Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PEMBELAJARAN TERPADU DI SD

PDGK4107

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIRIN RAHMA FITRI

NIM : 856475962

UPBJJ-UT : PELALAWAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : RIRIN RAHMA FITRI


NIM/ID Lainnya : 856475962
Program Studi : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
: SD Negeri 011 Desa bukit
Nama Sekolah
gajah______________________________________

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Bapak KARNEDI S.Pd FOTO


Nip/Id Lainnya :
Instansi Asal :
Nomor Hp :
Alamat Email :

TUGAS ESSAY
pembelajaran terpadu

Kerjakan Soal Uraian berikut :

             1. Jelaskan pendapat anda tentang apa kelebihan dan kekurangan dari         
Pembelajaran Terpadu yang diterapkan di sekolah Anda

             2. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada kegiatan         Pendahuluan,
Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir dalam Pembelajaran Terpadu

             3. Sebutkan dan jelaskan Keterampilan Dasar yang harus dikuasi guru dalam  
pembelajaran terpadu sehingga pembelajaran lebih bermakna.

JAWAB

1. menurut pendapat saya Kelebihan pembelajaran terpadu :

Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.

Pendekatan pembelajaran terpadu memiliki beberapa keunggulan/keuntungan/kelebihan di


antara lain ;

 Memberikan peluang dan motivasi bagi guru untuk mengembangkan materi


pembelajaran serta mendorong guru untuk mengembangkan kreatifitas;

 Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan


memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilaiatau tindakan
yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi;

 Menghemat waktu, tenaga dan sarana serta biaya pembelajaran, disamping


menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran.

Kekurangan
 Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku
agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini,
maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi
karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai),
kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif
(menggali dan menemukan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model
pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan
atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila
sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu
diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang
kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan
teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut
untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah
satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan
substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan
guru itu sendiri.
G. Cara/Strategi Pembalajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu memadukan siswa dan
memadukan materi-materidari matapelajaran-matapelajaran.
1. Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu kelas, sehingga 1 pembelajaran kelas
diikuti oleh lebih dari satu tungkat usia siswa. Misalnya kelas 1 dan kelas 2 SD diajar
matematika bersama-sama. Cara ini tentunya memerlukan keahlian guru untuk memberikan
tugas yang bertingkat sehingga siswa belajar dari yang mudah menuju tingkat yang lebih
sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih pengetahuannya,
sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada siswa
yang lebih muda.
2. Integrasi materi/mata pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan
pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran misal
matematika, Bahasa, IPA, dan IPS. Cara ini biasanya dilakukan dengan memadukan topik-
topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik unit. Tematik unit
merupakan rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar. Sedangkan tema dasar
merupakan pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian keseharian
yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-materi yang ada pada kurikulum.
Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan menjadi banyak tema yang disebut unit tema
(subtema).

2. Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat
mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif.
 Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran
yang efektif tersebut, misalnya dengan cara-cara sebagai berikut.
1.             Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
2.             Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (Readiness)
3.             Menciptakan suasana belajar yang demokratis
4.             Membangkitkan motivasi belajar siswa
5.             Membangkitka perhatian siswa

 Kegiatan inti dalam pembelajaran teerpadu secara efektif dan efisien terdapat
dua hal, yaitu:

Pertama, penyajian bahan pelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui


penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata pelajaran
lainnya.
Kedua, guru harus berupaya menyajikan bahan pembelajaran terpadu dengan
menggunakan strategi dan media pembelajaran yang bervariasi, yang mampu
mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam upaya penemuan pengalaman baru.

Berkenaan dengan penggunaan strategi pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang


perlu dipertimbangkan guru. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut.

1.             Tujuan

Penguasaan pengetahuan menuntut adanya kegiatan pengkajian seperti mendengar


penjelasan guru, memperhatikan demonstrasi, melakukan observasi, melaksanakan
percobaan, berdiskusi, dan sebagainya. Pembentukan keterampilan menuntut adanya kegiatan
latihan. Keterampilan hanya akan dikuasai siswa apabila siswa melakukan latihan.

2.             Materi

Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan kegiatan
pembelajaran. Apabila materi yang akan dibahas bersifat abstrak maka dalam kegiatan
pembelajaran guru hendaknya memberikan contoh-contoh. Apabila materi yang dibahas
merupakan materi baru maka guru hendaknya memberikan penjelasan singkat atau
melakukan demonstrasi. Sebaliknya apabila materi yang akan dibahas sudah dikenal siswa
maka guru dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan materi tersebut.

3.             Siswa

Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan faktor


siswa, yang mencakup karakteristik dan jumlah siswadi dalam kelas.

4.             Guru

Guru juga turut menentukan perancangan kegiatan pembelajran. Kemampuan guru


dalam mengelola kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran. Apabila guru merasa tidak mampu melakukan percobaan, sebaiknya guru
meminta bantuan guru lain untuk percobaan tersebut.

5.             Fasilitas, ruang dan waktu


Melakukan percobaan secara individual memang akan sangat baik bagi siswa. Tetapi
apabila alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk setiap siswa bukan berarti
kegiatan percobaan ditiadakan. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk melakukan
percobaan kelompok. Selain itu apabila Anda memiliki waktu yang tidak banyak, metode
kerja kelompok kurang tepat dilaksanakan karena Anda akan menghabiskan waktu tersebut
hanya untuk membentuk kelompok dan mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.

Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan sebagai


berikut.

a.              Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

b.             Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada


masing-masing siswa.

c.              Membangkitkan motivasi belajar siswa.

d.             Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.

e.              Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.

f.              Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.

g.             Mengontrol arah dankecepatan belajar siswa.

 Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Terpadu

Prosedur terakhir yang perludilaksanakan dalam pembelajaran terpadu pada umumnya,


yaitu kegiatan akhir dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilakukan terutama untuk memantapkan
pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui keberhasilan
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani, serta memberikan tindak lanjut untuk
mengembangkan kemampuan yang baru dikuasai siswa. Kegiatan akhir dan tindak lanjut ini
memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang kegiatan-
kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran terpadu.     
2.3.1   Makna Kegiatan Akhir

Kegitan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini juga mangandung makna
sebagai kegiatan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan
bahan pembelajaran yang telah dipelajarinya, serta mengetahui keberhasilan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh siswa dan guru. Kegiatan
yang biasa dilakukan guru dalam kegitan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun
tertulis. Berdasarkan hasil kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan
melaksanakan penilaian), guru dapat mengetaui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.

2.3.2   Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut

Waktu yang disediakan untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut ini biasanya relatif
singkat (kurang lebih 5-10 menit). Dalam hal ini, guru perlu mengatur dan memanfaatkan
waktu seefisien mungkin melalui bentuk-bentuk kegiatan yang tepat. Berikut ini beberapa
alternatif bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalm kegiatan akhir dan tindak
lanjutpembeljaran terpadu disekolah dasar.

1.             Kegiatan Akhir Pembelajaran

a.      Meninjau kembali penguasaan siswa

b.      Melaksanakan penilaian

3. keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka


dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan.
1. Keterampilan Bertanya Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif
yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya
memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi
manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut
taksonomo Bloom.
2. Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala
bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru
dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi
kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
4. Keterampilan Menjelaskan Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan
adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar
komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan,
hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan
penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. 5.
Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran Yang dimaksud dengan membuka
pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah
suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat
meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk
di dalamnya keterampilan berbahasa.
7. Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan
keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru
dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. 8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Secara fisik
bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3
-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan
siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai