Praktikan mencatat Praktikan


dan mengamati mencatat dan
komponen biotik mengamati
ekosistem darat komponen biotik
buatan, jenis ekosistem darat
tumbuhannya buatan, jenis
pohon mangga. hewannya ayam.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PENCEMARAN
LINGKUNGAN PENGARUH
DETERJEN TERHADAP
PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL


MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 05 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah pencemaran lingkungan (pengaruh deterjen terhadap


perkecambahan kacang hijau).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang


hijau.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


 Sendok teh 1 buah
 Gelas plastik 6 buah
 Gelas kaca 7 buah
 Kapas secukupnya
 Plastik hitam secukupnya
 Mistar 1 buah
 Kertas label secukupnya
 Teko plastik 1 buah
 Corong plastik 1 buah
 Mangkuk plastik 1 buah
 Deterjen 1 gram
 Air sumur secukupnya
 Biji kacang hijau secukupnya

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan terhambat karena energi metabolik yang seharusnya digunakan


tumbuh digunakan untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Sesuai dengan pernyataan Warren (1971) dalam Rejeki dkk. (2006)
bahwa organisme akuatik memiliki adaptasinya sendiri untuk mempertahankan
kondisi internal mereka untuk hidup dan tumbuh. Deterjen yang digunakan pada
penelitian ini merupakan jenis Linier Alkilbenzen Sulfonat (LAS) yang merupakan
deterjen ionik. Deterjen ionik merupakan agen pelarut yang kuat dan cenderung
membuat denaturasi protein, yang pada akhirnya merusak aktivitas dan fungsi protein
(Wikipedia, 2011).

Deterjen termasuk dalam golongan polutan toksik yang berupa bahan-bahan


yang tidak alami dan dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan, tingkah laku,
dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik (Effendi, 2003). Diduga juga
karena deterjen yang digunakan dalam penelitian ini adalah deterjen ionik yang
merupakan agen pelarut yang kuat sehingga sebagian dinding sel terlarut oleh
deterjen. Terlarutnya dinding sel ini akan berakibat pada terhambatnya pertumbuhan
Sargassum sp. Sesuai dengan pernyataan Haslam (1995) dalam Effendi (2003) yang
menjelaskan
bahwa surfaktan berinteraksi dengan sel dan membran sel sehingga menghambat
pertumbuhan sel. Lobban and Harisson (1994) menjelaskan bahwa dinding sel
penting untuk pertumbuhan sel dan proses perkembangan contohnya untuk
pembentuk poros dalam zigot dan percabangan tumbuhan. Jika dinding sel terlalu
lemah, perkembangan kemungkinan tidak mungkin terjadi.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


1. Praktikan menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,10%
serta kontrol yang berupa air sumur. Lalu praktikan letakkan cairan tersebut dalam
gelas plastik sesuai dengan yang telah diberi label sebagai berikut :
Label 1 = 100%. Label 2 = 50%. Label 3 = 25%. Label 4 = 12,5%. Label 5 = 6,25%.
Label 6 = 3,1 % dan Label kontrol = Air sumur
2. Cara meyediakan larutan
a. Praktikan melarutkan satu gram deterjen serbuk kira-kira 1/5 sendok teh (1 gram
= 0,2 sdt) ke dalam air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi label 100%.
b. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 50%.
c. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 50%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 25%.
d. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu ditambahkan
air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 12,5%.
e. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu
ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 6,25%.
f. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 6,25%, lalu
ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 3,1%.
3. Kemudian praktikan menyediakan tujuh gelas kaca dengan memberi label masing-
masing, label 100%, label 50%, label 25%, label 12,5%, label 6,25%, label 3,1% dan
label kontol, masing-masing gelas praktikan beri kapas di dalamnya.
4. Praktikan memasukkan kacang hijau secukupnya ke dalam wadah/mangkok lalu
diberi air, kacang hijau yang mengapung praktikan buang dan kacang hijau yang
tenggelam menjadi kacang hijau terpilih digunakan dalam percobaan ini.
5. Dari kacang hijau terpilih, praktikan mengambil 10 butir lalu direndam ke dalam
larutan label 100%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 50%, 10 butir lalu
direndam ke dalam larutan label 25%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
12,5%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 6,25%, 10 butir lalu direndam
ke dalam larutan label 3,1% dan 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
kontrol. Lalu praktikan tunggu rendaman kacang hijau tersebut di masing-masing
label selama lima menit.
6. Praktikan mengatur kacang hijau ke dalam gelas kaca sesuai dengan label dari larutan.
7. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca yang telah diisi kecang hijau tersebut
dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 ml.
8. Praktikan menutup gelas kaca tadi dengan plastik hitam sehingga tidak ada cahaya
yang bisa masuk.
9. Praktikan melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, praktikan melakukan pengukuran panjang akar dengan mistar dari luar
gelas kaca. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap memiliki panjang
akar 0 mm. Jika
pada pengamatan dua hari (48 jam) tidak tumbuh akarnya 0 mm, dianggap kacang
hijau mati. Praktikan mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja seperti pada
tabel
2.10 pada modul halaman 2.26.
10. Praktikan membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah
24 jam dan 48 jam seperti grafik 2.2 pada modul halaman 2.27 dengan
menggunakan warna yang berbeda antara pengamatan 24 jam dan 48 jam.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.10 Pengaruh deterjen terhadap tumbuhan

Konsentrasi Larutan Deterjen


No Hari ke 1 (24 Jam) dalam mm
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0 0 5 0 10 0
2 0 0 0 3 0 5 0
3 0 0 0 3 2 3 5
4 0 0 0 0 3 3 5
5 0 0 0 0 0 0 5
6 0 0 0 0 0 0 5
7 0 0 0 0 0 0 5
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 11 5 21 25
Rata-rata 0 0 0 1,1 0,5 2,1 2,5

Konsentrasi Larutan Deterjen


No Hari ke 2 (48 Jam) dalam mm
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 5 30 30 0 15 0
2 0 5 0 30 0 10 0
3 0 0 0 25 5 10 10
4 0 0 0 0 5 10 10
5 0 0 0 0 0 0 15
6 0 0 0 0 0 0 20
7 0 0 0 0 0 0 20
8 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 10 30 85 10 45 75
Rata-rata 0 1 3 8,5 1 4,5 7,5
9

Panjang Kecambah Kacang Hijau


8
7
6
5
4
(mm)
3
2 24 jam
1 48 jam
0

02040 60 80 100 120


Konsentrasi (%)

Grafik :
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam dan 48 jam.

G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau yang
berhubungan dengan pencemaran lingkungan dan hasil pengamatannya praktikan
tuangkan ke tabel 2.10 seperti yang dicontohkan pada modul halaman 2.26.

Praktikan melakukan percobaan tentang melakukan pengamatan pengaruh


deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau yang berhubungan dengan pencemaran
lingkungan ini dengan mengacu pada prosedur percobaan yang ada di modul hanya ada
beberapa alat dan bahan praktikan sesuaikan dengan yang ada dan mudah didapatkan.

Awalnya praktikan menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum ini yaitu sendok teh 1 buah, gelas plastik 6 buah, gelas kaca 7
buah, kapas secukupnya, plastik hitam secukupnya, mistar 1 buah, kertas label
secukupnya, teko plastik 1 buah, corong plastik 1 buah, mangkuk plastik 1 buah,
deterjen 1 gram, air sumur secukupnya dan biji kacang hijau secukupnya. Kemudian
praktikan melarutkan satu gram deterjen serbuk kira-kira 1/5 sendok teh (1 gram = 0,2
sdt) ke dalam air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi label 100%. Kemudian praktikan
mengambil 500 ml larutan deterjen 100%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000
ml, lalu diberi beri label 50%. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan
deterjen 50%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 25%.
Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen 25%, lalu ditambahkan air
sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 12,5%. Kemudian praktikan mengambil
500 ml larutan deterjen 12,5%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu
diberi beri label 6,25%. Kemudian praktikan mengambil 500 ml larutan deterjen
6,25%, lalu ditambahkan air sumur hingga 1000 ml, lalu diberi beri label 3,1%.
Setelah larutan deterjen sudah selesai, kemudian praktikan menyediakan tujuh
gelas kaca dengan
memberi label masing-masing, label 100%, label 50%, label 25%, label 12,5%, label
6,25%, label 3,1% dan label kontol, masing-masing gelas praktikan beri kapas di
dalamnya.

Praktikan memasukkan kacang hijau secukupnya ke dalam wadah/mangkok


lalu diberi air, kacang hijau yang mengapung praktikan buang dan kacang hijau yang
tenggelam menjadi kacang hijau terpilih digunakan dalam percobaan ini. Dari kacang
hijau terpilih, praktikan mengambil 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label
100%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 50%, 10 butir lalu direndam ke
dalam larutan label 25%, 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label 12,5%, 10
butir lalu direndam ke dalam larutan label 6,25%, 10 butir lalu direndam ke dalam
larutan label 3,1% dan 10 butir lalu direndam ke dalam larutan label kontrol. Lalu
praktikan tunggu rendaman kacang hijau tersebut di masing-masing label selama lima
menit. Praktikan mengatur kacang hijau ke dalam gelas kaca sesuai dengan label dari
larutan. Kemudian praktikan mengisi gelas kaca yang telah diisi kecang hijau tersebut
dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 ml. Praktikan menutup gelas kaca
tadi dengan plastik hitam sehingga tidak ada cahaya yang bisa masuk.

Setelah menunggu selama 24 jam, praktikan melakukan pengamatan dengan


membuka semua plastik hitam penutup gelas kaca dan praktikan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan dari semua biji kacang hijau di masing-masing gelas
konsentrasi deterjen dan praktikan mencatat mana akar yang tumbuh dan dituangkan
ke tabel 2.10 seperti contoh pada modul halaman 2.26. Kemudian praktikan
menyimpan dan menutup kembali semua gelas kaca dengan plastik dan setelah 48
jam atau 2 hari praktikan kembali melakukan pengamatan dari semua biji kacang
hijau di masing-masing gelas konsentrasi deterjen dan praktikan mencatat mana akar
yang tumbuh dan makin panjang dan biji yang tidak tumbuh akar atau 0 mm dianggap
mati dan hasilnya praktikan masukkan ke tabel 2.10 seperti contoh pada modul
halaman
2.26. Praktikan membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi
setelah 24 jam dan 48 jam seperti grafik 2.2 pada modul halaman 2.27 dengan
menggunakan warna yang berbeda antara pengamatan 24 jam dan 48 jam.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang pengaruh deterjen


terhadap perkecambahan kacang hijau yang berhubungan dengan pencemaran
lingkungan dapat disimpulkan bahwa seharusnya menurut teori semakin rendah
persentase deterjen dalam air, perkecambahan kacang hijau akan berlangsung dengan
baik. Namun sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi perkecambahan terhambat.
Tetapi pada praktikum ini ada beberapa kejadian yang tidak sesuai dengan teori,
kemungkinan disebabkan kesalahan dari praktikan atau human error. Seperti yang
terjadi pada larutan kontrol seharusnya pertumbuhan dari perkecambahan kacang hijau
akan berlangsung paling baik dibandingkan dengan yang ada dilarutan deterjen tetapi
pada percobaan ini terjadi kejadian sebaliknya.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?


Jawab : Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan konsentrasi
larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan kontrol merupakan larutan yang
paling baik untuk pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.

2. Apa kesimpulan anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
Jawab : Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati, menandakan bahawa
biji kacang hijau tersebut bukan merupakan bibit yang unggul (mandul).

3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam piala harus ditutup dengan kertas
timah?
Jawab : Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas
timah adalah untuk mengurangi intensitas cahaya. Intensitas cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan
cahaya yang cukup, ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan
pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.

J. DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-13-21.pdf

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 2 Hal. 2.11, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


menyiapkan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini, seperti gelas
kimia 600 ml, gelas kimia 1000 ml, kertas saring, dan kertas timah.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Alat dan bahan Praktikan


yang digunakan menyiapkan air
praktikan dalam 1000ml, cara
percobaan ukurnya
tentang pengaruh tuangkan air ke
deterjen terhadap botol bekas
perkecambahan rafika 250ml
kacang hijau. sebanyak 4 kali.

Kemudian Setelah diaduk


praktikan rata, praktikan
memasukkan menuangkan
1gram deterjen setengahnya
atau setera dengan isi botol
dengan 1/5 sdt rafika 250ml
ke dalam air sebanyak 2 kali.
1000 ml.

500ml air Sisa air deterjen


deterjen yang di yang dituangkan
dalam mangkuk ke dalam
nantinya akan mangkuk,
ditambah air dipindahkan ke
sumur 500ml gelas plastik dan
menjadi larutan di beri label
50% larutan 100%.

Praktikan Setelah itu


menuangkan praktikan
500ml air menuangkan air
deterjen yang di sumur ke botol
dalam mangkuk rafika 250ml
ke teko. dengan corong
sebanyak 2 kali
Kemudian air Praktikan ambil
sumur dari botol 2x botol rafika
rafika 250ml dituang ke
sebanyak 2 kali, mangkok
dituangkan ke nantinya
teko lalu diaduk ditambah air
hingga rata. 500ml menjadi
larutan 25%.

Sisa air deterjen Praktikan


yang di teko, melakukan
praktikan langkah yang
pindahkan sama hingga
ke gelas plastik semua larutan
dan di beri label selesai. Larutan
larutan 50%. 25%, 12,5%,
6,25% dan 3,1%.

Praktikan Praktikan
menuangkan biji menyeleksi biji
kacang hijau ke kacang hijau
dalam wadah dan yang mengapung
diberi air untuk dibuang dan biji
melihat biji yang yang tenggelam
mengapung dan akan digunakan
tenggelam. dalam percobaan.

Praktikan Setelah lima


mengambil 10 menit, kacang di
biji kacang hijau masing-masing
dan dimasukkan larutan
ke masing- dipindahkan ke
masing gelas gelas kaca sesuai
larutan untuk dengan label
direndam 5 menit larutannya.
Kemudian Kemudian 100%
praktikan, air deterjen td
menuangkan dituangkan ke
100ml air semua gelas kaca
deterjen sisa sesuai dengan air
rendaman dari deterjen dan label
masing-masing dari masing-
label larutan. masing larutan.

Lalu praktikan Praktikan


menutup semua menyimpan
bagian gelas semua gelas
tersebut dengan untuk dilakukan
menggunakan pengamatan
plastik hitam dan menunggu waktu
diikat karet. 24 jam dan
48 jam.

Setelah Praktikan
menunggu melakukan
selama 24 jam pengamatan
praktikan dari setiap gelas
membuka plastik larutan lalu
hitam dari mengukur
masing-masing pertumbuhan
penutup gelas. akar yang tumbuh.

Setelah 48 jam Kemudian


praktikan praktikan
kembali mengamati dan
membuka plastik mengukur
hitam dari pertumbuhan
masing-masing akar yang
penutup gelas tumbuh dan yang
larutan. berkembang.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
UJI MAKANAN
UJI KARBOHIDRAT DAN LEMAK

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL


MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 11 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan pada praktikum ini adalah Uji makanan (Uji karbohidrat dan lemak).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah :

1. Uji Karbohidrat
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat.
2. Uji Lemak
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan percobaan pada praktikum ini adalah :

1. Uji Karbohidrat
 Piring plastik 1 buah
 Pipet 1 buah
 Pisang 1 iris kecil
 Apel 1 iris kecil
 Nasi 2-3 butir
 Telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil
 Tahu putih 1 iris kecil
 Margarin seujung sendok
 Biskuit 1 potong kecil
 Tepung terigu 1 sendok kecil
 Gula pasir 1 sendok kecil
 Kentang 1 iris kecil
 Betadine (Iodine Povidone)

2. Uji Lemak
 Piring plastik 1 buah
 Pipet 1 buah
 Kertas coklat sampul buku ukuran 10x10 cm 12 lembar
 Lampu senter 1 buah
 Lilin 1 buah
 Sendok 1 buah
 Kemiri 2 butir
 Margarine 1 sendok kecil
 Wortel 1 buah
 Seledri 1 tangkai
 Biji jagung kering 1 genggam
 Singkong kering 1 iris
 Kacang tanah kering 3-5 butir
 Pepaya 1 potong kecil
 Santan 1-3 sendok teh
 Minyak goreng 5 ml
 Susu 1-3 sendok teh
 Air 5 ml

D. LANDASAN TEORI

1. Uji Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu makronutrien, yaitu nutrisi yang diperlukan


tubuh dalam jumlah besar dan dapat menghasilkan energi karena mengandung kalori.
Manfaat karbohidrat yang utama adalah sebagai sumber energi bagi tubuh, baik untuk
bergerak dan melakukan aktivitas maupun untuk kerja organ-organ tubuh. Tak hanya
itu, karbohidrat juga memiliki banyak manfaat lain yang tidak kalah penting. Secara
umum, karbohidrat sederhana hanya mengandung gula dasar yang mudah dicerna dan
diserap oleh tubuh, sedangkan karbohidrat kompleks memiliki susunan gula yang
lebih panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna dan
diserap oleh tubuh.

Karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Kedua jenis karbohidrat ini memiliki perbedaan dalam struktur
kimiawinya. Sementara itu, bila dilihat dari asalnya, karbohidrat terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu : (1) Pati adalah jenis karbohidrat yang berasal dari tanaman. Contohnya
adalah biji-bijian, sayuran, dan kacang-kacangan. Makanan bertepung, seperti pasta
atau mie dan roti, juga mengandung karbohidrat jenis pati. (2) Serat merupakan jenis
karbohidrat yang juga berasal dari tanaman. Roti gandum, kacang-kacangan, dan
sebagian sayuran yang dimakan bersama kulitnya dikenal sebagai sumber serat yang
baik. (3) Gula. Tidak semua karbohidrat adalah gula, tetapi semua gula adalah
karbohidrat. Gula bisa diperoleh secara alami dari berbagai jenis makanan, seperti
buah-buahan (fruktosa), susu (laktosa), dan gula pasir (sukrosa).

Betadine mengandung povidone iodine sebagai bahan aktif utama. Iodin


povidon, atau dikenal juga dengan iodopovidon adalah suatu antiseptik yang
dipergunakan sebagai disinfektan pada kulit sebelum dan sesudah pembedahan. Iodin
povidon merupakan bahan organik berbahan aktif polivinil pirolidon yang merupakan
kompleks iodine yang larut dalam air.

Uji karbohidrat dengan betadine adalah praktikum SAINS sederhana untuk


melihat ada tidaknya karbohidrat yang terkandung di dalam makanan dengan
menggunakan iodin yang terdapat di dalam betadine. Uji ini dapat digunakan hanya
sebagai kualitatif dan tidak untuk mengukur jumlah karbohidrat di dalam makanan
yang diperiksa. Semua makanan yang diteteskan betadine akan berubah warna
menjadi biru pekat jika mengandung karbohidrat.
2. Uji Lemak

Lemak merupakan sumber energi bagi tubuh, selain karbohidrat dan protein.
Lemak dapat dijadikan sebagai sumber energi cadangan apabila tidak ada karbohidrat.
Lemak di dalam tubuh manusia dibagi menjadi tiga, yaitu kolesterol, trigliserida, dan
fosfolipid. Kolesterol merupakan sejenis zat lilin yang berfungsi penting dalam
membangun sel dan memproduksi hormon, vitamin D, dan asam empedu untuk
pencernaan. Trigliserida adalah zat yang secara khusus berasal dari lemak dalam
makanan. Kelebihan kalori dan gula yang masuk ke tubuh juga akan diubah menjadi
trigliserida dan disimpan sebagai lemak di dalam tubuh.

Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa licin dan jika ditempelkan
pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut. Apabila
bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena air akan menguap
sehingga kertas akan kering kembali maka bekas minyak tidak akan hilang dari kertas
karena minyak tidak menguap.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Uji Karbohidrat
 Semua pengamatan praktikan catat langsung dalam lembar kerja seperti
contoh di modul halaman 3.24.
 Praktikan menyusun semua makanan yang akan diuji diatas nampan plastik.
 Kemudian praktikan menetesi satu per satu bahan makanan dengan dua
sampai tiga tetes larutan Betadine (Iodine Povidone).
 Praktikan memperhatikan dan mencatat reaksi dan perubahan warna pada
setiap bahan makanan yang ditetesi larutan Betadine (Iodine Povidone).
Praktikan mencatat bahan yang sedang diuji yang menunjukkan warna
ungu/biru setelah ditetesi larutan Betadine (Iodine Povidone).
 Praktikan mencatat hasil pengamatan ke dalam lembar kerja dan membuat
kesimpulan tentang zat-zat makanan yang mengandung amilum.

2. Uji Lemak
 Praktikan menyiapkan 12 lembar kertas coklat sampul buku yang telah
dipotong-potong dengan ukuran 10x10 cm.
 Praktikan mengambil pipet dan mengisap air dengan pipet dan diteteskan ke
salah satu kertas coklat.
 Praktikan mengambil pipet dan mengisap minyak dengan pipet dan
diteteskan ke kertas coklat lainnya.
 Praktikan membiarkan kedua kertas coklat tersebut sekitat sepuluh menit,
setelah itu praktikan periksa kedua kertas tersebut menghadap cahaya.
Praktikan amati dan catat keadaan kertas tersebut nantinya digunakan
sebagai pembanding untuk bahan makanan yang mengandung minyak atau
tidak.
 Praktikan mengambil sepuluh kertas coklat lalu memberi nama jenis
makanan yang akan diuji. Bahan makanan yang akan diuji (1) kemiri, (2)
margarine, (3)seledri, (4) wortel, (5) biji jagung kering, (6) singkong kering,
(7) kacang tanah kering, (8) pepaya, (9) santan, (10) susu.
 Praktikan menghaluskan kemiri lalu diusapkan di atas kertas coklat kira-kira
sepuluh kali dan bersihkan sisa kemiri. Praktikan biarkan sekitar sepuluh
menit.
 Sambil menunggu waktu, praktikan mengerjakan hal serupa untuk
kesembilan bahan makanan lainnya. Praktikan mencairkan margarine di atas
sendok dengan menggunakan panas dari nyala lilin. Teteskan margarine di
atas kertas coklat. Praktikan biarkan sekitar sepuluh menit.
 Praktikan mengusapkan seledri di atas kertas coklat kira-kira sepuluh kali,
praktikan potong wortel dan diusapkan di atas kertas coklat berulang kali.
Praktikan mengusapkan biji jagung kering di atas kertas coklat kira-kira
sepuluh kali, praktikan juga melakukan hal yang sama untuk singkong kering
dan kacang tanah kering. Kemudian praktikan potong pepaya dan
mengusapkan beberapa kali di atas kertas coklat. Lalu praktikan meneteskan
santan karena kemasan sehingga perlu diratakan dan meneteskan susu di atas
kertas coklat. Semua praktikan biarkan sekitar sepuluh menit.
 Setelah sepuluh menit, praktikan mengamati kertas coklat satu persatu pada
bekas usapaan dari bahan makanan yang diuji. Praktikan mengamati kertas
mana yang mengandung minyak dan mencatat semua hasil pengamatan ke
tabel pada lembar kerja seperti contoh pada modul halaman 3.25.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 : Uji Karbohidrat

Warna
No Bahan Makanan Sebelum diberi Sesudah diberi Keterangan
bethadine bethadine
Tidak berubah
1 Pisang Kuning Kuning
warna
Tidak berubah
2 Apel Putih krem Putih krem
warna
Nasi
3 Putih Hitam Berubah warna
Tidak berubah
4 Telur rebus putihnya Putih Putih
warna
Tidak berubah
5 Tahu putih Putih Putih
warna
Tidak berubah
6 Margarin Kuning Kuning
warna
Biskuit
7 Coklat Hitam Berubah warna
Tepung terigu
8 Putih Hitam Berubah warna
Tidak berubah
9 Gula pasir Putih Putih
warna
Kentang
10 Kuning Biru tua Berubah warna

Tabel 2 : Uji Lemak

Meninggalkan bekas
No Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya Tidak
Tidak ada meninggalkan
1 Air ✔
noda atau bekas
Meninggalkan noda minyak
2 Minyak Goreng ✔

Meninggalkan bekas
No Bahan yang diuji noda minyak Keterangan
Ya Tidak
Kemiri Meninggalkan noda minyak
1 ✔
Margarin Meninggalkan noda minyak
2 ✔
Seledri Tidak meninggalkan
3 ✔
noda minyak
Wortel Tidak meninggalkan
4 ✔
noda minyak
Biji jagung kering Tidak meninggalkan
5 ✔
noda minyak
Singkong kering Tidak meninggalkan
6 ✔
noda minyak
Kacang tanah kering Meninggalkan noda minyak
7 ✔
Pepaya Tidak meninggalkan
8 ✔
noda minyak
Santan Meninggalkan noda minyak
9 ✔
Susu Tidak meninggalkan
10 ✔
noda minyak
G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang uji makanan (uji karbohidrat dan uji lemak). Hasil dari uji
karbohidrat dituangkan pada lembar kerja seperti contoh di modul halaman 3.24 dan
untuk hasil dari uji lemak dituangkan pada lembar kerja seperti contoh di modul
halaman 3.25.

Sebelum melakukan percobaan, praktikan menyediakan alat dan bahan yang


akan digunakan pada percobaan ini. Untuk uji karbohidrat alat dan bahan yang
digunakan antara lain piring plastik 1 buah, pipet 1 buah, pisang 1 iris kecil, apel 1 iris
kecil, nasi 2- 3 butir, telur rebus (bagian putihnya) 1 iris kecil, tahu putih 1 iris kecil,
margarin seujung sendok, biskuit 1 potong kecil, tepung terigu 1 sendok kecil, gula pasir
1 sendok kecil, kentang 1 iris kecil dan betadine (iodine povidone). Untuk uji lemak alat
dan bahan yang digunakan antara lain piring plastik 1 buah, pipet 1 buah, kertas coklat
sampul buku ukuran 10x10 cm 12 lembar, lampu senter 1 buah, lilin 1 buah, sendok 1
buah, kemiri 2 butir, margarine 1 sendok kecil, wortel 1 buah, seledri 1 tangkai, biji
jagung kering 1 genggam, singkong kering 1 iris, kacang tanah kering 3-5 butir, pepaya
1 potong kecil, santan 1-3 sendok teh, minyak goreng 5 ml, susu 1-3 sendok teh, dan air
5 ml.

Setelah semua alat dan bahan terkumpul, praktikan melakukan uji karbohidrat
dan lemak sesuai dengan prosedur percobaan. Pertama praktikan melakukan uji
karbohidrat, dengan meletakkan semua bahan makanan di atas nampan plastik.
Kemudian praktikan menetesi satu per satu bahan makanan dengan dua sampai tiga tetes
larutan Betadine (Iodine Povidone). Lalu praktikan memperhatikan dan mencatat reaksi
dan perubahan warna pada setiap bahan makanan yang ditetesi larutan Betadine (Iodine
Povidone). Praktikan mencatat bahan yang sedang diuji yang menunjukkan warna
ungu/biru setelah ditetesi larutan Betadine (Iodine Povidone) dan dari bahan makanan
yang berubah warna antara lain nasi, biskuit, tepung terigu dan kentang. Sedangkan
bahan makanan yang tidak berubah warna atau tetap antara lain apel, putih telur rebus,
tahu putih, margarin, dan gula pasir. Praktikan mencatat hasil percobaan tentang uji
karbohidrat ini sesuai lembar kerja pada modul halaman 3.24.

Kemudian praktikan melakukan uji lemak, awalnya sebagai perbandingan


praktikan meneteskan air dan minyak di atas kertas coklat dan setelah sepuluh menit
praktikan memeriksa kertas coklat dan pada kertas bekas air tidak meninggalkan noda
sedangkan pada kertas bekas minyak goreng meninggalkan noda pada kertas. Setelah itu
praktikan mengusap-usapkan dan meneteskan dengan bahan makanan yang lainnya dan
setelah sepuluh menit praktikan memeriksa kertas coklat dengan bahan makanan yang
meninggalkan bekas atau noda minyak pada kertas yaitu kemiri, margarin, kacang tanah
kering dan santan. Sedangkan bahan makanan yang tidak meninggalkan bekas atau noda
minyak pada kertas yaitu seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, pepaya,
dan susu. Praktikan mencatat hasil percobaan tentang uji lemak ini sesuai lembar kerja
pada modul halaman 3.25.

H. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang uji makanan (uji
karbohidrat dan uji lemak), praktikan dapat mengambil kesimpulan bahwa betadine
(iodine povidone) digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung
karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila makanan yang ditetesi betadine (iodine povidone)
berubah warna menjadi menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat.
Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Setelah praktikan melakukan uji karbohidrat dengan menggunakan bahan-bahan


makanan yang terdiri dari pisang, apel, nasi, putih telur rebus, tahu, margarin, biskuit,
tepung terigu, gula pasir, dan kentang yang ditetesi dengan larutan betadine (iodine
povidone) maka ada beberapa bahan yang teridentifikasi mengandung karbohidrat dan
ada pula yang tidak mengandung karbohidrat seperti sebagai berikut :
 Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain : nasi, biskuit, tepung
terigu, dan kentang.
 Bahan makanan yang tidak mengandung karbohidrat antara lain : pisang, apel,
putih telur rebus, tahu, margarin, dan gula pasir.

Setelah praktikan melakukan pengamatan pada percobaan uji lemak dengan


menggunakan bahan-bahan makanan yang terdiri dari kemiri, margarin, wortel,
seledri, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah kering, papaya, santan,
susu, dan minyak goreng, maka ada beberapa bahan yang teridentifikasi mengandung
lemak dan ada pula yang teridentifikasi tidak mengandung lemak seperti sebagai
berikut :
 Bahan yang mengandung lemak antara lain : kemiri, margarin, kacang tanah
kering, santan, dan minyak goreng.
 Bahan yang tidak mengandung lemak antara lain : wortel, seledri, biji jagung
kering, singkong kering, papaya, dan susu.

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

Uji Karbohidrat

1. Perhatikan bahan makanan nasi, tepung terigu, kentang dan gula pasir. Setelah
diberi larutan yodium, apakah semuanya menunjukkan warna biru ungu? Jika tidak,
mengapa? Bukankah semua bahan makanan tersebut termasuk golongan
karbohidrat? Jika ya, jelaskan mengapa?
Jawab :
Tidak, ada beberapa dari bahan makanan yang digunakan percobaan tersebut
setelah ditetesi dengan larutan betadine (iodine povidone) tidak semuanya berubah
warna menjadi biru, ungu, atau hitam. Ada beberapa yang coklat, putih kekuningan,
dan ada pula yang tetap seperti warna semula. Perubahan warna ini terjadi karena
iodine yang terkandung pada betadine berikatan dengan amilum dan untuk yang
tidak berubah warna berarti bahan makanan tidak terjadi ikatan dengan amilum
walaupun bahan makanan tersebut termasuk golongan karbohidrat.

2. Mengapa ada bahan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak setelah
ditetesi larutan yodium?
Jawab :
Karena proses perubahan warna ini terjadi karena iodine yang terkandung
pada betadine berikatan dengan amilum dan untuk yang tidak berubah warna
berarti bahan makanan tidak terjadi ikatan dengan amilum.

3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan bahan makanan manakah yang termasuk
sumber karbohidrat?
Jawab :
Bahan makanan yang termasuk sumber karbohidrat berdasarkan uji karbohidrat
yang telah dilakukan antara lain nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang.

4. Simpulan apa yang dapat dibuat dari hasil percobaan ini?


Jawab :

Bila makanan yang ditetesi betadine (iodine povidone) berubah warna menjadi
menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam
berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Uji Lemak

1. Rabalah/usaplah tetesan bahan makanan kemiri, seledri dan pepaya. Bagaimana


terasanya bekas usapan/tetesan tersebut di tangan anda?
Jawab :
Bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin seperti meninggalkan bekas minyak
dan bekas usapan seledri dan papaya tidak terdapat noda atau bekas minyak yang
tertinggal tetapi kembali kering seperti kertas coklat biasa.

2. Ketika bekas usapan/tetesan tersebut diterangi atau disorot dengan lampu senter,
bagaimana telihatnya?
Jawab :
Kertas coklat bekas kemiri ketika diterangi atau disorot dengan lampu senter maka
terlihat transparan, sedangkan bekas seledri dan papaya tidak terlihat transparan.

3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan sumber lemak?
Jawab :
Bahan makanan yang mengandung lemak berdasarkan percobaan yang telah
praktikan lakukan antara lain : minyak goreng, kemiri, margarin, kacang tanah
kering, dan santan.

J. DAFTAR PUSTAKA
grosirjaslab.com/uji-karbohidrat-dengan-betadine/

https://id.wikipedia.org/wiki/Iodin_povidon

https://www.alodokter.com/mengingatkan-kembali-kepada-manfaat-karbohidrat

https://www.amongguru.com/prosedur-uji-lemak-pada-bahan-makanan-dilengkapi-
gambar/

https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-uji-makanan_7.html

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 3 Hal. 3.8, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan uji makanan (uji karbohidrat dan uji lemak) ini praktikan
mengalami beberapa kesulitan antara lain :
 Pada uji karbohidrat, kalium iodida 0,1 M 10 mL sebagai salah satu bahan yang
akan digunakan sulit untuk ditemukan, akhirnya praktikan mengganti bahan
tersebut dengan betadine (iodine povidone).
 Pipet yang digunakan untuk kegiatan praktikum sulit ditemukan sehingga pada
uji karbohidrat tidak digunakan karena sudah menggunakan betadine (iodine
povidone) jadi lebih mudah untuk meneteskannya. Sedangkan pada uji lemak
menggunakan bekas kosmetik yang mirip dari pipet sehingga bisa digunakan
untuk meneteskan bahan makanan pada uji lemak.
 Sulit menentukan perubahan warna pada bahan makanan tersebut setelah di
tetesi betadine (iodine povidone) karena ada beberapa dari bahan makanan
termasuk golongan karbohidrat.

L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN
Uji Karbohidrat

Praktikan Bahan percobaan


menyiapkan pisang, apel, nasi,
semua alat dan putih telur rebus,
bahan untuk uji tahu, margarin,
karbohidrat dan biskuit, tepung
lembar kerja terigu, gula pasir,
mencatat hasil kentang, dan
percobaan ini. betadin.

Praktikan Praktikan
menetesi satu memperhatikan
persatu setiap perubahan dari
bahan makanan setiap bahan
uji karbohidrat makanan setelah
dengan dengan ditetesi dan
betadin. mencatat
hasilnya.

Praktikan Praktikan
mengamati mengamati apel,
pisang, awalnya awalnya warna
warna kuning putih setelah
setelah ditetesi ditetesi warnanya
warnanya tidak tidak berubah
berubah masih masih tetap putih.
tetap kuning.

Praktikan Praktikan
mengamati nasi mengamati putih
putih, awalnya telur rebus,
warna putih awalnya warna
setelah ditetesi putih setelah
warnanya ditetesi warnanya
berubah menjadi tidak berubah
hitam. masih tetap putih.
Praktikan Praktikan
mengamati tahu mengamati
putih, awalnya margarin,
warna putih awalnya warna
setelah ditetesi kuning setelah
warnanya tidak ditetesi warnanya
berubah masih tidak berubah
tetap putih. tetap kuning.

Praktikan Praktikan
mengamati mengamati
biskuit, awalnya tepung terigu,
warna coklat awalnya warna
setelah ditetesi putih setelah
warnanya ditetesi warnanya
berubah menjadi berubah menjadi
hitam. hitam.

Praktikan Praktikan
mengamati gula mengamati
pasir, awalnya kentang, awalnya
warna putih warna kuning
setelah ditetesi setelah ditetesi
warnanya tidak warnanya tidak
berubah masih berubah masih
tetap putih. tetap kuning.
Uji Lemak

Praktikan Bahan2nya : air,


menyiapkan minyak, kemiri,
semua alat dan margarin, seledri,
bahan untuk uji wortel, jagung
lemak dan kering, singkong
lembar kerja kering, kacang
mencatat hasil tanah, pepaya,
percobaan ini. santan, susu.

Praktikan Praktikan
meneteskan air meneteskan
diatas kertas minyak diatas
coklat dengan kertas coklat
menggunakan dengan
pipet dan menggunakan
praktikan biarkan pipet dan tunggu
selama 10 menit. selama 10 menit.

Praktikan Praktikan
mengusap- memanaskan
usapkan kemiri margarin
diatas kertas menggunkan
coklat kira-kira sendok di atas api
10 kali dan kompor sebelum
dibiarkan diteteskan di atas
10 menit. kertas coklat.

Praktikan Praktikan
meneteskan mengusap-
margarin yang usapkan seledri
sudah dicairkan diatas kertas
diatas kertas coklat kira-kira
coklat dan 10 kali dan
dibiarkan dibiarkan
10 menit. 10 menit.
Praktikan Praktikan
mengusap- mengusap-
usapkan wortel usapkan jagung
diatas kertas kering diatas
coklat kira-kira kertas coklat
10 kali dan kira-kira 10 kali
dibiarkan dan dibiarkan
10 menit. 10 menit.

Praktikan Praktikan
mengusapkan mengusapkan
singkong kering kacang tanah
diatas kertas kering diatas
coklat kira-kira kertas coklat
10 kali dan kira-kira 10 kali
dibiarkan dan dibiarkan
10 menit. 10 menit.

Praktikan Praktikan
mengusap- meneteskan
usapkan peyaya santan diatas
diatas kertas kertas coklat
coklat kira-kira karena kental
10 kali dan diratakan tangan
dibiarkan dan dibiarkan
10 menit. 10 menit.

Praktikan
meneteskan susu
diatas kertas
coklat karena
belum rata maka
diratakan tangan
dan dibiarkan
10 menit.
Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,
praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas air coklat bekas
dan hasilnya minyak goreng
tidak dan hasilnya
meninggalkan meninggalkan
noda/bekas. noda pada kertas.

Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,


praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas coklat bekas
kemiri dan margarin dan
hasilnya hasilnya
meninggalkan meninggalkan
noda pada kertas. noda pada kertas.

Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,


praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas coklat bekas
seledri dan wortel dan
hasilnya tidak hasilnya tidak
meninggalkan meninggalkan
noda/bekas. noda/bekas.

Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,


praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas coklat bekas
biji jagung kering singkong kering
dan hasilnya tidak dan hasilnya tidak
meninggalkan meninggalkan
noda/bekas. noda/bekas.
Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,
praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas coklat bekas
kacang tanah dan pepaya dan
hasilnya hasilnya tidak
meninggalkan meninggalkan
noda pada kertas. noda/bekas.

Setelah 10 menit, Setelah 10 menit,


praktikan praktikan
mengamati kertas mengamati kertas
coklat bekas coklat bekas susu
santan dan dan hasilnya
hasilnya tidak
meninggalkan meninggalkan
noda pada kertas. noda/bekas.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

GERAK
GLB (GERAK LURUS BERATURAN)
GLBB (GERAK LURUS BERUBAH
BERATURAN)

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya
ini.

Pelalawan, 18 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah GLB (Gerak Lurus Beraturan) dan GLBB (Gerak Lurus
Berubah Beraturan).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui tantang GLB (Gerak Lurus Beraturan) dan
GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


1. GLB (Gerak Lurus Beraturan)
 Katrol gantung tunggal
 Stop watch/Handphone
 Penggaris
 Beban gantung 80 gr (2 buah)
 Statif dan klem
 Benang kasur
 Beban tambahan 20 gram

2. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)


 Katrol gantung tunggal
 Stop watch/Handphone
 Penggaris
 Beban gantung 80 gr (2 buah)
 Statif dan klem
 Benang kasur
 Beban tambahan 20 gram

D. LANDASAN TEORI

1. GLB (Gerak Lurus Beraturan)

Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus
dengan kecepatan tetap. Kecepatan suatu benda yang bergerak lurus adalah tetep
bila dalam selang waktu, jarak ditempuh dan arahnya sama. Kecepatan dapat ditulis
dengan persamaan :
𝑣=𝑆 (1)
𝑡
dengan : v = kecepatan benda (m/s), S = jarak yang ditempuh benda (m), dan t =
waktu yang diperlukan (s).
2. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus
dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta mempunyai
percepatan tetap. Persamaan yang digunakan pada GLBB adalah :

𝑣𝑡 = 𝑣𝑜 + 𝑎𝑡 (2)
𝑣𝑡2 = 𝑣02 + 2𝑎𝑆 (3)
𝑆 = 𝑣0 𝑡 ± 1 𝑎𝑡2 (4)
2

𝑣=
𝑑𝑠
𝑑𝑡
(5)
𝑎 = 𝑑𝑣 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (6)
𝑑𝑡

Dimana : 𝑣𝑡 = kecepatan sesaat benda (m/s), 𝑣0 = kecepatan awal benda (m/s),


𝑎 = percepatan benda (m/s2) dan 𝑆 = jarak lintasan (m).

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. GLB (Gerak Lurus Beraturan)


 Praktikan merakit alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum gerak lurus
beraturan seperti gambar 4.8 pada modul halaman 4.12.
 Praktikan mengusahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas
bila M1 turun dan M2 naik.
 Kemudian praktikan menandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama
tinggi dengan titik A.
 Praktikan mengukur panjang BC.
 Praktikan membiarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Kemudian
praktikan mencatat waktu yang diperlukan M1 untuk bergerak dari B ke C.
 Praktikan mengulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-
beda (tinggi A tetap, B tetap, C berubah).
 Praktikan mencatat datanya seperti tabel 4.5 pada modul halaman 4.27.

2. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)


 Praktikan menyusun alat seperti pada gambar 4.9 pada modul halaman 4.13.
 Praktikan menentukan dan mengukur jarak AB dan BC (AB > BC).
 Praktikan membiarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik, dan
mengusahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B.
 Kemudian praktikan mengukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B
(tAB) dan M1 untuk bergerak dari B ke C (tBC)
 Praktikan melakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, titik
C tetap, dan titik B berubah) dan praktikan mencatat datanya seperti tabel 4.6
pada modul halaman 4.27.
F. HASIL PENGAMATAN

1. GLB (Gerak Lurus Beraturan)

No Jarak BC s (m) Waktu t (sek)


1 0,1 16
2 0,2 24
3 0,3 32
4 0,4 48
5 0,5 64

2. GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)

No Beban (gr) SAB (cm) tAB (sek) SBC (cm) tBC (sek)
1 100 55 1.05 10 16
2 100 55 1.05 20 24
3 100 55 1.05 30 32
4 100 55 1.05 40 48
5 100 55 1.05 50 64

G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Fisika SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci
secara berkelompok karena keterbatasan alat dan bahan yang digunakan sehingga
praktikum tentang gerak ini dilaksanakan berkelompok.

Langkah awal sebelum melakukan praktikum, kami mendengarkan penjelasan


dari tutor untuk langkah kerja dalam percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus
berubah beraturan ini. Setelah itu, kami mengambil alat dan bahan yang digunakan
dalam percobaan ini dan kami rakit dan susun sesuai gambar pada gerak lurus beraturan
dan gerak lurus berubah beraturan.

Praktikan saat melakukan percobaan gerak lurus beraturan awalnya menentukan


panjang titik BC dengan lima variasi dan karena percobaan berkelompok maka dibagi
tugas, ada yang menjatuhkan beban, menerima beban, melihat saat berada di titik B dan
berhenti di titik C sambil mengukur waktu menggunakan stopwatch di hp dan
kameramen mengambil gambar saat kami melakukan percobaan gerak lurus beraturan
ini. Setiap panjang titik BC dari lima variasi ukuran, kami ulangi perhitungan waktunya
sebanyak tiga kali untuk menentukan waktu yang lebih akurat dan kami catat untuk
dimasukkan ke dalam data tabel 4.5 seperti pada modul halaman 4.27. Praktikan
melakukan percobaan gerak lurus berubah beraturan. Awalnya praktikan menentukan
jarak AB dan memastikan jarak AB lebih besar dari BC dengan lima variasi jarak BC
yang akan dilakukan pengamatan waktunya. Setelah itu praktikan mengukur waktu
jarak AB dan diulangi
beberapa kali untuk waktu yang lebih akurat. Kemudian praktikan mengukur waktu
jarak BC dari lima variasi ukuran, kami ulangi perhitungan waktunya sebanyak tiga kali
untuk menentukan waktu yang lebih akurat dan kami catat untuk dimasukkan ke dalam
data tabel 4.6 seperti pada modul halaman 4.27.

Gambar 1. Gambar rangkaian alat kerja GLB

Gambar 2. Gambar rangkaian alat kerja GLBB


Berdasarkan data hasil percobaan GLB yang dituangkan pada tabel 4.5 dibuatlah
grafik S vs t seperti yang terlihat pada Gambar 3.

Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)


0,6

0,5
y = 0,8082x + 0,0026
SBC (meter)

0,4

0,3

0,2

0,1

0 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7


waktu (s)

Gambar 3. Grafik S vs t untuk gerak lurus beraturan (GLB).

Dari grafik Gambar 3 dapat dilihat bahwa grafik S vs t pada GLB membentuk
garis linear dengan gradien sebesar 0,8082. Nilai konstanta c yang bernilai 0,0026
merupakan nilai error yang disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam menentukan
waktu tempuh dengan stopwatch. Namun, nilai konstanta c tersebut dapat kita abaikan
karena nilainya yang sangat kecil atau mendekati 0.

Berdasarkan persamaan (1) maka persamaan yang diperoleh dari grafik Gambar
1 dapat pula dituliskan sebagai S = 0,8082t + 0,0026. Dengan demikian, kecepatan
benda pada percobaan ini adalah 0,8082 m/s dengan error sebesar 0,0026.

Berdasarkan data hasil percobaan GLBB yang dituangkan pada tabel 4.6
dibuatlah grafik S vs t seperti yang terlihat pada Gambar 4. Dari grafik Gambar 4 dapat
dilihat bahwa grafik S vs t pada GLBB membentuk parabola dengan persamaan
polinomial orde 2 yaitu y = - 0,9745x2 + 1,5932x - 0,1254. Pada grafik Gambar 2 sumbu
x adalah fungsi waktu (t) sedangkan sumbu y adalah jarak (S). Dengan demikian,
persamaan yang diperoleh dari grafik tersebut dapat pula ditulis sebagai S = - 0,9745t2 +
1,5932t - 0,1254. Persamaan ini memiliki pola yang sama dengan persamaan (4) yaitu
sama-sama persamaan polinomial orde 2. Jadi, percepatan yang dialami benda pada
percobaan ini bernilai 2 x - 0,9745 = - 1,949 m/s2 dan kecepatan awal sebesar 1,5932
m/s. Tanda negatif pada nilai percepatan tersebut bermakna bahwa benda mengalami
perlambatan sebesar 1,949 m/s2. Nilai ini tidak sesuai dengan konsep gerak jatuh bebas,
dimana nilai percepatan seharusnya mendekati nilai percepatan gravitasi bumi yaitu
sebesar 9,8 m/s2 dan bernilai positif. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaktelitian
praktikan dalam mengamati nilai waktu tempuh benda (t).
Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
0,6

0,5
SBC (meter) y = -0,9745x2 + 1,5932x - 0,1254
0,4

0,3

0,2

0,1

0 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7


waktu (s)

Gambar 4. Grafik S vs t untuk gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang gerak lurus beraturan


(GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), praktikan mendapatkan data yang
telah dituangkan dalam tabel maka praktikan bisa mengambil kesimpulan bahwa :
 Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama massanya, semakin
jauh jaraknya, maka waktu yang diperlukan akan semakin bertambah.
 Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berupa
garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan
data percobaan GLB (s sumbu vertikal dan t sumbu horizontal)!
Jawab :

Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)


0,6

0,5
y = 0,8082x + 0,0026
SBC (meter)

0,4

0,3

0,2

0,1

0 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7


waktu (s)

2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!


Jawab :
Berdasarkan grafik S vs t di atas maka diperoleh persamaan y = 0,8082x + 0,0026,
dimana y adalah jarak BC (SBC) dan x adalah waktu tempuh dari B ke C (t BC).
Sehingga persamaan tersebut dapat ditulis sebagai SBC = 0,8082t + 0,0026.
Berdasarkan rumus gerak lurus beraturan (GLB) S = v.t maka nilai kecepatan (v)
adalah 0,8082 m/s.

3. Buatlah kesimpulannya!
Jawab :
Pada gerak lurus beraturan (GLB) dengan beban yang sama massanya, semakin jauh
jarak lintasannya, maka waktu yang diperlukan akan semakin bertambah dan tanpa
adanya perubahan kecepatan terhadap waktu (percepatan).
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak BC (SBC) sebagai fungsi waktu (tBC) pada
percobaan GLBB!
Jawab :

Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


0,6

0,5 y = -0,9745x2 + 1,5932x - 0,1254


SBC (meter)

0,4

0,3

0,2

0,1

0 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7


waktu (s)

5. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas!


Jawab :
Berdasarkan grafik S vs t di atas maka diperoleh persamaan y = -0,9745x2 + 1,5932x
- 0,1254, dimana y adalah jarak BC (SBC) dan x adalah waktu tempuh dari B ke C
(tBC). Sehingga persamaan tersebut dapat ditulis sebagai SBC = -0,9745t2 + 1,5932t
-
0,1254. Berdasarkan rumus gerak lurus berubah beraturan (GLBB) S = 𝑣0 𝑡 + 1 𝑎𝑡2
2
maka nilai percepatan (𝑎) adalah 2 × −0,9745 = −1,949 m/s atau dengan kata lain 2

benda mengalami perlambatan sebesar 1,949 m/s2.

6. Buatlah kesimpulannya!
Jawab :
Pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) kecepatan benda selalu berubah secara
tetap (beraturan) serta mempunyai percepatan tetap.

7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB (s fungsi t)!
Jawab :
Pada GLB grafik S vs t membentuk garis linear dengan gradien positif (M positif),
sedangkan pada GLBB grafik S vs t membentuk parabola. Pada percobaan kali ini,
nilai gradien pada grafik GLBB bernilai negatif yang menunjukkan bahwa grafik
tersebut adalah grafik pada GLBB yang mengalami perlambatan.
J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 4 Hal. 4.10, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


mengukur waktu dengan stopwatch di handphone dan bersamaan dengan melihat titik
AB dan BC, sehingga mensinkronkan antara pengelihatan mata dan kecepatan gerakkan
tangan terkadang tidak selaras atau tidak bisa bersamaan, sehingga praktikan melakukan
pengukuran waktu pada titik AB dan BC pada percobaan GLB dan GLBB dilakukan
secara berulang-ulang kali untuk menentukan waktu yang paling akurat untuk dituliskan
datanya ke dalam tabel percobaan.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan Praktikan
menyiapkan alat menentukan jarak
dan bahan dan antara titik B dan C
menyusun juga kemudian
merakitnya sesuai melakukan
gambar panduan pengukuran
pada percobaan waktunya dari
gerak glb dan glbb. titik B ke titik C.

Praktikan merubah Praktikan melakukan


variasi jarak antara pengukuran waktu
titik B dan C dari titik B ke titik C
kemudian sebanyak 3 kali
melakukan percobaan, untuk
pengukuran melihat waktu yang
waktunya dari dituliskan pada data
titik B ke titik C. tabel percobaan.

Praktikan Praktikan
mengukur waktu melakukan
dari titik A ke titik pengukuran waktu
B untuk percobaan dari titik A ke titik
gerak lurus B berulang untuk
berubah beraturan. percobaan gerak
lurus berubah
beraturan.

Kemudian Kemudian praktikan


praktikan mengukur mengukur waktu dari
waktu dari titik B titik B ke titik C
ke titik C untuk untuk percobaan glbb
percobaan glbb, dengan 5 variasi titik
seperti pada dan diulang 3 kali
percobaan yang untuk data yang
dilakukan pada glb. lebih akurat.
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIKUM JENIS-JENIS
GELOMBANG

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL


MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 18 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah jenis dan bentuk gelombang (jenis-jenis gelombang).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk dan jenis
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini


adalah : Jenis-Jenis Gelombang
 Slinki
 Benang kasur
 Karet gelang

D. LANDASAN TEORI

Gelombang adalah getaran yang merambat. Getaran adalah gerak bolak-balik


sesuatu benda melalui titik kesetimbangannya. Selama merambat, gelombang akan
memindahkan energi tertentu dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun demikian,
medium perambatan gelombang tidak ikut pindah.

Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gelombang mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang membutuhkan medium untuk
merambat. Artinya, jika tidak ada medium, gelombang tidak akan pernah terjadi.
Hal ini bisa dilihat pada kasus percakapan astronot di luar angkasa.Gelombang
yang termasuk gelombang mekanik ini adalah gelombang bunyi, gelombang tali,
dan gelombang air laut.
2. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak membutuhkan
medium untuk merambat. Artinya, gelombang ini bisa merambat dalam ruang
hampa sekalipun. Contoh gelombang elektromagnetik adalah cahaya, gelombang
radio, sinar-X, sinar gamma, inframerah, dan sinar ultraviolet.

Berdasarkan arah getar dan arah rambatannya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali,
cahaya, seismik sekunder, dan sebagainya. Berikut ini merupakan contoh
gelombang transversal pada tali.
Gambar 1. Gelombang Transversal

2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
arah rambatannya. Ciri gelombang ini adalah memiliki rapatan dan renggangan.
Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi, pegas, dan seismik
primer. Berikut ini contoh gelombang longitudinal pada pegas.

Gambar 2. Gelombang Longitudinal

Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gelombang berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang memiliki amplitudo tetap. Artinya,
setiap titik yang dilalui gelombang amplitudonya selalu sama besar. Contoh
gelombang berjalan adalah gelombang air.

2. Gelombang stasioner
Gelombang stasioner adalah perpaduan antara gelombang datang dan
gelombang pantul yang amplitudo dan frekuensinya sama tetapi arah rambatnya
berlawanan. Titik yang bergetar dengan amplitudo maksimum disebut perut,
sedangkan titik yang bergetar dengan amplitudo minimum disebut simpul.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum jenis-jenis gelombang ini adalah :
 Praktikan mengambil slinki lalu merentangkan di atas lantai. Salah satu ujung
slinki dipegang oleh teman untuk menahannya dan ujung lainnya praktikan
pegang.
 Praktikan menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke kiri lalu ke kanan dan
praktikan mengamati gelombang yang terjadi pada slinki.
 Ujung slinki digerakkan berulang-ulang seperti langkah sebelumnya, kemudian
praktikan mengamati arah getar dan arah rambat gelombang (gelombang
transversal).
 Kemudian praktikan mengikatkan karet gelang di tengah-tengah slinki. Lalu
praktikan menggerakan ujung slinki berulang-ulang. Praktikan mengamati karet
gelang tersebut, ketika gelombang berjalan apakah berpindah karet gelang
tersebut?
 Praktikan menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke belakang lalu ke depan
berulang-ulang dan ujung satunya dipegang oleh teman dengan menahannya
tidak digerakkan.
 Praktikan mengamati arah getar dan arah rambat gelombang yang terjadi
(gelombang longitudinal).
 Kemudian praktikan mencatat perbedaan gelombang transversal dan gelombang
longitudinal.

F. HASIL PENGAMATAN

No Gelombang Tranversal Gelombang Longitudinal

Arah getarannya tegak lurus pada Arah getarnya searah dengan


1
arah rambatan gelombangnya. arah rambatannya.
Gelombang bergerak ke kiri dan ke Gelombang bergerak ke depan dan ke
2 kanan sehingga ada puncak dan belakang sehingga ada daerah
lembah. tekanan tinggi (rapat) dan daerah
renggang.

G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang jenis-jenis gelombang. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboraturium Fisika SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci secara berkelompok karena
keterbatasan alat dan bahan yang digunakan sehingga praktikum tentang jenis-jenis
gelombang ini dilaksanakan berkelompok.

Langkah awal sebelum melakukan praktikum, kami mendengarkan penjelasan


dari tutor untuk langkah kerja dalam percobaan jenis-jenis gelombang ini. Setelah itu,
kami mengambil alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini dan kami
melaksanakan percobaan sesuai dengan prosedur percobaan menggunakan slinki, hanya
saja kami tidak melakukan percobaan menggunakan kabel listrik hanya hasilnya
menurut referensi dan kajian pustaka yang praktikan lakukan.

Percobaan tentang jenis-jenis gelombang ini, praktikan melakukan bersama


teman kelompok sehingga untuk melakukan percobaan slinki tentang jenis-jenis
gelombang lebih mudah untuk dilaksanakan dan diamati. Awalnya praktikan
melakukan percobaan gelombang transversal dengan menggerakkan slinki ke kanan
dan ke kiri, terlihat ada gelombang yang merambat dan pada gelombang transversal
arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya sehingga pada
gelombang transversal terbentuk puncak dan lembah gelombang.

Kemudian praktikan melakukan percobaan gelombang longitudinal dengan


menggerakkan slinki ke depan dan ke belakang, terlihat ada gelombang yang
merambat dan pada gelombang longitudinal arah getarnya searah dengan arah
rambatannya sehingga pada gelombang longitudinal terbentuk rapatan dan
renggangan.

Praktikan melakukan percobaan dengan mengikatkan karet gelang pada tengah


slinki dan dilakukan pengamatan bahwa karet gelang berpindah bersama gelombang,
dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki.
Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan).

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan jenis-jenis gelombang,


praktikan dapat mengambil kesimpulan :
 Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatannya.
 Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan
arah rambatannya.
 Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal adalah
terletak pada arah getarnya yaitu bila transversal tegak lurus sedangkan
longitudinal searah dengan arah rambatannya. Pada gelombang transversal
terdapat puncak dan lembah gelombang, sedangkan pada gelombang
longitudinal terdapat rapatan dan renggangan gelombang.

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Apa yang terjadi pada ujung slinki? Apa yang merambat pada slinki? Apa
gelombang itu?
Jawab :
Yang terjadi pada ujung slinki adalah rambatan yang membentuk gelombang. Yang
merambat pada slinki adalah energi. Gelombang adalah gerakan merambat pada
suatu benda yang diberi energi.

2. Bagaimana arah getar dan arah rambat gelombang transversal itu?


Jawab :

Arah getar dan arah rambat gelombang transversal itu adalah arah getarannya tegak
lurus pada arah rambatan gelombangnya.

3. Ketika gelombang berjalan, apakah karet gelang ikut berpindah? Adakah energi
yang merambat melalui pegas? Jika ada, dari manakah asalnya?
Jawab :
Karet gelang tersebut ikut berpindah bersama gelombang, dan juga karet gelang
berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki. Energi ini berasal
dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan).

4. Apakah sama hasil percobaan antara menggunakan slinki dengan kabel listrik? Jika
ada perbedaannya, sebutkan!
Jawab :

Pada praktikum yang kami lakukan tidak menggunakan kabel listrik sebagai
perbandingan hanya menurut analisa dan referensi yang kami dapatkan bahwa hasil
pada kabel listrik berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada kabel listrik tidak
muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel, ternyata karet
gelang tidak berubah atau berpindah, jadi bisa disimpulkan bahwa tidak ada energi
pada kabel listrik tersebut.

5. Bagaimana arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal?


Jawab :

Arah getar dan arah rambat gelombang longitudinal itu adalah arah getarnya searah
dengan arah rambatannya.

6. Apa perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal?


Jawab :

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan, perbedaan


antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal adalah terletak pada arah
getarnya yaitu bila transversal tegak lurus sedangkan longitudinal searah dengan
arah rambatannya.

J. DAFTAR PUSTAKA

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/karakteristik-gelombang-fisika-kelas-11/

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 6 Hal. 6.7, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


menyediakan alat dan bahannya, karena masalah kesulitan tersebut sehingga praktikum
tentang jenis-jenis gelombang ini dilaksanakan di laboraturium yang tersedia alat dan
bahan yang bisa digunakan dalam percobaan ini.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan melakukan percobaan secara


berkelompok di laboraturium SMA Negeri 1
Pangkalan Kerinci denngan melakukan
pengamatan tentang jenis-jenis gelombang
yaitu gelombang transversal dan gelombang
longitudinal, kemudian praktikan mengamati
dan mengambil kesimpulan dari percobaan
yang telah praktikan lakukan.

Praktikan melakukan percobaan jenis


gelombang dan yang sedang praktikan
lakukan ini mengamati gelombang
transversal yaitu praktikan menggerakan
slinki ke kiri dan ke kanan, terlihat ada
gelombang yang merambat dan pada
gelombang transversal arah getarannya tegak
lurus pada arah rambatan gelombangnya.

Praktikan melakukan percobaan jenis


gelombang dan yang sedang praktikan
lakukan ini mengamati gelombang
longitudinal yaitu praktikan menggerakan
slinki ke depan dan ke belakang, terlihat ada
gelombang yang merambat dan pada
gelombang longitudinal arah getarannya
searah dengan arah rambatan gelombangnya.

Awalnya praktikan
mengikatkan karet Slinki
gelang dan melakukan merupakan
pengamatan ternyata salah satu alat
karet gelang ikut dan bahan
berpindah bersama yang
gelombang, dan juga digunakan
karet gelang berpindah pada percobaan jenis-jenis gelombang.
karena adanya energi Slinki tersebut diamati arah getar dan
yang merambat melalui arah rambatnya untuk mengetahui
slinki.
perbedaan gelombang transversal dan
longitudinal.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
OPTIK
SIFAT CAHAYA

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya
siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya ini.

Pelalawan, 25 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah optik (sifat cahaya).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah :


a. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
b. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
c. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
d. Menentukan fokus cermin cekung
e. Menentukan fokus lensa cembung

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan sifat cahaya tentang pemantulan cahaya ini adalah :
• Cermin datar (3 x 6 cm2)
• Cermin cembung
• Cermin cekung
• Lampu senter
• Busur derajat
• Kertas putih
• Lilin
• Layar (tabir kertas)
• Celah cahaya

D. LANDASAN TEORI

Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung dan
cermin cembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
berupa cekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang
memantulkan cahaya) misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja
dokter. Sifat pemantulan pada cermin cekung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya.
2. Memantulkan berkas cahaya (kovergen).

Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah
bendayang berada di depan cermin cekung yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali.

Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang
berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan. Sifat pemantulan
pada cermin cembung :
1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil.
2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen).

Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:


1. Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokusnya.
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
3. Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan
dipantulkan seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.

Sifat-sifat cahaya antara lain :

1. Cahaya Merambat Lurus


Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke
segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus. Bukti
cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus
masuk ke dalam ruangan yang gelap.

2. Cahaya dapat Dipantulkan


Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan
difusi) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang
terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada
pemantulan ini, sinar pantulnya tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur
terjadi bila cahaya mengenai permukaan yang licin, rata, dan mengkilap,
misalnya cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang teratur.
Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam
yaitu cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung.

3. Cahaya Mampu Menembus Benda Bening


Peristiwa menembusnya cahaya pada bening dapat dilihat pada saat
menerawang plastik bening, gelas kaca, atau benda-benda bening lainnya ke
arah sinar lampu. Sinar tersebut dapat terlihat karena cahaya dapat menembus
benda bening. Jika cahaya mengenai benda yang gelap (tidak bening) misalnya
pohon, tangan, mobil, maka akan membentuk bayangan.

4. Cahaya Dapat Diuraikan


Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih
menjadi cahaya yang memiliki bermacam-macam warna. Contohnya pelangi,
yang terjadi akibat dari cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air
hujan.

5. Cahaya Dapat Dibiaskan


Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah melewati medium
rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Jika cahaya datang dari zat yang kurang rapat ke zat ayng lebih rapat maka
cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya dari udara ke
air. Sebaliknya jika cahaya datang dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang
rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misal cahaya dari
air
ke udara. Contoh pembiasan cahaya yaitu pensil yang dimasukkan ke air akan
terlihat bengkok, dasar kolam terlihat dangkal.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Percobaan Pemantulan Cahaya


a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
• Praktikan menyusun lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
seperti Gambar 7.1 pada modul Praktikum IPA di SD halaman 7.5.
• Praktikan menyalakan lampu senter kemudian mengamati jalannya berkas
cahaya pada saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
• Praktikan menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2),
sehingga terlihat sudut datang dan sudut pantulnya.
• Kemudian praktikan mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut
pantul tersebut (r).
• Praktikan meletakkan sebuah benda (lilin) di depan cermin datar dan
praktikan mengamati bayangannya selama benda itu di geser-gesekan di
depan cermin datar.
• Kemudian praktikan mencatat sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar.
b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung
• Praktikan menyusun alat seperti Gambar 7.2 pada modul Praktikum IPA di
SD halaman 7.6.
• Praktikan menyalakan lilin kemudian mengamati jalan berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
• Praktikan menggambarkan jalan berkas sinar pada langkah (2), sehingga
terlihat sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
• Kemudian praktikan mencatat sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin cembung.
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
• Praktikan menyusun alat seperti Gambar 7.3 pada modul Praktikum IPA di
SD halaman 7.7.
• Praktikan menyalakan lilin kemudian mengamati jalan berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
• Praktikan menggambarkan jalan berkas sinar pada langkah (2), sehingga
terlihat sudut datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
• Kemudian praktikan mencatat sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung.
• Praktikan mengatur jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk
bayangan yang jelas dan tajam. Selanjutnya praktikan mengukur jarak
benda dan jarak bayangan.
• Jika benda pada di depan cermin cekung terus di geser menjauhi cermin, maka
pada jarak tertentu jarak bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Praktikan
mengukur jarak benda dari cermin cekung pada keadaan tersebut (s).
F. HASIL PENGAMATAN

1. Pemantulan Cahaya

a. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

No sudut datang i (derajat) sudut pantul r (derajat)


1 0 0
2 10 10
3 20 20
4 30 30
5 40 40

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar antara lain :


• Tinggi benda sama dengan tinggi bayangan
• Jarak benda kecermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
• Tegak.
• Maya.
• Sama besar.
b. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung

Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung antara lain :


• Maya.
• Sama tegak.
• Bayangan lebih kecil dari pada bendanya.

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5 8
2 10 6
3 15 4
4 20 2

c. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung antara lain :


• Maya
• Sama banyak
• Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5 8
2 10 6
3 15 4
4 20 2
G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang optik sifat cahaya dan yang kami lakukan tentang percobaan
pemantulan cahaya. Percobaan pemantulan cahaya ini dilakukan pada cermin datar,
cermin cembung dan cermin cekung. Praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium Fisika
SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci secara berkelompok karena keterbatasan alat dan
bahan yang digunakan sehingga praktikum tentang gerak ini dilaksanakan berkelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pada percobaan tentang sifat cahaya


ini, praktikan melakukan percobaan tentang pemantulan cahaya pada cermin datar,
pemantulan cahaya pada cermin cembung dan pemantulan cahaya pada cermin cekung.

Pada pemantulan cahaya pada cermin datar, praktikan mengamati sinar datang
kemudian memantul pada cermin. Setelah dipantulkan, cermin tersebut juga
menghasilkan sinar pantul. Sehingga, sinar datang dan sinar pantul pada cermin datar
adalah sama. Pada cermin datar, bayangan yang dihasilkan sama dengan bendanya, baik
itu dari bentuknya, ukurannya, maupun posisinya.

Pada pemantulan cahaya pada cermin cembung, praktikan mengamati bayangan


yang dihasilkan lebih kecil dari pada bendanya dan pada pemantulan cahaya pada
cermin cekung, bayangan yang dihasilkan akan menjadi 2 kali lebih besar daripada
bendanya.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang optik sifat cahaya, praktikan mendapatkan


data yang telah dituangkan dalam tabel maka praktikan bisa mengambil kesimpulan
bahwa :
• Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan
• Bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar sama dengan bendanya
• Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil dari pada bendanya
• Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung 2 kali lebih besar daripada
bendanya

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Pada saat bayangan benda menghilang (tidak tampak ) dalam cermin cekung,berarti
bayangan yang dibentuk cermin cekung ada di jauh tak berhingga ( ′ = ~). Dengan
menggunakan persamaan (7.5) pada landasan teori, tentukan jarak fokus cermin
cekung tersebut !
Jawab :
Jarak fokus = jarak benda dari cermin cekung tersebut, atau =f, sehingga 1/s’=0, dan
s’=∞
2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak fokus 10 cm dapat membentuk bayangan
pada jarak dua kali jarak bendanya, dimanakah benda haru diletakkan dari cermin
cekung tersebut ?
Jawab :
Benda tersebut harus diletakkan 15 cm dari cermin cekung atau biasa dikatakan
diletakkan pada ruang II.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 7 Hal. 7.3, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain sulitnya
menentukan jarak bayangan pada pemantulan cahaya cermin datar, cermin cembung dan
cermin cekung.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan melakukan pengamatan tentang


pemantulan cahaya dengan menggunakan cermin
datar, salah satu rekan kelompok praktikan
menghidupkan senter melalui celah cahaya dan
kemudian ada cahaya yang melalui celah tersebut
mengenai cermin datar dan praktikan mengamati
bayangan yang ditimbulkan dari cermin datar
tersebut. Kemudian praktikan mencatat hasil dari
pengamatan yang dilakukannya.

Praktikan melakukan pengamatan tentang


pemantulan cahaya dengan menggunakan cermin
cembung, salah satu rekan kelompok praktikan
menghidupkan senter melalui celah cahaya dan
kemudian ada cahaya yang melalui celah tersebut
mengenai cermin cembung dan praktikan
mengamati bayangan yang ditimbulkan dari
cermin cembung tersebut. Kemudian praktikan
mencatat hasil dari pengamatan yang
dilakukannya.

Praktikan melakukan pengamatan tentang


pemantulan cahaya dengan menggunakan cermin
cekung, salah satu rekan kelompok praktikan
menghidupkan senter melalui celah cahaya dan
kemudian ada cahaya yang melalui celah tersebut
mengenai cermin cekung dan praktikan
mengamati bayangan yang ditimbulkan dari
cermin cekung tersebut. Kemudian praktikan
mencatat hasil dari pengamatan yang
dilakukannya.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

OPTIK
LENSA CEMBUNG CERMIN CEKUNG

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya
ini.

Pelalawan, 25 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah Optik (Lensa Cembung Cermin Cekung).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah :


 Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung.
 Menentukan kekuatan lensa cembung (P).
 Menentukan jarak titip api (f) cermin cekung.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


 Meja optik lengkap
 Lensa cembung
 Cermin cekung
 Layar
 Sumber cahaya (Lilin)

D. LANDASAN TEORI

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Percobaan Lensa Cembung


 Praktikan menyusun lensa pada dudukannya dan meletakkan di antara layar
dan sumber cahaya seperti Gambar 7.7 pada modul Praktikum IPA di SD
halaman 7.13.
 Praktikan menyalakan sumber cahaya, kemudian mengatur posisi benda dan
lensa agar pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam.
 Praktikan mengukur jarak benda (s) dan jarang bayangan (s’).
 Praktikan mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan kedudukan benda
yang berbeda.

2. Percobaan Cermin Cekung


 Praktikan menyusun alat seperti Gambar 7.8 pada modul Praktikum IPA di
SD halaman 7.14.
 Praktikan menyalakan sumber cahaya, kemudian mengatur posisi benda dan
lensa agar pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam.
 Praktikan mengukur jarak benda (s) dan jarang bayangan (s’).
 Praktikan mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan kedudukan benda
yang berbeda.
F. HASIL PENGAMATAN

3. Lensa Cembung

No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)


1 28 cm 17 cm
2 34 cm 32 cm
3 53 cm 30 cm

4. Cermin Cekung

No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)


1 40 cm 35 cm
2
3

G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang optik sifat cahaya. Praktikum ini dilaksanakan di Laboraturium
Fisika SMA Negeri 1 Pangkalan Kerinci secara berkelompok karena keterbatasan alat
dan bahan yang digunakan sehingga praktikum tentang gerak ini dilaksanakan
berkelompok.

Awalnya praktikan menyusun lensa pada dudukannya dan meletakkan di antara


layar dan sumber cahaya, pada percobaan lensa cembung dan cermin cekung ini
berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan sumber cahaya saat dilihat melalui
lensa cembung dan cermin cekung bayangan cahaya yang praktikan amati menjadi
terbalik posisinya dari posisi benda yang menjadi sumber cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah praktikan lakukan, untuk percobaan


lensa cembung dan cermin cekung ini semua bayangan maya yang dibentuk lensa
cembung dan cermin cekung selalu tegak terhadap bendanya dan semua bayangan nyata
yang dibentuk lensa cembung dan cermin cekung pasti terbalik terhadap bendanya.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang optik sifat cahaya, praktikan mendapatkan


data yang telah dituangkan dalam tabel maka praktikan bisa mengambil kesimpulan
bahwa :
 Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung dan cermin cekung selalu
tegak terhadap bendanya
 Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung dan cermin cekung selalu
terbalik terhadap bendanya.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawab :
Jarak fokus (f) lensa cembung yang praktikan gunakan dalam percobaan ini adalah
1,5 cm.

2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan!


Jawab :
1
𝑃=
𝑓
1
𝑃=
1,5
2
𝑃=
3

3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawab :
jarak fokus (f) cermin cekung yang praktikan gunakan dalam percobaan ini adalah
2,5 cm.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 7 Hal. 7.12, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain praktikan
sulit menentukan jarak benda dan jarak bayangan pada lensa cembung dan cermin
cekung.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan melakukan percobaan pada lensa


cembung dan dari pengamatan yang dilakukan
praktikan menulis hasilnya, semua bayangan
maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak
terhadap bendanya dan semua bayangan nyata
yang dibentuk lensa cembung selalu terbalik
terhadap bendanya. Kemudian praktikan
mengatur jarak benda dengan memaju
mundurkan lensa cembung untuk melihat jarak
bayangan yang dihasilkan.

Praktikan melakukan percobaan pada lensa


cembung dan dari pengamatan yang dilakukan
praktikan menulis hasilnya, semua bayangan
maya yang dibentuk cermin cekung selalu tegak
terhadap bendanya dan semua bayangan nyata
yang dibentuk cermin cekung selalu terbalik
terhadap bendanya. Kemudian praktikan
mengatur jarak benda dengan memaju
mundurkan cermin cekung untuk melihat jarak
bayangan yang dihasilkan.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
LISTRIK DAN MAGNET
KELISTRIKAN

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya
ini.

Pelalawan, 03 Desember 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah listrik dan magnet (kelistrikan).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum muatan listrik ini adalah :


a. Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang
timbul dari sifat muatan.
b. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan sifat cahaya tentang pemantulan cahaya ini adalah :
• Bola pingpong 2 buah
• Benang jahit secukupnya
• Benang wool dan nilon
• Tas plastik
• Isolasi
• Sisir plastik
• Potongan kertas yang kecil-kecil

D. LANDASAN TEORI

Muatan listrik adalah salah satu sifat dasar dari partikel elementer tertentu.
Terdapat dua jenis muatan, muatan positif dan muatan negatif. Muatan positif pada
bahan dibawa oleh proton, sedangkan muatan negatif oleh elektron. Muatan yang
bertanda sama saling tolak menolak, muatan dengan tanda berbeda saling tarik menarik.

Satuan muatan ”Coulomb (C)”, muatan proton adalah +1,6 x 10-19C, sedangkan
muatan elektron -1,6x 10-19C. Prinsip kekekalan menjadi- kan muatan selalu konstan.
Bila suatu benda diubah menjadi energi, sejumlah muatan positif dan negatif yang sama
akan hilang. Sebatang plastik digosokkan pada kain beberapa saat. Dekatkan batang
plastik pada potongan kertas kecil. Yang terjadi potongan kertas kecil akan menempel
ke batang plastik.

Fenomena elektrostatis
Kejadian diatas menunjukkan fenomena muatan elektrostatis, dimana batang
plastik bermuatan positif, menarik potongan kertas yang bermuatan negatif. Dua benda
yang muatannya berbeda akan saling tarik menarik satu dengan lainnya.

Batang plastik digantung bebas dengan benang, batang plastik lainnya


digosokkan dengan bulu binatang dan dekatkan ke batang plastik tergantung gambar
diabwah. Yang terjadi kedua batang benda saling tolak menolak. Artinya kedua batang
plastik memiliki muatan yang sama dan saling tolak menolak.
Sifat muatan listrik yang sama saling tolak menolak dan Muatan listrik yang
berbeda saling tarik menarik. Batang plastik digantung bebas dengan benang. Batang
kaca digosokkan dengan kain sutra dan dekatkan ke batang plastik tergantung gambar
dibawah. Yang terjadi kedua batang benda saling tarik menarik. Artinya batang plastik
dan batang gelas memiliki muatan yang berbeda dan saling tarik menarik.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Praktikan menggantung sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Kemudian praktikan menggosok tas plastik
pada pakaian beberapa kali, lalu didekatkan pada bola pingpong dan praktikan
mengamati apa yang terjadi.
2. Praktikan menggosokkan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian didekatkan
pada potongan-potongan kertas yang terletak di atas meja, kemudian praktikan
mengamati apa yang terjadi.
3. Apa yang terjadi apabila percobaan (2) praktikan biarkan dalam waktu yang
cukup lama, praktikan memberikan penjelasan.
4. Praktikan mengikatkan kedua bola pingpong dengan benang, kemudian
menggantungkan ke bagian pinggir meja (ditempel dengan isolasi). Kemudian
praktikan dekatkan kedua bola (tidak bersentuhan), kemudian praktikan
mengamati apa yang terjadi.
5. Praktikan menggosokkan bola kiri dan kanan dengan kain wool, lalu didekatkan
keduanya, kemudian praktikan mengamati apa yang terjadi.
6. Praktikan melengkapi tabel di bawah ini dengan hasil pengamatan anda, apakah
hasilnya tolak menolak atau tarik menarik.

Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan


digosok dengan Wool Plastik Nilon
Wool
Plastik
Nilon

F. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan yang praktikan dapatkan dari percobaan muatan listrik ini adalah :

1. Bola pingpong dan kantong plastik


Hasilnya adalah tidak ada reaksi dari bola pingpong.

2. Sisir digosok ke rambut


Hasilnya adalah kertas tertarik oleh sisir.

3. Apabila didiamkan dalam waktu yang cukup lama


Hasilnya adalah kertas akan berjatuhan atau terlepas dari sisir.
4. Ketika kedua bola pingpong didekatkan
Hasilnya adalah tidak ada reaksi apa-apa.

5. Hasil pengamatan

Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan


digosok dengan Wool Plastik Nilon
Wool X X X
Plastik X X X
Nilon X X X

G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang percobaan muatan listrik dan hasil pengamatannya praktikan
tuangkan pada lembar kerja seperti contoh di modul pada halaman 8.18 dan 8.19.

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pada percobaan tentang muatan listrik


yang telah dituangkan pada hasil pengamatan, tas plastik yang telah digosokkan pada
baju beberapa kali kemudian didekatkan pada bola pingpong hasilnya tidak ada reaksi
apa-apa dari bola pingpong. Hal ini disebabkan karena antara bola pingpong dan tas
plastik sama- sama berbahan plastik sehingga tidak akan ada muatan listrik.

Kemudian praktikan menggosokkan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian


didekatkan pada potongan-potongan kertas yang terletak di atas meja hasilnya kertas
akan tertarik oleh sisir. Saat kita menggosokkan sisir ke rambut yang kering sehingga
sisir mendapatkan muatan listrik karena sisir telah mendapatkan muatan listrik itu
sehingga bisa mengerahkan kekuatan pada kertas dan menariknya mendekat dan kertas
menempel pada sisir dan praktikan biarkan dalam waktu yang cukup lama hasilnya
kertas akan berjatuhan atau terlepas dari sisir karena adanya listrik statis atau gaya
elektrostatika maka saat dibiarkan beberapa waktu muatan listrik yang ada di sisir akan
hilang dan kertas yang menempel pada sisir terlepas.

Praktikan mencoba mendekatkan kedua bola pingpong hasilnya tidak ada reaksi
apa-apa karena pada bola pingpong tidak ada muatan listrik. Kemudian praktikan
menggantungkan kedua bola pingpong dan pada bola kiri dan kanan dicoba gosok
bergantian dengan wool, plastik dan nilon dan praktikan mencoba mengamati yang
terjadi, hasilnya dari semua percobaan yang dilakukan setelah digosok wool, plastik dan
nilon tidak ada reaksi apa-apa, kemudian praktikan menuangkan hasilnya pada tabel
sesuai yang ada di modul hal 8.19.
H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang muatan listrik, praktikan mendapatkan


data yang telah dituangkan dalam tabel maka praktikan bisa mengambil kesimpulan
bahwa :
 Apabila dua benda memiliki muatan listrik, maka akan terjadi interaksi
diantaranya :
a. Benda bermuatan sama akan saling tolak menolak
b. Benda bermuatan berbeda akan saling tarik menarik
 Benda yang tidak bermuatan dapat mengalami gejala kelistrikan ketika adanya
gesekan dua buah benda sehingga memiliki muatan listrik.

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi?


Jawab :
Pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi karena kedua bola sama-sama tidak
bermuatan, sehingga tidak ada interaksi antara keduanya.

2. Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
Jawab :
Kedua bola pingpong tidak memiliki muatan listrik.

3. Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A, B, C, dan D. Bila diketahui benda A


menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik D. Bila A bermuatan negatif,
tentukanlah jenis muatan benda B, C dan D!
Jawab :
A bermuatan negatif (-), B bermuatan (+), C bermuatan (-), dan D bermuatan (+).

4. Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun muatan
yang berlawan?
Jawab :
Benda yang memiliki muatan sejenis (positif-positif atau negatif-negatif) akan saling
tolak menolak. Sedangkan apabila muatannya berlawanan (positif-negatif) maka
keduanya akan saling tarik menarik. Hal ini sesuai dengan Hukum Coulomb :

Keterangan :
F = gaya listrik
k = konstanta coulomb (9x109Nm2/C2)
q1q2 = muatan listrik 1 dan 2 (C)
r = jarak antar dua muatan (m)
J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 8 Hal. 8.3, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan kelistrikan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara


lain sulitnya mengamati perubahan atau reaksi yang ditimbulkan dari wool, plastik atau
nilon pada bola pingpong.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan Praktikan
menyediakan alat menggosokan tas
dan bahan yang plastik pada kain
digunakan dalam celana berkali-kali.
percobaan
kelistrikan
tentang muatan
listrik.

Kemudian Praktikan
praktikan menggosokkan sisir
mendekatan tas ke rambut berkali-
plastik ke bola kali.
pingpong yang
digantung di
pinggir meja dan
mengamati
reaksinya.

Kemudian Praktikan
praktikan menggantungkan
mengarahkan dua buah bola
sisir tersebut ke pingpong di
potongan kertas pinggir meja dan
di atas meja dan akan dilihat reaksi
melihat reaksinya saat digosokkan ke
dan menunggu wool, plastik dan
beberapa waktu. nilon.
Praktikan Praktikan
menggosokkan menggosokkan
bola pingpong bola pingpong
sebelah kanan sebelah kanan
dengan benang dengan plastik
wool dan sebelah dan sebelah kiri
kiri bergantian bergantian wool,
wool, plastik dan plastik dan nilon.
nilon

Praktikan Praktikan
menggosokkan menggosokkan bola
bola pingpong pingpong
sebelah kanan sebelah kiri
dengan nilon dengan benang
dan sebelah kiri wool dan sebelah
bergantian wool, kanan bergantian
plastik dan wool, plastik dan
nilon. nilon

Praktikan Praktikan
menggosokkan menggosokkan
bola pingpong bola pingpong
sebelah kiri sebelah kiri
dengan plastik dengan nilon dan
dan sebelah sebelah kanan
kanan bergantian wool,
bergantian wool, plastik dan nilon
plastik dan nilon
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


SIMBIOSIS
PARASITISME,
KOMENSALIME
DAN MUTUALISME

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL

MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 22 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah ciri-ciri makhuk hidup - simbiosis (parasitisme, komensalisme


dan mutualisme).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah :


1. Simbiosis Parasitisme
 Mengidentifikasi simbosis parasitisme di lingkungan sekitar.
2. Simbiosis Komensalisme
 Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar.
3. Simbiosis Mutualisme
 Mengidentifikasi simbiosis mutalisme di lingkungan sekitar.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini dari ketiga simbiosis parasitisme, komensalisme,
mutualisme sama yaitu :
 Alat-alat tulis
 Lembar pengamatan
 Lingkungan sekitar
 Kamera/handpone

D. LANDASAN TEORI

Simbiosis merupakan semua jenis interaksi biologis jangka panjang dan dekat
antara dua organisme biologis yang berbeda atau sebuah hubungan timbal balik diantara
dua makhluk hidup yang berbeda, baik itu mutualisme, amensalisme, komensalisme,
atau parasitisme. Organisme yang terlibat tersebut, masing-masing disebut simbion,
dapat berasal dari spesies yang sama atau berbeda.

Adapun fungsi simbiosis yaitu bertahan hidup dengan mengandalkan atau


berhubungan makhluk hidup lain yang berbeda jenis. Simbiosis dibedakan menjadi dua
kategori diantaranya yaitu:
 Ektosimbiosis, yaitu adalah bentuk hubungan antara dua organisme yang
berbeda jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian luar organisme
lainnya.
 Endosimbiosis, yaitu adalah bentuk hubungan antara dua organisme yang
berbeda jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian dalam organisme
yang lain.

Jenis-Jenis Simbiosis

1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme yaitu ialah hubungan sesama makhluk hidup yang saling
menguntungkan antar kedua pihak. Contoh simbiosis mutualisme yaitu sebagai
berikut :
 Bunga dengan kupu-kupu, dalam proses penyerbukan bunga di bantu oleh
kupu-kupu, dan kupu-kupu mendapat nektar.
 Jenis bakteri Rhizobium yang hidup dalam akar tumbuhan kacang-kacangan
akan memperoleh makanan sedangkan tumbuhan kacang-kacangan
mendapat nitrogen yang diikat oleh rhizobium sp.
 Raflesia dan lalat, yang mana raflesia dibantu proses penyerbukannya
dan lalat mendapat sari bunganya.
 Ikan Hiu dengan Remora, yang mana ikan hiu menjadi bersih dan remora
akan mendapat sisa makanan hiu.
 Lebah dengan bunga sepatu, dimana lebah membantu bunga sepatu
dalam proses penyerbukannya dan lebah mendapat nektar.
 Burung Jalak dengan Kerbau, dimana burung jalak memakan kutu kutu
yang ada pada tubuh kerbau.
 Ikan badut dengan Anemon Laut, yang mana ikan badut mendapat
perlindungan dari anemon laut kemudian anemon laut mendapat sisa-sisa
makanan dari ikan badut.

2. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis Parasitisme yaitu ialah hubungan sesama makhluk hidup dimana pihak
yang satu mendapat keuntungan namun merugikan pihak lainnya. Contoh simbiosis
parasitisme yakni sebagai berikut :
 Cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia, yang
mana cacing cacing tersebut akan mengambil sari makanan di usus manusia.
 Bunga Rafflesia dengan inangnya, yang mana bunga rafflesia menyerap sari-
sari makanan dari inangnya sedangkan inangnya diambil sari makanannya.
 Tanaman benalu dengan inangnya, yang mana tanaman benalu akan
mendapat sari makanan dan inangnya akan diambil sari makanannya.
 Tali putri dengan inangnya, yang mana tali putri menyerap sari makanan
yang berupa zat organik sedangkan inangnya akan kekuranga sari
makanan karena di serap oleh tali putri.
 Plasmodium dengan manusia.
 Taeniasaginata dengan sapi.

3. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme merupakan hubungan sesama makhluk hidup yang mana
pihak yang satu mendapat keuntungan namun pihak lainnya tidak dirugikan dan pula
tidak diuntungkan. Contoh simbiosis komensalisme yakni sebagai berikut:
 Bunga Anggrek dengan pohon manga
 Sirih pada tumbuhan inangnya
 Penyu dengan ikan remora
 Ikan ramora dengan paus
 Paus dengan balanidae
 Jamur tumbuh pada akar yang lapuk
 Paku tanduk rusa dengan tumbuhan inangnya
4. Simbiosis Amensalisme
Simbiosis Amensalisme merupakan hubungan sesama makhluk hidup yang mana
satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh simbiosis amensalisme yaitu sebagai berikut :
 Jamur penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri.
Penisilin dapat membunuh bakteri namun tidak mendapat keuntungan
dan juga dirugikan.
 Pohon Walnut dengan tumbuhan lainnya (tidak bisa hidup karena pohon
walnut menghasilkan senyawa alelopati).

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


1. Simbiosis Parasitisme
 Praktikan menyediakan alat dan ahan yang diperlukan.
 Kemudian praktikan pergi ke lingkungan tempat tinggal.
 Praktikan mencoba mengidentifikasi beberapa jenis simbiosis parasitisme
yang terjadi antara hewan dengan tumbuhan, hewan dengan hewan dan
tumbuhan dengan tumbuhan.
 Praktikan mencari beberapa hubungan yang terjadi di lingkungan sekitar
tempat tinggal, lalu praktikan menulis hasilnya pada lembar kerja tabel
1.7 yang telah disediakan.
 Kemudian praktikan mencoba menganalisis makhluk hidup mana yang
dirugikan dan mana yang diuntungkan.
 Praktikan tuliskan hasilnya dengan melengkapi data yang ada di tabel 1.7.
2. Simbiosis Komensalisme
 Praktikan menyediakan alat dan ahan yang diperlukan.
 Kemudian praktikan pergi ke lingkungan tempat tinggal.
 Praktikan mencoba mengidentifikasi beberapa jenis simbiosis komensalisme
yang terjadi antara hewan dengan tumbuhan, hewan dengan hewan dan
tumbuhan dengan tumbuhan.
 Praktikan mencari beberapa hubungan yang terjadi di lingkungan sekitar
tempat tinggal, lalu praktikan menulis hasilnya pada lembar kerja tabel
1.8 yang telah disediakan.
 Kemudian praktikan mencoba menganalisis makhluk hidup mana yang
diuntungkan dan mana yang tidak diuntungkan ataupun di rugikan.
 Praktikan tuliskan hasilnya dengan melengkapi data yang ada di tabel 1.8.
3. Simbiosis Mutualisme
 Praktikan menyediakan alat dan ahan yang diperlukan.
 Kemudian praktikan pergi ke lingkungan tempat tinggal.
 Praktikan mencoba mengidentifikasi beberapa jenis simbiosis mutualisme
yang terjadi antara hewan dengan tumbuhan, hewan dengan hewan dan
tumbuhan dengan tumbuhan.
 Praktikan mencari beberapa hubungan yang terjadi di lingkungan sekitar
tempat tinggal, lalu praktikan menulis hasilnya pada lembar kerja tabel
1.9 yang telah disediakan.
 Kemudian praktikan mencoba menganalisis jenis keuntungan yang diperoleh
oleh setiap spesies dari anggota simbiosis.
 Praktikan tuliskan hasilnya dengan melengkapi data yang ada di tabel 1.9.
F. HASIL PENGAMATAN

1. Simbiosis Parasitisme

Tabel 1.7 Hasil pengamatan simbiosis parasitisme

Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan


Jenis hubungan
Jenis Jenis
No simbiosis Jenis
makhluk Jenis kerugian makhluk
parasitisme keuntungan
hidup hidup
Daun
Tanaman Mendapatkan
Tanaman menguning
1 Monstera dan Kutu Putih sumber atau
Monstera dan akhirnya
Kutu Putih sari makanan
mengering
Pohon
berkurang sari Mendapatkan
Pohon Sawit Pohon
2 makanan Benalu sumber atau
dan Benalu Sawit
berpengaruh sari makanan
pada buahnya
Mendapatkan
Buah Nangka Buah Buah menjadi
3 Serangga sumber atau
dan Serangga Nangka busuk
sari makanan
Daun menjadi Mendapatkan
Pohon Cabai Pohon
4 keriting dan Kutu Daun sumber atau
dan Kutu Daun Cabai
menghitam sari makanan

2. Simbiosis Komensalisme

Tabel 1.8 Hasil pengamatan simbiosis komensalisme

Pihak yang diuntungkan


Jenis hubungan Jenis makhluk hidup
Jenis
No simbiosis Jenis yang tidak untung
makhluk
komensalisme keuntungan dan tidak rugi
hidup
Mendapatkan
Tanaman Paku Tanaman
1 tempat untuk Pohon Sawit
dan Pohon Sawit Paku
hidup

3
3. Simbiosis Mutualisme

Tabel 1.9 Hasil pengamatan simbiosis mutualisme

Jenis Pihak I yang diuntungkan Pihak II yang diuntungkan


hubungan Jenis Jenis
No Jenis
simbiosis makhluk makhluk Jenis keuntungan
keuntungan
mutualisme hidup hidup
Mendapatkan Membantu proses
Serangga
1 Serangga nektar dari Bunga penyerbukan oleh
dan Bunga
bunga serangga
Mendapatkan Membantu proses
Kupu-kupu Kupu-
2 nektar dari Bunga penyerbukan oleh
dan Bunga kupu
bunga kupu-kupu

G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang simbiosis parasitisme, simbiosis komensalisme dan simbiosis
mutualisme yang masing-masing dituangkan pada tabel yang dicontohkan pada modul
hal 1.35 – 1.37. Untuk percobaan simbiosis parasitisme dituangkan ke tabel 1.7,
simbiosis komensalisme dituangkan ke tabel 1.8 dan simbiosis mutualisme dituangkan
ke tabel 1.9.

Praktikan melakukan percobaan tentang simbiosis ini dengan mengacu pada


prosedur percobaan yang ada, yaitu mencari hubungan antara tumbuhan dengan hewan,
hewan dengan hewan dan tumbuhan dengan tumbuhan. Hanya saja praktikan
mengalami kesulitan mencari contoh hubungan dari masing-masing simbiosis hanya
mendapatkan beberapa saja karena harus ada foto dokumentasi saat melakukan
pengamatan. Setelah mendapatkan contoh dari percobaan simbiosis, praktikan
melakukan analisis pada simbiosis parasitisme tentang makhluk hidup mana yang
dirugikan dan mana yang diuntungkan kemudian dituangkan untuk melengkapi data
pada tabel 1.7. Selanjutnya praktikan melakukan analisis pada simbiosis komensalisme
tentang makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana yang tidak diuntungkan
ataupun di rugikan kemudian dituangkan untuk melengkapi data pada tabel 1.8.
Praktikan juga melakukan analisis simbiosis mutualisme tentang jenis keuntungan yang
diperoleh oleh setiap spesies dari anggota simbiosis kemudian dituangkan untuk
melengkapi data pada tabel 1.9.

Untuk simbiosis parasistisme, praktikan mendapatkan empat contoh yaitu


hubungan antara tumbuhan dengan hewan dan tumbuhan dengan tumbuhan. (1)
Tumbuhan monstera dan kutu putih. Pihak yang dirugikan adalah tumbuhan monstera
yaitu daunnya menguning dan akhirnya mengering dan pihak yang diuntungkan adalah
kutu putih yaitu mendapatkan sumber atau sari makanan. (2) Pohon sawit dan benalu.
Pihak yang dirugikan adalah yaitu pohon sawit yaitu pohon berkurang sari makanan
berpengaruh pada buahnya dan pihak yang diuntungkan adalah benalu yaitu
mendapatkan sumber atau sari makanan. (3) Buah nangka dan serangga. Pihak yang
dirugikan adalah buah nangka yaitu buah menjadi busuk dan pihak yang diuntungkan
adalah serangga yaitu mendapatkan sumber atau sari makanan. (4) Pohon cabai dan
kutu daun. Pihak yang
dirugikan adalah pohon cabai yaitu daun menjadi keriting dan menghitam dan pihak
yang diuntungkan adalah kutu daun yaitu mendapatkan sumber atau sari makanan.

Untuk simbiosis komensalisme, praktikan hanya mendapatkan satu contoh yaitu


hubungan antara tumbuhan dengan tumbuhan. (1) Tanaman paku dan pohon sawit.
Pihak yang diuntungkan adalah tanaman paku yaitu mendapatkan tempat hidup. Pihak
yang tidak untung dan tidak rugi adalah pohon sawit karena tanaman paku dalam
menghasilkan makanan dengan memasak sendiri tanpa mengambil dari inangnya pohon
sawit.

Untuk simbiosis mutualisme, praktikan mendapatkan dua contoh yaitu hubungan


antara hewan dan tumbuhan. (1) Serangga dan bunga. Pihak I yang diuntungkan adalah
serangga yaitu mendapatkan nektar bunga dan Pihak II yang diuntungkan adalah bunga
yaitu membantu proses penyerbukan oleh serangga. (2) Kupu-kupu dan bunga. Pihak I
yang diuntungkan adalah kupu-kupu yaitu mendapatkan nektar bunga dan Pihak II yang
diuntungkan adalah bunga yaitu membantu proses penyerbukan oleh kupu-kupu.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan simbiosis parasitisme,


simbiosis komensalisme dan simbiosis mutualisme, praktikan dapat mengambil
kesimpulan bahwa suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu bentuk
hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan spesies makhluk
hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu yang disebut simbiosis.

Pada percobaan simbiosis parasitisme yaitu hubungan antara tumbuhan dengan


hewan dan tumbuhan dengan tumbuhan. Segala jenis hubungan dua individu berbeda
spesies yang membuat satu pihak untung dan pihak lain dirugikan, disebut simbiosis
parasitisme. Sifat parasit yaitu tidak akan membunuh inangnya karena kalau inangnya
mati, maka parasitnya juga akan mati karena kekurangan sumber makanan.

Pada percobaan simbiosis komensalisme yaitu hubungan antara tumbuhan


dengan tumbuhan. Simbiosis komensalisme melibatkan dua individu dimana yang satu
diuntungkan, sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.

Pada percobaan simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara hewan dan


tumbuhan. Simbiosis mutualisme merupakan simbiosis yang saling menguntungkan.
Tidak ada pihak yang dirugikan dari kedua makhluk hidup. Karena salah satu makhluk
hidup memerlukan makhluk hidup lain untuk melakukan proses untuk kelangsungan
hidupnya.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Simbiosis Parasitisme
 Apakah hubungan antara kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan
parasitisme? Jelaskan!
Jawab : Iya, hubungan antara kutu dengan anjing merupakan hubungan
parasitisme karena kutu mengisap darah anjing sehingga anjing mendapat
kerugian sedangkan kutu memperoleh keuntungan berupa darah yang dihisap
dari anjing.

 Diantara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang


menyebabkan kematian pada inangnya? Jelaskan!
Jawab : Ada, ada dua hubungan parasitisme yang saya temukan yang bisa
menyebabkan kematian pada inangnya yaitu hubungan antara tanaman
monstera - kutu putih dan tanaman cabai – kutu daun. Bisa menyebabkan
kematian pada inangnya tetapi dalam waktu yang lama apabila tidak
dibersihkan atau dibasmi kutu putih pada tanaman monstera dan kutu daun
pada pohon cabai.

2. Simbiosis Komensalisme
 Apakah hubungan komsensalisme dalam kadar tertentu dapat menyebabkan
kerugian pada inangnya? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab : Hubungan komensialisme dalam kadar tertentu tidak menyebabkan
kerugian pada inangnya. Sebab dia tidak mengganggu kehidupan inangnya.
Contoh dari hasil pengamatan simbiosis komensalisme hubungan antara
tanaman paku dan pohon sawit, tanaman paku hanya menumpang hidup dan
memasak makanannya sendiri tanya menyebabkan kerugian pada pohon
sawitnya.

3. Simbiosis Mutualisme
 Di dalam tubuh kita, sebenarnya banyak sekali terjadi simbiosis, coba anda
sebutkan beberapa contoh simbiosis mutualisme yang ada pada tubuh kita!
Jelaskan keuntungan bagi organisme tersebut dan apa keuntungan bagi
tubuh kita.
Jawab : Cacing dengan Manusia. Keuntungan bagi cacing adalah mendapat
makanan dan keuntungan bagi tubuh kita adalah cacing tersebut dapat
menguraikan zat makanan yang sulit dicerna.
J. DAFTAR PUSTAKA

https://materibelajar.co.id/pengertian-simbiosis/

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 1 Hal. 1.12, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain sulit
menemukan contoh hubungan dari masing-masing simbiois parasitisme, simbiosis
komensalisme dan simbiosis mutualisme.

SARAN DAN MASUKKAN

Untuk percobaan tentang simbiosis ini jika harus mendapatkan foto bersama
praktikan langsung melakukan pengamatan, contoh yang didapatkan dari simbiosis ini
menjadi terbatas karena keterbatasan dalam menemukan contoh dari hubungan masing-
masing simbiosis tersebut.

L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Parasitisme
hubungan pada 1. Tanaman
Simbiosis monstera dan kutu
Parasitisme putih
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Parasitisme
hubungan pada 2. Benalu
Simbiosis dan pohon sawit
Parasitisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Parasitisme
hubungan pada 3. Serangga
Simbiosis dan buah nangka
Parasitisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.
Praktikan sedang Simbiosis
mengamati proses Parasitisme
hubungan pada 4. Kutu daun
Simbiosis dan pohon cabai
Parasitisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Komensalisme
hubungan pada 1. Tanaman paku
Simbiosis dan pohon sawit
Komensalisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Mutualisme
hubungan pada 1. Serangga
Simbiosis dan bunga
Mutualisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.

Praktikan sedang Simbiosis


mengamati proses Mutualisme
hubungan pada 2. Kupu-kupu
Simbiosis dan bunga
Mutualisme
di lingkungan sekitar
tempat tinggal.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
SISTEM PENCERNAAN

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL


MUNIR Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya
saya ini.

Pelalawan, 11 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah Struktur Sistem Pencernaan.

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah dapat mengurutkan bagian dari sistem pencernaan.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


 Gambar sistem pencernaan
 Alat tulis

D. LANDASAN TEORI

Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki


fungsi untuk mencerna makanan. Makanan-makanan tersebut akan diproses secara
mekanik ataupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik yaitu pencernaan yang
terjadi di dalam lambung yang melibatkan gerakan fisik dalam tubuh. Tujuan
pencernaan ini adalah untuk mengubah ukuran molekul makanan menjadi bentuk
lebih kecil atau halus. Sedangkan pencernaan secara kimia yaitu pencernaan yang
melibatkan enzim. Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi
dua kelompok yaitu: saluran pencernaan dan organ pencernaan tambahan. Sistem
pencernaan memiliki fungsi utama mengubah makanan menjadi nutrisi yang
dibutuhkan tubuh. Nutrisi tersebut diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan
sel tubuh, termasuk sebagai sumber energi sehari-hari. Ketika proses itu selesai, organ
pencernaan kemudian dengan mudah mengemas limbah padat makanan untuk
dibuang sebagai feses.

Saluran pencernaan merupakan saluran yang kontinu berupa tabung yang


dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian
yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ
yang termasuk di dalamnya adalah: mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta
usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus. Organ
pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam
melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu
serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui
sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang
berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu,
beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas. Gangguan
pada sistem pencernaan antara lain mag, apendisitis, parotitis epidimika, caries gigi,
konstipasi dan masih banyak yang lainnya.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


 Praktikan mencari gambar sistem pencernaan dengan searching google
 Kemudian praktikan memperhatikan gambar sistem pencernaan yang sudah
praktikan cari.
 Praktikan mengurutkan sistem pencernaan mulai dari mulut.
 Praktikan menuliskan bagian-bagian sistem pencernaan pada lembar kerja.
 Kemudian praktikan mengambil kesimpulan dari percobaan ini.

F. HASIL PENGAMATAN

Gambar : Sistem Pencernaan Pada Manusia


G. PEMBAHASAN

Pada laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu tentang sistem pencernaan.

Secara umum proses pencernaan terdiri atas 2 jenis, yaitu proses pencernaan
mekanis dan kimiawi. Proses pencernaan mekanik merupakan proses pencernaan
makanan yang dilakukan dengan gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan,
memompa, menghancurkan, dan meremas makanan. Pencernaan mekanik bertujuan
untuk mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil. Sedangkan proses pencernaan
kimiawi adalah proses pencernaan makanan yang melibatkan enzim. Pencernaan
kimiawi ini bertujuan buat mengubah partikel makanan yang kecil-kecil jadi bentuk
yang siap diserap sama tubuh.

Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung,
pankreas, hati, empedu, usus halus, usus besar, rektum dan anus.

1. Mulut
Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya proses
pencernaan. Ini karena di dalam mulut, terjadi pencernaan secara mekanik oleh gigi
dan kimiawi oleh enzim amilase. Gigi akan menghancurkan makanan menjadi
ukuran yang lebih kecil, sehingga memudahkan enzim amilase bekerja. Enzim
amilase lalu akan menguraikan kandungan pati atau amilum dalam makanan,
menjadi gula sederhana yang dapat diserap tubuh. Nah, enzim amilase diproduksi
oleh kelenjar ludah ya. Selain itu, di mulut ada juga lidah, yang akan mengaduk
makanan sehingga bisa bercampur dengan enzim amilase.

2. Faring dan Esofagus


Tenggorokan (faring) merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga
mulut ke kerongkongan (esofagus). Makanan yang ditelan dari mulut masuk
melalui Faring dan diteruskan ke kerongkongan. Pada dinding kerongkongan
terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan meremas-remas yang mendorong makanan
menuju lambung.

3. Lambung
Pada lambung terjadi pencernaan kimiawi, dimana makanan dicerna oleh enzim
dalam getah lambung yang dihasilkan oleh sel kelenjar dinding lambung. Getah
lambung terdiri dari :
 Pepsin: enzim yang fungsinya memecah protein menjadi pepton.
 Asam Klorida (HCl): asam yang berfungsi untuk membunuh kuman dan
bakteri pada makananan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Fungsi lambung untuk mencerna protein, menyimpan makanan selama 2 sampai 5
jam, dan mematikan mikroorgansime berbahaya yang ada di lambung karena ada
asam lambung. Setelah melalui pencernaan di lambung, makanan akan perlahan-
perlahan didorong masuk ke usus halus.

4. Pankreas, Hati dan Empedu


Hati adalah organ pelengkap dalam sistem pencernaan karena akan membentuk
cairan empedu yang diperlukan dalam proses pencernaan lemak. Empedu tersebut
lalu akan ditampung di kantung empedu, sebelum digunakan di usus halus. Jadi,
kantung empedu fungsinya menyalurkan empedu ke usus halus ya. Kalau hati yang
akan menghasilkan empedu. Pankreas berfungsi untuk memproduksi enzim
pencernaan untuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak di usus halus. Selain
itu, pankreas juga akan menghasilkan senyawa bikarbonat, yang akan menetralkan
makanan dari lambung yang sifatnya asam, sehingga tidak melukai dinding usus
halus.

5. Usus Halus
Usus halus merupakan organ pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus
besar. Bentuknya berupa saluran dengan panjang sekitar 670 cm sampai 760 cm.
Nah, usus halus bisa dibedakan lagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum, jejunum,
dan ileum. Duodenum (usus dua belas jari) berfungsi sebagai tempat pencernaan
makanan secara kimiawi. Caranya, makanan dari lambung yang masuk ke
duodenum akan dinetralkan dulu oleh senyawa bikarbonat dari pankreas. Lalu,
lanjut dicerna menggunakan enzim amilase, lipase, dan tripsin dari pankreas, serta
enzim maltase yang dihasilkan usus halus itu sendiri.

Amilase akan memecah amilum jadi maltosa. Maltosanya lalu lanjut dipecah jadi
glukosa oleh enzim maltase. Kalau lipase memecah lemak jadi asam lemak dan
gliserol. Ini dilakukan dengan bantuan empedu ya, yang akan mengemulsikan
lemak sehingga enzim lipase bisa bekerja. Sementara itu, tripsin akan memecah
pepton jadi asam amino. Glukosa, asam lemak, gliserol, dan asam amino tadi
merupakan bentuk zat gizi sederhana yang siap diserap tubuh. Penyerapannya
terjadi di bagian usus halus berikutnya yaitu jejunum dan ileum. Berarti jejunum
(usus kosong) dan ileum (usus penyerapan) sama-sama berfungsi sebagai tempat
penyerapan sari makanan atau zat gizi sederhana. Makanya, strukturnya dipenuhi
vili atau jonjot usus yang berfungsi memperluas area penyerapan sari makanan.

6. Usus Besar
Usus besar adalah organ pencernaan yang terhubung dengan usus halus. Sisa
makanan yang tidak bisa dicerna dan diserap tubuh lalu akan diteruskan ke usus
besar. Ini karena usus besar berfungsi untuk membusukkan sisa makanan tadi
membentuk feses, dengan dibantu oleh bakteri Escherichia coli.
Usus besar terdapat beberapa bagian, yaitu :
 Kolon sebagai tempat pemadatan feses atau penyerapan kembali air dari
zat sisa makanan.
 Rektum sebagai tempat menyimpan feses sementara waktu.

Selain itu, ada pula umbai cacing, yaitu bagian yang berbentuk memanjang seperti
cacing. Bagian ini bisa membengkak jika ada sisa makanan yang tersumbat di
dalamnya, lalu menimbulkan penyakit usus buntu.

7. Anus
Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan zat sisa makanan atau feses.
H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan tentang sistem pencernaan,


kesimpulan yang dapat praktikan ambil yaitu :

Sistem pencernaan manusia adalah sebuah sistem penting yang membantu


manusia dalam mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsinya menjadi zat
yang lebih mudah dicerna oleh tubuh dan diambil berbagai kandungan penting di
dalamnya yang bermanfaat untuk organ dalam dan bagian tubuh secara keseluruhan.

Hal ini terjadi karena adanya proses perubahan makanan dan penyerapan sari
makanan yang berupa nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan bantuan enzim
yang memcah molekul makanan kompleks menjadi sederhana sehingga mudah
dicerna tubuh.

Sistem Pencernaan Manusia dimulai dari Proses memasukan makanan ke


dalam mulut (Injesti), Proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut
(dikunyah) oleh gigi (Pencernaan mekanik), Proses mengubah molekul makanan
kompleks menjadi sederehana oleh enzim, asam, ‘bile’ dan air (Pencernaan Kimiawi).
Penyerapan Nutrisi dan Pembuangan Kotoran (Proses Penyingkiran).

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Sebutkan bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim!


Jawab :
Bagian dari sistem pencernaan yang menghasilkan enzim adalah mulut, lambung,
pankreas dan usus halus.

2. Enzim apa saja yang dihasilkan oleh organ-organ tersebut?


Jawab :
Enzim yang dihasilkan dari organ tersebut antara lain :
 Mulut
Enzim yang dihasilkan mulut adalah ptialin atau amilase.
 Lambung
Enzim yang dihasilkan lambung adalah pepsin dan renin.
 Pankreas
Enzim yang dihasilkan pankreas adalah tripsin, lipase pankreas, amilase
pankreas dan karbohidrae pankreas.
 Usus halus
Enzim yang dihasilkan usus halus adalah maltase, laktase, enterokinase,
lipase, peptidase dan sukrase.
3. Enzim-enzim tersebut dapat mengubah zat makanan apa saja dan menjadi apa?
Uraikan dengan jelas!
Jawab :
 Enzim ptialin atau amilase :
Mencerna amilum menjadi maltose.
 Enzim pepsin :
Mengubah protein menjadi pepton.
 Enzim renin :
Mengubah kaseinogen menjadi kasein.
 Enzim tripsin :
Mengubah protein menjadi polipeptida.
 Enzim lipase pankreas :
Mengemulsikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
 Enzim amilase pankreas :
Mengubah amilum menjadi disakarida.
 Enzim karbohidrae pankreas :
Mencerna amilum menjadi maltose.
 Enzim maltase :
Mengubah maltose menjadi glukosa.
 Enzim laktase :
Mengubah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa.
 Enzim enterokinase :
Mengubah tripsinogen menjadi tripsin.
 Enzim lipase :
Mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
 Enzim peptidase :
Mengubah polipeptida menjadi asam amino.
 Enzim sukrase :
Mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

J. DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/sistem-pencernaan-manusia

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 3 Hal. 3.16, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


menentukan enzim dan zat makanan dan yang dihasilkan dari setiap enzim tersebut dan
dokumentasi dalam melakukan percobaan ini sebagai data foto dalam melengkapi
laporan.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan Praktikan
mencari gambar memperhatikan
dan informasi gambar sistem
tentang pencernaan yang
sistem sudah ditemukan
pencernaan dan mengurutkan
dengan searching organ dari sistem
google. pencernaan.

Praktikan melihat Praktikan melihat


bagian mulut dan bagian faring dan
mencari esofagus, lalu
informasi yang mencari informasi
berkaitan dengan yang berkaitan
sistem dengan sistem
pencernaan pada pencernaan pada
manusia. manusia.

Praktikan melihat Praktikan melihat


bagian lambung bagian pankreas,
dan mencari hati, empedu dan
informasi yang mencari
berkaitan dengan informasi yang
sistem berkaitan dengan
pencernaan pada sistem
manusia. pencernaannya.

Praktikan melihat Praktikan melihat


bagian usus halus bagian usus besar
dan mencari dan mencari
informasi yang informasi yang
berkaitan dengan berkaitan dengan
sistem sistem
pencernaan pada pencernaan pada
manusia. manusia.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
GELOMBANG
TELINGA

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya
siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya ini.

Pelalawan, 25 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah Gelombang (telinga).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum struktur dan fungsi telinga adalah untuk mengetahui
bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


• Gambar struktur alat pendengaran manusia.
• Lembar pengamatan.
• Alat tulis.

D. LANDASAN TEORI

Mengenali Anatomi Telinga dan Proses Pendengaran

Sebagai indra pendengaran, peran telinga dalam kehidupan manusia sangatlah penting.
Dengan mengenali anatomi telinga, Anda dapat memahami fungsi setiap bagian telinga
dan mengetahui proses pengolahan suara di dalam telinga.

Telinga merupakan satu dari kelima pancaindra yang dimiliki manusia. Selain untuk
mendengar suara, telinga juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh sehingga
Anda tidak mudah terjatuh saat melakukan berbagai gerakan.

Bagian-Bagian Telinga dan Fungsinya

Anatomi telinga terdiri dari tiga bagian yang memiliki struktur dan peranannya
masingmasing dalam proses pendengaran dan menjaga keseimbangan tubuh. Berikut ini
adalah bagian-bagian telinga beserta fungsinya:

1. Telinga bagian luar


Anatomi telinga bagian luar terdiri dari daun telinga (pinna) dan lubang
telinga. Daun telinga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara dari
lingkungan sekitar dan mengantarnya ke gendang telinga melalui lubang telinga.

Sementara itu, daun telinga berperan sebagai saluran yang


menghubungkan antara telinga bagian luar dengan telingan bagian tengah.

2. Telinga bagian tengah


Anatomi telinga bagian tengah terdiri dari dua bagian, yaitu osikel dan
saluran eustachius. Osikel merupakan sekumpulan tulang yang berperan sebagai
penyusun telinga bagian tengah. Ada tiga jenis tulang yang menjadi bagian
dalam osikel, yaitu:
• Tulang martil (malleus), yaitu tulang yang melekat di gendang telinga
• Tulang landasan (incus), yaitu tulang yang berada di tengah rangkaian tulang
pendengaran telinga
• Tulang sanggurdi (stapes), yaitu tulang yang menjadi penghubung antara
telinga tengah dan telinga dalam

Selain ketiga tulang di atas, telinga bagian tengah juga dihubungkan


dengan saluran eustachius yang terletak di ujung tenggorokan. Saluran ini
berfungsi untuk menyalurkan lendir dari telinga tengah dan menjaga tekanan
udara di telinga tengah.

3. Telinga bagian dalam


Di telinga bagian dalam terdapat koklea, yaitu organ yang memiliki
saraf- saraf pendengaran. Koklea memiliki bentuk yang menyerupai siput dan
terdiri dari dua jenis cairan, yaitu endolymph dan perilymph.

Di sekitar koklea terdapat sel rambut halus yang berperan penting dalam
mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik di saraf pendengaran. Selain
untuk mendengar, fungsi keseimbangan juga dijalankan di telinga bagian dalam.

Pentingnya Telinga dalam Proses Mendengar

Anatomi telinga memegang peranan yang sangat penting dalam proses


mendengar. Suara yang Anda dengar berasal dari getaran gelombang suara yang masuk
ke telinga. Getaran tersebut akan merambat ke dalam saluran telinga hingga mencapai
gendang telinga.

Setelah gelombang suara sampai ke gendang telinga, bagian ini akan


mengirimkan rangkaian getaran suara menuju tulang-tulang pendengaran yang ada di
telinga bagian tengah. Ketiga tulang telinga tersebut akan meningkatkan kekuatan
getaran suara dan menghantarkannya ke telinga bagian dalam.

Peningkatan kekuatan getaran ini dibutuhkan untuk meneruskan energi dari


gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam. Selanjutnya, sel rambut sebagai
sensor yang berada di lapisan koklea akan mengubah getaran menjadi sinyal listrik yang
ditransmisikan melalui saraf pendengaran menuju otak.

Setelah itu, otak akan menafsirkan sinyal ini sebagai suara yang bisa Anda dengar.
Inilah peranan anatomi telinga dan proses mendengar pada manusia.

Telinga sebagai Organ Keseimbangan Tubuh

Selain memungkinkan Anda untuk mendengar, telinga juga berfungsi untuk


menjaga keseimbangan tubuh. Terdapat tiga saluran yang terletak di telinga bagian
dalam, tepatnya di atas koklea. Sama seperti koklea, saluran ini juga dipenuhi oleh
cairan dan ribuan sel yang dinamakan sel rambut.
Saat kepala Anda bergerak, cairan dalam saluran tersebut keluar dan
menggerakkan sel rambut. Sel-sel ini kemudian akan mengirim sinyal ke otak melalui
saraf vestibular, yaitu saraf yang mengatur posisi kepala dan sistem keseimbangan
tubuh.

Saraf tersebut bertugas untuk memberi informasi kepada otak tentang posisi
tubuh Anda, misalnya saat Anda sedang berbaring, duduk, berdiri, dan menggerakkan
tubuh, seperti berputar atau berjalan.

Cairan di bagian telinga dalam bisa terus bergerak. Hal inilah yang membuat
Anda bisa merasa pusing setelah memutar tubuh berulang kali. Namun, setelah cairan
berhenti bergerak, rasa pusing akan mereda dan hilang.

Jika terjadi gangguan pada cairan atau organ keseimbangan tersebut, seseorang
bisa merasakan gejala pusing atau vertigo, karena memiliki fungsi yang penting, telinga
perlu rutin dibersihkan dan dijaga kesehatannya. Namun, untuk membersihkan telinga,
hindari menggunakan cotton bud karena dapat menyebabkan luka di telinga dan
mendorong kotoran telinga masuk semakin dalam ke liang telinga.

Anda juga perlu menjaga telinga dari suara keras. Ketika sedang berada di
tempat bising, gunakan pelindung telinga. Selain itu, hindari mendengarkan musik atau
menonton video dengan volume yang terlalu keras saat menggunakan earphone.

Untuk menjaga kesehatan telinga dan fungsi pendengaran, Anda sebaiknya rutin
memeriksakan telinga ke dokter THT. Saat pemeriksaan telinga, dokter dapat
memeriksa kondisi anatomi telinga dan kemampuan mendengar Anda, serta mendeteksi
sejak dini bila ada gangguan pada fungsi pendengaran. Dengan begitu, jika ada masalah,
dokter bisa segera memberikan penanganan sebelum terjadi kerusakan yang parah.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :


• Praktikan memperhatikan gambar struktur alat pendengaran manusia pada
modul halaman 6.31.
• Praktikan memberi nama dan menjelaskan fungsi bagian-bagian telinga
mulai dari telinga bagian luar sampai bagian dalam sesuai yang ditunjuk
dengan tanda anak panah.
• Kemudian praktikan memasukkan datanya ke dalam tabel 6.2 sesuai contoh
di modul halaman 6.32.
F. HASIL PENGAMATAN

Gambar 1. Struktur Alat Pendengaran Manusia (dimodifikasi dari Rumanta, dkk., 2021).

Telinga
No Fungsi
Bagian luar Bagian Tengah Bagian dalam
1 Daun Telinga Menangkap getaran
2 Lubang Telinga Mengantarkan getaran
Meneruskan
Gendang
3 gelombang bunyi
Telinga
dari udara
Menangkap getaran
dari gendang telinga
4 Tulang Telinga
dan meneruskannya
ke tingkap oval
Menghantarkan
5 Tingkap Oval
getaran udara
Saluran Mengatur
6
Semi Sirkular keseimbangan tubuh
Menangkap getaran
Tulang dari gendang telinga
7
Sanggurdi dan meneruskan ke
tingkap oval
Koklea atau Mengubah getaran
8
Rumah Siput menjadi impuls
Memasukkan udara ke
telinga tengah dan
Saluran menjadikannya
9
Eustachius tekanan udara
di
gendang telinga

G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu struktur dan fungsi telinga.

Pada awalnya praktikan memuat gambar struktur alat pendengaran manusia yang
di modul pada halaman 6.31 kemudian praktikan memberi nama sesuai no pada gambar
tersebut. Kemudian praktikan menentukan fungsi dari setiap bagian struktur telinga dan
diklasifikasikan menjadi telinga bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam kemudian
praktikan masukkan ke dalam tabel sesuai format di modul tabel 6.2 pada halaman 6.32.

Berdasarkan klasifikasi bagian telinga dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari beberapa bagian antara lain :
• Daun Telinga
Daun telinga merupakan bagian telinga yang paling jelas terlihat dari luar.
Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi untuk
mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang lentur
dan elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
• Lubang Telinga
Lubang telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian
dalam.
• Gendang Telinga
Gendang telinga akan bergetar ketika menerima gelombang suara yang
datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan diteruskan menuju
tualng-tulang pendengaran.

2. Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri dari beberapa bagian antara lain :
• Tulang Martil
Tulang martil merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk seperti
martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.
• Tulang Landasan
Tulang landasan merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang martil
• Tulang Sanggurdi
Tulang sanggurdi merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga tengah.
Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.
3. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari beberapa bagian antara lain :
• Jendela Oval
Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan
meneruskannya menuju koklea.
• Rumah Siput (Koklea)
Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di
telinga bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran
vestibuler di bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang
dipisahkan oleh diktus koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran vestibuler
dan timpanik berisi cairan perilimfa, sedangkan duktus koklea berisi cairan
endolimfa.
• Organ Korti
Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel
reseptor telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi
impuls listrik untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki
rambut yang menjulur ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke
membran tektorial yang menggantung di atas ogan corti.
• Jendela Bundar
Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan
menghilang.
• Vestibula
Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus
dan utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.
• Saluran Semisirkuler
Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam
mengatur keseimbangan tubuh.
• Saluran Eustacheus
Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga
dalam dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan udara
di dalam telinga dengan atmosfer.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan gelombang (telinga), praktikan


mendapatkan data yang telah dituangkan dalam tabel maka praktikan bisa mengambil
kesimpulan bahwa struktur telinga terdiri dari tiga bagian yaitu luar, tengah dalam.

Berdasarkan klasifikasi bagian telinga dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :


• Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga dan gendang
telinga.
• Bagian Tengah
Telinga bagian tengah terdiri dari tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi.
• Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri dari jendela oval, rumah siput (koklea), organ
korti, jendela bundar, vestibula, saluran semisirkuler, dan saluran eustacheus.

I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
Jawab :
Peranan daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga.
Ketika memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan
yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara.
2. Jelaskan fungsi saluran eustachius!
Jawab :
Fungsi saluran eustachius adalah untuk menyamakan tekanan di dalam dan di luar
telinga, serta mengeluarkan cairan dari telinga bagian tengah yang terletak di
belakang gendang telinga. Telinga yang memiliki tekanan seimbang dan bebas
dari cairan membantu gendang telinga bergetar dengan normal.
3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita mendengar!
Jawab :
Bagian-bagian telinga ada yang berfungsi menerima getaran udara (gelombang
bunyi), meneruskan getaran, dan menyampaikan getaran ke saraf pendengar di
otak besar. Mekanisme kerja alat indera pendengar, yaitu: bunyi dari daun telinga-
liang telinga-gendang telinga-tulang pendengaran-tingkap oval-rumah siput-saraf
pendengar-otak besar. Bunyi akan terdengar jika tidak ada sumbatan atau
gangguan pada bagian telinga yang menyebabkan gangguan perambatan getaran.
Getaran udara berupa bunyi ditangkap oleh daun telinga dan diteruskan melalui
liang dan saluran telinga sampai pada gendang telinga sehingga gendang telinga
ikut bergetar. Getaran pada gendang telinga diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran (dari tulang malleus-incus-stapes), kemudian diteruskan ke tingkap
oval/jorong. Di tingkap oval, getaran mengalami penguatan menjadi berlipat
antara 15 sampai 25 kali). Getaran pada tingkap oval diteruskan melalui cairan
pada saluranvestibule dalam rumah siput (kohlea) dengan arah memutar kembali
yang melalui cairan dalam saluran tymphani hingga sampai pada tingkap bundar.
Getaran pada cairan perilimfe yang melewati saluran vestibule akan sgetaran
merangsang ujung-ujung saraf pendengaran dan diteruskan menjadi impuls
menuju ke pusat pendengaran di otak besar. Setelah impuls diterima dan diolah
otak, maka bunyi dapat didengar.
4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak sama?
Jawab :
Kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak sama karena
kondisi alat pendengaran orang berbeda. Telinga luar beda lebarnya, telinga yang
lebar cenderung lebih peka terhadap suara yang dibagian dalam juga ketebalan
gendang telinga dan kepekaan terhadap getaran.
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli?
Jawab :
Jenis tuli atau gangguan pendengaran
Secara umum, terdapat tiga jenis gangguan pendengaran atau tuli antara lain :
a. Tuli konduktif : Pada tuli konduktif, gelombang suara tidak dapat dialirkan
dari telinga luar ke telinga bagian dalam. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan kondisi ini meliputi :
• Kotoran telinga yang menggumpal.
• Otitis media efusi (glue ear).
• Infeksi telinga dengan peradangan dan penumpukan cairan dalam telinga.
• Lubang atau kelainan pada gendang telinga. Kondisi ini juga sering
disebut gendang telinga pecah.
• Gangguan pada tulang pendengaran.
b. Tuli sensorineural : Tuli sensorineural disebabkan oleh kerusakan pada
telinga bagian dalam. Jenis tuli ini biasanya disebabkan oleh:
• Faktor penuaan. Pasalnya, sel koklea yang mengalami kerusakan seiring
bertambahnya usia.
• Paparan suara nyaring dalam waktu lama. Hal ini juga dapat merusak
sel- sel koklea.
• Infeksi telinga bagian dalam.
• Kelainan bawaan pada telinga.
• Cedera kepala.
c. Tuli campuran : Tuli campuran merupakan kombinasi dari tuli konduktif
dan sensorineural. Kondisi ini biasanya terjadi karena:
• Penuaan
• Paparan suara bising
• Infeksi tertentu
• Cedera kepala
• Konsumsi obat-obatan tertentu
• Tumor
• Kondisi bawaan

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 6 Hal. 6.31, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain membuat
dokumentasi foto pada saat melakukan percobaan.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan dalam melakukan percobaan struktur


dan fungsi telinga adalah dengan modifikasi
gambar struktur alat pendengaran manusia yang
ada di modul Praktikum IPA di SD (Rumanta,
dkk., 2021) halaman 6.31 dengan memberi nama
dari setiap bagian struktur alat pendengaran
manusia yaitu telinga dan mengklasifikasikan
kemudian mencari fungsi dari setiap bagian
telinga tersebut. Setelah itu praktikan
memasukkan semua datanya ke dalam tabel
seperti yang di modul tabel 6.2 halaman 6.32,
dan praktikan menulis laporan kegiatan
praktikum tentang percobaan struktur dan fungsi
telinga.

Gambar percobaan struktur dan fungsi telinga


yang praktikan modifikasi dan praktikan
gunakan dalam penulisan kegiatan praktikum.
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
OPTIK
MATA

OLEH :
AGUS MISBAHUL MUNIR
NIM. 835704078

UPBJJ 16 PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Agus Misbahul Munir


NIM/ID Lainnya : 835704078
Program Studi : S1-PGSD
Nama Sekolah : SDN 011 Bukit Gajah

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : Syahrial,M.Pd
Nip/Id Lainnya : 19710626 200012 1001
Instansi Asal : SMA Negeri 1 Teluk Meranti
Nomor Hp : +62 831 6561 3662
Alamat Email : Syahrial8435@gmail.com
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : AGUS MISBAHUL MUNIR


Nim 835704078

Program Studi : S1-PGSD

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum merupakan hasil karya
saya sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme dan pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini
saya siap menerima tindakan/sanksi yang diberika kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan pelanggaran akademik dalam karya saya ini atau klaim atas karya saya
ini.

Pelalawan, 25 November 2021


Yang membuat pernyataan

AGUS MISBAHUL MUNIR


NIM. 835704078
A. JUDUL PERCOBAAN

Judul percobaan adalah Optik (mata).

B. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan pada praktikum bintik mata adalah


• Untuk mengetahui bagaimana banyangan benda jika mengenai bintik buta.
• Menentukan jarak benda yang anda lihat yang bayangannya tepat mengenai
bintik buta.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan pada percobaan ini adalah :


• Gambar A dan B
• Tabel pengamatan
• Alat tulis dan penggaris atau alat ukur.

D. LANDASAN TEORI

Mata adalah alat indera yang berfungsi untuk melihat. Mata memiliki sistem
indera, yaitu sitem yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa cahaya
(fotoreseptor). Rangsangan ini kemudian diteruskan ke otak untuk diterjemahkan
menjadi objek-objek yang kita kenal.

Bintik buta adalah bagian pada retina di mana tidak terdapat sel-sel fotoreseptor
yang berfungsi menerima ransangan cahaya. Sel-sel fotoreseptor (sel konus dan sel
batang) akan menerima cahaya yang datang dan mengantarkan rangsangan cahaya
tersebut menuju serabut saraf untuk diinterprestasikan di otak. Namun pada bagian
bintik buta tidak terdapat sel-sel ini, sehingga cahaya jatuh ditempat tersebut tidak akan
terjadi penghantaran ransangan menuju otak.

Bintik buta manusia terdapat pada bagian belakang mata. Tepat di belakang
bintik buta merupakan saluran untuk pembulluh darah dan saraf yang masuk jaringan
mata. Bagian bintik buta dikonsentrasikan sebagai pinti gerbang bagi pembuluh darah
dan saraf sehingga bagian ini tidak memiliki sel fotoreseptor untuk menangkap cahaya.
Bintik buta ditemukan oleh Edme Moriette sekitar tahun 1660 yang awalnya menangkap
bagian ini paling sensitive terhadap cahaya.

Penyebab terjadinya bintik buta mata adalah adanya cahaya memasuki mata
dengan melewati pupil dan mengenai retina di belakang. Retina terbungkus protein
penginderaan cahaya, yang mentransmisikan apa yang mereka rasakan ke saraf optik.
Saraf optik, pada gilirannya menyampaikan pesan ke otak. Bintik-bintik buta terjadi
karena saraf optik berahir di bidang retina itu sendiri. Apapun kekurangan informasi
visual, otak mengisi dengan melihat gambardi sekitarnya, dan sebagai hasilnya, kita
tidak perlu sadar akan adanya titik-titik buta ketika kita menjalani kehidupan seharihari.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan atau cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Bintik Buta (1)


• Praktikan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini,
yaitu Gambar 7.13 A yang ada di modul halaman 7.19, kemudian praktikan juga
menyiapkan tabel pengamatan dan alat tulis.
• Praktikan menutup mata kiri dengan jari-jari tangan.
• Kemudian praktikan memegang Gambar 7.13 A dengan jarak kurang lebih 60
cm dari mata praktikan.
• Praktikan memusatkan pandangan mata kanan pada tanda positif (+), selanjutnya
secara perlahan-lahan gambar yang praktikan pegang didekatkan ke bagian
wajah dengan pandangan mata kanan praktikan tetap terfokus ke tanda positif
(+) tersebut.
• Praktikan menentukan dan mengukur kira-kira pada jarak berapa dari mata tanda
bundaran hitam (•) pada gambar tidak terlihat lagi dalam pandangan mata.
• Praktikan mencatat hasil percobaan ini pada lembar pengamatan, sesuai format
tabel bintik buta (1) pada halaman 7.29.

2. Bintik Buta (2)


• Praktikan memperhatikan Gambar 7.13 B seperti yang ada di modul halaman 7.19.
• Praktikan menutup mata kiri dengan jari tangan dan dengan mata kanan
praktikan memandang tanda positif (+) secara tajam, jarak gambar mulai dengan
60 cm dari mata praktikan.
• Secara perlahan-lahan, praktikan mendekatkan gambar tersebut ke arah wajah,
sementara pandangan praktikan tetap tertuju pada tanda (+).
• Praktikan menentukan dan mengukur kira-kira pada jarak berapa dari mata, garis
pendek terlihat menghilang dari pandangan praktikan.
• Kemudian praktikan melanjutkan menggerakkan Gambar 7.13 B tersebut,
selanjutnya praktikan menentukan dan mengukur kira-kira pada jarak berapa
garis pendek tersebut terlihat kembali? Apa yang praktikan lihat antara garis
panjang dengan garis pendek?
• Praktikan mencatat hasil percobaan ini pada lembar pengamatan, sesuai format
tabel bintik buta (2) pada halaman 7.29.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan bintik buta (1)

Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda


No dari mata positif (+) maka tanda Keterangan
praktikan bundaran hitam (•)
1 60 cm Terlihat jelas
2 59 cm Terlihat jelas
3 58 cm Terlihat jelas
4 57 cm Terlihat jelas
5 56 cm Terlihat jelas
6 55 cm Terlihat jelas
7 54 cm Terlihat jelas
8 53 cm Terlihat jelas
9 52 cm Terlihat buram
10 51 cm Terlihat buram
11 50 cm Terlihat buram
12 49 cm Terlihat buram
13 48 cm Terlihat buram
14 47 cm Terlihat buram
15 46 cm Terlihat buram
16 45 cm Terlihat buram
17 44 cm Terlihat buram
18 43 cm Terlihat buram
19 42 cm Terlihat menghilang

Tabel hasil pengamatan bintik buta (2)

Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :


No dari mata Garis pendek terlihat menyati
Garis pendek
praktikan dengan garis panjang *)
1 60 cm Terlihat jelas
2 59 cm Terlihat jelas
3 58 cm Terlihat jelas
4 57 cm Terlihat jelas
5 56 cm Terlihat jelas
6 55 cm Terlihat jelas
7 54 cm Terlihat menghilang
8 53 cm Terlihat menghilang
9 52 cm Terlihat menghilang
10 51 cm Terlihat menghilang
11 50 cm Terlihat menghilang
12 49 cm Terlihat menghilang
13 48 cm Terlihat menghilang
14 47 cm Terlihat menghilang
15 46 cm Terlihat menghilang
16 45 cm Terlihat menghilang
17 44 cm Terlihat menghilang
18 43 cm Terlihat menghilang
19 42 cm Terlihat menghilang
20 41 cm Terlihat menghilang
21 40 cm Terlihat kembali
22 39 cm Terlihat kembali
23 38 cm Terlihat kembali
24 37 cm Terlihat kembali
25 36 cm Terlihat kembali
26 35 cm Terlihat buram
27 34 cm Terlihat buram
28 33 cm Terlihat buram
29 32 cm Terlihat buram
30 31 cm Terlihat buram
31 30 cm Terlihat menyatu ✔

*) Beri tanda cek (✔) jika tanda garis pendek menyatu dengan garis panjang.

G. PEMBAHASAN

Laporan praktikum ini berisi tentang hasil percobaan yang telah praktikan
lakukan yaitu optik mata bintik buta. Pada saat melakukan percobaan ini praktikan
dibantu oleh adik perempuan untuk mengukur jarak ketika fokus kita telah menemukan
bintik buta (1) dan (2) juga jarak ketika praktikan ingin memulai percobaan.

Berdasarkan percobaan pengamatan yang praktikan lakukan tentang bintik buta


(1) atau bagian A dari jarak 60 cm hingga 53 cm tanda tanda bundaran hitam (•) masih
terlihat jelas, namun pada jarak 52 cm sampai 43 cm bundaran hitam (•) terlihat buram
atau tidak jelas dan pada jarak 42 cm bundaran hiyam (•) sudah tidak tampak atau
terlihat menghilang karena padangan fokus kita lebih dekat dengan tanda positif (+), dan
inilah yang dimaksud dengan bintik buta pada indera penglihatan kita sebagai manusia.

Kemudian pada percobaan bintik buta (2) ini untuk mengetahui apa yang terjadi
pada garis pendek ketika fokus kita pada tanda positif (+) semakin dekat dengan wajah.
Berdasarkan dari percobaan pengamatan yang praktikan lakukan tentang bintik buta (2)
atau bagian B dari jarak 60 cm hingga 55 cm garis panjang dan pendek masih tampak
jelas, sedangkan pada jarak 54 cm sampai 41 cm garis pendek mulai terlihat
menghilang, setelah itu pada jarak 40 cm sampai 36 cm garis pendek terlihat tampak
kembali dan kemudian pada jarak 35 cm sampai 31 cm terlihat buram dan pada jarak 30
cm garis pendek dengan garis panjang terlihat menyatu.

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum tentang percobaan optik (mata) bintik buta (1) dan
bintik buta (2), praktikan mendapatkan data yang telah dituangkan dalam tabel maka
praktikan bisa mengambil kesimpulan bahwa :

• Jarak pandang semakin dekat maka fokus mata (penglihatan) akan semakin
buram bahkan tidak terlihat.
• Jarak bintik buta adalah jarak di mana kita tidak dapt melihat suatu objek pada
jarak yang berbeda dengan individu lainnya. Hal ini tergantung pada
kemampuan mata individu tersebut.
I. PERTANYAAN-PERTANYAAN

1. Pada percobaan bintik buta (1), mengapa tanda (•) menghilang dari pandangan
andapada jarak tertentu?
Jawab :
Pada percobaan bintik buta (1), tanda bundaran hitam (•) mengilang karena fokus
mata kita ke tanda (+), semakin dekat jarak fokus maka tanda (•) akan hilang.

2. Pada percobaan bintik buta (2) mengapa kedua garis (pendek dan panjang) terlihat
menyatu? Pada jarak berapa dari mana praktikan? Jelaskan mengapa hal itu terjadi!
Jawab :
Pada percobaaan bintik buta (2) antara garis panjang dan garis pendek tampak
menyatu karena fokus benda sangat dekat dengan mata kita, pada jarak 30 cm kedua
garis tersebut terlihat menyatu. Hal ini terjadi karena fokus mata kita dan jarak
pandangan mata kita semakin dekat sehingga garis pendek dan panjang akan terlihat
menyatu.

J. DAFTAR PUSTAKA

Rumanta, Maman dkk. Praktikum IPA di SD. Modul 7 Hal. 7.19, Tangerang Selatan,
Universitas Terbuka, 2021.

K. KESULITAN YANG DIALAMI

Pada percobaan ini praktikan mengalami beberapa kesulitan antara lain


memfokuskan pandangan mata pada bundaran hitam (•) dan kedua garis (pendek dan
panjang), sehingga praktikan berkali-kali mencoba atau mengulangi percobaan ini.
L. FOTO/VIDEO PERCOBAAN

Praktikan menyiapkan alat dan bahan untuk


melakukan percobaan bintik buta (1) dan bintik
buta (2) yaitu gambar A dan gambar B dan
penggaris.

Praktikan melakukan percobaan bintik buta (1)


untuk menentukan jarak tanda bundaran hitam
(•) dari yang awalnya terlihat jelas, kemudian
terlihat buram sampai terlihat menghilang.
Praktikan melihat jelas bundaran hitam (•)
mulai jarak 60 cm sampai 53 cm, terlihat buram
pada jarak 52 sampai 43 dan tanda bundaran
hitam (•) menghilang pada jarak 42 cm.

Praktikan melakukan percobaan bintik buta (2)


untuk menentukan jarak tanda garis pendek
menghilang dari pandangan mata dan garis
pendek terlihat kembali juga garis pendek dan
panjang terlihat menyatu. Praktikan melihat
garis pendek dengan jelas mulai jarak 60 cm
sampai 55 cm, terlihat menghilang pada jarak 54
cm sampai 41 cm, terlihat kembali 40 cm
sampai 36 cm, terlihat buram jarak 35 cm
sampai 31 cm dan terlihat garis pendek dan
panjang menyatu pada jarak 30 cm.

Anda mungkin juga menyukai