Anda di halaman 1dari 38

MASTER KIMIA

METODE ILMIAH, HAKIKAT IPA DAN KESELAMATAN DALAM LABORATORIUM

PRINSIP - PRINSIP METODE ILMIAH

Pendekatan umum yang biasanya digunakan untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu
kimia adalah “Metode Ilmiah”. Metode ilmiah merupakan langkah-langkah pekerjaan seorang
ilmuwan dalam melakukan penelitian. Pemahaman metode ilmiah membuat kita dapat bersikap
ilmiah di dalam melakukan/menyikapi sesuatu.

Jadi metode Ilmiah adalah serangkaian kegiatan yang sistematis, logis, objektif, dan replikatif
(dapat diulang) dalam rangka menjelaskan atau menyelesaikan masalah.
Kegunaan metode ilmiah adalah untuk :
 Mengembangkan ilmu pengetahuan
 Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
 Menguji ulang hasil penelitian sehingga didapatkan kebenaran yang objektif
Pembahasan metode ilmiah mencakup :
 Perumusan masalah
Dalam kajian ilmiah, ‘masalah’ didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diteliti untuk
memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan. ‘Masalah’ ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
ilmiah yang bersifat terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam. Rumusan
pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui eksperimen.
 Pengkajian teori
Dengan cara mempelajari hasil penelitian sejenis yang mungkin telah dilakukan atau melakukan
observasi di lapangan tempat objek permasalahan berada
 Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti. Dalam merumuskan
hipotesis, pertanyaannya harus mencerminkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.

Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis
variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat / bergantung dan variabel tetap.
1 Variabel bebas : Variabel yang sengaja diubah - ubah untuk dilihat
pengaruhnya terhadap hasil percobaan
2 Variabel terikat : Variabel yang diukur atau diamati sebagai hasil
percobaan.
3 Variabel tetap : Variabel yang tidak diubah

Weni Astuti Ningsih, 1


S.Pd
MASTER KIMIA

Contoh Soal 1.1

Perhatikan gambar percobaan antara logam Mg dengan asam klorida:

Berdasarkan data percobaan tersebut, yang merupakan variabel bebas, variabel terkontrol, dan
variabel terikat adalah ....
a. konsentrasi HCl, luas permukaan logam Mg, laju reaksi
b. konsentrasi HCl, laju reaksi, luas permukaan logam Mg
c. luas permukaan logam Mg, konsentrasi HCl, laju reaksi
d. laju reaksi, konsentrasi HCl, luas permukaan logam Mg
e. laju reaksi, luas permukaan logam Mg, konsentrasi HCl

Pembahasan
 Variabel bebas adalah variabel yang sengaja diubah-ubah untuk mendapatkan hubungan
antara besaran yang satu dengan yang lain. Pada tabel di atas, konsentrasi HCl sengaja diubah-
ubah pada setiap percobaan dari 0,1 M, 0,2 M, dan 0,3 M
 Variabel terkontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan tetap. Pada tabel di atas, logam
Mg ukurannya dipertahankan tetap 0,5 cm.
 Variabel terikat adalah variabel hasil, nilainya berubah karena perubahan variabel bebas. Pada
tabel di atas, laju reaksi (v) nilai berubah pada setiap percobaan dari 12 M/s, 8 M/s, dan 4 M/s.
Jadi, yang merupakan variabel bebas adalah konsentrasi HCl, variabel terkontrol adalah luas
permukaan logam Mg, dan variabel terikat adalah laju reaksi (A).

 Melakukan Eksperimen
 Mengumpulkan Data
 Pengolahan Data
Data tersebut kemudian dianalisis baik secara kuantitaif, kualitatif, statistik, maupun deskriptif
sehingga peneliti akan mendapatkan kesimpulan sementara. Selanjutnya, kesimpulan sementara
tersebut digunakan untuk menguji, apakah sesuai atau tidak dengan hipotesis
 Mengambil Kesimpulan.
Kesimpulan dirumuskan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang sudah

Weni Astuti Ningsih, 2


S.Pd
MASTER KIMIA

dilakukan untuk menjawab permasalahan atau tujuan penelitian


 Membuat laporan

Contoh Soal 1.2

Sebagai contoh : masalah penjernihan air sungai atau air sumur


Penemuan masalah
Penelitian selalu berawal dari penemuan masalah. Air sungai atau air sumur sering terlihat
kuning dan berbau. Air tersebut tidak dapat digunakan untuk diminum, bahkan untuk mencuci
pakaianpun tidak baik, karena pakaian yang dicuci akan berubah menjadi kuning.

Perumusan masalah
Setelah menemukan masalah, kita harus merumuskan masalah, bagaimana agar air tersebut
dapat digunakan untuk mencuci.

Pengamatan
Sebelum melakukan tindakan penjernihan air tersebut, kita harus melakukan pengamatan
terhadap keadaan air seperti warna air, kekeruhannya dan baunya.

Perumusan Hipotesis
Dari hasil pengamatan, kita dapat merumuskan hipotesis yang membuat perkiraan jalan keluar
(solusi)nya. Salah satu usaha untuk memperbaiki warna atau keruh atau bau air tersebut
dengan jalan menyaring air tersebut, dengan menggunakan saringan pasir, ijuk dan lain-lain.

Melakukan eksperimen
Lakukan eksperimen, dengan menyediakan alat atau bahan yang diperlukan. Jika hasil
eksperimen, tidak memuaskan, eksperimen alternatif dilakukan, hingga hasilnya memuaskan.

Membuat laporan
Setiap penelitian berakhir dengan membuat laporan. Laporan harus bersifat jujur, apa adanya,
sesuai dengan hasil yang didapatkan. Dengan demikian orang lain pun dapat memanfaatkan
hasil eksperimen yang Anda lakukan.

HAKIKAT ILMU KIMIA

Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari struktur dan sifat
materi (zat), perubahan materi (zat) dan energi yang menyertainya. Pada hakekatnya, ilmu kimia
merupakan ilmu pengetahuan yang mengandung tiga komponen, yaitu produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah.
1. Kimia sebagai proses
Kimia sebagai suatu proses (alat atau metode) merupakan keterampilan-keterampilan dan sikap-
sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Sebagai proses
dapat diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan maupun untuk
menemukan pengetahuan baru.

Weni Astuti Ningsih, 3


S.Pd
MASTER KIMIA

Kimia sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi
atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai proses
menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian
dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan
ilmiah. Ditinjau dari segi proses, maka kimia memiliki berbagai keterampilan sains, misalnya:
a. Mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap dan variabel berubah.
b. Menentukan apa yang diukur dan diamati,
c. Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera
penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,
mengklasifikasikan,
d. Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap
jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan.
e. Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam
mencari kesimpulan hasil pengamatan,
f. Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan,
dan
g. Keterampilan menggunakan alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu
adalah keterampilan dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru,
menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi,
maupun dalam menyusun hipotesis.
Keterampilan IPA juga menyangkut keterampilan dalam berkomunikasi seperti:
a. Keterampilan menyusun laporan secara sistematis,
b. Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan,
c. Cara mendiskusikan hasil percobaan,
d. Cara membaca grafik atau tabel, dan
e. Keterampilan mengajukan pertanyaan, baik bertanya apa, mengapa dan bagaimana, maupun
bertanya untuk meminta penjelasan serta keterampilan mengajukan pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.

Jika aspek-aspek proses ilmiah tersebut disusun dalam suatu urutan tertentu dan digunakan
untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi, maka rangkaian proses ilmiah itu
menurut Towle (1989) menjadi suatu metode ilmiah. Contoh kimia sebagai proses dalam
pembelajaran adalah peserta didik melakukan eksperimen tentang larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan
melalui pemasangan alat uji elektrolit, persiapan bahan, melakukan eksperimen, kemudian
dilakukan pengambilan data, lalu data yang telah diperoleh tadi diolahan dan dilakukan
penafsiran data untuk memperoleh kesimpulan. Kemudian peserta didik menyampaikan hasil
percobaan secara lisan atau tertulis. Ini merupakan contoh dari proses kimia untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru.

2. Kimia sebagai Produk


Kimia sebagai produk sains merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-
hukum, konsep, dan teori-teori yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
sistematika. Sebagai produk juga dapat diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan untuk
penyebaran pengetahuan. Semua fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan

Weni Astuti Ningsih, 4


S.Pd
MASTER KIMIA

teori-teori dalam kimia merupakan produk sains yang telah ditemukan oleh para ahli melalui
bebagai macam proses sains.
Fakta-fakta dalam kimia contohnya seperti larutan NaCl dapat menghantarkan arus lisrik, fakta ini
diperoleh melalui hasil percobaan yang telah dilakukan. Para ilmuan mencari tahu kenapa larutan
NaCl dapat menghasilkan arus listrik, setelah diselidiki ternyata NaCl dapat terionisasi dalam air
menjadi ion-ionnya, sehingga dapat menghatarkan arus listrik.
Hukum-hukum kimia meliputi hukum dasar kimia yang memuat hukum kekekalan massa (Hukum
Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan perbandingan (Hukum
Dalton), hukum perbandingan volume (Hukum Gay – Lussac) dan lain sebagainya.
Teori – teori dalam kimia meliputi teori atom yang berkembang dari teori atom demokritus
hingga teori atom mekanika kuantum merupakan produk yang lahir dari proses berpikir secara
ilmiah, teori yang lain seperti teori asam-basa dimulai dari teori asam-basa Arrhenius, teori asam-
basa Bronsted-Lowry, teori asam-basa Lewis dan lain-lain.

3. Kimia sebagai Sikap Ilmiah


Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain
pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses
inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran
kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah menurut beberapa ahli:
a. Menurut Carin dan Sund
Sikap ilmiah mencakup sikap : ingin tahu, kerendahan hati, ragu terhadap sesuatu, tekad
untuk maju, dan berpikir terbuka.
b. Sikap ilmiah mengandung dua makna (Harlen, 1989), yaitu attitude toward science dan
attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap
yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang
memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap
keadaan. Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan menjadi dua yaitu;
1) Seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sainssebagai suatu cara
memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa datang.
2) Seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.
c. Gega (Patta Bundu, 2006: 140) mengatakan aspek-aspek sikap ilmiah mencakup: sikap ingin
tahu, sikap penemuan, sikap berpikir kritis, dan sikap teguh pendirian.
d. American Association for Advancement of Science (Patta Bundu, 2006: 140) memberikan
penekanan pada empat sikap ilmiah yaitu: sikap jujur, sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan
sikap keragu-raguan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap yang melekat
dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup:
a. Sikap ingin tahu
Aspek sikap ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, perhatian pada objek yang diamati,
antusias pada proses sains, dan menanyakan setiap langkah kegiatan.
b. Sikap respek terhadap data/fakta
Aspek sikap respek terhadap data/fakta meliputi objektif/jujur, tidak buruk sangka, mengambil

Weni Astuti Ningsih, 5


S.Pd
MASTER KIMIA

keputusan sesuai fakta, dan tidak mencampur fakta dan pendapat.


c. Sikap berpikir kritis
Aspek sikap berpikir kritis meliputi meragukan temuan orang lain, menanyakan setiap perubahan
atau hal baru, mengulangi kegiatan yang dilakukan, dan tidak mengabaikan data meskipun kecil.
d. Sikap penemuan dan kreativitas
Aspek sikap penemuan dan kreativitas meliputi menggunakan fakta-fakta untuk dasar
kesimpulan, menunjukkan laporan berbeda dengan orang lain, merubah pendapat dalam
merespon terhadap fakta, menyarankan percobaan-percobaan baru, dan menguraiakan
kesimpulan baru hasil pengamatan.
e. Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
Aspek sikap berpikiran terbuka dan kerjasama meliputi menghargai pendapat temuan orang lain,
mau merubah pendapat jika data kurang tepat, menerima saran dari orang lain, tidak merasa
selalu benar, mengaggap setiap kesimpulan adalah tentative dan berpartisipasi aktif dalam
kelompok.
f. Sikap ketekunan
Aspek sikap ketekunan meliputi melanjutkan kebiasaan meneliti atau melakukan percobaan,
mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan, dan melanjutkan suatu kegiatan meskipun
orang lain selesai lebih awal.
g. Sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar meliputi perhatian terhadap peristiwa sekitar,
partisipasi pada kegiatan social, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

MATERI DAN PERUBAHANNYA

Materi
Segala sesuatu yang mempunyai masaa dan menempati ruang
Contoh : manusia, hewan, air, besi, kayu, garam, dll

Campuran Zat murni


Komposisi tidak tetap/beragam Komposisi tetap
Terdiri atas 2 jenis zat tunggal Tidak dapat dipisahkan menjadi
atau lebih zat yang lebih sederhana
Masih mempunyai sifat zat asal dengan cara fisika
Dapat dipisahkan menjadi Hanya dapat diubah jenis dan
komponennya melalui cara fisis sifat.
Sifat-sifat tidak beragam

Weni Astuti Ningsih, 6


S.Pd
MASTER KIMIA

Campuran

Campuran heterogen
Campuran Homogen
Memiliki komposisi yang tidak seragam
Zat-zat pembentuk campuran
di seluruh ruang
homogen bercampur secara merata
Komponen penyusunnya dapat
Komponenya tidak dapat dibedakan
dibedakan dan dipisahkan secara fisis
Tidak memiliki bidang batas
Antar komponennya masih mempunyai
Komponennya mempunyai sifat yang
bidang batas.
sama di seluruh bagian.
Contoh : campuran minyak dan air,
Contoh : udara, larutan garam, larutan
campuran besi dan belerang, campuran
gula.
pasir + air + semen

Zat murni

Unsur Senyawa
Zat tunggal yang tidak bisa Gabungan dua unsur/lebih yang terjadi
diuraikan secara kimia menjadi secara kimia dengan perbandingan tertentu,
zat yang lebih sederhana Sifat kimia senyawa tidak sama dengan sifat
unsur penyusunnya.
Dapat diuraikan menjadi 2 jenis zat atau
lebih secara kimia

Weni Astuti Ningsih, 7


S.Pd
MASTER KIMIA

logam
contoh : Fe, Zn, Na, dan Al

u n su r
metaloid
contoh : Si, As, dan Sb
Non logam
contoh : C, S, Cl, dan He

Senyawa serta unsur penyusunnya


No. Senyawa Rumus kimia Unsur penyusunnya
1 Air H2O H, O
2 Karbondioksida CO2 C, O
3 Glukosa C6H12O6 C, H, O
4 Cuka makan CH3COOH C, H, O

Partikel Materi
Bagian terkecil materi

Atom
Bagian terkecil dari suatu unsur Molekul
yang masih mempunyai sifat Partikel terkecil senyawa/spesi
unsur yang terdiri atas dua / lebih
Contoh : atom karbon, atom Fe atom

Molekul unsur Molekul senyawa


(atom-atomnya sama) (atom-atomnya berbeda)
Contoh : H2O, NH3, C2H5OH

Diatomik Poliatomik
Contoh : O2, N2, Cl2 Contoh : P4 dan S8

Weni Astuti Ningsih, 8


S.Pd
MASTER KIMIA

Wujud materi :
a) Padat : memiliki bentuk yang tetap sehingga tidak dapat berubah sesuai dengan bentuk wadah
yang ditempati
b) Cair : mengikuti bentuk wadah yang ditempati sesuai dengan volumenya.
c) Gas : menempati seluruh ruang wadah, tetapi tidak membentuk lapisan permukaan.

Perubahan materi ada dua, yaitu :


a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menimbulkan zat baru.
Perubahan fisika ditandai oleh :
 Wujud zat
 Kelistrikan
 Kemagnetan
 Pemuaian
 Massa jenis
 Bentuk
Contoh :
 Pengecatan tembok/pagar
 Es batu jadi air
 Lilin yang meleleh ketika dipanaskan
 Air jadi uap ketika dipanaskan
 Benang yang diubah jadi kain
 Es krim yang mencair
 Kayu dibuat jadi meja
 Aluminium dibuat jadi peralatan makan (garpu atau sendok)
 Batu ditumbuk jadi kerikil
 Beras digiling jadi tepung
 Tanah liat yang diubah jadi genteng atau batu bata
 Pohon dipotong jadi balok kayu
 Biji kopi digiling jadi serbuk kopi
 Gula dilarutkan jadi air gula
 Kapur barus menyublim
 Air raksa menguap

b. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menimbulkan zat baru, berbeda sifatnya dari zat
semula. Perubahan kimia ditandai oleh :
 Perubahan rasa
 Perubahan warna
 Munculnya bau
 Perubahan energi
 Terbentuknya endapan
 Timbul gas/ gelembung gas

Weni Astuti Ningsih, 9


S.Pd
MASTER KIMIA

Contoh :
 Nasi basi
 Kayu dibakar
 Singkong jadi tape
 Asimilasi pada tumbuhan
 Pembuatan gas amoniapembuatan tempe/tahu
 Lilin terbakar

PERANAN ILMU KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Manfaat Ilmu Kimia


Ilmu Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menjadi dasar banyak ilmu lainnya.
Banyak orang salah mengerti tentang bahan kimia. Bahan kimia sering diartikan sebagai bahan
yang pasti berbahaya. Padahal, semua bahan/materi di alam tersusun atas unsur-unsur kimia.
Banyak penemuan baru yang dihasilkan di laboratorium oleh para ahli kimia yang dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia. Berikut ini peranan ilmu Kimia di berbagai bidang
kehidupan.

1. Bidang Kesehatan
Bahan - bahan kimia sering digunakan sebagai obat-obatan. Obat dibuat berdasarkan hasil
penelitian terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat secara medis
terhadap suatu penyakit. Hal ini dipelajari dalam cabang ilmu Kimia Farmasi. Contohnya,
etanol atau alkohol digunakan dalam proses pelarutan obat dan sebagai pensteril alat-alat
kedokteran.

2. Bidang Pertanian
Ilmu Kimia berperan penting dalam bidang pertanian. Petani menggunakan pupuk untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan memberi nutrisi yang diperlukan tanaman. Adapun
untuk menanggulangi hama dan penyakit tanaman, digunakan pestisida. Penggunaan pupuk
dan pestisida yang benar dapat meningkatkan produktivitas pertanian yang menguntungkan
produsen dan konsumen.

3. Bidang Industri
Di bidang industri, ilmu Kimia seringkali sangat dibutuhkan. Mesin-mesin besar di industri
membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai dengan kondisi dan bahan-
bahan yang digunakan. Semen, kayu, cat, pipa PVC, dan beton dihasilkan melalui riset yang
berdasarkan ilmu Kimia. Kain sintetis yang Anda gunakan juga merupakan hasil penerapan
ilmu Kimia.

4. Bidang Biologi
Proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup membutuhkan penjelasan Kimia.
Proses pencernaan makanan, pernapasan, metabolisme, dan fotosintesis merupakan proses
kimia yang dipelajari dalam Biologi. Untuk mempelajari hal tersebut diperlukan pengetahuan
tentang struktur dan sifat senyawa, seperti karbohidrat, protein, lemak, enzim, dan vitamin.

Weni Astuti Ningsih, 10


S.Pd
MASTER KIMIA

5. Bidang Arkeologi
Penentuan usia fosil yang bisa dilakukan saat ini merupakan salah satu hasil penerapan ilmu
Kimia. Fosil yang ditemukan dapat ditentukan usianya dengan radioisotop karbon-14.

6. Bidang Hukum
Pemeriksaan alat bukti kriminalitas oleh tim forensik menggunakan ilmu Kimia di dalamnya.
Bagian tubuh manusia seperti rambut dan darah dapat diperiksa struktur DNA-nya. Struktur
DNA setiap individu akan berbeda sehingga dapat digunakan untuk identifikasi seseorang.
Hal ini berguna untuk membuktikan tindak kejahatan seseorang.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kualitas hidup memerlukan
efektivitas dan efisiensi dalam berbagai bidang. Untuk membantu peningkatan kualitas hidup
tersebut, masyarakat memerlukan segala pemenuhan kebutuhan yang semakin praktis.
Dalam hal ini, peranan ilmu Kimia sangat jelas. Ilmu Kimia ikut berperan dalam memproduksi
kebutuhan pangan. Ilmu Kimia juga berperan dalam industri zat warna, bahan pembersih,
sabun, detergen, obat-obatan, dan sektor industri lainnya.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

A. Pengertian Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu :
1. tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau
melakukan pengujian dan analisis (is a place equipped for experimental study in a science or for
testing and analysis ,
2. bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah
ataupun praktek pembelajaran bidang sains (a building or room equipped for conducting
scientific research or for teaching practical science),
3. tempat memproduksi bahan kimia atau obat (a place where chemicals or medicines are
manufactured,
4. tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah (a workplace for the conduct of scientific
research),
5. ruangkerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen
Jadi, Laboratorium dalam sains (kimia, fisika, biologi, dll.) diartikan sebagai tempat atau bangunan
yang dilengkapi peralatan dan bahan untuk melangsungkan eksperimen, pengujian, analisis,
penelitian, maupun pembelajaran

B. Fungsi Laboratorium
Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan pengetahuan (keterampilan intelektual) diantaranya
meningkatkan kemampuan :
 memecahkan masalah
 mengemukakan hipotesis
 mengidentifikasi informasi
 mengidentifikasi hubungan sebab akibat

Weni Astuti Ningsih, 11


S.Pd
MASTER KIMIA

 menghubungkan berbagai faktor atau fenomena


 mengaplikasikan konsep
 memahami prosedur eksperimen
 memahami penggunaan alat
 memahami teknik pengukuran
 memahami faktor kesalahan pengukuran
 memahami keterbatasan kondisi eksperimen
 memahami sumber kecelakaan eksperimen
 memahami urutan kerja yang akan dilakukan
 memahami prinsip yang digunakan
 memahami komputasi yang akan dilakukan
 mengidentifikasi data relevan
 mengidentifikasi data menyimpang
 mengidentifikasi fenomena relevan
 mengidentifikasi fenomena menyimpang
 memprediksi fenomena
 mengklasifikasi data
 mengklasifikasi fenomena
 mengolah data
 menganalisis data
 mensintesis data
 menginterpretasi data
 menyimpulkan hasil eksperimen
 merancang prosedur eksperimen
 merancang teknik observasi
 merancang pencatatan data
 merumuskan penyimpangan hasil eksperimen
 menyusun kondisi kritis eksperimen
 menjawab pertanyaan eksperimen
 mendiskusikan hasil eksperimen
 mendiskusikan penyimpangan data eksperimen
 menyusun laporan eksperimen
 menyajikan esensi eksperimen secara tertulis
 merancang eksperimen alternatif
 memilih sumber bacaan yang relevan
 membaca katalog alat dan bahan
 membaca handbook

Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan keterampilan fisik diantaranya melatih dan
meningkatkan keterampilan :
 mengenali alat dan bahan
 mengenali cara kerja alat
 mengenali keterbatasan kerja alat
 mengenali kapasitas alat
 mengenali ketelitian alat

Weni Astuti Ningsih, 12


S.Pd
MASTER KIMIA

 menyiapkan alat
 mengkalibrasi alat
 merangkai alat
 menggunakan alat
 memperbaiki alat
 menyimpan alat
 membersihkan alat
 kerja dasar laboratorium (seperti memanaskan, menyaring, mengaduk dsb.)
 menggunakan alat ukur
 mengukur dengan cermat
 memilih alat dan bahan
 mengikuti prosedur eksperimen
 mengendalikan variabel eksperimen
 mengamati fenomena
 mencatat fenomena
 mengumpulkan data
 mencatat data
 membersihkan tempat kerja
 menangani keselamatan kerja
 menjaga keamanan kerja
 berdiskusi
 mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan

Fungsi laboratorium yang berkaitan dengan menumbuhkan sikap diantaranya :


 objektif
 toleran / menerima pandangan orang lain
 keingintahuan tinggi
 cermat
 teliti
 kooperatif
 partisipatif
 kreatif
 kritis
 terbuka
 tekun
 mau bekerja keras
 motif berprestasi
 ulet (tidak mudah menyerah)
 estetis
 percaya diri
 menghargai data
 peduli (awareness)
 menyadari kelemahan dan keunggulan diri
 responsif
 taat pada aturan

C. Fasilitas Laboratorium

Weni Astuti Ningsih, 13


S.Pd
MASTER KIMIA

Bangunan laboratorium kimia ideal memiliki beberapa ruangan yang terdiri dari ruang praktikum,
persiapan, penyimpanan alat, penyimpanan bahan kimia, timbang, instrumen, ruang staf, bengkel,
dan kamar kecil.
Fasilitas umum lab kimia diantara meliputi instalasi listrik, air, dan gas, meja praktikum, meja
demonstrasi, meja tulis, kursi praktikum, Cabinet, lemari rak; lemari asap pemadam api; tanki gas;
aqua demineralizer; bak cuci; bak pencuci mata; pompa vakum; komputer; telpon; jaringan
internet; jam dinding; papan tulis; OHP; handycamp; slide projektor; Kit perbengkelan; Kit PPPK;
Barometer ruangan; Termometer ruangan; dan lemari es.

D. Tata Tertib di Laboratorium


Tata tertib ini penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan bekerja/praktikum di
dalam laboratorium. Berikut ini beberapa contoh tata tertib.
1. Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil
keluar tanpa seizin guru.
2. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
3. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera
bertanya kepada guru.
4. Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
5. Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru.
6. Jika terjadi kecelakaan, sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena bahan
kimia, hendaknya segera dilaporkan ke guru.
7. Etiket (label) bahan yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru, agar
dapat segera diganti.
8. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
9. Setelah selesai percobaan, alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam
keadaan bersih.
10. Buanglah sampah pada tempatnya.
11. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran
air dan gas ditutup, dan kontak listrik dicabut.

E. Pemeliharaan, Penyimpanan, dan Penggunaan Bahan Kimia

Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu
memperhatikan hal-hal berikut.

Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan khusus
untuk itu.
1. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
2. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama kelamaan
tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
3. Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan
nama bahan itu.

Weni Astuti Ningsih, 14


S.Pd
MASTER KIMIA

4. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
5. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam jumlah
kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
6. Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat kimia, yaitu:


1. Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.
2. Senyawa kimia tidak boleh dibau.
3. Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera dengan
cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03. Basa kuat dinetralkan dahulu
dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air yang cukup.
4. Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih
dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran atau
pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
5. Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan
terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak menimbulkan bahaya.
6. Penggunaan pelindung wajah sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-senyawa
kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang terlanjur
tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.

G. Penanganan Neraca
Pada umumnya sebuah laboratorium mempunyai satu atau lebih neraca. Alat ini merupakan
alat yang mahal, dan umurnya bergantung pada cara menggunakannya dan bagaimana
memeliharanya. Umumnya laboratorium tidak mempunyai ruang tersendiri untuk neraca.
Walaupun demikian, hendaknya diusahakan agar neraca itu mendapat tempat yang baik.
Neraca itu harus berdiri di atas sebuah meja yang tahan getaran dan letaknya jangan dekat
jendela atau pintu yang sering kali dibuka.

H.Penanganan Mikroskop atau Alat Optik Lainnya

Mikroskop hendaknya selalu tersimpan dalam kotaknya dan disimpan dalam lemari yang
terkunci. Ruang tempat menyimpan harus kering (tidak lembap). Kelembapan ruangan
menyebabkan jamur mudah tumbuh pada lensanya. Untuk membuat ruangan itu kering,
dalam lemari dipasang lampu yang selalu dinyalakan sebesar 25 watt. Sebaiknya keadaan
lensa-lensa dan filter-filter secara teratur diperiksa, sehingga dapat diketahui sedini mungkin
adanya jamur atau kotoran yang melekat pada lensa-lensa itu. Untuk membersihkan lensa
digunakan kertas lensa khusus. Untuk membersihkan jamur yang melekat pada susunan lensa
dalam sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli.

I. Jenis Bahaya Akibat Kerja di Laboratorium

Jika kalian bekerja/praktikum di laboratorium, seharusnya mengetahui bahaya akibat


penggunaan alat dan bahan tersebut. Bahaya akibat praktikum di laboratorium di antaranya
adalah:
1. Bahaya radioaktif, contoh: penyakit akibat terkena bahan radioaktif.

Weni Astuti Ningsih, 15


S.Pd
MASTER KIMIA

2. Bahaya api, contoh: luka terbakar api.


3. Khusus pada kecelakaan akibat api, pada umumnya akibat kelengahan manusia atau tidak
sepengetahuan manusia.
4. Bahaya biologi, contoh: penyakit akibat menggunakan mikroorganisme/jasad renik.
5. Bahaya listrik, contoh: terkena arus listrik.
6. Bahaya mekanis, contoh akibat terkena alat- alat bergerak/berputar.

Klasifikasi penyebab timbulnya bahaya api dan jenis pemadam api untuk mengatasinya dapat
dilihat pada tabel berikut.
No. Klasifikasi Jenis Api Jenis Pemadam Api yang Digunakan
1. Api akibat listrik Putuskan aliran listrik, CO2, tidak boleh
menggunakan air, atau cairan busa.
2. Api akibat logam Serbuk kering, selimut asbes.
Api disebabkan oleh cairan: bensin, minyak Selimut basah, CO2, cairan busa atau
3.
tanah, spirtus, minyak goreng, dan parafin serbuk kering (serat asbes atau serat
4. Api disebabkan kayu, kertas, kain, karet, gelas).Air,
atau plastik C02 atau karung basah.

SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia
banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang
bersifat mudah terbakar, beracun, berbau tajam yang berdampak pada kesehatan, merusak
benda-benda di sekitarnya bahkan dapat mematikan makhluk hidup.

Keselamatan kerja di laboratorium sangatlah penting. Oleh karena itu, pada wadah atau tempat
bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol yang bertujuan untuk memberi keterangan
mengenai sifat dan bahaya zat tersebut. Diharapkan kita dapat berhati-hati dalam penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki
laboratorium kimia perlu kita pahami simbol-simbol tanda bahaya tersebut untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dan bahaya yang tidak kita inginkan. Berikut beberapa simbol-simbol
tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh : NaOH,
C6H5OH, Cl2

Weni Astuti Ningsih, 16


S.Pd
MASTER KIMIA

Simbol Keterangan
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung
dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung
dengan kulit. Contoh :Etilenglikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit. Contoh : Metanol, Benzena ,karbon tetraklorida (CCl 4),
Hidrogen sulfida (H2S), Benzena (C6H6)
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya
bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan. Contoh : Kalium sianida, Hydrogensulfida, Nitrobenzene
dan Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan
hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan Bungan api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api. Contoh : Minyak.

Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta
hindaripengaruh pada kelembaban tertentu.

Weni Astuti Ningsih, 17


S.Pd
MASTER KIMIA

Simbol Keterangan
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api. Contoh :
Dietileter (cairan) dan Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, TrinitroToluena (TNT), C6H2(NO2)3CH3
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Kalium klorat ( KClO3), Kalium permanganat (KMnO4),
Hidrogen peroksida (H2O2), Asam nitrat (HNO3) pekat, dan K2Cr2O7.
Kalium perklorat (KClO4).

Nama : Dangerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor,
serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api. Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi mengeluarkan
panas atau api.

Weni Astuti Ningsih, 18


S.Pd
MASTER KIMIA

Simbol Keterangan
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene. minyak terpentin, dietil eter
(C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2),

Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api. Contoh : Acetelyne,
LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau sumber
api. Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.

Nama : Dangerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak
lembab. Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan
material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.
Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam
transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl
perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Weni Astuti Ningsih, 19


S.Pd
MASTER KIMIA

Simbol Keterangan
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan bahan-bahan yang beracun (belum
tentu gas). Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.
Nama : Poison Gas
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita. Contoh : Chlorine, Methil
bromide, Nitric oxide.
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh. Tindakan : Jauhkan dari
makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan. Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Infectious Substance


Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material
lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.
Contoh: tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum
hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2,
HgCl2

Weni Astuti Ningsih, 20


S.Pd
MASTER KIMIA

PERALATAN LABORATORIUM

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


1 Erlenmeyer Tempat membuat larutan. Cara Menggunakan
Dalam membuat larutan Erlenmeyer dalam proses
erlenmeyer yang selalu titrasi :
digunakan 1. Pegang leher
erlenmeyer, masukkan
larutan yang akan
dititrasi.
2. Diguncangkan dengan
perlahan - lahan dan hati
- hati serta lihat
perubahan warna yang
terjadi.

2 Labu destilasi 1. Memisahkan Larutan Anda hanya perlu


2. Memisahkan Bahan Kimia meletakan campuran
Beda Kecepatan Menguap zat cair tersebut ke
Selain memisahkan larutan
dalam alat ini.
yang memiliki komponen
berbeda, alat destilasi juga
berfungsi untuk memisahkan Selanjutnya pipa di sisi
bahan kimia yang memiliki labu akan
perbedaan titik didih pada dihubungkan dengan
komponen zatnya. Dimana zat alat lain untuk
kimia yang memiliki titik menyalurkan uap atau
didih lebih rendah akan hasil destilasinya.
menguap lebih dahulu, dan
bahan kimia yang memiliki
Pemasangan ini harus
titik didih tinggi akan tepat agar hasil
menguap lebih lama. penyulingan bisa
3. Memurnikan Senyawa sempurna.
Yang mana alat ini dapat
membantu memurnikan
senyawa yang memiliki titik
didih berbeda, sehingga
dihasilkan senyawa yang
mempunyai kemurnian tinggi.

3 Gelas beaker

Weni Astuti Ningsih, 21


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


4 Corong gelas Corong dibagi menjadi dua Ambil corong sesuai
jenis yakni corong yang ukuruan wadah yang
menggunakan karet atau digunakan agar air tidak
plastik dan corong yang melimpah. Kemudian
tuangkan larutan dengan
menggunakan gelas. hati-hati kemudian angkat
 Sebagai alat bantu untuk corong perlahan.
memindah / memasukkan
larutan ke wadah / tempat
yang mempunyaai dimensi
pemasukkan sampel bahan
kecil.
 Sebagai alat bantu dalam
melakukan penyaringan, yaitu
sebagai tempat meletakkan
kertas saring 
 Corong digunakan untuk
memasukan atau memindah
larutan air satu tempat ke
tempat lain dan digunakan
pula untuk proses
penyaringan setelah diberi
kertas saring pada bagian
atas.
 Untuk menyaring campuran
kimia dengan gravitasi.
5 Biuret Buret adalah alat gelas Cara menggunakan buret
laboratorium berbentuk silinder untuk titrasi :
yang memiliki garis ukur dan 1. Cuci buret hingga
terdapat kran dibagian bawahnya bersih, bebas lemak
yang berfungsi untuk maupun debu.
mengeluarkan atau 2. Buret diklem pada
menghentikan cairan yang tiang buret dalam posisi
keluar. Buret digunakan untuk tegak lurus dengan datar
mengukur volume cairan yang air.
keluar seperti halnya pipet. Buret 3. Periksa kran buret,
terutama digunakan untuk titrasi. kran harus mudah
diputar dan tidak bocor.
Berdasarkan ukurannya buret Bila kran sukar diputar
dibagi menjadi 3 macam yaitu : atau bocor, lepaskan kran
1. Buret Makro, buret yang tersebut dan olesilah
mempunyai kapasitas 50 ml permukaannya dengan
dengan skala terkecil 0,1 ml. vaselin.
2. Buret Semimikro, buret 4. Bilaslah buret dengan
yang mempunyai kapasitas 25 larutan yang akan dipakai

Weni Astuti Ningsih, 22


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


ml dengan skala terkecil 0,05 untuk titrasi, kemudian
ml isi buret dengan larutan
3. Buret Mikro, buret yang yang sama sampai diatas
mempunyai kapasitas 10 ml titik nol.
dan 5 ml. Untuk buret 10 ml 5. Alirkan larutan
dengan skala terkecil 0,02 ml, dengan membuka kran
dan untuk buret 5 ml dengan dan usahakan kolom pipa
skala terkecil 0,01 ml. dibawah kran terisi
larutan ( tidak terdapat
gelembung udara ).
6. Atur tinggi cairan
sampai meniskusnya
tepat pada angka nol atau
angka lain dan catatlah
angka mula - mula ini.
7. Mulailah titrasi,
tangan kiri memegang
kran sambil
memutarnya dan
tangan kanan
memegang labu
erlenmeyer yang berisi
cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi
labu erlenmeyer digoyang
- goyang dengan gerakan
berputar agar larutan
yang menetes dari buret
segera bercampur.
Demikian seterusnya
sampai titik akhir dicapai
( ditandai dengan adanya
perubahan warna ).

6 Fungsi Corong Pisah adalah Cara menggunakan corong


 Untuk membuat dan atau ini dapat dilakukan dengan
mengencerkan larutan dengan cara campuran dan dua fase
ketelitian yang tinggi. pelarut dimasukkan ke
 Untuk memisahkan dua cairan dalam corong dari atas
Corong pisah
yang tidak bercampur karena dengan corong keran
kepolarannya yang berbeda. ditutup. Corong ini kemudian
 Di gunakan untuk melakukan ditutup dan digoyang dengan
pemisahan ekstraksi. kuat untuk membuat dua
Pemisahan dengan corong fase larutan tercampur.

Weni Astuti Ningsih, 23


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


pisah hanya bisa digunakan Corong ini kemudian dibalik
untuk pemisahan cair dengan dan keran dibuka untuk
cair. Pada proses ekstraksi cair- melepaskan tekanan uap
cair larutan yang akan yang berlebihan. Corong ini
dipisahkan di kocok terlebih kemudian didiamkan agar
dahulu, kemudian didiamkan pemisahan antara dua fase
beberapa saat sampai masing- berlangsung. Penyumbat dan
masing larutan terpisah. keran corong kemudian
Larutan dengan massa jenis dibuka dan dua fase larutan
lebih kecil akan berada di
ini dipisahkan dengan
bawah dikeluarkan dengan cara
mengontrol keran corong.
membuka kran secara hati-hati.
7 Fungsi labu ukur langkah-langkahnya : 
 Pengenceran larutan  Masukkan sampel yang
 Pembuatan larutan dengan ingin di encerkan
ketelitian yang tinggi.  Tambahkan aquades ke
dalam labu ukur, hingga
tanda batas.
 Kocok larutan, hingga
Labu ukur leher panjang campuran merata.
 Larutan sudah jadi dan
siap digunakan.
 Masukkan larutan
tersebut ke dalam botol
bahan dan simpan
ditempat yang sesuai.

8 Untuk mengukur volume larutan.


Pada saat praktikum dengan
ketelitian tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk mengukur
volume larutan. Pengukuran
dengan ketelitian tinggi
dilakukan menggunakan pipet
Gelas ukur volume.
9 Untuk destilasi larutan. Lubang
lubang bawah tempat air masuk,
lubang ata tempat air keluar.

Kondensor

Weni Astuti Ningsih, 24


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


10 Untuk menghisap larutan yang Kempeskan katup yang
akan dari botol larutan. Untuk bersimbol A (aspirate),
larutan selain air sebaiknya Sedot cairan ke atas,
digunakan karet penghisap dengan menekan bagian atas
yang telah disambungkan pada S (suction), Kemudian
pipet ukur. tekan katup E untuk
Filler (karet pengisap) mengeluarkan cairan dari
pipet ukur.
11 Untuk mengukur volume
larutan

Pipet ukur
12 Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu
sesuai dengan label yang
tertera pada bagian pada
bagian yang menggembung.

Pipet volume atau pipet


gondok atau volumetrik
13 Untuk meneteskan atau
mengambil larutan dengan
jumlah kecil.

Pipet tetes
14 Untuk mengocok atau
mengaduk suatu baik akan
direaksikan mapun ketika
reaksi sementara berlangsung.

Pengaduk
15 Untuk mereaksikan dua atau
lebih zat.

Tabung reaksi

Weni Astuti Ningsih, 25


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


16 Untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat yang bereaksi
dengan logam digunakan spatula
plastik sedangkan zat-zat yang
tidak bereaksi dengan dengan
logam dapat digunakan spatula
logam.

Spatula plastik dan


logam
17 untuk uji nyala dari beberapa zat.

Kawat nikrom
18 Untuk mengalirkam gas ke
tempat tertentu dan digunakan
pula dalam penentuan titik lebur
suatu zat.

Pipa kapiler atau kaca


kapiler
19 Untuk identifikasi keasamaan
larutan/zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna
yang ada pada kotak kertas
universal.

Indikator universal
20  Sebagai penutup saat
melakukan pemanasan
terhadap suatu bahan kimia
 Untuk menimbang bahan-
bahan kimia
 Untuk mengeringkan suatu
Gelas arloji
bahan dalam desikator.

Weni Astuti Ningsih, 26


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


21 Untuk menyaring larutan.

Kertas saring
22 Kaki tiga sebagai penyangga
pembakar spirtus.

Kaki tiga
23 Sebagai alas atau untuk menahan
labu atau beaker pada waktu
pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas
bunsen
Kawat kasa
24 Tempat tabung reaksi. Biasanya
digunakan pada saat melakukan
percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Numun
dalam mereaksikan zat yang
menggunakan tabung reaksi
Rak tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak
tabung reaksi demi keamanan
diri sendiri maupun orang lain.
25 Untuk menjepit tabung reaksi.

Penjepit tabung reaksi


26 Menghaluskan zat yang masing
bersifat padat/kristal.

Mortal dan pastle

Weni Astuti Ningsih, 27


S.Pd
MASTER KIMIA

No. Alat laboratorium Kegunaan Cara Menggunakan Alat


27 Digunakan sebagai wadah. Larutan yang akan
Misalnya penguapan larutan dari dikristalisasi dimasukkan ke
suatu bahan yang tidak mudah dalam cawan porselen
menguap. kemudian dipanaskan diatas
Bunsen yang telah diberi
klawat kasa dan diberi
Evaporating dish penyangga kaki tiga
28 Sebagai penjepit, misalnya:
o Untuk menjepit soklet
pada proses ekstraksi
o Menjepit buret dalam
proses titrasi
o Untuk menjepit kondensor
Klem dan statif pada proses destilasi
29 Untuk membakar zat atau
memanaskan larutan.

Pemanas spiritus

Weni Astuti Ningsih, 28


S.Pd
MASTER KIMIA

KERACUNAN BAHAN KIMIA

Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahayakan kelangsungan hidup. Bahan kimia
beracun tersebut akan merusak jaringan tubuh terpenting sehingga menggangu atau bahkan
menghentikan fungsinya. Beberapa jaringan tubuh yang rentan terhadap keracunan diantaranya kulit,
susunan syaraf, sumsum tulang, ginjal, hati, dan alat-alat pencernaan. Jika organ tersebut terganggu,
terjadilah penurunan tingkat kesehatan yang akan membahayakan jiwa manusia, terutama bila
pertolongan terlambat diberikan.

Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :

Pada umumnya, tata cara pertolongan akibat keracunan biasanya mengikuti satu pedoman umum,
kecuali pada beberapa kasus keracunan khusus seperti sianida, yang memerlukan pertolongan secara

Weni Astuti Ningsih, 29


S.Pd
MASTER KIMIA

khusus. Pedoman utama dalam memberikan pertolongan adalah dengan cara menghilangkan atau
membuang bahan beracun dari korban.

Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar atau hampir pingsan
adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala menghadap ke samping dan lidah dikeluarkan
untuk mencegah tersedak karena ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi berbaring dan tetap
hangat suhu badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat : jangan memberi
minuman beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan beberapa jenis racun oleh tubuh. Dan
terakhir segeralah meminta pertolongan dari petugas kesehatan.
Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus dilakukan pada setiap jenis keracunan bahan kimia yang
berbeda adalah sebagai berikut :

1. Keracunan melalui Mulut/Pencernaan


Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air minum/susu
sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan jangan berikan sesuatu melalui mulut. Usahakan supaya
muntah segera dengan memasukkan jari tangan ke pangkal lidah atau dengan memberikan air garam
hangat (satu sendok makan garam dalam satu gelas air hangat). Ulangi sampai pemuntahan cairan
jernih. Pemuntahan jangan dilakukan apabila tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali kuat,
atau apabila korban tidak sadar.
Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan beracunnya, berilah satu sendok antidote
umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk antidote umum terbuat dari dua bagian arang aktif
(roti yang gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of magnesia), dan satu bagian asam tannat
(teh kering). Jangan berikan minyak atau alkohol kecuali untuk racun tertentu.

Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk pertolongan pertama
terhadap korban keracunan bahan kimia :

2. Keracunan melalui Pernafasan

Weni Astuti Ningsih, 30


S.Pd
MASTER KIMIA

Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan, gunakan masker khusus atau
kalau terpaksa sama sekali tidak ada, tahanlah nafas saat memberikan pertolongan di tempat
beracun. Bawalah korban ke tempat yang berudara sesegera mungkin dan berikan pernafasan
buatan secepatnya, apabila korban mengalami kesulitan bernafas. Lakukan hal tersebut berulang-
ulang sampai petugas kesehatan datang.

3. Keracunan melalui Kulit


Jika racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika memungkinkan tentukan lebih dulu jenis bahan
kimia beracun yang masuk dan usahakan agar tidak tersentuh, siramlah bagian tubuh korban yang
terkena bahan racun dengan air bersih paling sedikit 15 menit. Langkah selanjutnya, lepaskan
pakaian yang dikenakan, berikut sepatu, perhiasan dan benda-benda lain yang terkena racun. Jangan
mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat pada kulit yang terkena racun, kecuali
diperintahkan oleh petugas kesehatan yang hadir di situ.
4. Keracunan melalui Mata
Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata, segeralah melakukan
pencucian pada kedua mata korban dengan air bersih dalam jumlah banyak (disini anda dapat
mengunakan air hangat-hangat kuku). Buka kelopak mata atas dan bawah, tarik bulu matanya
supaya kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan masuknya air bersih dan
dapat mencuci seluruh permukaan bola mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai paling
sedikit 15 menit.

Soal latihan mandiri


Weni Astuti Ningsih, 31
S.Pd
MASTER KIMIA

1. UN 2018 Type A
Ke dalam 4 gelas kimia yang masing-masing berisi 20 mL asam sulfat dimasukkan 4 gram logam
seng seperti pada gambar berikut

Kondisi yang diharapkan:


- Variabel bebas: luas permukaan sentuh
- Variabel terikat: laju/waktu
- Variabel terkontrol: [H2SO4]
Pasangan gambar yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
2. EBTANAS-93-39
Cara yang tepat untuk menampung gas amonia dalam laboratorium digambarkan menurut
posisi penampungan seperti gambar …

A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
3. Langkah-langkah kerja berikut ini diperlukan ilmuan dalam mengembangkan ilmu kimia.
1. Merumuskan masalah
2. Melakukan eksperimen
3. Mengolah data
4. Menemukan masalah
5. Menyusun kerangka teori

Weni Astuti Ningsih, 32


S.Pd
MASTER KIMIA

6. Membuat laporan
7. Menarik kesimpulan
8. Merumuskan hipotesis
Urutan langkah kerja sesuai metode ilmiah yaitu ….
a. 4 – 1 – 5 – 8 – 2 – 3 – 7 – 6
b. 1 – 4 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 – 8
c. 2 – 7 – 4 – 6 – 5 – 3 – 1 – 8
d. 5 – 1 – 3 – 8 – 7 – 2 – 4 – 8
e. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8
4. Mila akan membuat larutan encer asam sulfat (H2SO4) dari larutan asam sulfat pekat. Alat yang
sangat diperlukan Mila adalah ….
A. Tabung reaksi
B. Lemari asam
C. Gelas beker
D. Pipet tetes
E. Gelas ukur
5. Perhatikan wacana berikut!
Melly bertanya dalam hatinya “Mengapa gula lebih cepat larut dalam air panas daripada dalam air
dingin?”. Melly ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap kelarutan gula dalam air lalu Melly mencari
berbagai informasi dari buku dan internet tentang Energi kinetik partikel pada berbagai suhu. Ia
menduga bahwa gula lebih mudah larut dalam air panas karena energi kinetik partikel lebih besar.
Kemudian untuk menguji kebenaran tersebut, Melly melakukan uji coba di dapur dengan alat sederhana
dan mencantumkan datanya di lembar pengamatan.
Langkah metode ilmiah yang sudah dilakukan oleh Melly adalah….
A. Menemukan masalah, menganalisis data, menyusun hipotesis dan melakukan percobaan
B. Menemukan masalah, menyusun hipotesis,melakukan percobaan dan menganalisis data
C. Menemukan masalah, melakukan observasi, menyusun hipotesis dan melakukan percobaan
D. Melakukan observasi, menyusun hipotesis ,melakukan percobaan dan membuat kesimpulan
E. Melakukan observasi,meyusun hipotesis,melakukan percobaan, dan menganalisis data

6. Beberapa siswa mengadakan percobaan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Mereka mereaksikan cangkang telur dengan larutan cuka dapur/CH3COOH dengan ilustrasi berikut:

Apabila kondisi yang diharapkan sesuai variabel berikut:


Variabel bebas: luas permukaan bidang sentuh dan konsentrasi
Variabel kontrol: suhu
Variabel terikat: waktu/laju

Weni Astuti Ningsih, 33


S.Pd
MASTER KIMIA

Pasangan percobaan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah….


a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (1) dan (5)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (5)
7. Perhatikan gambar percobaan berikut !

Berdasarkan percobaan tersebut yang merupakan variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel
terikat berturut-turut adalah ...
a. Luas permukaan logam Fe, laju reaksi, dan konsentrasi H2SO4
b. Luas permukaaan logam Fe, konsentrasi H2SO4, dan laju reaksi
c. Konsentrasi H2SO4, luas permukaan logam Fe, dan laju reaksi
d. Konsentrasi H2SO4, laju reaksi, dan luas permukaan logam Fe
e. Laju reaksi, luas permukaan logam Fe, dan konsentrasi H2SO4
8. Perhatikan gambar percobaan berikut !

Berdasarkan data percobaan tersebut yang merupakan variabel bebas, variabel terkontrol, dan
variabel terikat adalah ...
Variabel bebas Variabel terkontrol Variabel terikat
A Konsentrasi HCl dan suhu Luas permukaan CaCO 3 Laju reaksi
B Laju reaksi Suhu dan luas permukaan CaCO3 Konsentrasi HCl
C Suhu Konsentrasi HCl dan laju reaksi Luas permukaan CaCO3
D Suhu Konsentrasi HCl dan luas permukaan Laju reaksi
CaCO3
E Luas permukaan CaCO3 Suhu dan konsentrasi HCl Laju reaksi

9. Perhatikan tabel peralatan laboratorium berikut!


No
Gambar & nama alat Kegunaan
.

Weni Astuti Ningsih, 34


S.Pd
MASTER KIMIA

1 Tempat menampung larutan


penitrasi

Corong pisah
2 Mengukur volume larutan

Gelas kimia
3 Membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu

Labu ukur
4 Tempat menampung filtrat (larutan
hasil penyaringan)

Labu erlenmeyer
5 Tempat melangsungkan reaksi kimia
larutan secara akurat.

Kaca silinder
Pasangan data yang tepat ditunjukkan oleh ...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
10. Jika di laboratorium terjadi kebakaran saat memanaskan dietil eter, tindakan berikut ini sangat
tepat dilakukan, kecuali ….
a. Mematikan sumber arus listrik
b. Menutupkan kain basah pada bahan yang terbakar

Weni Astuti Ningsih, 35


S.Pd
MASTER KIMIA

c. Memadamkan api dengan APAR saat api belum membesar


d. Meniup api untuk memadamkannya karena nyala api masih kecil
e. Memanggil mobil unit pertolongan bahaya kebakaran terdekat
11. Contoh berikut merupakan peran ilmu kimia dalam berbagai bidang.
1. penemuan sel surya untuk menghasilkan energi
2. penemuan alat dialisis untuk pasien penderita gagal ginjal
3. penemuan pupuk sintetis yang dapat meningkatkan hasil pertanian
4. penemuan rumus molekul DNA sehingga membantu proses kloning
5. penemuan jenis pestisida yang tepat untuk membasmi serangan hama
Peran ilmu kimia di bidang pertanian ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5
12. Interaksi kimia dalam tubuh manusia dalam sistem pencernaan, pernapasan, sirkulasi, ekskresi,
gerak, reproduksi, hormon dan sistem saraf, telah mengantarkan penemuan dalam bidang farmasi
khususnya penemuan obat-obatan. Hal ini merupakan salah satu penerapan ilmu kimia dalam
bidang ….
a. hukum
b. geologi
c. pertanian
d. kesehatan
e. lingkungan
13. HCN merupakan salah satu senyawa beracun yang sangat mematikan. Konsentrasi kecil dari racun ini sudah
dapat membunuh korban hanya dalam hitungan detik. Beberapa kasus kematian sudah terjadi akibat racun
HCN, termasuk di Indonesia yaitu kasus Mirna salihin pada kasus kopi beracun oleh tersangka Jessica. Salah
satu sifat unik dari racun ini adalah tidak berwarna sehingga sangat sulit terdeteksi ketika bercampur
dengan makanan maupun minuman bahkan air bening sekalipun. Racun ini memiliki aroma khas seperti
kacang almond. Kacang almond merupakan salah stau sumber HCN, tidak hanya itu, racun ini juga
terkandung dalam daun singkong, kluwek, dan ubi kayu. Ubi kayu yang mulai rusak biasanya memiliki
warna keunguan, ciri ubi tersebut mengindikasikan kandungan HCN-nya tinggi. Jadi, untuk keempat bahan
makanan tersebut haruslah dalam kondisi steril atau dimasak dengan baik pada suhu tinggi untuk
menghilangkan kandungan HCN-nya. Simbol yang tepat untuk menunjukkan bahwa HCN senyawa yang
sangat mematikan adalah ...

A D

B E

Weni Astuti Ningsih, 36


S.Pd
MASTER KIMIA

14. Cara menyimpan alat laboratorium :


1) Tabung reaksi : dikeringkan, disimpan di rak, posisi tegak
2) Gunting : dikeringkan, simpan di almari, dekat bahan kimia
3) Stopwatch : dibersihkan, simpan dalam almari terkunci
4) Pipet : disimpan dalam laci dan posisi terbalik
5) Lampu bunsen : ditutup dengan penutup plastik pada bagian sumbunya
Cara penyimpanan alat laboratorium yang benar adalah …
a. 1, 2, 3 
b. 1, 3, 4
c. 2, 3, 5 
d. 3, 4, 5
e. 1, 3, 5
15. Perhatikan data berikut !
1) Hindarkan dari gesekan
2) Disimpan dekat dengan api
3) Simpan yang jauh dari api
4) Jauhkan dari tempat basah
5) Simpan zat itu dalam keadaan basah
6) Hindarkan dari badan karena dapat menimbulkan iritasi
Dari data di atas, perlakuan terhadap bahan kimia yang eksplosif adalah …
a. 1, 3, 5
b. 1, 3, 4
c. 1, 4, 5
d. 4, 5, 6
e. 2, 3, 5
16. Andi melakukan percobaan untuk menentukan ketelitian beberapa pipet. Presisi yang didapat pada
setiap pipet dilihat dari standar deviasinya berturut-turut adalah untuk mikropipetfixed volume
adalah 0,2781, pipet ukur adalah 3,55589, pipet volume 0,0919 dan mikropipetadjustable adalah
7,5. Alat dengan presisi tertinggi adalah ...
a. Pipet ukur
b. Pipet volume
c. Mikropipetfixed volume
d. Mikropipetadjustable
e. Pipet ukur dan mikropipetadjustable

17. Pada sekitar tahun 1958 terjadi masalah (kasus) wabah penyakit di Kota Minamata Jepang, dimana ratusan
orang mati akibat penyakit yang aneh dengan gejala kelumpuhan saraf. Mengetahui hal tersebut maka para
ahli kesehatan menemukan masalah yang harus segera diamati dan dicari penyebabnya. Melalui
pengamatan yang mendalam dari data sosial budaya (kebiasaan pola makan) dan data klinis dapat ditarik

Weni Astuti Ningsih, 37


S.Pd
MASTER KIMIA

suatu hipotesis. Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, maka dilakukan eksperimen. Setelah
dilakukan eksperimen maka diperolehlah data yang selanjutnya data tersebut dianalisis dan diolah. Dari
hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa air laut dan ikan-ikan diteluk Minamata banyak mengandung
logam berat. Demikian juga orang-orang yang terkena penyakit aneh tersebut semuanya mempunyai kadar
air raksa yang tinggi didalam tubuhnya. Kemudian disusun suatu teori bahwa penyakit tersebut diakibatkan
oleh keracunan logam merkuri akibat adanya ikan yang mengandung merkuri. Hipotesis yang tepat untuk
penelitian di atas adalah ...
a. Penyakit minamata disebabkan oleh logam berat (air raksa)
b. Air laut dan ikan-ikan diteluk Minamata banyak mengandung logam berat
c. Ratusan orang mati akibat penyakit yang aneh dengan gejala kelumpuhan saraf
d. Bagaimana logam berat tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
e. Apakah ikan-ikan di teluk Minamata mengandung air raksa dengan kadar yang tinggi.
18. Berikut ini merupakan pernyataan tentang hipotesis:
1). Hipotesis dapat dibuat berdasarkan observasi
2). Hipotesis dinyatakan dalam kalimat yang dapat dibuktikan
3). Hipotesis dapat dibuat atas dasar dugaan
4). Hipotesis dapat dijadikan dasar untuk percobaan
5). Hipotesis adalah hasil dari eksperimen
Pernyataan yang benar adalah ...
a. 1, 2, dan 3
b. 2, 3, dan 4
c. 3, 4, dan 5
d. 1, 3, dan 5
e. 1, 2, dan 4
19. Nina mengulangi percobaan yang telah tiga kalinya gagal, tetapi nina patang menyerah. Nina telah
menerapkan satu sikap ilmiah, yaitu...
a. Objektif
b. Teliti
c. Tekun
d. Terbuka
e. Jujur
20. Mata siswa terkena basa keras, penanggulangannya adalah ...
a. Diberi obat tetes mata
b. Air biasa
c. Air cuka encer
d. Kasa steril dibasahi air
e. Salep mata
21. Siswa menelan HCl, penanggulangannya adalah ...
a. Bubur Al2OH
b. Asam sitrat 1%
c. Soda kue
d. Air suling
e. Air kelapa

Weni Astuti Ningsih, 38


S.Pd

Anda mungkin juga menyukai