Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

PENGARUH PH DAN SUHU TERHADAP


KERJA ENZIM KATALASE

Nama Kelompok: XII MIA 2


1. Abd. Salam (01)
2. Annisa Arifien (02)
3. Erika Aurelia E (08)
4. M. Amir Hidayat (14)
5. Yeni Zanuba Arifa (30)
6. Aliefia Damayanti (33)

SMA NEGERI 2 PROBOLINGGO


1. Jl. Ki Hajar Dewantara no. 1 Telp. (0335) 423196
2. Probolinggo 67213
Website: www.sman2-pbl.sch.id E-mail: sman2_pbl@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga hidupnya.
Aktivitas makan dilakukan setiap makhluk hidup tidak memandang usia, spesies, dan
jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh tubuh melalui
beragam proses. Hasil dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk
pertumbuhan maupun aktivitas makhluk hidup.
Namun dari proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya
menghasilkan zat atau senyawa tetapi juga dihasilkan zat-zat yang bersifat racun
(toksin) bagi tubuh. Misalnya senyawa Hidrogen peroksida (H2O2) yang berbahaya
bagi tubuh. Namun tubuh manusia telah dilengkapi dengan organ hati (hepar) yang
memiliki jutaan peroksisom. Organel sel ini menghasilkan enzim katalase yang
mampu menguraikan H2O2 menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Terkadang kerja
enzim katalase tidak selalu bekerja secara optimal. Dapat dikatakan bahwa enzim
katalase yang terdapat di hati bisa terpengaruh oleh faktor-faktor lain, baik itu
mengambat ataupun mempercepat kerja enzim katalase.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan uji coba enzim katalase
guna mengetahui pengaruh ph dan suhu terhadap kerja enzim katalase.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh ph dan suhu terhadap kerja enzim katalase?
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor (ph dan suhu) yang mempengaruhi cara kerja enzim
katalase
1.4 Manfaat
A. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
katalase
2. Penulis lebih memahami cara kerja enzim katalase
3. Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah
B. Bagi pembaca
1. Pembaca dapat menemukan referensi jika melakukan percobaan serupa
2. Sebagai media pembelajaran untuk megetahui factor-faktor yang
mempengaruhi enzim katalase
3. Untuk menambah ilmu bagi pembaca
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Enzim
2.1.1 Pengertian Enzim
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh
makhluk hidup. Karena berperan sebagai katalis maka enzim dinamakan juga
biokatalisator.Enzim dapat bertindak sebagai katalis,yakni dapat mempercepat suatu
reaksi kimia tanpa merubah reaksi kimia tersebut. Enzim meningkatkan laju reaksi
metabolisme tetapi tidak ikut bereaksi. Peningkatan laju reaksi yang terjadi paling
kecil adalah 106 kali dibandingkan jika tidak dikatalis.
2.1.2 Komponen Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap atau haloenzim tersusun dari dua komponen.
1. Bagian protein (apoenzim), yakni enzim yang tersusun atas protein.
Sifatnya labil (mudah berubah),tidak tahan akan panas dan mudah
terpengaruh oleh suhu dan tingkat keasaman.Misal : NAD+.
2. Bagian nonprotein (gugus prostetik)
Gugus prostetik yang berasal dari molekul nonorganik disebut kofaktor.
Contoh : besi,tembaga,seng. Gugus prostetik,yaitu gugus yang berasal
dari molekul organik kompleks yang disebut dengan koenzim.
Misalnya NADH,FADH,koenzim A dan VitB.
2.1.3 Cara Kerja Enzim
Molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya.
Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat makaakan
menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut
disebut dengan sisi aktif.Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul
produk. Setelah enzim dihasilkan dari reaksi,enzim kemudian
dilepaskan.Enzim bebas membentuk kompleks yang baru dengan substrat
yang lain.
2.1.4 Sifat-sifat Enzim
Sifat enzim pada umumnya adalah sebagai berikut
1. Enzim merupakan koloid.
2. Enzim bekerja sebagai katalisator.
3. Enzim bekerja secara spesifik (khusus).
4. Enzim dapat bekerja bolak-balik.
5. Enzim bekerja pada suhu otimum (30OC-40OC).
6. Enzim bekerja pada pH netral.
7. Enzim dapat bekerja sebagai zat inhibitor.
2.2 Enzim Katalase
2.2.1 Pengertian Enzim Katalase
Enzim sangat berperan penting dalam tubuh, seperti halnya dengan enzim
katalase.Enzim ini merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme, pada
tulang, membran mukosa, ginjal dan hati.Enzim ini bekerja secara aktif dalam tubuh
dan aktifitas kerjanya dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma serta
peroksosom.enzim yang mengandung empat gugus ini juga memiliki empat rantai
polypeptide yang masing-masing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino.
Heme yang terdapat pada enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin
protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal.Adapun berat molekul yang
terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol.
2.2.2 Fungsi Enzim Katalase
Enzim katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat
gugus tadi akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan
hidrogen peroksida atau H202 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat untuk
seluruh sel-sel yang hidup.Kandungan H202 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi
tubuh untuk itu enzim katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H202
tersebut.Peran enzim ini juga sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi
dekomposisi hydrogen peroksida sehingga pada nantinya dapat berubah menjadi
oksigen serta air. Untuk satu molekul hydrogen peroksida, enzim ini mampu
mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses peredoksidasian yang kedua
akan menjadi air. Hydrogen yang berupa ion sebagai penyeimbang terhadap reaksi
yang tengah berjalan.
2.2.3 kerja enzim katalase
Enzim ini banyak terdapat dalam sel-sel pada hati.Adakalanya jumlah enzim
ini lebih meningkat dari semula. Dengan begitu reaksinya akan lebih cepat. Untuk itu
kita perlu mengkonsumsi bahan makanan seperti hati dengan porsi yang lebih banyak
sehingga proses oksidasi yang dilakukan oleh enzim katalase tidak mengecil.
2.3 Larutan H2O2
HidogenPeroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang
terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia
H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard padatahun 1818. Senyawa ini
merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun
dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H2O2) dan
oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian
peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).Penguraian peroksida (H2O2)
ditandai dengan timbulnya gelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah:
2H2O2 2H2O(g) + O2(g)
Senyawa (H2O2) yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim
katalase menguraikan (H2O2) menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi
tubuh. Ada tidaknya gelembung merupakan indikatora danya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen
dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan
mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam
dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (±300C) dan
suasana netral.
2.4 Hipotesis
 Ph dan suhu dapat mempengaruhi kerja enzim katalase
 Ph dan suhu tidak dapat mempengaruhi kerja enzim katalase
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal Penelitian : 13 september 2017
Waktu penelitian : 08.30 WIB- selesai
Tempat : laboratorium biologi SMAN 2 Probolinggo
3.2 Alat dan Bahan
Alat: bahan:
1. 4 tabung reaksi 1. Hati sapi
2. Rak tabung reaksi 2. NaOH 10 %
3. Pembakar spiritus 3. HCl 10%
4. Pipet 4. Larutan H2O2
5. Gelas ukur
6. Penjepit
7. lidi
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah ekstrak hati sapi dengan menghaluskan terlebih dahulu dengan
blender
3. Berilah label pada masing-masing tabung (1,2,3 dan 4)
4. Masukkan cairan hati yang sudah dihaluskan pada 4 tabung reaksi, masing-
masing tabung diberikan dengan volume yang sama
5. Perlakuan pada ke-empat tabung reaksi sebgagai berikut:
a. Tabung 1
Setelah dimasukkan ekstrak hati, masukkan larutan H2O2, lalu kocok-
kocok tabung reaksi agar ekstrak hati bereaksi, kemudian amati apa yang
terjadi
b. Tabung 2
Setelah dimasukkan ekstrak hati, masukkan HCl 5-10 tetes, kocok sedikit
agar tercampur, lalu masukkan larutan H2O2 5 tetes, lalu kocok-kocok
tabung reaksi agar ekstrak hati bereaksi, kemudian amati apa yang terjadi
c. Tabung 3
Setelah dimasukkan ekstrak hati, masukkan NaOH 5-10 tetes, kocok
sedikit agar tercampur, lalu masukkan larutan H2O2 5 tetes , lalu kocok-
kocok tabung reaksi agar ekstrak hati bereaksi, kemudian amati apa yang
terjadi
d. Setelah dimasukkan ekstrak hati, panaskan ekstrakk hati tersebut
menggunakan pembakar spiritus, setelah panas masukkan larutan H2O2 5
tetes, lalu kocok-kocok tabung reaksi agar ekstrak hati bereaksi, kemudian
amati apa yang terjadi
e. Setelah semua tabung dikocok, bakarlah lidi hingga muncul bara api
f. Masukkan lidi tersebut pada masing-masing tabung, amati apa yang
terjadi
g. Catat data hasil percobaan
3.4 Variabel
1. Variable bebas : ph (asam (HCL), basa (NaOH, netral)) dan suhu ( suhu
normal, suhu panas)
2. Variabel terikat : banyaknya gelembung gas dan bara api
3. Variabel kontrol : jenis hati (hati sapi), volume hati, tabung reaksi,
jumlah HCL, jumlah NaOH, jumlah H2O2
BAB IV
HASIL PENELITIAN

41. Tabel Pengamatan


Gelembung
No Perlakuan Nyala api
gas

1 Hati sapi + H2O2 ++++ ++++

2 Hati sapi + HCl + H2O2 - -

3 Hati sapi + NaOH + H2O2 ++ +++

4 Hati sapi dipanaskan + H2O2 +++ +++

Keterangan:
- : bila tidak ada
+ : sedikit
++ : sedang
+++ : banyak
++++ : banyak sekali
42. Analisis Data
1. Pada tabung 1 (Hati sapi + H2O2) setelah tabung dikocok-kocok, ternyata muncul
gelembung gas yang banyak sekali. gelembung gas yang dihasilkan pada tabung 1
adalah gelembung gas yang paling banyak dihasilkan daripada tabung-tabung
lainya. Untuk percobaan bara api, bara api yang dimasukkan ke tabung 1 semakin
menyala.
2. Pada tabung 2 (Hati sapi + HCl + H2O2) setelah tabung dikocok-kocok, ternyata
setelah diamati tidak ada gelembung gas yang dihasilkan. Begitu pula dengan bara
api, setelah dimasukkan bara api, apinya malah semkain padam lalu mati.
3. Pada tabung 3 (Hati sapi + NaOH + H2O2) setelah tabung dikocok-kocok, ternyata
menghasilkan sedikit gelembung gas, sedangkan bara api yang dihasilkan
lumayan banyak, meskipun tidak sebanyak pada tabung 1 (netral)
4. Pada tabung 4 (Hati sapi dipanaskan + H2O2) setelah tabung dikocok-kocok
ternyata, menghasilkan cukup banyak gelembung gas, meskipun tidak sebanyak
yang pada tabung 1 (netral). Begitu pula dengan bara api yang dihasilkan juga
lumayan banyak meskipun tidak sebanyak pada tabung 1 (netral)
43. Pembahasan
Reaksi uji enzim katalase sebagai berikut:
2H2O2 2H2O + O2
Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati sapi mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke
dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen (O2). Dalam percobaan hati + H2O2 yang dalam keadaan netral,
muncul gelembung yang sangat banyak karena enzim katalase bereaksi dengan H2O2
menghasilkan uap air. Sedangkan pada penambahan HCl, kerja enzim katalase tidak
bekerja secara optimal, ditandai dengan tidak munculnya gelembung gas dan bara api,
hal tersebut membuktikan bahwa enzim katalase tidak aktif bekerja pada keadaan
asam. Tetapi pada percobaan diatas, terjadi sebaliknya dikarenakan kemungkinan
HCl sudah rusak atau tercampur zat lain atau bisa juga dikarenakan oleh H2O2 yang
rusak.
Pada keadaan basa, enzim katalase juga kurang optimal bekerja, meskipun
pada uji enzim katalase, perlakuan NaOH masih terdapat gelembung udara. Mungkin
hal tersebut disebabkan karena jumlah dari basa itu sendiri masih lemah, sehingga
enzim katalase masih bisa bekerja atau bisa juga karena larutan NaOH dan H2O2
mengalami kerusakan.
Sedangkan perlakuan hati dipanaskan, enzim juga tidak optimal bekerja
karena pada keadaan suhu yang terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi atau
kerusakan. Tetapi pada uji enzim katalase yang sudah dilakukan, masih terdapat
gelembung udara dan bara api, mungkin pada saat dipanaskan suhunya sudah terlalu
panas, sedangkan untuk gelembung yang muncul dikarenakan suhunya sudah
melebihi atau kurang dari 400-500C. karena pada suhu 400-500C, tidak akan ada
gelembung udara, sehingga jika menunjukkan ada gelembung maka kemungkinan
suhunya melebihi atau kurang dari 400-500C. Jadi enzim katalase akan bekerja secara
optimal jika berada dalam keadaan netral dan pada ruangan dengan suhu normal.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ph dapat memoengaruhi kerja enzim katalase, dimana enzim katalase akan bekerja
secara optimal pada ph netral dan tidak bekerja secara optimal pada ph asam dan
basa
2. Suhu dapat mempengaruhi kerja enzim katalase, dimana enzim katalase akan
bekerja secara optimal pada suhu ruangan atau suhu normal
3. Enzim katalase akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang terlalu
tinggi
5.2 Daftar Pustaka
http://ameliaoktasworld.blogspot.co.id/2014/02/laporan-biologi-pengaruh-ph-
terhadap.html

http://velahumaira.blogspot.co.id/2012/12/laporan-praktikum-biologi-
pengaruh-ph.html

http://anandakusumawardani.blogspot.co.id/2013/07/praktikum-pengaruh-
suhu-terhadap-enzim.html

bagongmendem.blogspot.co.id/2011/09/laporan-biologi-kerja-enzim-
katalase.html
LAMPIRAN
Alat :
1. 4 tabung reaksi dan 2. Pembakar spiritus 3. Pipet
satu rak tabung reaksi

4. Gelas ukur 5. lidi

Bahan:
1. Ekstrak hati 2. HCl 3. NaOH 4. Larutan H2O2
Cara kerja:
1. Masukkan cairan hati yang sudah dihaluskan pada 4 tabung reaksi, masing-masing
tabung diberikan dengan volume yang sama

2. Masukkan HCl pada tabung 2 lalu Masukkan NaOH pada tabung 3

3. Panaskan hati pada tabung 4 lalu tambahkan larutan H2O2 pada setiap tabung

4. Kocok-kocok tabung reaksi, setelah diamati , masukkan bara api


5. Hasil setelah dikocok

Anda mungkin juga menyukai