Anda di halaman 1dari 77

KELAS

x MODUL

SMAIT IZZUDDIN
PALEMBANG

(Untuk Kalangan Sendiri)


Penyusun : Semester
Nur Laila, S.Pd 1&2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Fisika
untuk siswa/i SMAIT Izzuddin ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul Fisika ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Pembelajaran
Fisika di SMAIT Izzuddin. Modul Fisika ini diharapkan dapat membantu siswa/i dalam
mempelajari dan memahami dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah
ditetapkan indikator dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa/i serta teori singkat
untuk memperdalam pemahaman siswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Fisika ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan Modul Fisika ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Palembang, Juli 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

SEMESTER GANJIL

BAB 1. HAKIKAT FISIKA DAN PROSEDUR ILMIAH ............................ 1

BAB 2. BESARAN DAN PENGUKURAN................................................... 11

BAB 3. VEKTOR.............................................................................................. 17

BAB 4. GERAK LURUS.................................................................................. 23

BAB 5. GERAK PARABOLA......................................................................... 30

BAB 6. GERAK MELINGKAR....................................................................... 35

SEMESTER GENAP

BAB 7. HUKUM NEWTON............................................................................ 40

BAB 8. HUKUM GRAVITASI NEWTON..................................................... 49

BAB 9. USAHA DAN ENERGI...................................................................... 53

BAB 10. MOMENTUM DAN IMPULS.......................................................... 60

BAB 11. GETARAN HARMONIS.................................................................. 66

iii
BAB 1
HAKIKAT FISIKA DAN PROSEDUR ILMIAH

Fisika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari alam yang
tidak hidup dalam lingkungan hidup ruang dan waktu. Fisika juga disebut ilmu paling
mendasar karena setiap ilmu alam lainnya biologi,kimia,geologi dan lainnya mempelajari
jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Produk Fisika terdiri dari konsep , hukum dan teori . Hukum kekekalan energi disebut
juga hukum fisika. Contohnya gaya, suhu, kecepatan, momentum, massa jenis, dan energi
disebut sebagai konsep fisika. Contoh lainnya misalnya adalah Hukum Archimedes. Hukum
archimedes adalah perilaku benda jika berada dalam fluida selalu melibatkan konsep gaya,
percepatan , gravitasi , volume dan massa jenis.

A. HAKIKAT ILMU FISIKA


Hakekat Ilmu Fisika adalah sebuah kumpulan pengetahuan dan jalan berpikir untuk
mengadakan penyelidikan.

Hakekat ilmu Fisika sebagai :


a. Fisika sebagai Produk
    Manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya terjadi interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Adanya interaksi akan memberikan pembelajaran sehingga dapat menemukan
pengalaman yan akan menambah pengetahuan atau wawasan dan kemampuan yang dapat
merubah perilakunya.

b. Fisika sebagai Proses


  Fisika sebagai proses akan memberikan gambaran mengenai pendekatan yang
digunakan untuk menyusun pengetahuan.

c.  Fisika sebagai Sikap


    Fisika sebagai sikap adalah keingintahuan manusia dengan melakukan kegiatan kreatif
melalui pengamatan ,pengukuran ,penyelidikan dan percobaan untuk mendapatkan hasil atau
tujuan.

1
Peran Fisika dalam Kehidupan
Fisika telah terbukti mampu membantu memudahkan manusia dalam menjalani
aktivitas kehidupa sehari-hari

Manfaat mempelajari Fisika :


1. Dapat menyingkap rahasia alam
2. Fisika berada di depan dalam perkembangan energi
3. Berperan besar dalam penemuan teknologi
4. Sebagai ilmu dasar dalm andil pengembangan teknologi
5. Melatih berpikir logis dan sistematis
6. Dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari

Peran fisika pada bidang :


1. Bidang Industri
Banyak penemuan baru dalam dunia industri yang melalui penelitian fisika penemuan
bahan semikonduktor, peralatan optik, bahan polimer, penemuan mesin-mesin industri dalam
bidang industri otomotif AC sebagai pendingin ruangan yang menerapkan hukum
termodinamika

2. Bidang Teknologi
Banyak peralatan teknologi canggih yang menerapkan konsep dasar hukum fisika,
misal teknologi digital menerapkan konsep gelombang elektromagnetik, penggunaan lampu
TL, monitor komputer, layar LCD, dll.

3. Bidang Transportasi
Penerapan transportasi baik itu transportasi tradisional hingga modern menggunakan
konsep fisika, yaitu delman atau gerobak dorong. Peralatan transportasi darat menggunakan
konsep kecepatan, dan transportasi laut dan udara menerapkan hukum fisika tentang fluida.

4. Bidang Pertanian

2
Sistem pengairan menggunakan pompa menerapkan hukum fisika penggunaan
teknologi radiasi dalam pertanian. Contohnya, untuk mengatasi serangan hama pengganggu
tanaman pertanian yang dapat menurunkan kuantitas maupun kualitas.

5. Bidang kedokteran
Ditemukannya peralatan kedokteran seperti Endoskopi, CT scan, x-ray, radio teraphy,
dan alat-alat lainnya.

6. Bidang energi
Penemuan energi lisrik, adanya berbagai macam pembangkit listrik, dan penemuan
energi radioaktif sebagai salah satu sumber energi alternatif

B. METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
Hasil pemikiran ilmuwan tersebut yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian
yang menjadi dasar beberpa eksperimen yang akan dilakukan hingga akhirnya lahir sebuah
Hukum Fisika. Proses tersebut dinamakan Metode Ilmiah.

Pengetahuan dapat disebut Ilmiah, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Objektif
Sesuai dengan objek bukan persepsi peneliti atau orang lain
2. Metodik
Pengetahuan yang diperoleh melalui cara-cara tertentu secara teratur dan terkontrol
3. Sistematik
Yang tersusun dalam sistem yang saling berkaitan dengan pengetahuan lain sehingga
dapat menjelaskan sesuatu secara menyeluruh
4. Berlaku umum
Pengetahuan tersebut berlaku untuk semua manusia dan dapat dibuktikan dengan
langkah-langkah yang sama.
Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan

3
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis benar atau lolos diuji berkali-kali maka hipotesis
tersebut dapat menjadi teori ilmiah.

Unsur-unsur Metode Ilmiah


a. Karakterisasi, pengamatan dan pengukuran
b. Hipotesis
c. Prediksi
d. Eksperimen
e. Evaluasi dan pengulangan

Kriteria Metode Ilmiah


a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari prasangka
c. Menggunakan prinsip-prinsi analisis
d. Perumusan masalah
e. Menggunakan ukuran objektif
f. Menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif

Karakteristik Metode Ilmiah


a. Bersifat kritis dan analitis
b. Bersifat logis
c. Bersifat obyektif
d. Bersifat empiris
e. Bersifat konseptual

Langkah-langkah Metode Ilmiah


Suatu prosedur / urutan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah,
yaitu :
1. Observasi awal
berguna untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan topik tersebut melalui
konsultasi dengan para ahli di bidangnya, pengalaman, dan berbagai sumber ilmu

4
pengetahuan yaiyu dengan menggunakan referensi, mengumpulkan informasi dari ahli, dan
lakukan eksplorasi

2. Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan dengan cara :
- Batasi permasalahan agar tidak meluas
- Pilih permasalahan yang penting
- Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen

3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam suatu proyek ilmiah yang perlu diuji
kebenarannya. Melalui penelitian dengan cara seksama, perlu dicatat bahwa hipotesis yang
tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah. Maka dari itu, gunakan pengalaman
dan pengamatan serta rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen.

4. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
- Dalan eksperimen usahakan menggunakan variabel bebas
- Lakukan eksperimen berkali-kali untuk variasi hasil
- Cata hasil eksperimen secara lengkap
-
5. Kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dan hipotesis.
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akan kenapa tidak sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya
- Lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen

C. KESELAMATAN KERJA DILABORATORIUM


Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah
termasuk salah satu tempat yang memiliki resiko tinggi menimbulkan kecelakaan . Percobaan

5
dan pengamatan dapat berjalan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja , baik
keselamatan individu maupun bahan dan alat-alat yang digunakan.

1. Jenis jenis Bahaya dalam Laboratorium


     a. Kebakaran , akibat penggunaan bahan bahan kimia yang mudah terbakar
     b. Ledakan , akibat reaksi eksplosif dari bahan bahan reaktif (oksidator)
     c. Keracunan bahan kimia yang berbahaya
     d. Iritasi , peradangan pada kulit atau saluran pernafasan dan juga mata
     e. Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca , logam ,kayu dan lain lain.
     f. Sengatan Listrik.

2. Usaha Pencegahan Kecelakaan di Laboratorium


Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan dilaboratorium yang paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati hati , bekerja dengan baik dan teliti, tidak ceroboh serta mentaati
segala peraturan dan tata tertib yang berlaku.
Usaha pencegahannya sebagai berikut :
a. Penyediaan berbagai alat atau bahan ditempat yang mudah dicapai
    1.Ember berisi pasir untuk mencegah kebakaran kecil
    2.Alat pemadam kebakaran
    3.Kotak PPPK
b.Tidak mengunci pintu waktu laboratorium sedang dipakai
c. Penyimpanan bahan bahan yang mudah terbakar dan berbahaya ditempat yang khusus.
d. Pengadaan latihan cara menanggulangi kebakaran
e. Penggunaan tegangan listrik yang rendah

3. Aturan di Laboratorium
a. Aturan umum di laboratorium
1. Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa seizin guru
2. Memakai jas praktikum waktu mengadakan kegiatan di laboratorium
3. Baca semua petunjuk untuk melakukan eksperimen
4. Dilarang makan/minum saat ada kegiatan praktikum
5. Dilarang menyalakan api
6. Selesai kegiatan, kembalikan alat-alat seperti semula

6
7. Cuci tangan setelah melakukan kegiatan
8. Setelah selesai, bersihkan meja dan ruangan laboratorium
9. Cek kembali semua peralatan dan pastikan semua dalam keadaan aman

b. Aturan-aturan keelamatan terhadap listrik


1. Pastikan tangan dan meja kerja dalam keadaan kering
2. Pastikan keadaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan
pengubahan rangkaian
3. Jangan menggunakan steker yang bertumpuk-tumpuk di stop kontak karena
dapat menyebabkan kelebihan beban yang dapat menimbulkan panas dan
memicu kebakaran

4. Jenis Kecelakaan yang mungkin terjadi dan penanganannya


a. Pencegahan dan penaggulangan kejutan listrik
Kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium fisika adalah kebakaran dan adanya
kejutan listrik dan penanggulangannya :
1. Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan
2. Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utma saat berfungsi
3. Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan alat yang akan
digunakan
4. Menyediakan saklar penyambung dan pemutus ke stop kontak masing-masing
5. Memastikan semua kabel terhubung sempurna
6. Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan arus listrik

b. Jika terjadi kejutan listrik, putuskan aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan pendek
2. Melepaskan steker dari stop kontak
3. Memutus arus dari sakelar yang tersedia
4. Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan isolator

c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

7
Pemicu kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api, antara lain unsur oksigen panas
dan bahan bakar. Pencegahannya :
1. Menjauhkan bahan yang mudah terbakar
2. Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api, dan pemadam
3. Bunsen segera dimatikan bila sudah digunakan
4. Botol yang berisi zat yang mudah terbakar jauhkan dari api
5. Nyala pembakar spritus jika tak digunakan dipadamkan
6. Sisa fosfor segera dibakar
7. Sebelum meninggalkan laboratorium , matikan dulu api, lampu listrik dan lainnya yang
bisa menimbulkan kebakaran
8. Jangan buang sisa yang masih panas ke tempat sampah

Penanggulangan kebakaran dengan cara :


1. Apabila api membesar segera dipadamkan
2. api yang baru timbul segera dipadamkan dengan karung basah atau selimut api
3. Menggunakan pemadam kebakaran

8
EVALUASI BAB 1
Pilihlah huruf a, b, c, d atau e dengan jawaban yang paling benar !

1. Hakikat fisika dapat dibagi menjadi fisika sebagai ...

A. Acuan C. Penelitian E. Kegiatan


B. Pedoman D. Produk

2. Keingintahuan manusia dengan melakukan kegiatan kreatif melalui pengamatan,


pengukuran,penyelidikan, dan percobaan untuk mendapatkan hasil atau tujuan merupakan
defenisi fisika sebagai ...
A. Sikap C. Produk E. Hasil
B. Proses D. Kegiatan

3. Penerapan fisika dalam bidang telekomunikasi adalah ...


A. Cermin cembung pada spion kendaraan
B. Kelajuan kendaraan dijalan raya
C. Perambatan panas pada peralatan memasak
D. Pesawat telepon
E. Penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari

4. Urutan metode ilmiah setelah merumuskan masalah adalah ...


A. Menyusun Hipotesis D. Menarik Kesimpulan
B. Melakukan Eksperimen E. Melaporkan data
C. Pengumpulan data

5. Berikut ini yang bukan merupakan sikap yang diharapkan dari seorang ilmuan adalah  . . . 
A. Berusaha keras D. Langsung melompat ke kesimpulan
B. Teliti dalam mencatat pengamatan E. Jujur dan terbuka 
C. Menghargai pendapat orang lain 

6. Kecakapan berikut yang bukan suatu proses kecekapan sains adalah  . . .


A. Mengevaluasi C. Merencanakan E. Menarik kesimpulan
B. Menduga D. Mengamati
9
7. Urutan langkah-langkah dalam metode ilmiah yang tepat adalah  . . .
A. Hipotesis – Merumuskan masalah – eksperimen – kesimpulan
B. Hipotesis – eksperimen – merumuskan masalah – kesimpulan
C. Eksprimen – hipotesis – merumuskan masalah – kesimpulan
E. Merumuskan masalah – hipotesis – eksperimen – kesimpulan

8. Seorang murid tidak sengaja menumpahkan sejumlah zat kimia ke tangannya, hal pertama
yang harus ia lakukan adalah ....
A. Melaporkan ke guru
B. Membersihkan dengan sehelai tisu
C. Mencuci tangannya dengan air yang mengalir
D. Segera membersihkan sejumlah zat tersebut
E. Mengelapnya dengan lap basah

9. Tahapan observasi atau pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengamatan ....
A. Kuantitatif dan selektif D. Kualitatif dan selektif
B. Kuantitatif dan kualitatif E. Kualitatif dan deskriptif
C. Kuantitatif dan deskriptif

10. Peran fisika dalam teknologi memberikan banyak keuntungan. Namun, di samping itu
juga memberikan dampak negatif yang merugikan manusia diantaranya adalah ....
A. Membantu astronot untuk melakukan perjalanan keluar angkasa
B. Terjadi pencemaran udara akibat gas buang, seperti gas carbon monoksida
C. Munculnya inovasi transportasi modern yang menggunakan listrik dan elektromagnetik
D. Berkembangnya sistem jaringan listrik dengan alternatif sumber energi
E. Berkembangnya gadget dan penggunanya

10
BAB 2
BESARAN DAN PENGUKURAN

A. Besaran Dan Satuan


Besaran adalah sesuatu yang mempunyai besar ( nilai ) dan satuan. Dalam fisika ada
beberapa besaran yang tidak memiliki satuan , antara lain : koefisien gesek , indeks bias ,
lembab nisbi dan efisiensi / daya guna .

1. Besaran Pokok
adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk mendifinisikan besaran lain
. Besaran pokok ini bebas terhadap besaran pokok lainnya. Tujuh besaran pokok
, lambang dan dimensi dalam fisika :
Lambang
No Besaran Pokok Dimensi
Besaran Satuan
1 Panjang l m L
2 Massa M kg M
3 Waktu T s T
4 Kuat arus I A I
5 Suhu T K Θ
6 Intensitas cahaya Φ cd J
7 Jumlah zat N mol N

2. Besaran Turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.

No. Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan


1 Kecepatan meter/sekon m/s = m.s -1
2 Percepatan meter/sekon2 m/s2 = m.s -2
3 Luas meter2 m2
4 Volume meter3 m3
5 Massa jenis kilogram/m3 kg/m3 = kg.m-3
6 Berat Newton kg.m/s2 = kg.m.s-2
7 Gaya Newton kg.m/s2 = kg.m.s-2
8 Energi Joule kg.m2/s2 = kg.m2.s.-2
9 Daya Watt kg.m2/s3 = kg.m2.s.-3
10 Tekanan Pascal kg./m s2 = kg.m-1.s.-2

11
B. Dimensi
Dimensi suatu besaran adalah suatu yang menunjukan cara besaran itu tersusun
oleh besaran – besaran pokok .
No Besaran Turunan Lambang Satuan Dimensi
1 Panjang M L
2 Massa Kg M
3 Waktu S T
4 Kuat arus A I
5 Suhu K ɵ
6 Intensitas cahaya Cd J
7 Kuantitas zat Mol N
8 Kecepatan m/s = m.s -1 L.T-1
9 Percepatan m/s2 = m.s -2 L.T-2
10 Luas m2 L2
11 Volume m3 L3
12 Massa jenis kg/m3 = kg.m-3 M.L-3
13 Berat kg.m/s2 = kg.m.s-2 M.L.T-2
14 Gaya kg.m/s2 = kg.m.s-2 M.L.T-2
15 Energi kg.m2/s2 = kg.m2.s.-2 M.L2.T-2
16 Daya kg.m2/s = kg.m2.s.-3 M.L2.T.-3
17 Tekanan kg./m s2 = kg.m-1.s.-2 M.L-1.T.-2

C. PENGUKURAN
adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang sesuai. Pada proses
pengukuran diperlukan suatu alat ukur yang sesuai. Misalnya : panjang alat ukurnya
mistar , massa alat ukurnya neraca , waktu alat ukurnya stopwatch dan lain-lainnya.
1. Alat ukur besaran panjang :
Penggaris plastik dengan ketelitian 0,6 mm
Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm
Mikrometer skrup dengan ketelitian 0,01 mm
2. Alat ukur besaran massa
Alat ukur besaran massa adalah neraca
3. Alat ukur besaran waktu :
12
Alat ukur besaran waktu adalah stopwatch digital dengan ketelitian 0,001 sekon.

D. Angka Penting
adalah angka hasil pengukuran yang terdiri atas angka pasti dan angka taksiran
Banyaknya angka penting menentukan tingkat ketelitian alat yang digunakan. Angka
penting hanya boleh mengandung satu angka taksiran .

Aturan penulisan hasil pengukuran ( angka penting ) adalah :


a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting .
Contoh :
468,3 cm : mengandung empat angka penting .
12,957 kg : mengandung lima angka penting .
b. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol termasuk angka penting .
Contoh :
2,06 detik : mengandung tiga angka penting .
40,05 m : mengandung empat angka penting .
c. Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan nol (tanpa desimal) tidak
termasuk angka penting , kecuali diberi tanda khusus .
Contoh :
460 gram : mengandung dua angka penting .
460 gram : mengandung tiga angka penting .
25,80 cm : mengandung empat angka penting .
d. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol,baik yang terletak disebelah
kiri maupun disebelah kanan koma desimal, bukan angka penting Contoh :
0,56 detik : mengandung dua angka penting
0,05 m : mengandung satu angka penting.

13
EVALUASI BAB 2
Pilihlah huruf a, b, c, d atau e dengan jawaban yang paling benar !
1. Berikut ini yang termasuk besaran pokok adalah ….
a. massa, kecepatan, dan usaha
b. massa, volume, dan kuat arus listrik
c. usaha, daya dan tenaga
d. kuat arus listrik, jumlah zat dan massa
e. daya, massa, dan berat

2. Besaran – besaran di bawah ini yang termasuk besaran turunan adalah ….


a. massa, kecepatan dan usaha
b. massa, panjang, dan kuat arus listrik
c. usaha, daya, dan tenaga
d. kuat arus, jumlah zat dan massa
e. daya, massa dan berat

3. Beras bermassa 20 kg.


Satuan pada pernyataan tersebut adalah ….
a. Beras c. 20 e. kg
b. Massa d. 20 kg

4. Dari kelompok besaran di bawah ini yang mempunyai satuan sama adalah ….
a. usaha, daya, dan energi
b. usaha, energi potensial, dan energi kinetik e. usaha, daya, dan kelajuan
c. usaha, energi kinetik, dan gaya
d. usaha, energi kinetik, dan percepatan
e. usaha, daya dan kelajuan

5. Besaran yang berdimensi sama dengan dimensi energi potensial adalah ….


14
a. Usaha c. gaya e. percepatan
b. daya d. kecepatan

6. Perhatikan tabel berikut ini!


No. Besaran Satuan Dimensi
1. Momentum kg ms-1 [MLT-1]
2. Gaya kg ms-2 [MLT-2]
3. Daya kg m2s-3 [MLT-3]

Dari tabel di atas, yang mempunyai satuan dan dimensi yang sesuai adalah ….
a. 1 saja c. 1, 2, dan 3 e. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. 1 dan 3

7. Besaran yang mempunyai dimensi ML2T-3 adalah ….


a. daya c. usaha e. momentum
b. gaya d. tekanan

8. Perhatikan gambar alat ukur berikut!

Skala yang terbaca dari hasil pengukuran alat ukur tersebut adalah ....
A. 3, 27 mm C. 3, 27 cm E. 5,7 cm
B. 3, 77 mm D. 3, 77 cm

9. Perhatikan gambar alat ukur berikut!

15
Skala yang terbaca dari hasil pengukuran alat ukur tersebut adalah ....
A. 10,15 cm C. 10,15 mm E. 15,1 cm
B. 10,05 cm D. 10,05 mm

10. Perhatikan gambar alat ukur berikut!

Skala yang terbaca dari hasil pengukuran alat ukur tersebut adalah ....
A. 6,34 mm C. 6,34 mm E. 9,4 cm
B. 6,84 mm D. 6,84 cm

16
BAB 3
VEKTOR

1. Besaran Vektor
adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Contoh besaran vektor : kecepatan,
percepatan, gaya, berat, impuls, momentum. Vektor dapat digambar dengan sebuah
tanda panah.

A = titik pangkal vektor


B = arah vektor
Panjang AB = besar vektor

2. Besaran Skalar
adalah suatu besaran yang mempunyai besar saja. Contoh : panjang, massa, waktu,
massa jenis, usaha, energi, daya

3. Penjumlahan Vektor
Jumlah atau selisih vektor disebut resultante vektor .
a. Metode Segitiga

a + b = c
c b

b. Metode jajar genjang

b
17


a

c. Metode analisis
Bila jumlah vektor lebih dari dua buah maka penyelesaiannya dengan analisis.
Langkah-langkahnya
1. Buat sumbu X dan Y melalui titik pangkal vektor .
2. Proyeksikan masing masing vektor pada sumbu X dan Y
3. Tentukan sudut masing masing vektor terhadap sumbu X positip.
4. Vektor pada sumbu X dan Y disebut komponen vektor.

Fx Fy
F2 No F
F cos F sin
F1 1 F1 F1 cos 1 F1sin 1

2 F2 F2 cos 2 F2 sin 2

X 3 F3 F2 cos 3 F3 sin 3

F3

R=
Atau R=

Arah :

tg =

4. Perkalian Vektor
a. Skalar kali vektor menghasilkan vektor .
b. Vektor kali vektor menghasilkan vektor .
c. Perkalian vektor dari dua buah vektor disebut cross product (perkalian silang)
axb = c
= ab sin 

18
bxa = -c
= - ab sin 
axb =bxa

d. Perkalian skalar dari dua vektor disebut dot product ( perkalian titik )
a . b = ab cos 
b . a = ab cos 
a . b = b . a
e. Vektor Satuan
Vektor satuan :
adalah komponen vektor pada sumbu X ; Y dan Z dari suatu vektor A yang
berada dalam ruang yang saling tegak lurus .dan dapat dinyatakan dengan :
A = Ax i + Ay j + Az k

Az

i
Ay Ax

f. Besarnya Vektor
A =
Penjumlahan vektor satuan adalah sama dengan :
A =
Perkalian titik ( dot ) dari dua vektor satuan :
i.i = j.j = k.k = 1
i.j = i.k = j.k = 0.

Perkalian silang ( cros ) dari dua vektor satuan :


ixi = jxj = kxk = 0
19
i x j = k. , j x i =-k
j x k=i , k x j = -i
k x i=j , i x k =-j

EVALUASI BAB 3

1. Besaran yang mempunyai nilai dan arah disebut ....

A. Besaran pokok C. Besaran vektor E. Besaran fisika

B. Besaran turunan D. Besaran skalar

2. Besaran yang hanya mempunyai arah disebut ....

A. Besaran pokok C. Besaran vektor E. Besaran fisika

B. Besaran turunan D. Besaran skalar

3. Perhatikan kelima diagram vektor berikut.

Gambar yang menunjukkan A⃗ +B⃗ +C⃗ +D⃗ =0 adalah gambar nomor ….


A. (5) C. (3) E. (1)
B. (4) D. (2)

4. Sebuah vektor 8 N diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak lurus dan salah satunya
membentuk sudut 60o terhadap vektor tersebut. Besar komponen masing-masing vektor
adalah.....
A. 4 N dan 4√2 N C. 4 N dan 8 N E. 4√2 N dan 8 N
B. 4 N dan 4√3 N D. 4 N dan 8√2 N

5. Terdapat tiga vektor setitik tangkap seperti gambar berikut.

20
|A⃗ | = |B⃗ | = 35/3√3 m
|C⃗ | =12 m
Besar resultan tiga vektor tersebut adalah ….
A. 37 m C. 17,5 m E. 6 m
B. 35 m D. 12 m

6. Dua vektor gaya membentuk sudut 60o dan mempunyai resultan gaya 14 N. Jika besar
vektor gaya F1= 10 N, besar vektor F2 adalah ….
A. 140 N C. 16 N E. 4 N
B. 24 N D. 6 N

7. Jika sebuah vektor kecepatan v⃗  = 14 m/s diuraikan menjadi dua vektor yang saling tegak
lurus dan salah satu vektor uraiannya membentuk sudut 60o dengan vektor v⃗ , besar
masing-masing vektor uraiannya adalah ….
A. 7 m/s dan 7√2 m/s
B. 7 m/s dan 7√3 m/s
C. 7 m/s dan 14√3 m/s
D. 14 m/s dan 14√2 m/s
E. 14 m/s dan 14√3 m/s

8. Dua buah vektor yang masing – masing vektor dan besar nya ialah A = 8 satuan dan B = 10
satuan. Kedua vektor ini membentuk sebuah sudut 37°. Maka perkalian dot A.B adalah ....

A. 86 satuan C. 44 satuan E. 10 satuan

B. 64 satuan D. 24 satuan

9. Dua buah gaya yang saling tegak lurus, dan besar nya masing – masing 3 N dan 4 N. Maka
besar resultan dari kedua gaya tersebut adalah ...

A. 0 C. 5 N E. 25 N

B. 1 N D. 15 N

10. Perhatikan gambar berikut ini !

21
satu kotak mewakili 10 Newton, Jika 1 kotak bisa mewakili 10 Newton, maka besar
resultan antara kedua vektor tersebut adalah ....
A. 10 N C. 100 N E. 200 N

B. 50 N D. 150 N

22
BAB 4
GERAK LURUS

A.Jarak Dan Perpindahan


1. Jarak
Jarak ( X ): adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda yang bergerak tanpa
memperhatikan arah gerak benda. Oleh karena itu jarak tergolong besaran skalar .

2. Perpindahan
Adalah perubahan kedudukan suatu benda karena adanya perubahan waktu dengan
arah gerak diperhatikan. Perpindahan termasuk besaran vektor. Contoh :

A B C D E F

Gerak sebuah titik dari : A - B - C - D - E - F - E - D. Jarak yang


Ditempuh adalah: ABCDEFED, sedangkan perpindahannya adalah: AD.

B.Kelajuan Dan Kecepatan


1. Kelajuan
Adalah jarak yang ditempuh persatu satuan waktu

v =

dengan : v = kecepatan (m/s)


x = jarak (m)
t = waktu tempuh (s)

2. Kecepatan
Adalah perpindahan persatu satuan waktu .

v =

dengan : s = perpindahan (m)


Kelajuan adalah besaran skalar sedangkan kecepatan besaran vektor .

23
3. Kecepatan rata-rata
Adalah jarak total yang ditempuh per waktu total yang dipergunakan

dengan : ∆ = perubahan

4. Kecepatan sesaat
Harga limit dari kelajuan rata-rata ketika selang waktu mendekati nol

C.Percepatan
Adalah perubahan kecepatan persatu satuan waktu. Percepatan merupakan besaran
vektor .

a =

a = percepatan (m/s)

 Percepatan sesaat
Adalah perubahan kecepatan persatu satuan waktu. Percepatan merupakan besaran
vektor .

a =

D.Gerak Lurus Beraturan


Adalah gerak yang lintasannya lurus dengan kecepatan tetap.
Kecepatan tetap ( v ) :
Adalah kecepatan yang besarnya disetiap saat harganya tetap
. V A

A B
V =

Grafik kecepatan ( V ) terhadap waktu ( t ) :


24
V(m/
s)

t (s)
(s)

Grafik perpindahan ( S ) terhadap waktu ( t ) :

S (m)

t (s)

E.Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak lurus dengan percepatan tetap ( konstan ) (GLB)
Gerak pada bidang :
Vo Vt

A
t
B

 Kecepatan setelah t sekon

Vt = Vo  a . t

Dengan : Vt = kecepatan pada saat t sekon (m/s)


Vo = kecepatan awal (m/s)
 Perpindahan setelah t sekon

S = Vo.t  a t2

25
Vt2 = Vo2 ± 2 a..S

 Grafik kecepatan ( V ) terhadap waktu ( t ) :

V V
V

t t t
(a ) (b) (c)

 Grafik perpindahan ( S ) terhadap waktu ( t ) :

S S

O t t
O
(d) (e).

Keterangan grafik :
a = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB dipercepat tanpa kecepatan awal
( Vo = 0)
b. = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB dipercepat dengan kecepatan awal
(Vo>0)
c = Grafik (V) terhadap (t) : GLBB diperlambat dengan kecepatan awal
(Vo>0)
d = Grafik (S) terhadap (t) : untuk GLBB diperlambat
e = Grafik (S) terhadap (t) : untuk GLBB dipercepat.

F.Gerak Vertikal Ke Atas


Gerak vertikal keatas termasuk GLBB dengan perlambatan gravitasi g m/s2.
Vt = Vo - g t
h = Vo.t - ½ g t2.

26
Vt2 = Vo2 - 2 a S
Dengan : g = percepatan gravitasi nilainya 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
h = ketinggian (m)

G.Gerak Vertikal Ke Bawah


Gerak vertikal kebawah termasuk g l b b dipercepat engan percepatan gravitasi g m/s2 .
Vt = Vo + g t.
h = Vo.t + ½ g t2.
Vt2 = Vo2 + 2 g h

H.Gerak Jatuh Bebas


Adalah gerak vertikal kebawah dengan kecepatan awal nol ( tanpa kecepatan awal )
Kecepatan jatuh ditanah Vt :
Vt =
g
Waktu jatuh sampai ditanah ( t ) :

h t =

Vt

EVALUASI BAB 4
27
Pilihlah huruf a, b, c, d atau e dengan jawaban yang paling benar !

1. Mengenai gerak lurus beraturan, pernyataan di bawah ini yang benar adalah ….
a. kecepatan tetap dan memiliki percepatan
b. percepatan nol dan kecepatan tetap
c. percepatan konstan
d. kecepatan dapat nol
e. percepatan dan kecepatan berubah

2. Benda ditembakkan vertikal naik dengan kecepatan awal 100 m/s. Ketinggian maksimum
yang dicapai benda adalah …. (g = 10 m/s2)
a. 500 m c. 1.000 m e. 1.500 m
b. 750 m d. 1.250 m

3. Benda jatuh bebas dari ketinggian 500 m. Besarnya waktu untuk sampai tanah dan
kecepatan benda saat tinggi dari tanah sejauh 455 m adalah ….
a. 10 s dan 20 m/s
b. 10 s dan 15 m/s
c. 10 s dan 70 m/s
d. 10 s dan 30 m/s
e. 15 s dan 30 m/s

4. Sebuah mobil bergerak lurus berubah beraturan dengan kecepatan awal 40 m/s. Jika dalam
waktu 4 detik mobil dapat menempuh jarak sejauh 60 m, berapakah percepatan mobil
tersebut....
a. 2,5 m/s2 c. 10,5 m/s2 e. 15 m/s2
b. 5 m/s2 d. 12,5 m/s2

5. Sebuah benda dipercepat sehingga kecepatannya berubah dari 20 m/s menjadi 40 m/s. Jika
dalam kurun waktu tersebut benda berpindah sejauh 60 m , berapakah percepatan benda....
a. 32 m/s 2
c. 12 m/s2 e. 2 m/s2
b. 20 m/s 2
d. 10 m/s2
6. Sebuah benda mula-mula bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Pada detik ke 4, kecepatan
benda berubah menjadi 36 m/s. Beapakah percepatan yang dialami oleh benda tersebut....
28
a. 2 m/s2 c. 6 m/s2 e. 10 m/s2
b. 4 m/s2 d. 8 m/s2

7. Benda jatuh bebas dari tempat yang percepatan gravitasinya 10 m/s. Benda mencapai
tanah setelah bergerak 3 sekon. Benda tersebut jatuh dari ketinggian ….
a. 90 m c. 30 m e. 15 m
b. 45 m d. 25 m

8. Seorang pelari mengelilingi lapangan berbentuk lingkaran yang berdiameter 20 m. Untuk


satu kali putaran, maka besarnya jarak dan perpindahan adalah ….
a. 0 m dan 0 m c. 62,8 dan 62,8 m e. 31,4 m dan 62,8
b. 0 m dan 62,8 m d. 62,8 m dan 0 m

9. Sebuah kereta melaju dengan kecepatan 10 m/s mendapat perceptan tetap sebesar 3 m/s 2,
tentukan kecepatannya setelah menempuh jarak 50 m....
a. 10 m/s c. 40 m/s e. 80 m
b. 20 m/s d. 60 m/s

10. Sebuah mobil bergerak lurus berubah beraturan dengan kecepatan 5 m/s menjadi 30 m/s
dan dengan percepatan tetap sebesar 3 m/s 2. Berapakah jarak yang ditempuh sampai
kecepatan itu dicapai.
a. 125,5 m c. 145,8 m e. 185,5 m
b. 136,8 m d. 160 m

BAB 5
GERAK PARABOLA
29
Jika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan kearah sumbu X dan gerak
lurus berubah beraturan kesumbu Y, maka lintasan benda tersebut akan berbentuk
sebuah parabola.

1. Persamaan Posisi Dan Kecepatan Pada Gerak Parabola


Gerak parabola dapat dianalisis dengan meninjau gerak lurus beraturan pada sumbu X
dangerak lurus berubah beraturan pada sumbu Y.Perhatikan gambar berikut!

Misalkan sebuah benda dilemparkn keatas dari titik O dengan sudut elevasi ɑ dan
dengan kecepatan awal vo.
Pada sumbu X berlaku persamaan gerak lurus beraturan, Dengan demikian :
vt= vo tetap
x = vo . t
Dengan keterangan 
vx = kecepatan benda setelah t terhadap sumbu x (m/s)
vox = kecepatan awal terhadap sumbu x (m/s)
x = posisi benda terhadap sumbu x pada saat t (m)
t = waktu (sekon)
Dari gambar tampak bahwa :
vox = vo cos ɑ dan voy = vo sin ɑ
Dengan demikian,
vx = v0 cos ɑ dan x = v0 cos ɑ . t

Pada sumbu X berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan:

30
Dengan demikian,

Dengan keterangan 
: vy = kecepatan benda pada saat t terhadap sumbu Y (m/s)
voy = kecepatan awal terhadap sumbu Y (m/s)
y = posisi benda terhadap sumbu Y pada saat t (m)
t = waktu (sekon)
g = percepatan gravitasi, biasanya g = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
ɑ = sudut elevasi

Kecepatan benda pada saat t sekon dan arah kecepatannya pada saat t sekon ditentukan
oleh:

2. Menentukan Tinggi Maksimum Dan Jarak Terjauh Pada Gerak


Parabola
Perhatikan gambar berikut!

Titik paling tinggi yang dicapai dalam gerak parabola disebut titiktertinggi.Pada gambar
H (xH, yH) adalah titik tertinggi. Sedangkan tinggi maksimum tidak lain adalah ordinat

31
(yH) dari titik tertinggi H. Pada saat benda mencapai titik tertinggi H, v y = 0.Olehkarena
itu, kecepatan pada titik H, adalah:

Dengan menggunakan syarat vy = 0, maka diperolah:


a. waktu untuk mencapai titik tertinggi (tOH) adalah

b. posisi benda terhadap sumbu X dan sumbu Y pada saat mencapai titik tertinggi
adalah:

Dengan demikian, tinggi maksimum dirumuskan dengan

Titik paling jauh yang dapat dicapai dalam gerak parabola disebut titik terjauh.Titik
terjauh pada gambar adalah A (xA, yA) sedangkan jarak terjauh adalah absis dari titik
terjauh A, xA. Pada saat benda mencapai titik terjauh A, y A = 0. Dengan demikian
menggunakan syarat yA = 0 diperoleh:
a. Waktu untuk mencapai titik terjauh (tOA) adalah

b. Jarak terjauh (xA):

EVALUASI BAB 5
1. Gerak benda pada lintasan melengkung disebut ....
32
a. gerak lurus d. Gerak vertikal
b. gerak melingkar e. Gerak jatuh bebas
c. Gerak parabola

2. Jika sebuah selang air menyemprotkan air ke atas dengan kecepatan 10 m/s pada sudut
37o berapakah jarak tempuh maksimum air tersebut.
a.   9,3 c. 8,6 e. 5,7
b. 7,8 d. 9,6

3. Peluru A dan B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi berbeda. Peluru A
dengan sudut 30o dan peluru B dengan sudut 60o. perbandingan tinggi maksimum yang
dicapai peluru A dan peluru B adalah ....
a. 1 : 4 c. 1 : 6 e. 1 : 2
b. 1 : 3 d. 1 : 5

4. Seorang murid menendang bola dengan kecepatan awal pada arah vertikal 9 m/s dan
kecepatan awal pada arah mendatar 12 m/s. Besar kecepatan awal bola tersebut adalah ....
a. 15 m/s c. 17 m/s e. 16 m/s
b. 14 m/s d. 23 m/s

5. Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi 53o dan kecepatan awal 5 m/s. Jarak tempuh
maksimum yang akan dicapai bola adalah ....
a. 2,8 m c. 2,5 m e. 2,3 m
b. 2,4 m d. 2,7 m

6. Jika sebuah batu dilempar dengan sudut elevasi 30o dan kecepatan awal 6 m/s. Berapakah
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian maksimum....
a. 0,5 s c. 0,3 s e. 0
b. 0,6 s d. 0,2 s

7. Sebuah bola yang ditendang dengan kecepatan awal 5 m/s pada sudut elevasi 37o. Berapakah
ketinggian maksimum bola terseubut....
a. 0,36 c. 0,67 e. 0,47

33
b.  0,45 d. 0,23

8. Peluru ditembakkan dengan kecepatan 60 m/s dan sudut elevasi θ = 30o. Jika g = 10 m/s2,
kecepatan peluru setelah bergerak 2 sekon adalah...
A. vx = 10 m/s dan vy = 20 m/s
B. vx = 20 m/s dan vy = 30√3 m/s
C. vx = 30√3 m/s dan vy = 10 m/s
D. vx = 30√3 m dan vy = 30 √3 m/s
E. vx = 20 m/s dan vy = 40 m/s

9. Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan pada sudut elevasi 60o dan kecepatan 40
m/s. Jika gesekan dengan udara diabaikan, maka energi kinetik peluru pada titik tertinggi
adalah....
A.   0 joule C.   8√2 joule E.   24 joule
B.   4 joule D.   12 joule

10. Bom dilepas dari pesawat, karena kecepatan pesawat dalam arah vertikal nol (vy = 0), maka
bom dalam arah vertikal mengalami jatuh bebas, maka waktu yang diperlukan untuk sampai
di sasaran (titik B) adalah:
a. 1000 m c.     2500 m e.   4000 m
b.  2000 m d. 1500 m

BAB 6
GERAK MELINGKAR

34
A. Besaran-Besaran Dalam Gerak Melingkar
1. Kecepatan sudut ()
Adalah besar sudut yang ditempuh oleh jari-jari lingkaran setiap sekon
(rad/s)
. B

R
 A

2. Frekuensi putaran (f)


Adalah jumlah putaran yang dilakukan setiap sekon (Hz).

f =

3. Periode ( T )
Adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu kali keliling

T =

4. Jarak ( S ) dan perpindahan sudut ( )

S = .R

5. Besar sudut yang ditempuh jari – jari (R)

 =  .t

Satuannya adalah radian. Satu radian adalah sama dengan sudut yang direntangkan
oleh busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari (R) lingkaran nya

Hubungan kecepatan linier ( v ) dengan kecepatan sudut (  ) :

v = R
35
6. Percepatan sudut ( )
Adalah besar perubahan kecepatan sudut persatu satuan waktu .

= rad/ s2

Hubungan percepatan linier dengan percepatan sudut :

a = .R

Percepatan sentripetal ( aR ) :

aR =

B. Gerak Melingkar Beraturan


Adalah gerak yang lintasannya menurut keliling lingkaran dengan kecepatan sudut tetap .
Besar perpindahan sudutnya :
= . t.
1. Hubungan roda-roda seporos/sepusat
Bila dua roda sepusat (A dan B) maka kedua roda mempunyai kecepatan sudut tetap.

A = B
B
A
=

2. Roda-roda yang dihubungkan dengan tali

RB
RA

VA = VB

A . R A = B . R B
36
3. Roda-roda yang berdekatan

RB

RA

VA = VB

A . R A = B . R B

C. Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Adalah gerak yang lintasannya menurut keliling lingkaran dengan percepatan sudut tetap
1. Percepatan sudut (  ) :
Adalah perubahan kecepatan sudut persatu satuan waktu :

 = /t.

2. Kecepatan sudut setelah t sekon adalah

t = o t

3. Besar sudut yang ditempuh (  ) adalah

 = o.t ½  t2

Rumus tambahan :

t2 = o2 2

EVALUASI BAB 6
Pilihlah huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang paling benar !

37
1. Benda melakukan gerak melingkar beraturan dengan berputar 120 kali tiap menit. r = 0,5
m, maka besarnya kecepatan sudut dan kecepatan liniernya adalah ….
a. 4 dan  c. 2 dan 2 e.  dan 
b. 4 dan 2 d.  dan 4

2. Dua buah roda A dan B dengan perbandingan radiusnya 2 : 3 dihubungkan dengan pita.
Jika periode putaran roda A = 2 detik, kecepatan sudut roda B adalah ….
a. /3 rad/s c.  rad/s e. 2  rad/s
b. 2/3 rad/s d. 3/2 rad/s

3. Seseorang mengayuh sepeda 8 putaran dalam 8 detik. Berapakah kecepatan sudut rata-rata
dari roda sepeda tersebut dalam rad/s....
a. 2 rad/s c. 6,5 rad/s e. 12 rad/s
b. 4 rad/s d. 8 rad/s

4. Diketahui gir depan sebuah sepeda berjari – jari 2 m dan gir belakang berjari – jari 4 m.
Jika kecepatan sudut gir depan ketika berputar adalah 16 rad/s, berapakah kecepatan sudut
gir belakang....
a. 2 rad/s c. 6 rad/s e. 10 rad/s
b. 4 rad/s d. 8 rad/s

5. Suatu alat pemusing berputar 3.600 putaran tiap menit. Frekuensi alat tersebut adalah …
a. 60 Hz c. 240 Hz e. 360 Hz
b. 120 Hz d. 300 Hz

6. Perhatikan ketentuan berikut ini !


1). Kecepatan sudutnya tetap, kecepatan liniernya berubah
2). Kecepatan sudut dan kecepatan liniernya tetap
3). Kecepatan sudut berubah, kecepatan linier berubah
Ketentuan yang berlaku pada gerak melingkar beraturan adalah ….
a. 1 saja c. 2 saja e. 3 saja
b. 1 dan 2 d. 2 dan 3

38
7. Sebuah roda mobil berputar melingkar beraturan dengan kelajuan linier roda 4 m/s. Roda
mobil tersebut memiliki jari-jari 40 cm. Tentukan frekuensi roda tersebut...
a. 2/ Hz c. 5/ Hz e. 8,5/ Hz
b. 4 Hz d. 8 Hz

8. Roda A dan B yang masing – masing berjari – jari 4 cm dan 8 cm dihubungkan bagian
tepinya dengan suatu pita. Jika roda A berputar 28.800 putaran tiap jam, maka kecepatan
sudut roda B sebesar ….
a. 8 rad/s c. 24 rad/s e. 48 rad/s
b. 32/3 rad/s d. 36 rad/s

9. Periode benda yang bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari 1,0 m adalah 0,5 s.
Kecepatan sudut benda itu adalah…

a. 2π rad/s c. 8π rad/s e. 12π rad/s

b. 4π rad/s d. 10π rad/s

10. Sebuah benda bergerak melingkar dengan kecepatan sudut konstan 0,5π rad/s. Dalam
waktu 1 menit benda tersebut telah berputar sebanyak…

a. 15 kali c. 45 kali e. 75 kali

b. 30 kali d. 61 kali

BAB 7
HUKUM NEWTON

39
A. Hukum Newton
1. Hukum 1 Newton
Setiap benda cendrung mempertahankan keadaannya .

N F = 0

Atau :
F2 F1 Fx = 0

F1 - F2 = 0

Fy = 0

w
N–w = 0

2. Hukum II Newton
Percepatan yang ditimbulkan oleh suatu gaya sebanding dengan besarnya gaya dan
berbanding terbalik dengan masanya

N
a =
F2 F1
m

Bila benda bergerak kekanan :

a =

a =

3. Hukum III Newton

40
F aksi = - F reaksi

Contoh :
F1
Pasangan aksi reaksi:

T1 F1 dengan T1
T2 dengan F2
T2
w dengan FG
F2

w
FG

Bumi

B. Penerapan Hukum Newton


1. Pada Bidang Mendatar
Hukum I Newton

N Fx = 0
F1 - F2 = 0

F2 F1
Fy = 0
m
N - w = 0

w
Hukum II Newton :

a =

a = F1 - F2.

Hukum III Newton :


N ( aksi ) = w ( reaksi )
41
2. Pada Bidang Miring

N F

w sin

wcos

w

Bila benda bergerak keatas : a =

Bila benda bergerak ke bebawah : a =

3. Katrol

Jika m2 bergerak kebawah , maka hukum Newton II :

a =

T2
T1 a =
T1 T2

m1 m2

W W
1 2

C. Gaya Gesekan

42
1. Gaya Gesek Statis
adalah gaya gesekan yang timbul pada saat benda sedang berusaha bergerak (tetapi
belum bergerak ) . Gaya gesekan statis bernilai mulai dari nol hingga mencapai
maksimum , yaitu pada saat benda akan bergerak .

P
N

F

fs

f S = S . N

2. Gaya Gesek Kinetis


Adalah gaya gesekan yang timbul pada saat benda bergerak. Besar gaya gesekan
kinetis sebesar:
f k = k . N
dimana : k < s

D. Penerapan Gaya Gesekan


1. Pada Bidang Mendatar
Gerak benda pada bidang datar :
P
N


F

fs

W
Menurut Hukum Newton II :

43
Fx = m.a Fy = 0
F - f S = m. a N - W = 0
N = W
2. Pada Bidang Miring
N F

fk
w sin

wcos

w

Menurut Hukum Newton II :
Benda bergerak ke bawah
Fx = m.a .
W sin - F - f k = m. a.

Fy = 0
N - w cos = 0
N = w cos

Benda bergerak ke atas


Fx = m.a Fy = 0
W sin - F - f k = m. a. N - w cos = 0
N = w cos
E. Gaya Sentripetal
adalah gaya yang arahnya kepusat lingkaran dan tegak lurus dengan kecepatan liniernya
Menurut Hukum Newton II
F = m.a
Maka :
 Fs = m. as

44
Fs = m

Gaya sentri petal pada titik :

Pada titik A : T - W = m T = W + m

Pada titik B : T - W.Cos = m T = W.Cos + m

Pada titik D : T + W =m T = W - m

EVALUASI BAB 7
Pilihlah huruf a, b, c, d atau e dengan jawaban yang paling benar !
45
1. Sebuah benda meluncur pada bidang miring dengan kecepatan konstan. Oleh karena itu
….
a. bidang itu merupakan bidang licin
b. komponen berat dari benda yang sejajar miring harus lebih besar dari gaya geseknya
c. komponen berat dari benda yang sejajar bidang miring harus lebih kecil dari gaya
geseknya
d. komponen berat dari benda yang sejajar bidang miring harus sama dengan gaya
geseknya
e. berat dari benda harus sama dengan gaya horizontalnya

2. Sebuah lokomotif bermassa 12000 kg mampu menarik gerbong yang bermassa 44000 kg
dengan percepatan tetap 1,60 m/s2 . Jika lokomotif digunakan untuk menarik gerbong
yang bermassa 76000 kg, berapakah percepatan yang dihasilkannya.....
a. 0,5 m/s2 c. 1,6 m/s2 e. 6/7 m/s2
b. 1,02 m/s2 d. 1,8 m/s2

3. Sebuah mobil bermassa 1.000 kg sedang berada pada puncak bukit yang membentuk bola
berdiameter 40 m. Jika kecepatan mobil saat itu 10 m/s dan g = 10 m/s2, besar gaya
normal yang dialami mobil adalah ….
a. 1.000 N c. 3.000 N e. 5.000 N
b. 2.000 N d. 4.000 N

4. Suatu resultan gaya 30 N menghasilkan percepatan 6,0 m/s2 pada sebuah batu. Berapa
massa batu itu...
a. 25 kg c. 15,8 kg e. 5 kg
b. 20 kg d. 10 kg

5. Sebuah benda 5 kg diikat dengan tali berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan
bidang itu adalah lingkaran dengan jari jari 1,5 m. Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s dan
percepatan gravitasi adalah 10 m/s2. Tegangan tali ketika benda berada di titik terendah
adalah ….
a. 120 N c. 56 N e. 24 N
b. 80 N d. 36 N

46
6. Orang bermassa 60 kg berdiri di atas lift yang sedang bergerak ke atas dengan percepatan
2 m/s2. Gaya normal yang bekerja pada orang tersebut adalah ….
a. 720 N c. 480 N e. 20 N
b. 600 N d. 400 N

7. Sebuah benda bermassa 4 kg mula – mula bergerak lurus pada bidang horizontal dengan
kecepatan tetap 3 ms-1. Kemudian sebuah gaya 30 N bekerja pada benda itu yang
mengakibatkan kecepatan benda akhirnya menjadi 6 ms-1. Perpindahan benda selama gaya
bekerja adalah ….
a. 0,2 m c. 2,5 m e. 5 m
b. 1,8 m d. 3,6 m

8. Sebuah balok dengan massa 2 kg terletak pada bidang datar yang kasar dengan koefisien
gesek statik adalah 0,2 dan koefisien gesek kinetik 0,1. Besar gaya gesek statik dan kinetik
adalah....
a. 2 N dan 4 N c. 4 N dan 2 N e. 6 N dan 8 N
b. 2 N dan 6 N d. 4 N dan 6 N

9. Perhatikan gambar disamping!


Diketahui benda A bermassa 7 kg dan benda B bermassa 3 kg. Maka
perhatikan pernyataan berikut:
(1) besar percepatan kedua benda adalah 2 m/s2
(2) kedua benda tidak mengalami percepatan
(3) Benda B diam, maka berlaku hukum I Newton
(4) Kedua benda memiliki gaya tegangan tali
(5) Benda A bergerak, sehingga berlaku hukum II Newton
Berdasarkan gambar, manakah pernyataan yang benar ....
A. (1), dan (3) C. (3) dan (5) E. (4) dan (5)
B. (2) dan (4) D. (1) dan (4)

10. Perhatikan gambar disamping!


(1) Kedua balok dalam keadaan diam
(2) Kedua balok memiliki gaya tegangan tali
(3) Balok A tidak mempunyai gaya gesek
(4) Balok A memiliki gaya gesek yang besar
(5) Benda A memiliki percepatan

47
Jika diketahui bahwa balok A berada pada permukaan yang licin, maka pernyataan yang
benar adalah ....
A. (1) dan (2) C. (2) dan (3) E. (4) dan (5)
B. (1) dan (4) D. ( 2) dan (4)

BAB 8

48
HUKUM GRAVITASI NEWTON
1. Gra v itasi
Isaac Newton merumuskan hukumnya tentang gravitasi umum yang menyatakan :Gaya
antara dua partikel bermassa m1 dan m2 yang terpisah oleh jarak r adalah gaya tarik
menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut, dan besarnya
dapat dinyatakan dengan persamaan :

F=G

Dengan keterangan 
F = Gaya gravitasi (N)
G = Konstanta gravitasi, besarnya :G = 6,67 x 10-11Nm2/kg2
m = massa benda (Kg)
r = jarak antara kedua partikel (m)

Gaya gravitasi adalah besaran vektor yang arahnya senantiasa menuju pusat massa
partikel.

Untuk gaya gravitasi yang disebabkan oleh beberapa massa tertentu, maka resultan
gayanya ditentukan secara geometris. Misalnya dua buah gaya F 1 dan F2 yang
membentuk sudut resultan gayanya dapat ditentukan berdasarkan persamaan :

2. Medan Gravitasi
Medan gravitasi adalah ruang disekitar suatu benda bermassa dimana benda bermassa
lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya gravitasi. Kuat medan gravitasi adalah

49
gaya yang bekerja pada suatu massa yang diletakkan dalam medan gravitasi. Kuat
medan gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis :

g=

Kuat medan gravitasi dapat ditimbulkan oleh suatu benda bermassa M padasuatu titik
berjarak r dari benda. Kuat medan gravitasi ini dirumuskan sebagai :

Dengan keterangan 
g = Kuat medan gravitasi (N.kg-1)
F = Gaya gravitasi (N)
m = Massa benda (kg)
M = Massa benda yang menghasilkan medan gravitasi (kg)
r = Jarak titik ke pusat massa M (m)

3. Percepatan Gravitasi Pada Ketinggian Tertentu Diatas


Permukaan Bumi

Nilai percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu diatas permukaan bumi dirumuskan
sebagai :

Dengan keterangan 
= percepatan gravitasi pada ketinggian h diatas permukaan bumi (m/s2)

= percepatan gravitasi pada permukaan bumi (m/s2)

R = jari-jari Bumi (m)


h = ketinggian benda dari permukaan bumi (m)

4. Perbandingan Percepatan Gravitasi Dua Buah Planet


Perbandingan percepatan gravitasi antara sebuah planet (g p) dengan percepatan
gravitasi bumi (gb) dinyatakan dalam persamaan berikut:

50
Dengan keterangan 

= percepatan garavitasi planet (m/s2)

= percepatan gravitasi bumi (m/s2)

= massa planet (kg)

=massa bumi (kg)

= jari-jari bumi (m)

= jari-jari planet

5. Hukum Kepler tentang Planet


a) Hukum I Kepler
Semua planet bergerak dalam lintasan elips mngitari matahari dengan matahari
berada di salah satu fokus elips.
b) Hukum II Kepler
Suatu garis khayal yang menghubungkan matahari dengan planet menyapu luas
juring yang sama dalam selang waktu yang sama.
c) Hukum III Kepler
Perbandingan kuadrat periode terhadap pangkat tiga dari setengah sumbu panjang
elips adalah sama untuk semua planet.
Hukum ini ditulis sebagai berikut :

( T1 )2 : ( T2 )2 = ( r1 )3 : ( r2 )3
Dengan keterangan 
T = periode revolusi (s)
R = jari-jari rata-rata orbit planet (m)
k = suatu tetapan yang memiliki nilai sama untuk semua planet

51
EVALUASI BAB 8
1. Dimensi dari tetapan gravitasi umum adalah. . . .

2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara dengan . . . .

3. Percepatan gravitasi dipermukaan bumi besarnya g dan jari-jari bumi R. Percepatan


gravitasi benda yang terletak pada jarak 2R dari permukaan bumi adalah . . . .

4. Besarnya gaya gravitasi antara dua benda yanng berinteraksi adalah . . . .

5. Dua benda yang massanya masing-masing m1 dan m2 mula-mual berjarak 5 cm.


Kemudian jaraknya diubah mnjadi 10 cm. Perbandingan gaya gravitasi kedua benda
tersebut antara keadaan mula-mual degan akhir adalah . . . .

6. Sebuah benda yang diletakkan di permukaan bumi yang berjari-jari R memiliki berat
sebesar 360 N. Jika benda diletakan pada ketinggian 2 R dari permukaan bumi, maka
berat benda menjadi . . .

7. Bila berat benda di permukaan bumi = w newton, maka berat benda itu diluar bumi yang
jauhnya 3 R dari pusat bumi adalah . . . .

8. Sebuah satelit bumi mengorbit setinggi 3600 km diatas permukaan bumi. Jika jari – jari
bumi 6400 km dan gerak satelit dianggap melingkar beraturan, maka kelajuannya dalam
m/s adalah . . . .

9. Sebuah benda dibumi beratnya w1 dan berat disuatu planet adalah w2. Jika massa planet
tiga kali massa bumi dan jari-jari planet dua kali jari-jari bumi, maka perbandingan berat
benda di bumi dengan di planet adalah . . . .
52
10. Dua buah bulan dari planet Yupiter mempunyai jari-jari yang sama, sedangkan massanya
berbanding sebagai 3 : 2. Maka perbandingan percepatan gravitasi pada permukaan
adalah . . . .

BAB 9. USAHA DAN ENERGI


1. Usaha
Kata “usaha” dalam fisika memiliki arti khusus jika dibandingkan dengan kata usaha
dalam kehidupan sehari – hari. Dalam fisika usaha diartikan sebagai gaya yang bekerja
pada suatu benda sehingga benda itu mengalami perpindahan.Secara matematis, usaha
didefenisikan sebagai hasil kali komponen gaya searah perpindahan dengan besar
perpindahan, ditulis
W=F.s
Dengan keterangan 
W = usaha yang dilakukan pada benda (Joule)
F = gaya yang searah dengan perpindahan (N)
s = perpindahan benda (m)

untuk gaya (F) membentuk sudut θ terhadap perpindahan s, maka usaha dapat
dirumuskan sebagai berikut.
W = F . s cos θ
Dengan keterangan 
θ = sudut antara gaya F dan perpindahan s.

F cos 

Bila θ = 0o , maka usaha maksimum (cos θo = 1)


W = F .s
53
Bila θ = 90o, maka usaha minimum
W= 0 (cos 90o = 0)
Satuan usaha dinyatakan dengan newton.meter.dalam SI satuan usaha dinyatakan
dengan joule.Satu joule (1 J) adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton
untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu meter.
Nama joule diambil dari nama seorang ilmuwan Fisika bernama James Prescott Joule
(1818-1889).

a) Usaha negatif
Usaha negatif adalah usaha yang dilakukan oleh gaya yang melawan perpindahan
benda.Usaha – usaha negatif, antara lain sebagai berikut:
1) Usaha yang dilakukan oleh gaya pengereman
2) Usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan permukaan benda
3) Usaha yang dilakukan gaya berat terhadap benda yang bergerak keatas.

Gesekan f berlawanan arah dengan perpindahan s, maka sudut antara gaya


gesekan f dan perpindahan s adalah θ = 180o. Jadi, usaha yang dilakukan oleh
gaya gesekan adalah:
W = F. s. cos θ
W = f . s .cos 180o (cos 180o = 1)
W = f . s . (-1)
W = -f . s (usaha bertanda negatif)

b) Usaha oleh berbagai gaya


Usaha termasuk besaran skalar, sehingga usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya yang
bekerja pada suatu benda diperoleh dengan cara menjumlahkan secara aljabar biasa
usaha yang dilakukan oleh tiap – tiap gaya tersebut.
W = W1 + W2 + W3 + ....

Dengan keterangan 
W1 = usaha yang dilakukan oleh gaya F1
W2 = usaha yang dilakukan gaya F2, dan seterusnya.

54
2. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha.Energi termasuk kedalam
besaran skalar. Satuan energi dalam SI sama dengan satuan usaha yaitu joule.
1 joule = 1 kg m2/s2
Energi bersifat kekal, tetapi dapat berubah bentuk ke energi yang lain.

a) Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena gerakannya atau
kecepatannya.Jadi, setiap benda yang bergerak mempunyai energi kinetik. Besarnya
energi kinetik suatu benda memenuhi persamaan:
Ek = ½ m v2
Dengan keterangan 
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)

Hubungan usaha dengan energi kinetik


Sebuah benda bermassa m mula – mula mempunyai kecepatan v 1, kemudian sebuah
gaya bekerja pada benda tersebut sehingga kecepatannya menjadi v 2, maka besarnya
usaha yang bekerja pada benda akan memenuhi persamaan:
W = ½ m V22 – ½ m V12
W = Ek2 – Ek1
W = ∆Ek
Ek1 = ½ m V12 = energi kinetik awal
Ek2 = ½ m V22 = energi kinetik akhir
“jadi, usaha yuang dilakuakn oleh gaya resultan yang bekerja pada suatu benda sama
dengan perubahan energ9i kinetik yang dialami benda itu, yaitu energi kinetik akhir
dikurangi energi kinetik awal"
Pernyataan diatas dikenal dengan sebutan “Teorema Usaha-Energi Kinetik.”

b) Energi Potensial
55
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukannya atau
posisinya.Besar energi potensial suatu benda memenuhi persamaan:
Ep = m . g . h
Dengan keterangan 
Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda (m)

Hubungan usaha dengan energi potensial


Sebuah benda bermassa m mula – mula berada pada ketinggian h 1 jatuh hinggamencapai
ketinggian h2, maka besarnya usaha yang bekerja pada benda akanmemenuhi
persamaan:
W = F .s
W = mg. (h1 – h2)
W = mgh1 – mgh2
W = Ep1 – Ep2
W = ∆Ep
Ep1 = mgh1 = energi potensial awal
Ep2 = mgh2 = energi potensial akhir

3. Hukum Kekalan Energi Mekanik


Energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.
Em = Ek + Ep

Hukum kekelan energi mekanik berbunyi sebagai berikut.


Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
Pada sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas berlaku.
1) Pada posisi awal
Kecepatan v = 0, Ek = 0, sehingga Ep = EM
2) Kemudian, Ep berkurang, sedangkan Ek bertambah, berarti Ep berubah menjadi Ek
3) Pada posisi benda setengah perjalanan
56
Ep = Ek
4) Pada posisi benda menyentuh tanah
Ep = 0, sedangkan Ek maksimumk sehingga Ek = EM
Pada sebuah benda yang jatuh bebas terjadi perubahan energi, yakni perubahanenergi
potensial menjadi energi kinetik.

4. Daya
Daya didefenisikan sebagai kelajuan melakukan usaha atau usaha satuan waktu.

Karena usaha = gaya perpindahan (W = F . s), maka diperoleh

P = F .v
Dengan keterngan 
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (sekon)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
v = kecepatan (m/s)

Satuan lain dari daya adalah horse power (Hp)


1 Hp = 746 W
1 Kw = 1.000 W
1 WM = 1.000.000 W

57
EVALUASI BAB 9
1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg)
dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah.... (gesekan diabaikan)

2. Sebuah mobil dengan massa 1 ton bergerak dari keadaan diam. Sesaat kemudian
kecepatannya 5 m/s. Besar usaha yang dilakukan oleh mesin mobil tersebut adalah. . . .
a. 1000 joule c. 5000 joule e. 25000 joule
b. 2500 joule d. 12500 joule

3. Sebuah benda massanya 2 kg mula-mula dalam keadaan diam pada sebuah bidang datar
yang licin, kemudian pada benda tersebut bekerja sebuah gaya. Usaha yang dilakukan
pada benda sehingga kecepatannya menjadi 8 m/s adalah . . . .
a. 24 joule c. 44 joule e. 64 joule
b. 34 joule d. 54 joule

4. Sebuah benda bergerak diatas bidang datar kemudian ditahan dengan gaya 60 N, ternyata
benda berhenti pada jarak 180 m. Besar usah pengereman benda adalah . . . .
a. 10800 joule c. 180 joule e. 60 joule
b. 240 joule d. 120 joule

5. Sebuah balok di tarik dengan tali yang membentuk susudut 60 o terhadap lantai. Jika gaya
tarik pada tali 30 Newton dan balok berpindah sejauh 5 m, maka usaha yang dilakukan
adalah . . . .
a. 30 joule c. 60 joule e. 85 joule
b. 45 joule d. 75 joule

6. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 2000 kg) dari
keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah . . . .
a. 1,25 x 104 J c. 4,00 x 105 J e. 4,00 x 106 J
b. 2,50 x 104 J d. 6,25 x 105 J

58
7. Sebuah benda bermassa 4 kg, mula-mula diam, kemudian bergerak lurus dengan
percepatan 3 m/s2. Usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 2 detik adalah. . . .
a. 6 joule c. 24 joule e. 72 joule
b. 12 joule d. 48 joule

8. Semua satuan dibawah ini adalah satuan energi, kecuali . . . .


a. Joule c. kWh e. watt
b. Erg d. N.m

9. Sebuah bola besi massanya 0,2 kg dilempar vertikal ke atas. Energi potensial benda pada
ketinggian maksimum ialah 40 J. Bila g = 10 m/s 2, maka ketinggian maksimum yang
dicapai oleh benda tersebut adalah. . . .
a. 2 m c. 8 m e. 40 m
b. 4 m d. 20 m

10. Sebuah benda yang massanya 1 kg dijatuhkan dari ketinggian 20 m. Besar energi kinetik
benda pada saat berada 5 m dari tanah ialah . . .
a. 50 joule c. 150 joule e. 250 joule
b. 100 joule d. 200 joule

59
BAB 10. MOMENTUM DAN IMPULS
1. Pengertian Momentum
Momentum suatu benda didefenisikan sebagai hasilkali massa dan kecepatan. Secara
matematis ditulis:
p=m.v
Dengan keterangan 
p = momentum (Kg m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)

Momentum adalah besaran vektor, sehingga penjumlahan momentum mengikuti aturan


penjumlahan vektor.Resultan vektor p1 dan p2 yang membentuk sudut ɑ adalah p, dan
dirumuskan sebagai:

2. Pengertian Impuls
Impuls didefenisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang waktu gaya itu bekerja pada
benda. Secara matematis ditulis:
I = F . ∆t
Dengan keterngan 
I = impuls (Ns, kg m/s)
F = gaya impuls (N, kg m/s2)
∆t = selang waktu (s)

Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dialami benda, yaitu momentum akhir dikurangi momentum awal.

60
Artinya, gaya (F) yang diberikan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
(∆p) benda per satuan waktu (∆t).

3. Hukum kekelan momentum


Hukum kekelan momentum menyatakan bahwa:
“ pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu”
Secara sistematis ditulis:

Dengan keterangan 
P1 , P2 = momentum benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
P1` , P2` = momentum benda 1 dan 2 sesudah tumbukan
m1 ,m2 = massa benda 1 dan 2
v1 , v2 = kelajuan benda 1 dan 2 sebelum tumbukan
v1`, v2`= kelajuan benda 1 dan 2 sesudah tumbukan

Hukum kekelan momentum secara umum berlaku untuk interaksi antara dua benda,
seperti:
1) Tumbukan dua benda
2) Gerak majunya sebuah roket
3) Peluru yang ditembakkan dari senapan

4. Jenis – Jenis Tumbukan


Jenis tumbukan dapat dibedakan berdasarkan nilai koefisien elastisitas (koefisien
restitusi = e). koefisien elastisitas (e) dari dua buah benda yang bertumbukkan

61
didefenisikan sebagai harga negatif dari perbandingan antara beda kecepatan kedua
benda yang bertumbukkan sesaat sesudah tumbukan dan sesaat sebelum tumbukan.
Secara matematis ditulis:

Nilai koefisien elastisitas (e), yaitu 0 ≤ e ≤ 1.


1) Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna, energi kinetik total kedua benda sebelum dan
sesudah tumbukan adalah tetap. Jadi, pada tumbukan ini berlaku:
1. Hukum kekekalan momentum
2. Hukum kekekalan energi kinetic

a) hukum kekekalan momentum

b) hukum kekekalan energi kinetik

c) hubungan kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan

d) nilai koeisien elastisitas / koefisien restitusi (e)


Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:

atau

Jadi, untuk jenis tumbukan lenting sempurna, koefisien restitusi bernilai (e=1).

1) Tumbukan tidak lenting sama sekali

62
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda bergabung
sehingga berlaku bahwa kecepatan kedua benda sesudah tumbukan adalah sama. Secara
matematis ditulis:

Pada tumbukan ini tejadi pengurangan energi kinetik sehingga energi kinetik total
benda – benda sesudah tumbukan akan lebih kecil dari pada energi kinetik total benda –
benda sebelum tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan tidak lenting sama sekali
tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik.Pada tumbukan tidak lenting sama sekali
berlaku

atau
Dengan demikian,

Jadi, untuk jenis tumbukan tidak lenting sama sekali, koefisien restitusi bernilai 0 (e=0).

2) Tumbukan lenting sebagain


Sebagian besar tumbukan yang terjadi antara dua buah benda adalah tumbukan lenting
sebagian.Untuk tumbukan lenting sebagian, koefisien restitusi bernilai antara nol dan
satu (0 < e < 1).Pada tumbukan lenting sebagian berlaku hukum kekekalan momentum,
tetapi tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik.Koefisien restitusi untuk khusus
bola terpental dari lantai.Bola yang dijatuhkan dari ketinggian h 1, sehingga dipantulkan
dengan ketinggian h2akan mempunyai koefisien elastisitas sebesar:

63
EVALUASI BAB 10
1. Impuls yang dibutuhkan untuk menambah kecepatan sebuah mobil yang bermassa 100 kg
dari 36 km/jam menjadi 108 km/jam adalah . . . .
a. 1000 N.s c. 3000 N.s e. 5000 N.s
b. 2000 N.s d. 4000 N.s

2. Seorang pemain sepak bola menendang bola yang diam dengan gya 100 N. Bila massa
bola 0,8 kg dan lama persentuhan bola dengan kakai 0,1 sekon, maka kecepatan boal saat
meninggalkan kai pemain adalah . . . .
a. 9 m/s c. 12, 5 m/s e. 80 m/s
b. 10 m/s d. 18 m/s

3. Sebuah bola dengan massa 200 gram dilemparkan mendatar dengan kecepatan 5 m/s.
kemudian bola dipukul searah dengan arahnya mula-mula. Bila lamnya bola bersentuhan
dengan pemukul 15m/s, besar gaya yang diberikan oleh pemukul adalah . . . .
a. 2,0 x 102 N c. 2,0 x 103 N e. 4,0 x 103 N
b. 1,0 x 103 N d. 2,5 x 103 N

4. Sebuah truk yang massanya 2000 kg dan melaju dengan kecepatan 36 km/jam menabrak
sebuah pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 detik. Gaya rata-rata pada truk selama
berlangsingnya tabrakan adalah . . . . (dalam N)
a. 200 c. 20000 e. 2000000
b. 2000 d. 200000

5. Benda bermassa 10 kg bergerak diperlambat dengan perlambatan 2 m/s2. Setelah


bergerak 10 sekon benda berhenti. Momentum benda mula-mual adalah . . . .
a. 10 kg m/s c. 200 kg m/s e. 400 kg m/s
b. 20 kg m/s d. 300 kg m/s

64
6. Bola A yang bergerak lurus dan mempunyai momentum mv, menumbuk bola B yang
bergerak pada garis lurus yang sama. Jika setelah tumbukan bola A mempunyai
momentum -3mv, maka perubahan momentum bola B adalah . . . .
a. 2 mv c. 3 mv e. 4 mv
b. -2 mv d. -4 mv
7. Sebuah tongkat yang panjangnya 40 cm dan tegak diatas permukaan tanahdijatuhi martil
10 kg dari ketinggian 50 cm diatas ujungnya. Bila gaya tahan rata-rata tanah 10 3 N, maka
bnyaknya tumbukan martil yang perlu dilakukan terhadap tongkat agar menjadi rata
dengan permukaan tanah adalah . . . .
a. 4 kali c. 6 kali e. 10 kali
b. 5 kali d. 8 kali

8. Seorang anak melompat lepas dari skate board dengan kecepatan 1 m/s. bila massa anak
20 kg, dan massa skate board 2 kg, maka besar kecepatan hentakan papan adalah . . . .
a. 20 m/s c. 0,1 m/s e. -10 m/s
b. 10 m/s d. -0,1 m/s

9. Seorang nelayan naik perahu yang bergerak dengan kecepatan 4 m/s. massa perahu dan
orang masing-masing 200 kg dan 50 kg. Pada suatu saat, orang tadi meloncat dari perahu
dengan kecepatan 8 m/s searah gerak perahu, maka kecepatan perahu sesaat setelah orang
tadi melompat adalah . . . .
a. 1 m/s c. 3 m/s e. 6 m/s
b. 2 m/s d. 4 m/s

10. Sebuah benda yang mula-mula diam, meledak menjadi 2 bagian dengan perbandingan 3 :
2. Bagian yang massanya lebih besar terlempar dengan kecepatan 20m/s. maka kecepatan
terlemparnya bagian yang kecil adalah . . . .
a. 13,3 m/s c. 30 m/s e. 60 m/s
b. 20 m/s d. 40 m/s

65
BAB 11. GETARAN HARMONIS
1. Pengertian Getaran
1) Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik.
2) Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh
sebab itu gerak periodik disebut Gerak Harmonik.
3) Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut
Getaran atau Osilasi.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-balik disebut Periode.
5) Banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut Frekuensi.
6) Hubungan antara periode (T) dan frekwensi (f) menurut pernyataan ini adalah :

dan
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)

Posisi pada saat resultan gaya bekerja pada partikel yang bergetar sama dengan nol
disebut posisi seimbang.Perhatikan sebuah benda massanya m digantungkan pada
ujung pegas, pegas bertambah panjang. Dalam keadaan seimbang, gaya berat w sama
dengan gaya pegas F, resultan gaya sama dengan nol, beban diam.

66
Dari kesimbangannya beban diberi simpangan y, pada beban bekerja gaya F, gaya ini
cenderung menggerakkan beban keatas. Gaya pegas merupakan gaya penggerak,
padahal gaya pegas sebanding dengan simpangan pegas.
F=-ky
k =tetapan pegas (N/m)

Bila beban dilepas dari kedudukan terbawah (A), beban akan bergerak bolak
balik sepanjang garis A-O-B. Gerak bolak-balik disebut getaran dan getaran yang gaya
penggeraknya sebanding dengan simpangannya disebut : Gerak Harmonis.
Simpangan yang terbesar disebut Amplitudo getaran (A).
Saat simpangan benda y, percepatannya :

A=
Besar energi potensialnya :
Ep = ½ ky2
Ketika simpangannya terbesar energi kinetiknya Ek = 0, sedangkan energi potensialnya
Ep = ½ kA2

Jadi energi getarannya


E = Ep + Ek
E = ½ kA2 + 0
E = ½ kA2

Energi kinetik saat simpangannya y dapat dicari dengan hukum kekekalan energi.
E = Ep + Ek
Ek = E – Ep = ½ kA2 – ½ ky2

A = amplitudo getaran
Ep = energi potensial
Ek = energi kinetik
k = konstanta pegas

2. Persamaan Simpangan, Kecepatan, Dan Percepatan

Secara umum simpangan dapat dinyatakan dengan


y = A sin (.t + θ0)

67
persamaan kecepatan getaran harmonik diperoleh dari turunan pertama simpangan
terhadap waktu
vy = .A cos (.t + θ0)

persamaan kecepatan getaran harmonik diperoleh dari turunan pertama kecepatan


terhadap waktu
ay = -2 A sin (.t + θ0)

Dengan keterangan 
A = amplitudo
 = kecepatan sudut
θ0= sudut fase awal

3. Periode Gerak Harmonis

k = m2

k=m

T=
Dengan keterangan 
m = massa benda (kg)
k = tetapan pegas ( N/m)
T= periode getaran (s)

4. Sudut Fase, Fase Dan Beda Fase (  )

Dari persamaan simpangan


y = A sin (.t + θ0)
atau

y = A sin (2 t + θ0)

sudut (2 + θ0) dinamakan sudut fase, yang dinotasikan dengan θ, jadi sudut fase

θ = .t + θ0 =(2 + θ 0)

sudut fase dapat ditulis

68
θ = 2π

dengan disebut fase

pada saat t= t1, fase = φ1, pada saat t= t2, fase = φ2, beda fase ∆φ, antara kedua
kedudukan adalah

∆φ = φ2- φ1 =

Dua kedudukan benda yang melakukan gerakan harmonik sefase jika beda fasenya nol,
dan berlawanan fase jika beda fase nya setengah.

5. Getaran Beban Pada Ayunan Sederhana

B O1 A
O F1
w = m.g

Bandul O tergantung pada tali yang panjangnya . Bandul diberi simpangan , sudut 
kecil. Bila dilepas, bandul melakukan gerak bolak-balik menyusuri AOB.Bila massa
bandul m, beratnya w = m.g. Saat bandul berada di A, gaya penggeraknya F 1

F1 = m.g sin  = m.g

karena sudut  kecil, AO1 dapat disamakan dengan : AO = y

F1 = m.g  F1 =

adalah bilangan tetap, jadi F1 = k.y

69
Hubungan yang terakhir menyatakan bahwa gaya penggerak sebanding dengan
simpangannya. Bandul melakukan gerak Harmonis.Karena gerakan bandul gerak
harmonik, periodenya dapat dicari dari rumus periode Gerak harmonis.

T=

T adalah waktu ayun bandul dalam detik, panjang bandul dalam meter, dan g
percepatan grafitasi dalam m/s2.

EVALUASI BAB 11

1. Sebuah benda bergetar harmonik sederhana dengan persamaan


y = 5 sin ( 3 t +  /6)
y dalam meter, t dalam detik, dan besaran sudut dalam radian. Tentukan :
a. Amplitudo, frekwensi dan periode geraknya.
b. Kecepatan dan percepatan sesaat.
c. Posisi, kecepatan dan percepatan pada saat t = 2 detik.
d. Kecepatan dan percepatan maksimumnya.
e. Energi kinetik dan energi potensialnya saat t = 1 detik jika m = 100 gram.
f. Energi totalnya.

2. Sebuah benda yang massanya 0,75 kg dihubungkan dengan pegas ideal yang
konstanta pegasnya 25 N/m, bergetar pada bidang horisontal yang licin tanpa
gesekan. Tentukan :
a. Energi sistem dan kecepatan maksimum benda apabila amplitudo = 4 cm.
b. Kecepatan benda pada saat simpangannya 3 cm.
c. Energi kinetik dan energi potensial sistem pada saat simpangannya 3 cm.

3. Sebuah pegas dapat memanjang hingga 30 cm jika di tarik gaya 0,5 N. Sebuah benda
yang massanya 50 gram digantungkan pada ujung pegas kemudian diberi
simpangan 30 cm dari titik seimbangnya setelah itu dilepaskan, tentukanlah :
a. Periodenya.
b. Persamaan gerak dari benda tersebut.
c. Kecepatan, percepatan, energi kinetik, energi potensial pada saat simpangannya
20 cm.

70
4. Berapa simpangan getaran selaras yang menggetar vertikal, agar pada saat itu energi
potensialnya sama dengan energi kinetiknya, jika amplitudonya 10 cm.

5. Benda yang bermassa 100 gram bergetar selaras vertikal dengan amplitudo 5 cm
dan frekwensinya 10 cps. Pada suatu ketika fasenya 1/12, maka tentukan :
a. Simpangan pada saat itu.
b. Gaya yang bekerja pada saat itu.
c. Energi potensial terhadap kedudukan setimbang pada saat itu.
d. Kelajuan dan perlajuan benda pada saat itu.
e. Energi kinetik benda pada saat itu.

6. Ditentukan persaman gerak getar adalah y = 10 sin 50t, y dalam cm dan t dalam
detik. Ditanyakan :
a. Persamaan percepatannya.
b. Percepatan maksimumnya.
c. Bila suatu saat fasenya = 1/5, telah berapa detik benda bergetar.
d. Hitung panjang simpangan pada saat soal 8c.
e. Hitung besarnya kecepatan getar pada saat t = 1/75 detik.

7. Sebuah benda bermassa 50 gram bergerak harmonic sederhana dengan amplitude 10 cm


dan periode 0,2 s. Besar gaya yang bekerja pada system saat simpangannya setengah
amplituo adalah ?

8. Seutas kawat berdiameter 2 cm digunakan untuk menggantungkan lampu 31,4 kg pada


langit-langit kamar. Tegangan (stress) yang dialami kawat adalah? (g=10 m/s2)

9. Sebuah pegas digantungkan pada langit-langit sebuah lift. Di ujung bawah pegas
tergantung beban 50 g. Ketika lift diam, pertambahan panjang pegas 5 cm. Pertambahan
panjang pegas jika lift bergerak ke bawah dengan percepatan 3 m/s2 adalah? (g=10 m/s2)

10. Sebuah pegas yang panjangnya 20 cm digantungkan vertical. Kemudian ujung di


bawahnya diberi beban 200 gram sehingga panjangnya bertambah 10 cm. Beban ditarik 5
cm ke bawah kemudian dilepas hingga  beban bergetar harmonic. Jika g=10 m/s2.
Tentukan besar frekuensi getaran ?

71
DAFTAR PUSTAKA

Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung :
Yrama Widya

Adiwarsito. (2009). “Materi Ajar: Fisika SMA Kelas X IPA”. [Online]. Tersedia:
https://adiwarsito.wordpress.com[12 Juli 2017]

Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMU Jilid 1A. Jakarta: Erlangga.

72
73

Anda mungkin juga menyukai