Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Biologi (Enzim Katalase)

Disusun Oleh : Jefri Tri Pamungkas (13) Riske Caturyanti Rosyida Umami (26) (28)

Shintawati Primaning T(29) Yunita Enggar B (30)

Tahun Ajaran 2013/2014

SMAN 1 Maospati

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbilalamin, rasa syukur peneliti ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan kekuatan, ketabahan, dan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyusun sebuah Makalah untuk memenuhi tugas Biologi. Allah Humma SholliAla Saidina Muhammad WaAla Ali saidina Muhammad peneliti ucapkan kepada permata ayahanda Abdullah, Mutiara ibunda Aminah, yakni junjungan alam Nabi besar Muhammad saw. Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari alam jahiliah, dari alam yang gelap, menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang disinari iman dan islam, seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti menyusun dan menyelesaikan makalah ini, terutama pada pembimbing dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Kepada kaum cendekiawan dimohonkan tegur sapa apabila menemukan kejanggalan dalam makalah ini, untuk dijadikan pegangan dan upaya peningkatan selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya, peneliti berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang sempat membaca makalah ini pada umumnya dan bagi peneliti sendiri khususnya.

Jefri Tri P, 14 Agustus

2013

Peneliti

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................ 1.2 Perumusan Masalah................................ 1.3 Hipotesa................................................ 1.4 Tujuan Penelitian..................................... 1.5 Manfaat................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Percobaan...................................................................................... 3.2 Tempat dan Waktu................................................................................. 3.3 Variabel Percobaan................................................................................ 3.4 Alat dan bahan....................................................................................... 3.5 Prosedur kerja........................................................................................ BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 5 5 5 5 5 1 1 1 2 ii

4.1 Pengamatan............................................................................................ 6 4.2 Analisis Data............................................................................................ 6 4.3 Pembahasan............................................................................................ 6 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan....................................... 8 5.2 Saran................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga hidupnya. Aktivitas makan dilakukan setiap makhluk hidup tidak memandang usia, spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui beragam proses. Hasil dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk pertumbuhan maupun aktivitas makhluk hidup. Namun dari proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya menghasilkan zat atau senyawa tetapi juga dihasilkan zat-zat yang bersifat racun (toksin) bagi tubuh. Misalnya senyawa Hidrogen peroksida ( ) yang berbahaya bagi tubuh. Namun tubuh manusia telah dilengkapi dengan organ hati (hepar) yang memiliki jutaan peroksisom. Organel sel ini menghasilkan enzim katalase yang mampu menguraikan menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Dalam proses metabolisme, enzim merupakan biokatalisator yang bertugas mempercepat laju reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimanakah kerja enzim katalase? 2. Apakah faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase? 3. Apakah organ yang banyak mengandung enzim katalase?

1.3 Hipotesa
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman (pH) lingkungannya. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kerja enzim katalase 2. Mengetahui organ yang banyak mengandung enzim katalase 3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

1.5 Manfaat
Dapat mengetahui tentang kerja enzim katalase dan meningkatkan ilmu pengetahuan lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida ( ), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air ( ) dan oksigen ( ) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida ( ) menjadi air ( ) dan oksigen ( ). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah: + Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut : A. Suhu Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). B. Derajat keasaman (pH) Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. C. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi. D. Inhibitor enzim Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi. E. Konsentrasi substrat, jika konsentrasi substrat ditambah maka kecepatan reaksi pun semakin lambat. Otto Warburg memenangkan hadiah nobel pada tahun 1930. penelitian awal Otto adalah tentang polipeptida. Pada universitas Heidelberg, dia meneliti tentang proses respirasi. Otto ingin mengaitkan proses tersebut dengan metode fisikan dan kimia. Metode tersebut ia gunakan pada asimilasi karbon dioksida tanaman, metabolisma tumor dan unsur kimia pokok pada organ

respirasi fermentasi. Otto tidak pernah menjadi staf pengajar, tetapi penemuannya tentang flavin dan nikotinamida sebagai gugus aktif dalam enzim pentransferr hidrogen telah melengkapi proses oksidasi dan reduksi pada dunia kehidupan. Enzim dibuat di dalam sel sel hidup. Sebagian besar enzim bekerja di dalam sel, yang disebut enzim intraseluler. Salah satu contoh enzim intraseluler adalah enzim katalase. Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hydrogen peroksida ( ) di dalam sel hati. Dalam hal ini Hydrogen peroksida bertindak sebagai substrat. Hydrogen peroksida merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi Hydrogen peroksida ( ) menjadi air ( ) dan oksigen ( ).

BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Jenis Percobaan Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental karena terdapat variabel-variabel yang mendukung penelitian. 3.2 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 september 2013 di Laboratorium Biologi . 3.3 Variabel Percobaan Menentukan variable-variabel. -Variabel bebas : faktor yang sengaja dibuat berbeda dalam suatu penelitian.
Pada penelitian ini adalah pemberian NaOH, HCl, dan suhu -Variabel terikat : suatu hasil dari perlakuan variabel bebas dan terkontrol. Variabel terkontrolnya adalah banyaknya gelembung dan nyala api yang terjadi -Variabel respon : variabel yang dibuat sama dalam suatu percobaan. Sebagai pengontrol yaitu wadah, obyek penelitian (hati ayam) dan alat

3.4 Alat dan Bahan : -Air -Potongan hati ayam sebanyak 8 potong -Korek api -HCl : 10% -Pembakar spirtus dan peralatannya -Rak tabung reaksi -Termometer -Tisu/kapas -Gelas kimia : 10% -NaOH : 10% -Pipet tetes tiga -Potongan es -Tabung reaksi 7 -Lidi 2 3.5 Prosedur Kerja 1. Beri label tabung reaksi 1 sampai dengan 7 2. Tabung reaksi 1, isi dengan 1 potong hati ayam mentah. Tetesi tabung reaksi 1 dengan 5 tetes tutup tabung reaksi dengan tisu/kapas, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya. 3. Tabung reaksi 2, isi dengan 1 potong hati yang sudah direbus. Tetesi tabung reaksi 2 dengan 5 tetes tutup tabung reaksi dengan tisu/kapas, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya.

4. Tabung reaksi 3, isi dengan 1 potong hati mentah yang sudah didinginkan selama 1 menit pada air yang bersuhu . Tetesi tabung reaksi 3 dengan 5 tetes tutup tabung reaksi dengan tisu/kapas, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya. 5. Tabung reaksi 4, isi dengan 1 potong hati mentah. Tetesi tabung reaksi 4 dengan 10 tetes NaOH, tutup tabung reaksi dengan tisu/kapas, kocok, tetesi 5 tetes tutup, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya. 6. Tabung reaksi 5, isi dengan 1 potong hati mentah. Tetesi tabung reaksi 5 dengan 10 tetes HCl, tutup tabung reaksi dengan tisu/kapas, kocok, tetesi 5 tetes tutup, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya. 7. Tabung reaksi 6, isi dengan 2 potong hati mentah. Tetesi tabung reaksi 1 dengan 5 tetes tutup, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya. 8. Tabung reaksi 7, isi dengan 1 potong hati mentah. Tetesi tabung reaksi 1 dengan 10 tetes tutup, kocok, amati, apa yang terjadi. Uji dengan lidi yang membara catat hasilnya.
9. catat hasilnya pada tabel.

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1 Pengamatan


No Perlakuan 1 Hati mentah (1) + 2 Hati direbus (1) + 3 Hati dingin (1) + 4 Hati mentah (1) + 5 Hati mentah (1) + HCl + 6 Hati mentah (2) + 7 Hati mentah (1) + Keterangan : + : gelembung sedikit ++ : gelembung sedang +++ : gelembung banyak : tidak ada gelembung Keterangan nyala/tidak ( bara ujung lidi ) : + : menyala ++ : menyala sedang +++ : menyala terang : tidak menyala Gelembung Gas +++ ++ ++ + +++ ++ Bara Api ++ ++ + + +++ +++

4.2 Analisa Data 1. 1 potong hati mentah ditambah 5 tetes (hidrogen peroksida) Saat 1 potong hati mentah diberi terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah menjadi (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa juga diuraikan menjadi oksigen ( ). 2. 1 potong hati direbus kemudian ditambah 5 tetes (hidrogen peroksida) Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah , ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan menjadi dan . 3. 1 potong hati didingingkan kemudian ditambah 5 tetes (hidrogen peroksida) Ekstrak yang dimasukkan kedalam es kemudian ditambah , ternyata menimbulkan gelembung udara sedikit saat bara api di masukkan ke dalamnya, dan juga menimbulkan nyala api sedikit. Hal ini disebabkan karena pada suhu C enzim akan inaktif (tidak aktif sementara). 4. 1 potong hati mentah ditambah 10 tetes NaOH dan 5 tetes (hidrogen peroksida) Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

5. Ekstrak ditambah 10 tetes HCl dan 5 tetes (hidrogen peroksida) Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam. 6. 2 potong hati mentah ditambah 5 tetes (hidrogen peroksida) Saat 2 potong hati mentah diberi 5 tetes terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah menjadi (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih besar daripada tabung reaksi pertama. Hal ini membuktikan bahwa juga diuraikan menjadi oksigen ( ). 7. 1 potong hati mentah ditambah 10 tetes (hidrogen peroksida) Saat 1 potong hati mentah diberi terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak namun lebih sedikit dari reaksi yang pertama. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah menjadi (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api yang lebih besar daripada tabung reaksi pertama. Hal ini membuktikan bahwa juga diuraikan menjadi oksigen ( ). 4.3 Pembahasan Dari data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa pada saat ekstrak hati, ditetesi dengan maka akan menghasilkan dan . Terbukti bara api akan menyala dan muncul gelembung gas. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara api merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Jika sebelum ditetesi ketiga ekstrak ditetesi HCl dahulu (suasana asam) maka gelembung yang muncul sedikit. Berati dalam suasana asam enzim katalase tidak bekerja dengan optimum akibat sisi aktif enzim mengalami sedikit perubahan. Akan tetapi jika sebelum ditetesi ekstrak ditetesi NaOH dahulu (suasana basa) maka dan O2 yang dihasilkan masih banyak (meski tidak sebanyak jika ditetesi saja) terbukti bara api menyala lama dan gelembung gas banyak. Berari enzim katalase masih dapat bekerja optimum pada pH netral (7) sampai sedikit basa.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Katalase memecah senyawa berbahaya, seperti Hydrogen peroksida ( ) di dalam sel hati. Dalam hal ini Hydrogen peroksida bertindak sebagai substrat. Hydrogen peroksida merupakan senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan didegrasi oleh katalase. Katalase mendegrasi Hydrogen peroksida ( ) menjadi air ( O) dan oksigen ( ).

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut : a. Suhu Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). b. Derajat keasaman (pH) Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi. d. Inhibitor enzim Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi. e. Konsentrasi substrat, jika konsentrasi substrat ditambah maka kecepatan reaksi pun semakin lambat. 3. Organ yang banyak mengandung enzim Katalase adalah hati 5.2 Saran Gunakan hydrogen peroksida ( ) yang baru, karena hydrogen peroksida ( sangat mudah menguap dan tidak akan menimbulkan reaksi.

DAFTAR PUSTAKA Novita Ambriana. 2011. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ENZIM KATALASE. http://novleexta.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-biologi-enzim.html http://ozzhy-blog.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-biologi-enzim.html http://bungasakuraatin.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-uji-kerja-enzim.html

Anda mungkin juga menyukai