Anda di halaman 1dari 11

1-.

Sifat Ekstensif (sifat materi berubah ketika jumlah materi berubah)


Keadaan termodinamika adalah keadaan makroskopik dari suatu sistem di mana sifat-sifatnya
hanya ditentukan oleh peralatan laboratorium yang menjaga sifat-sifat tersebut pada nilai tertentu
yang dipilih dan tidak tergantung pada waktu. Sifat Termodinamika dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif (extensive property) jika nilai
dan keseluruhan sistem merupakan peenjumlahan nilai dari setiap bagian yang menyusun sistem
tersebut.
Nilai sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang
diukur. Massa, panjang dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin banyak materi, semakin
besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif dapat di jumlahkan. Misalnya, dua keping uang
logam mempunyai gabungan yang merupakan jumlah dari masing-masing keeping uang itu, dan
volume yang ditempati air dalam dua buah gelas merupakan jumlah dari volume air di tiap gelas
tersebut.
Sistem adalah bagian dari alam yang menjadi pusat perhatian langsung dalam eksperimen
tertentu. Sistem dapat dicirikan dari volume, yang besarnya tertentu, serta dari mol gas yang ada
di dalamnya, yang bisa berubah-ubah bila sistem bertukar molekul dengan sekelilingnya. Sifat
Ekstensif sistem adalah sifat yang dapat ditulis sebagai jumlah dari masing-masing sifat
subsistem. Volume, massa dan energi adalah sifat-sifat ekstensif yang khas; volume dari suatu
sistem adalah jumlah dari volume-volume subsistem. Sifat ekstensif dipengaruhi oleh ukuran
sistem dan dapat berubah menurut waktu. Banyak analisis termodinamika melakukan
perhitungan perubahan sifat ekstensif seperti massa dan energi pada saat sistem berinteraksi
dengan lingkungannya.

-Sifat Intensif (sifat materi yang sama sekali tidak tergantung pd jml serta ukuran materi)
Sifat intensif (intensive property) tidak dapat di akumulasikan seperti sifat ekstensif. Nilai sifat
intensif tidak dipengaruhi oleh ukuran sistem dan dapat bervariasi di setiap bagian sistem pada
waktu yang berbeda. Dengan demikian, sifat intensif merupakan sifat posisi fungsi waktu.
Volume spesifik, tekanan dan temperatur adalah contoh sifat intensif yang digunakan. Suatu sifat
intensif sistem adalah sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat yang bersesuaian dengan masing-
masing subsistem tersebut. Suhu dan tekanan adalah sifat-sifat intensif yang khas; jika suatu
sistem pada 298 K dibagi dua, suhu masing-masing bagian akan tetap 298 K.

-Perbedaan sifat ekstensif dan intensif


Sebagai contoh untuk menjelaskan perbedaan antara sifat ekstensif dan intensif dapat digunakan
contoh di mana terdapat sejumlah massa yang terdiri dari beberapa bagian dan keseluruhannya
memiliki temperatur yang sama. Massa dan volume total yang dimiliki benda tersebut,
merupakan penjumlahan dari massa dan volume setiap komponennya. Namun demikian,
temperatur total benda tersebut bukanlah merupakan jumlah dari temperatur masing-masing
komponen, melainkan temperatur setiap bagian benda tersebut adalah sama. Massa dan volume
merupakan sifat ekstensif, sedangkan temperatur adalah sifat intensif. Jadi, yang membedakan
disini adalah, sifat intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang di ukur, sedangkan sifat
ekstensif bergantung terhadap materi yang di ukur.
2. Pengertian Metode Ilmiah

Ilmu kimia menjawab banyak permasalahan berlandaskan eksperimen dan penalaran akal sehat.
Eksperimen yang dilakukan harus sistematis dan logis. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode
standar dalam pelaksanaannya, maka digunakanlah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang
telah tersusun secara sistematis. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan melalui konsep dasar
berpikir ilmiah, yaitu analitis, logis, objektif, konseptual, dan empiris.

 Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Ada 10 tahap dalam metode ilmiah, selengkapnya bisa kamu cek di bawah ini:

 a. Identifikasi Masalah

Metode ilmiah dimulai dari mengidentifikasi masalah. Caranya, dengan mengamati


lingkungan di sekitar kamu, atau juga bisa mengidentifikasi masalah melalui artikel maupun
buku-buku yang kamu baca, loh! Oleh karena itu, identifikasi masalah sangat penting sebelum
kamu melakukan penelitian

 b. Merumuskan Masalah

Saat kamu sudah mengidentifikasi masalah, selanjutnya adalah merumuskan masalah. Rumusan


masalah itu erat kaitannya sama tujuan yang ingin kamu capai dalam suatu penelitian. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merumuskan masalah:

1. Perumusan masalah berupa kalimat pertanyaan yang ingin kamu jawab dalam penelitian.
2. Rumusan masalah yang dibuat harus dapat diuji (observasi) untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
3. Kalimat pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti.

 c. Mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar)

Setelah kamu punya rumusan masalah, kamu harus menyusun dasar teori untuk penelitian
kamu. Nah, caranya kamu bisa mengkaji berbagai literatur, seperti membaca buku, menganalisis
penelitian terdahulu, atau membaca artikel/jurnal ilmiah tentang topik yang kamu teliti.

 d. Membuat Hipotesis

Selanjutnya kamu bisa membuat hipotesis yaitu dugaan sementara atas rumusan masalah


penelitian kamu. Nah, hipotesis ini harus berdasarkan dasar teori yang sudah kamu pilih
dan bersifat objektif (terukur).
 

e. Menentukan Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan faktor yang menentukan validitas (kebenaran) hasil penelitian
yang dilakukan. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan variabel
kontrol.

 f. Menetapkan Prosedur Kerja

Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan langkah
kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus
dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat
dalam bentuk diagram alir.

 g. Menguji Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau Survei)

Lalu, bagaimana kita mengetahui apakah hipotesis yang sudah kamu buat sudah benar atau
belum benar? Caranya dengan menguji hipotesis tersebut. Misalnya, melakukan eksperimen di
dalam laboratorium, observasi langsung, atau melakukan survei. Kamu juga bisa menyiapkan
tabel data pengamatan sebelum melakukan eskperimen agar memudahkan kamu untuk mencatat
ya!

 h. Mengolah dan Menganalisis Data

Terus, data-data yang telah kamu peroleh dari uji hipotesis, dicatat dan diolah ke dalam bentuk
tabel, grafik atau diagram, sehingga mudah untuk dianalisis. Dalam mengolah dan menganalisis
data ini, kamu harus menghubungkannya dengan dasar teori yang sudah kamu jadikan rujukan
ya!

 i. Membuat Kesimpulan

Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan
landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang
merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu
kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau
tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat
menarik suatu kesimpulan.

 j. Mempublikasikan Hasil Penelitian


Setelah kamu menyimpulkan hasil penelitian, kamu bisa mempublikasikan apa yang sudah kamu
temukan dalam bentuk tulisan berupa laporan ilmiah dan bisa kamu publikasikan dalam bentuk
lisan berupa presentasi dalam forum-forum ilmiah.

3.Peranan kimia di berbagai bidang misalnya:

1. Mengolah bahan makanan yang kita makan setiap hari agar lebih awet dan tidak cepat rusak
2. Membuat penyedap makanan
3. Menjadikan tanah tetap subur dengan pupuk
4. Mengolah dan menghasilkan bahan bakar yang kita gunakan setiap hari seperti bensin dan gas
LPG
5. Melindungi ternak dari penyakit dengan disinfektan dan obat-obatan

Pembahasan:

Ilmu Kimia memiliki manfaat penting dalam berbagi bidang kehidupan, misalnya adalah:

A. Bidang Industri Makanan dan Minuman

Ilmu Kimia digunakan dalam pengawetan makanan dengan pengasinan, pengalengan dan
pengasaman. Proses ini menggunakan prinsip ilmu Kimia, untuk mencegah rusaknya makanan
akibat aktifitas enzym maupun pertumbuhan zat mikroba pengurai makanan.

Misalnya untuk membuat sardine berupa ikan laut yang diawetkan dengan pengalengan, yang
mencegah enzim pengurai membusukkan ikan.

Makanan ditambahkan penyedap agar lebih enak dan menarik bagi konsumen. Contoh senyawa
kimia penyedap yang banyak digunakan adalah MSG (monosdoium glutamat).

B. Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, ilmu kimia bermanfaat dalam menjaga kesuburan tanah. Dengan
adanya ilmu kimia, kita bisa mengatasi berkurangnya kesuburan tanah disebabkan oleh
berkurangnya kadar Nitrogen ditanah, dengan menggunakan pupuk yang mengandung nitrogen
seperti Urea.

C. Bidang Energi

Dalam bidang energi, ilmu kimia digunakan dalam pengolahan minyak bumi mentah menjadi
senyawa yang berguna dalam keperluan sehari-hari seperti LPG (bahan bakar kompor dapur),
bensin dan solar (bahan bakar kendaraan bermotor), aspal (bahan pembuatan jalan ray), avtur
(bahan bakar pesawat), serta bahan polimer untuk pembuatan plastik.  

D. Bidang Peternakan

Dalam bidang pertenakan, ilmu kimia bermanfaat dalam melindungi ternak dari penyakit.

Hewan ternak rawan terhadap berbagai hewan parasit dan penyakit. Untuk mengatasi ini, bisa
digunakan disinfektan dan obat-obatan lain untuk melindungi ternak dari penyakit. Disinfektan
bisa digunakan pada kulit ternak maupun untuk membersihkan kandang ternak dari makhluk
hidup penyebab penyakit.

4.Cara memperlakukan bahan berbahaya di laboratorium kimia adalah pisahkan


penempatan bahan kimia berbahaya dengan yang tidak berbahaya, beri label pada kemasan atau
botol bahan kimia, simpan bahan kimia yang beracun dan keras di lemari asam, dan jauhkan
bahan kimia yang mudah terbakar dari sumber api. Sedangkan yang bukan merupakan
cara memperlakukan bahan berbahaya di laboratorium kimia adalah mencampurkan penempatan
bahan kimia berbahaya dengan yang tidak berbahaya.

Pembahasan

Keselamatan Kerja di Laboratorium

Tempat yang sering digunakan untuk melakukan percobaan kimia disebut dengan laboratorium
kimia. Percobaan kimia wajib dilakukan pada tempat khusus yang disebut dengan laboratorium
kimia. Hal ini dikarenakan alat dan bahan yang digunakan memerlukan penanganan khusus.
Mulai dari alat yang mudah pecah atau penggunaannya yang sulit. Bahan kimia yang digunakan
juga dapat berbahaya bagi tubuh.

Ada beberapa simbol – simbol bahaya yang ada pada bahan kimia agar kita dapat membedakan
masing-masing sifat bahan kimia sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diingian terjadi
yaitu :

-Explosive (Mudah Meledak)

-Toxic (Beracun)

-Flammable (Mudah Terbakar)

-Corrosive (Korosif)

-Irritant (Iritasi)
Karena adanya bahan kimia berbahaya tersebut, maka perlu adanya tindakan khusus dalam
kita merawat bahan-bahan kimia berbahaya tersebut antara lain adalah penempatan bahan kimia
berbahaya dengan yang tidak berbahaya, beri label pada kemasan atau botol bahan kimia, simpan
bahan kimia yang beracun dan keras di lemari asam, dan jauhkan bahan kimia yang mudah
terbakar dari sumber api.

5. fungsi laboratorium ada tiga, yaitu sebagai (1) sumber belajar, artinya lab digunakan
untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor atau melakukan percobaan, (2) metode pendidikan, meliputi metode
pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana penelitian, tempat dilakukannya
berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta didik yang bersikap ilmiah.
6. alat lab kimia di kertas

7. Simbol bahan kimia

a.. Oxidizing (Pengoksidasi)

b. Toxic (Beracun)

c. Explosive (Mudah Meledak)

d.Irritant (Iritasi)
 
e. Harmfulness (Berbahaya)
 

  f.Corrosive (Korosif)
 

g.Dangerous For the Environment (Berbahaya untuk Lingkungan)


 

 h.Radioactive (Radioaktif)
 
4. Hal-hal yang diperhatikan ketika berada di lab:
 Memperhatikan symbol-simbol yang ada di dalam laboratorium
 Memakai alat keselamatan kerja di laboratorium
 Memperhatikan prosedur keselamatan kerja di laboratorium
 Mengenali alat-alat laboratorium
5. Partikel penyusun atom

-Elektron, merupakan partikel penyusun atom yang bermuatan negatif. Elektron ditemukan
oleh JJ. Thomson (1897) melalui eksperimen sinar katode yang dilakukannya. Menurut
Thomson, sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutarkan baling-baling yang
diletakkan di antara katode dan anode.

-Proton, merupakan partikel penyusun inti atom yang bermuatan positif. Proton ditemukan
oleh Goldstein melalui eksperimen sinar anode.

-Neutron, merupakan partikel penyusun inti atom yang tidak bermuatan yang ditemukan oleh
Chadwick.

10.Golongan dan periode dalam SPU

Periode adalah baris mendatar pada tabel. Unsur-unsur di satu periode memiliki jumlah kulit


yang sama untuk menyimpan elektron. Golongan adalah kolom tegak pada tabel. Unsur-
unsur di satu golongan memiliki jumlah elektron valensi yang sama dan memiliki sifat kimia
yang serupa.

6. Unsur-unsur golongan A spu

Sistem Periodik adalah susunan dalam pengelompokan unsur unsur kimia. Pengelompokkan
unsur kimia pada sistem periodik berdasarkan golongan dikelompokkan berdasarkan Kesamaan
sifatnya.

 Golongan IA : Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium (Na), Rubidium (Rb), Ssium (Cs), dan
Fransium (Fr).
 Golongan IIA : Berillium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba),
dan Radium (Ra).
 Golongan IIIA : Boron (B), Aluminium (Al), Galium (Ga), Indium (In), dan Talium (Ti).
 Golongan IVA : Karbon (C, Silikon (Si), Germanium (Ge), Timah (Sn), dan Timbal (Pb).
 Golongan VA : Nitrogen (N), Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), dan Bismut (Bi).
 Golongan VIA : Oksigen (O), Belerang (S), Selenium (Se), Talurium (Te), dan Polonium (Pe).
 Golongan VIIA : Fluor (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), dan Astatin (At).
 Golongan VIIIA : Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon
(Rn).

Pembahasan :

GOLONGAN IA (LOGAM ALKALI)

logam Alkali adalah logam yang tergolong logam yang lunak dan mempunyai 1 elektron valensi
yang mudah lepas. Logam alkali adalah kelompok logam yang paling reaktif, mudah terbakar di
udara, dan bereaksi hebat dengan air.

GOLONGAN IIA (LOGAM ALKALI TANAH)

Unsur unsur pada golongan IIA disebut dengan logam alkali tanah. Logam alkali tanah termasuk
ke dalam logam aktif, akan tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan dengan logam alkali
seperiode, dan hanya akan terbakar di udara jika dipanaskan.

GOLONGAN VIIA (HALOGEN)

Unsur unsur pada golongan VIIA adalah unsur nonlogam yang sangat reaktif. unsur golongan
VIIA memiliki elektron valensi yang berjumlah 7, sehingga hanya membutuhkan tambahan 1
elektron untuk mencapai konfigurasi stabil seperti gas mulia.

GOLONGAN VIIIA (GAS MULIA)

Unsur unsur pada golongan VIIIA, seperti helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, dan Radon,
disebut dengan golongan gas mulia. Hal ini disebabkan karena semua unsurnya berwujud gas
yang sangat stabil, sangat sukar bereaksi dengan unsur lain.

TAMBAHAN:

UNSUR TRANSISI

Unsur unsur yang terletak pada golongan golongan B dinamai dengan unsur transisi atau unsur
peralihan. Unsur unsur tersebut dinamai dengan unsur transisi karena unsur tersebut terletak
diantara peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA.

Unsur transisi dalam


unsur transisi dalam adalah unsur yang letaknya ada pada dua baris pada bagian bawah. unsur ini
tergolong dari 2 jenis, yaitu :

 Lantanida, unsur yang memiliki nomor atom 57 - 70 (terdiri dari 14 unsur). Ke-14 unsur ini
mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga dinamai dengan lantanoid atau
lantanida
 Aktinida, unsur yang memiliki nomor atom 89 - 102 (terdiri dari 14 unsur). Ke-14 unsur ini
sangat mirip dengan aktinium, sehingga  dinamai dengan aktinoida atau aktinida

Sifat-sifat Periodik Unsur

 Jari-jari Atom

Dalam satu golongan, semakin besar kulit atom suatu unsur maka akan semakin besar pula jari -
jari atomnya.

Dalam satu perioda, semakin besar muatan inti, maka akan semakin kuat gaya tarik inti terhadap
elektron, sehingga semakin kecil jari - jari atomnya.

 Energi Ionisasi

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari - jari atom akan bertambah besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. sehingga menyebabkan energi ionisasi
berkurang .

Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari - jari atom akan berkurang, sehingga gaya tarik inti
terhadap elektron akan semakin kuat. dan menyebabkan energi ionisasi bertambah.

 Afinitas Elektron

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron semakin berkurang .

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin bertambah.

 Keelektronegatifan

Unsur yang memiliki nilai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar maka akan
mempunyai nilai keelektronegatifan yang besar juga.
 

Anda mungkin juga menyukai