Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut.
1. Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena
beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi
bahkan dihilangkan.
2. Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada
gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan
kompetensi IPA.
5. Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani
antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga
pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan
materi dari satu konteks ke konteks lainnya.
7. Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar
lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Di samping kekuatan yang dikemukakan itu, model pembelajaran terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu
disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu
model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran
terpadu memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut ini.
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan
materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan
ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu
akan sulit terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik
yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan
asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit
dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana
ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi
kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur
pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan
guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah
satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan
sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan
tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah
bentuk inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih
lanjut. Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas bersama antara guru bidang kajian terkait
dengan sikap terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
pembelajaran IPA.
2. Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai
upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang
hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran
berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang
akan dipelajari
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah
memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa setelah
pembejaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari untuk mencapai
tujuan atau kompetensi tersebut.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Kegiatan lain yang dapat dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif
kegiatan belajar yang akan dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif
kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa. Dalam tahapan ini, guru juga perlu
menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus
ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan tersebut atau dalam mempelajari teman,
topik, atau materi pembelajaran terpadu. Misalnya, jika dalam pembelajaran akan
digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik atau langkah-langkah yang
akan ditempuh siswa selama kegiatan diskusi. Jika dalam proses pembelajaran akan
digunakan metode eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik atau langkah-
langkah eksperimen yang akan ditempuh. Jika pembelajaran akan berlangsung dengan
kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan menyampaikan teknik atau
prosedur kerja kelompok tersebut.
Berikut ini beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan
atau melakukan apersepsi:
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.
1. a. GayaMengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasigayamengajar guru seperti posisi, atau kegiatan yang
berbeda dari biasanya.
2.Menimbulkan Motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan
sehari-hari
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi
dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius air mendidih
langkah yang harus kalian kerjakan adalah :
Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat digolongkan
dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
1. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam
mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan pertanyaan
untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan oleh film tersebut.
4. Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dibuat ssiswa
atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman hal-hal yang
telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan pengait.
Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan penutupan
pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah
dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi
2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh
terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.
1. Soal-soal tertulis
Uraian
Tes objektif
Melengkapi lembar kerja
3.