UPBJJ-UT SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
DATA MAHASISWA
DATA TUTOR/INSTRUKTUR
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak geotropisme negatif pada tumbuhan
2. Gerak Niktinasti
a. Tanaman putri malu dalam pot sebanyak 2 (pot A dan pot B)
b. Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
c. Stop watch atau jam tangan 1 buah
d. Alat-alat tulis dan penggaris
3. Gerak Geotropisme
a. Pot berukuran kecil 2 buah
b. Tanah yang subur secukupnya
c. Biji kacang merah secukupnya
d. Air secukupnya
D. LANDASARN TEORI
Berdasarkan datangnya rangsangan gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi 3 :
1. Gerak endonomis : gerakan ini disebabkan oleh pengaruh rangsangan yang
berasal dari dalam( dari tumbuhan itu sendiri).
2. Gerak higroskopis : gerak pada tumbuhan akibat adanya perubahan kadar air
dalam sel tumbuhan.
3. Gerak etionom : gerak yang disebabkan oleh pengaruh luar
a. Seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu jika mendapat
rangsangan berupa sentuhan .Seimonasti adalah gerak nasti yang disebabkan
oleh rangsangan mekanis berupa sentuhan atau tekanan. Istilah tigmonasti
berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma yang berarti sentuhan. Gerak
tigmonasti disebut juga dengan seismonasti. Misalnya: Gerak mengatupnya
daun putri malu karena terkena sentuhan. Respon mengatup (seperti layu)
akan terjadi dalam waktu singkat sekitar 1-2 detik. Untuk kembali ke posisi
semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih kurang 10 menit.
Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan
turgor di dalam sel-sel padapersendian daun (Wayan, 2017).
b. Niktinasti adalah salah satu jenis gerakan nasti yaitu proses berirama yang
dikendalikan oleh interaksi antara lingkungan dan waktu biologis akibat
pengaruh gelap. Contoh (gerak menutupnya daun putri malu jika
ditempatkan di tempat gelap atau kedap cahaya).
Niktinasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap. Istilah
niktinasti berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya,
daun-daun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup
pada waktu malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi
hari. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut
dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun.
Misalnya: Gerak tidur daun pohon turi di malam hari, yang mengatupkan
daunnya saat hari mulai gelap. Tanaman Kembang Turi yang daunnya
membuka lebar sepanjang hari (pagi hingga menjelang sore hari). Tanaman
Kembang Turi yang daunnya menutup (gerak tidur) menjelang malam hari
sampai menjelang pagi hari.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
Cara kerja Seismonasti
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan seperti pot yang berisi tanaman
putri malu, lembar kerja, alat tulis, dan penggaris
2. Pot putri malu sebaiknya anda siapkan beberapa hari sebelumnya, sehingga
ketika akan dilakukan percobaan tersebut dalam keadaan segar. Caranya :
- carilah tanaman putri malu ukuran sedang selanjutnya anda ambil
tanaman tersebut dengan menyodokkannya dengan skop atau alat
lainnya sehingga tanaman tersebut dapat anda pindahkan ke dlaam pot
tanpa menganggu akarnya.
3. Letakkan pot putri malu yang telah anda siapkan di atas meja
4. Selanjutnya lakukan sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar
terhadap daun-daun putri malu tersebut dengan menggunakan penggaris.
5. Catat hasil pengamatan anda
2. Niktinasti
3. Geotropisme
2. Apa perbedaan antara niktinasti dengan seismonasti pada percobaan yang telah
anda lakukan? Jelaskan!
Jawab:
Niktinasti : adalah gerak pada tumbuhan gerak bagian tumbuhan yang disebabkan
berubahnya tekanan turgor akibat adanya perubahan siang dan malam. Ketika
suasan gelap tumbuhan akan menanggapi rangsang dengan cara menutup
daunnya. Jika suasana sudah kembali terang maka daunnya akan membuka
kembali. Pada praktikum ini kegiatan niktinasti ditunjukkan dengan daun putri
malu ketika ditutup dengan kardus gelap maka responnya setelah 10 menit daun
akan menutup.
Seimonasti : adalah gerak pada tumbuhan yang disebabkan karena adanya
rangsangan berupa sentuhan. Contoh tumbuhan yang mengalami gerak seimonasti
adalah putri malu. Yang ditunjukkan dengan menutupnya daun putri malu ketika
diberikan rangsangan berupa sentuhan.
3. Pada percobaan geotropisme yang telah anda lakukan, sebenarnya anda juga
sekaligus telah membuktikan adanya gerak fototropisme. Mengapa ? jenis
fototropisme apakah yang terjadi? Jelaskan!
Jawab:
Karena pada percobaan geotropisme negatif kita juga mengamati arah
pertumbuhan pada batang kacang merah. Pada saat tumbuh batang kacang merah
akan tumbuh keatas mendekati arah datangnya cahaya. Sehingga pada praktikum
geotropism negatif bisa juga membuktikan adanya gerak fototropisme.
Fototropisme adalah gerak pada tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh
arah datangnya cahaya.
G. PEMBAHASAN
1. Seismonasti
Pada percobaan Seismonasti, alat dan bahan yang digunakan yaitu satu
tumbuhan puri malu yang sudah diletakkan dalam pot. Langkah selanjutnya
tumbuhan putri malu akan diberi 3 perlakuan yaitu rangsangan berupa sentuhan
halus, sedang dan kasar. Perlu diingat bahwa perlakuan sentuhan pada percobaan
ini bersiat kualitatif artinya tidak bisa diukur dengan angka. Pada percobaan kali
ini, sentuhan yang diberikan menggunakan media tangan dengan cara menyentuh
daun putri yang terdapat pada satu tangkai.
Pada perlakuan rangsangan berupa sentuhan halus, jari menyentuh daun
putri malu dengan pelan. Respon yang ditunjukkan oleh daun putri malu adalah
semua daun yang tersentuh oleh jari tertutup perlahan. Menutupnya daun putri
malu ini membutuhkan waktu beberapa detik setelah adanya sentuhan untuk daun
tersebut mulai menutup.
Perlakuan selanjutnya adalah perlakuan berupa sentuhan sedang. Pada
perlakuan kedua ini, jari menyentuh daun putri malu dengan kecepatan meningkat
dari perlakuan sebelumnya. Bagian jari yang menyentuh daun putri malu juga
lebih luas, sehingga hampir semua bagian daun putri malu tersentuh dengan
sempurna dan tiba-tiba. Respon yang ditunjukkan oleh daun putri malu adalah
semua daun yang tersentuh oleh jari tertutup lebih cepat dari sebelumnya.
Menutupnya daun putri malu ini membutuhkan waktu hanya beberapa detik saja
setelah adanya sentuhan. Sekitar 2-3 detik daun putri malu yang menerima
sentuhan langsung bergerak menutup.
Perlakuan terakhir adalah berupa perlakuan dengan sentuhan besar. Pada
perlakuan ini, telapak tangan menyentuk daun putri malu dengan tiba-tiba (sangat
cepat dan keras). Respon yang ditunjukkan oleh daun putri malu adalah semua
daun yang tersentuh oleh telapak tangan tertutup sangat cepat dan menutup
dengan sempurna. Daun putri malu yang menerima sentuhan langsung menutup
dalam hitungan kurang dari hingga 1 detik.
Berdasarkan ketiga perlakuan yang diberikan terhadap tanaman putri malu,
menunjukkan bahwa pemberian perlakuan baik itu halus, sedang, maupun kasar
tetap menghasilkan respon terhadap tanaman putri malu. Besar kecilnya sentuhan,
berpengaruh terhadap cepat lamanya pergerakan atau respon dari daun putri malu.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan pada tanaman putri
malu pasti akan menghasilkan respon dari tanaman sesuai dengan perlakuan yang
diterimanya. Pergerakan atau respon yang berbeda ini disebabkan oleh pengaruh
perubahan tekanan turgor di dalam sel-sel pada persendian daun yang juga
berbeda-beda sesuai dengan perlakuan yang diterimanya.
2. Niktinasti
Pada percobaan Niktinasti, alat dan bahan yang digunakan yaitu satu
tumbuhan puri malu dan 1 buah kardus. Pada percobaan kali ini, prosedur yang
digunakan berbeda dengan yang terdapat pada buku panduan, dikarenakan
keterbatasan tanaman dan alat yang dimiliki. Pecobaan kali ini, tanaman putri
malu yang digunakan hanya 1 tanaman dengan pemberian 2 perlakuan yang
berbeda. Cara yang dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dalam percobaan,
diberikan jeda waktu kurang lebih 1 jam dari pemberian perlakuan pertama hingga
perlakuan kedua.
Tanaman putri malu yang disiapkan diletakkan di ruangan terbuka.
Selanjutnya adalah pemberian perlakuan pada tanaman putri malu. Langkah
pertama dengan mengamati tanaman yang telah disiapkan. Hasil pengamatan
berupa daun-daun tanaman putri malu yang semuanya dalam keadaan terbuka dan
tanpa adanya pergerakan. Perlakuan pun selanjutnya diberikan dengan
membiarkan tanaman putri malu masih di tempat yang sama selama 30 menit.
Tempat yang digunakan dapat diusahakan dengan cara tanaman dikenai sinar
matahari. Dikarenakan percobaan dilakukan pada tempat setengah teduh (tidak
terkena sinar matahari secara langsung, maka sinar matahari tidak secara langsung
mengenai tanaman putri malu. Pengamatan dilakukan kembali setelah 30 menit
berlangsung. Didapatkan tidak ada perubahan pada tanaman putri malu. Daun-
daun pada tangkai tanaman tetap dalam keadaan terbuka seperti semula.
Perlakuan kedua diberikan kepada tanaman putri malu yang sama.
Pengamatan tetap dilakukan untuk memastikan kondisi awal tanaman tersebut.
Hasilnya didapatkan tanaman putri malu dalam keadaan terbuka. Selanjutnya
kardus yang telah disiapkan, ditutupkan ke satu bagian tanaman putri malu.
Dikarenakan tanaman yang digunakan sangat panjang dan lebat serta kardus yang
digunakan tidak mampu menutup semua bagian dari tanaman, maka yang kami
amati adalah tanaman yang akan tertutup dengan kardus saja. Waktu yang
digunakan untuk pengamatan sama seperti perlakuan pertama, yakni selama 30
menit. Setelah 30 menit berlalu, kardus pun diangkat dan diamati pada bagian
yang tertutup kardus.
Pada percobaan perlakuan kedua ini, banyak catatan yang diperhatikan agar
tidak mempengaruhi hasil percobaannya. Salah satu catatannya adalah bagian
tanaman yang diamati adalah bagian yang tertutup kardus dan sama sekali tidak
tersentuh permukaan kardus. Hal ini untuk memastikan bahwa hasil pengamatan
sama sekali tidak dipengaruhi oleh gerak seismonasti tanaman. Bagian yang telah
tertutup kardus dengan sempurna, memperoleh hasil bahwa daun dibagian
tersebut keseluruhannya tertutup secara sempurna, dan bagian tanaman yang tidak
tertutup kardus tetap terbuka tanpa pergerakan (respon).
Berdasarkan kedua perlakuan yang diberikan terhadap satu tanaman putri
malu, menunjukkan bahwa percobaan dapat dilakukan dengan 1 tanaman yang
sama namun tetap dengan memperhatikan beberapa catatan agar tidak ada
pengaruh lain selain pengaruh gelap terang. Pada perlakuan pertama, daun-daun
pada tanaman putri malu tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan
tanaman masih mendapatkan sinar matahari meskipun secara tidak langsung (di
ruang terbuka). Sedangkan pada perlakuan kedua, terjadi perubahan pada daun
tanaman putri malu yang selama 30 menit berada di ruang tertutup (tidak terkena
sinar matahari). Hasil yang didapatkan ini membuktikan bahwa telah terjadi gerak
niktinasti pada tanaman putri malu ketika diberikan perlakuan kedua. Gerak
niktinasti terjadi karena diberikannya perlakuan berupa kondisi gelap sehingga
daun putri malu menutup sempurna. Tekanan turgor pada tanaman berubah akibat
tidak adanya cahaya yang mengenai tanaman.
3. Geotropisme
Pada percobaan Geotropisme, alat dan bahan yang digunakan yaitu 2 buah
gelas transparan, biji kacang hijau, dan kapas. Langkah selanjutnya kedua buah
gelas diisi dengan kapas dan diletakkan beberapa biji kacang hijau di atasnya.
Kedua buah gelas ini diberikan tanda A dan tanda B karena akan diberikan
perlakuan berbeda. Tanaman dalam gelas berlabel A akan diletakkan vertikal,
sedangkan tanaman dalam gelas berlabel B akan diletakkan secara horizontal.
Kedua tanaman ini dibiarkan di tempat terbuka dan akan diamati serta dicatat
perkembangannya setiap hari.
Pengamatan hari pertama didapatkan kedua tanaman masih belum
mengalami pertumbuhan. Pengamatan hari kedua didapatkan kedua tanaman
tumbuh akar pada beberapa bijinya, dan beberapa biji yang lain belum tumbuh.
Hari selanjutnya, yakni hari ketiga, tanaman pada kedua tempat mengalami
pertumbuhan berupa tumbuhnya daun. Pada hari keempat, kedua tanaman
mengalami pertumbuhan pada batangnya. Batang terlihat makin memanjang. Pada
pengamatan kali ini, tanaman pada gelas A sedikit berbeda dengan tanaman pada
gelas B. tanaman pada gelas B tumbuh dengan batang memanjang mengikuti arah
gelas yaitu horizontal.
Pada hari kelima semakin terlihat perbedaan pada kedua tanaman tersebut.
tanaman pada gelas B menunjukkan pertumbuhan yang berbeda. Batang pada
tanaman tersebut sudah melewati mulut gelas sehingga bagian yang melewati
mulut gelas membengkok ke atas. Pada hari keenam, batang pada kedua tanaman
semakin memanjang, sehingga pada gelas B banyak batang yang melewati mulut
gelas, tumbuh ke arah atas membentuk huruf L terbalik. Pada hari keenam ini
tanaman pada gelas A juga mengalami perpanjangan batang yang hampir sama.
Tinggi tanaman A juga sudah melewati mulut gelas. Hingga hari ketujuh,
pengamatan tetap dilakukan, dan didapatkan hasil yang sama seperti hasil
pengamatan pada hari kelima dengan kondisi batang tanaman di masing-masing
gelas semakin tumbuh tinggi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama tujuh hari pada kedua
tanaman, menunjukkan bahwa pemberian perlakuan berupa peletakan gelas yang
berbeda menghasilkan hasil yang berbeda di beberapa hari pertama, dan
mnghasilkan hasil yang sama di hari-hari terakhir berupa arah tumbuh tanaman
yang sama yakni ke arah atas (vertikal). Tanaman akan tetap tumbuh ke atas
meskipun arah tanam awalnya dibuat secara horizontal. Hal ini menunjukkan
bahwa arah tumbuh tanaman selalu mengarah ke atas, berlawanan dengan arah
gravitasi bumi (ke bawah). Hasil pengamatan ini juga mengarah pada pergerakan
atau tumbuhnya tanaman yang mengikuti arah datangnya cahaya. Untuk lebih
menjelaskan hal ini, kedua gelas berisi tanaman, diletakkan ke dalam kardus
dengan sisi atas saja yang terbuka, sehingga arah datangnya cahaya dipastikan
dari arah atas saja. Pergerakan tanaman yang melawan arah gravitasi bumi dan
mengikuti arah datangnya cahaya ini disebut geotropisme negatif dan
fototropisme positif. Hasil pengamatan lain yang didapatkan adalah pada satu
tanaman terdapat 2 rangsangan yang menghasilakn gerak yang berbeda, yakni
akar yang mengalami gerak geotropisme negatif dan batang yang mengalami
gerak geotropisme positif.. Hal ini dibuktikan dengan akar yang tumbuh kebawah
dan batang yang tumbuh keatas.
H. KESIMPULAN
1. Tumbuhan putri malu mampu menanggapi rangsangan berupa sentuhan, dengan
cara daunnya akan menutup jika disentuh dengan sentuhan halus, sedang, dan
kasar. hal ini disebabkan karena tumbuhan putri mengalami gerak seimonasti.
2. Tumbuhan putri malu mampu menanggapi rangsangan berupa gelap dan terang.
Dengan cara ketika diletakkan dalam tempat terang daunnya akan membuka, dan
ketika diletakkan dalam tempat gelap daunnya kan menutup. Hal ini disebabkan
karena daun putri malu mengalami gerak niktinasi.
3. Arah pertumbuhan batang pada tumbuhan kacang merah akan tumbuh keatas
meskipun tanaman diletakkan secara horizontal. Hal ini disebabkan karena batang
pada kecambah kacang merah mengalami gerak geotropisme negative karena arah
tumbuhnya berlawanan dengan arah gravitasi bumi
I. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman dkk. 2014. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Wiratmaja, Wayan. 2017. Bahan Ajar Gerak Pada Tumbuhan. Bali : Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/10/193000069/gerak-tropisme-pada-
tumbuhan?page=all diakses pada Senin, 17 April 2021.
K. FOTO PRAKTIKUM
FOTO-FOTO BERSERI HASIL PRAKTIKUM SEIMONASTI
Tahap
Foto Praktikum Deskripsi
praktikum
Perlakuan menyentuh
daun putri malu
Tahap Proses
menggunakan dengan
sentuhan sedang
Perlakuan menyentuh
daun putri malu
menggunakan
penggaris dengan
sentuhan kasar
Tahap akhir
(hasil
Daun menutup sebagian
percobaan)
dalam waktu beberapa
detik (cukup lama)
pertumbuhan batang
pada tanaman pot A
yang awalnya
horizontal, berubah
Tahap akhir arah menjadi keatas
(vertikal). Mengalami
geotropisme negatif