Anda di halaman 1dari 13

ACARA 3.

ENZIM

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim merupakan biokatalisator yang efektif, efisien dan selektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata (Lehninger, 1995).
Enzim mengkatalisis reaksi tanpa produk samping dan ramah lingkungan
sehingga enzim dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis produk yang
diharapkan. Saat ini enzim yang banyak digunakan untuk diaplikasikan secara
komersial dalam proses industri adalah kelompok enzim hidrolase. Enzim
hidrolase adalah enzim-enzim yang bekerja atau menguraikan suatu substrat
dengan menggunakan molekul air. Berdasarkan substratnya, enzim hidrolase
terbagi atas karbohidrase, esterase dan proteinase atau protein. Beberapa enzim
hidrolase yang banyak digunakan dalam proses industri adalah enzim selulase,
amilase, lipase dan protease. Dalam proses industri enzim memiliki peranan
penting, seperti enzim selulase yang berperan dalam proses pembuatan zat kimia,
pulp dan kertas, dan farmasi. Amilase yang berperan dalam industri makanan,
lipase yang berperan dalam industri obat-obatan, pereaksi klinis, bahan tambahan
makanan, sintesan biopolimer, kosmetik dan berperan dalam produksi bioetanol
serta protease yang berperan dalam pengolahan pangan (Pastor et. al, 2001),
penenunan (Helmann, 1995), penyamakan kulit, deterjen, textil dan pengolahan
limbah cair. Pada tahun 2000, penjualan enzim merupakan peringkat yang tinggi
dalam bidang bioteknologi dan diperkirakan mencapai US$ 1,6 milyar
(Pawiroharsono, 2008; Sharma, 2001; Moon dan Parulekur, 1993).
1.2 Tujuan Praktikum
1. Membuktikan kerja enzim katalase dalam penguraian hydrogen peroksida
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Enzim

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang


dihasilkan oleh sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua
reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jikatidak ada enzim, atau aktivitas enzim
terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambathingga pertumbuhan sel
juga terganggu (Poedjiadi, 2006).
Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi di dalamsel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebihcepat daripada apabila reaksi tersebut
dilakukan tanpa katalis. Jadi, enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang
sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasanyang
tinggi.S e p e r t i   j u g a   k a t a l i s   l a i n n y a ,   m a k a   e n z i m   d a p a t   m e n u r u n k a
n   e n e r g i   a k t i v a s i   s u a t u   r e a k s i kimia. Reaksi kimia ada yang
membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan ada pula
yangmenghasilkan energi atau mengeluarkan energi (eksergonik) (Sumarlin,
2013).
Ptyalin merupakan protein yang berada di dalam air liur. Ptyalin dapat
membantu proses pencernaan makanan dengan memecah pati menjadi potongan-
potongan gula yang larut air.E n z i m p t y a l i n m e r u p a k a n n a m a l a i n d a r i
a m y l a s e y a n g h a n y a d i t e m u k a n d a l a m a i r l i u r   manusia. Zat ini
dikenal lebih akrab sebagai amylase saliva (Anonimous,2010).
Enzim ptyalin dalam saliva merupakan suatu enzim amyla
s e   y a n g   b e r f u n g s i   u n t u k   memecah molekul amilum menjadi maltose
dengan proses hidrolisis. Enzim ptyalin bekerjasecara optimal pada pH 6,8. Di
samping karena musin adalah suatu zat yang kental dan licin,maka saliva
mempunyai fungsi membasahi makanan dan sebagai pelumas yang
memudahkanatau memperlancar proses menelan makanan. Enzim ptyalin
mulai tidak aktif pada pH 4,0,karena setelah makanan ditelan dan
masuk ke dalam lambung, proses hidrolisis oleh enzim  ptyalin tidak
berjalan lebih lama lagi. Dalam lambung cairan ini hanya dapat bertahan
selama15-30 menit, karena cairan dalam lambung bersifat sangat asam yaitu
mempunyai pH antara1 , 6 -
2,6. Rangsangan yang menyebabkan pengeluaran saliva dari kel
e n j a r   s a l i v a   a d a l a h  pikiran tentang makanan yang disenangi, adanya bau ma
kanan yang sedap atau melihatmakanan yang diharapkan sehingga menimbulkan
selera (Poedjiadi, 2006)

2.1.2 Enzim Katalase

Enzim katalase merupakan senyawa yang dibentuk secara alamiah oleh


organisme. Enzim ini memiliki peranan dalam membantu proses penting dalam
tubuh organisme tersebut. Dalam lingkup ilmu pengetahuan ,enzim
diklarifikasikan ke dalam beberapa jenis . pengkelompokan enzim ini didasarkan
pada beberapa hal antara lain fungsi biologis enzim , susunan gugus enzim, tingkat
kelarutan enzim .

Enzim katalase terdiri dari 4 gugusan heme. Ia ada pada tulang , ginjal ,
membran, mukosa juga hati. Adapun aktifitas enzim katalase ini ditemukan di
wilayah mitokondria,peroksosom dan juga sutoplasma.

Enzim katalase ini dimasukan kedalam golongan enzim hidroperoksidae


dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya .
penumpukkan senyawa ini bisa memancig radikal bebas yang jika tidak diuraiakan
akan membuat membrane sel didalam tubuh rusak dan memancing kanker.

Hidrogen peroksida merupakan hasil pernapasan dan terdapat didalam sel


organisme . H2O2 ini harus dibuang . pada posisi inilah enzim katalase dibutuhkan
proses penguraian H2O2 menjadi oksigen dan air.

2.1.4 Suhu

Enzim katalase ini dimasukan kedalam golongan enzim hidroperoksidae


dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya .
penumpukkan senyawa ini bisa memancig radikal bebas yang jika tidak diuraiakan
akan membuat membrane sel didalam tubuh rusak dan memancing kanker.

Hidrogen peroksida merupakan hasil pernapasan dan terdapat didalam sel


organisme . H2O2 ini harus dibuang . pada posisi inilah enzim katalase dibutuhkan
proses penguraian H2O2 menjadi oksigen dan air.

2.1.5 Konsentrasi Enzim

Konsentrasi enzim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja


enzim. Semakin banyak enzim reaksi akan semakin cepat, sebaliknya apabila
enzim sedikit maka reakksi yang terjadi juga lambat

Konsentrasi enzim katalase juga mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi


konsentrasi enzim katalase, semakin cepat reaksinya. Dengan kata lain,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan laju reaksi.

2.1.6 Konsentrasi Substrat

Pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim secara


bertingkat akan menaikkan kecepatan reaksi enzimatis. Dengan kata lain, semakin
besar volume atau konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam
memecah substrat yang dikatalisis. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan warna
yang terjadi melalui uji iodium atau adanya endapan yang terbentuk melalui uji
benedict.
BAB III. MATERI DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Pisau 1. HCL
2. Baskom 2. NaOH
3. Termometer 3. H2O2
4. Beaker glass 4. Es batu
5. Penyaring 5. Hati Ayam
6. Rak tabung reaksi 6. Ekstrak daun pepaya
7. Pemantik api
8. Mortar dan alu atau blender
9. Tabung reaksi
10. Bunsen
11. Pipet
12. Lidi
13. Kertas pH Universal
3.2 Metode Kerja
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Buatlah ekstrak daun papaya dengan menghancurkan daun papaya dengan
blender atau mortar kemudian saring
3. Buatlah ekstrak hati ayam dengan menghancurkannya menggunakan blender
atau mortar sampai halus.
4. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi A, B, C, dan D dengan
menggunakan gelas ukur (masing masing setinggi 2 cm tabung reaksi).
5. Masukkan ekstrak daun pepaya ke dalam tabung reaksi E, F, G, H dengan
menggunakan gelas ukur sebanyak 2 cm dari tabung reaksi
6. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi I dan J (sebagai kontrol, cek
suhu dan pH sebelum diberi H2O2)
7. Tambahkan HCl sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi A dan E dengan
menggunakan pipet lalu ukur pH dan suhunya.
8. Tambahkan NaOH sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi B dan F dengan
menggunakan pipet lalu ukur pH dan suhunya.
9. Siapkan air dalam beaker glass sebanyak 250 ml kemudian panaskan dengan
nyala api Bunsen dan masukkan tabung C dan G dengan menggunakan ke
dalam air yang sedang dipanaskan d beaker glass (cek suhu dan pH sebelum
ditambahkan H202).
10. Siapkan es batu dalam beaker glass dan masukkan tabung reaksi D dan H (cek
suhu dan pH sebelum ditambahkan H202).
11. Lakukan pengujian enzim katalase dengan menambahkan 5 mL H2O2 pada
tabung A dan segera lakukan uji gelembung gas (amati gelembung yang
terbentuk) dengan menutup tabung dengan menggunakan tangan yang sudah
memakai sarung tangan agar tidak iritasi karena H202 Setelah itu, lakukan uji
nyala api dengan menggunakan lidi yang membara.
12. Dengan langkah yang sama seperti nomor 9, lakukan percobaan tersebut pada
tabung B, C, D, E, F, G, H, I dan J.
13. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
14. Setelah kegiatan selesai, cuci tabung reaksi hingga bersih.
BAB IV. HASIL

Tabung Perlakuan pH Suhu Gelembung Nyala Api


A + HCl 5 ++++ +++
B + NaOH 9 ++++ +++
C Dipanaskan 6 54 oC ++++ +++
D Didinginkan 7 3,1 oC ++++ +++
E kontrol 5
F + HCl 5 + ++
G + NaOH 12 + ++
H Dipanaskan 6 54 oC +++ ++
I Didinginkan 7 3,5 oC +++ ++
J kontrol 6

(Ekstrak Hati ayam dan ekstrak daun pepaya) (ph Ekstrak daun pepaya)

(pH Ekstrak Hati ayam) (perlakuan pendinginan enzim)


(perlakuan pemanasan pada enzim) (pemberian Cairan H2O2)

(perlakuan Uji nyala api pada sampel) (pengamatan gelembung pada


sampel)

(Uji pH pada sampel)


BAB V. PEMBAHASAN

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan diproduksi oleh sel.
Enzim memiliki sifat spesifik yang hanya mengkatalisis reaksi kimia tertentu.
Misalnya, enzim katalase hanya memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan
reaksi sebagai berikut:

2H2O2 → 2H2O + O2

Hal ini dapat dibuktikan secara eksperimen. Percobaan ini dilakukan


dengan menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagai pembanding). Hati
ayam digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan daun
pepaya kemudian dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan
adalah sebagai berikut :

1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)

Ketika ekstrak menerima H2O2, ada banyak gelembung udara. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang ada pada hati ayam akan mengubah
H2O2 menjadi H2O (air), sebaliknya akan muncul nyala api ketika hot rod
dimasukkan. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga terurai menjadi oksigen (O2).

2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2

Menambahkan HCl di sini berarti membuat ekstrak terlalu asam. Setelah


penambahan H2O2, tidak ada gelembung udara yang terbentuk saat batubara
ditambahkan dan tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase tidak dapat berfungsi dalam kondisi yang terlalu asam.

3. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2

Menambahkan NaOH di sini berarti membuat ekstrak terlalu basa. Kemudian


tambahkan H2O2 dan lihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk, tetapi
ketika batu bara ditambahkan, tidak ada nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat berfungsi secara optimal dalam kondisi yang terlalu
basa.

4. Ekstrak dipanaskan kemudian ditambah H2O2


Ekstrak yg dipanaskan lalu ditambah H2O2, ternyata tidak ada gelembung
udara & ketika bara lidi dimasukkan ke dalamnya jua tidak ada nyala barah. Hal
ini ditimbulkan lantaran protein pada pada enzim katalase yg masih ada pada
ekstrak sudah rusak sebagai akibatnya tidak bisa menguraikan H2O2 sebagai H2O
& O2.

5. Ekstrak dimasukkan kedalam Es di tambah H2O2

Ekstrak ditempatkan di atas es kemudian ditambahkan H2O2, yang ditemukan


menyebabkan sedikit gelembung udara ketika batu bara ditambahkan ke dalamnya
dan juga menyebabkan nyala api kecil. Hal ini dikarenakan pada suhu 0 0C enzim
menjadi tidak aktif (sementara tidak aktif).

a) Yang membuat gelembung gas paling banyak merupakan ekstrak hati + H 2O2.
Hal ini menerangkan enzim katalase yg masih ada pada pada hati bekerja,
membarui H2O2 sebagai H2O. sedangkan dalam ketika dimasukkan lidi
membara kedalamnya, muncul nyala api. Hal ini membuktikan H2O2 pula
uraikan sebagai O2.
b) Nyala bara api yg paling besar merupakan ekstrak hati H 2O2 (netral). Lantaran
enzim katalase hanya sanggup bekerja pada suhu dan keadaan normal (pH)
netral. Dan lantaran H2O pada uraikan menjadi O2.
c) Gas yang dihasilkan adalah oksigen O2.
d) Ya, gelembung menunjukkan perbedaan kandungan oksigen. Semakin banyak
busa, semakin banyak oksigen.
e) Enzim katalase ini berperan dalam memecah senyawa peroksida dalam tubuh.
Lebih jelasnya, senyawa ini diberi nama hidrogen peroksida atau H2O2. Ini
adalah hasil respirasi dan ditemukan dalam sel-sel organisme. H 2O2 ini harus
dihilangkan. Di sinilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan
serangkaian proses yang memecah H2O2 menjadi oksigen dan air.
f) Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
1. Suhu

Enzim rusak ketika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Protein akan
mengental atau menggumpal jika suhunya terlalu tinggi (panas).
2. Derajat keasaman (pH)

Enzim sebagai nonaktif apabila diperlakukan dalam asam & basa yg sangat
kuat. Sebagian akbar enzim bekerja paling efektif dalam kisaran pH lingkungan
yg sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
mengakibatkan penurunan kegiatan enzim menggunakan cepat.

3. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor

Apabila pH & suhu suatu sistem enzim pada keadaan kontinu dan jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding menggunakan jumlah enzim yg
ada. apabila pH, suhu & konsentrasi enzim pada keadaan kontinu, maka reaksi
awal hinga batas eksklusif sebanding menggunakan substrat yg ada. apabila enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat bisa
menetukan laju reaksi.

4. Inhibitor enzim

Aktivitas enzim dapat dihambat, sementara atau permanen, oleh inhibitor


berupa bahan kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah, efek inhibitor
pada laju reaksi akan terlihat jelas.

g) H2O2 dihasilkan pada saat pencernaan makanan, tanpa adanya enzim katalase,
proses penguraian racun H2O2 di dalam tubuh menjadi lambat dan berdampak
pada tubuh yaitu penumpukan racun di dalam tubuh.
h) Enzim katalase juga terdapat pada daun jantung, lemak babi, melinjo dan
melinjo.
i) Contoh enzim yg lain merupakan enzim enzim pencernaan, contohnya
amilase. Amilase menggunakan memecah amilum sebagai maltosa. Amilase
didapatkan sang kelenjar saliva (ludah) & dimuntahkan ke rongga verbal buat
melakukan fungsinya.
BAB VI. KESIMPULAN

1. Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah
senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan
sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia.
2. Pada tahun 1878, Jerman Wilhelm Kuhne (1837-1900) pertama kali
menggunakan istilah “enzyme”, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
dalam bahan pengembang (ragi Pada tahun 1907, Eduard Bucher menemukan
bahwa enzim dapat bekerja di luar sel hidup, Kemudian pada tahun 1926, James
B. Summer berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa
enzim ini merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni
dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan
Stanley yang meneliti enzim pepsin, tripsin, dan kimotripsin. Penemuan bahwa
enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim ditentukan
melalui kristalografi sinar-X.
3. Klasifikasi enzim dapat dibedakan sebagai berikut : Berdasarkan tempat
bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu : Endoenzim dan eksoenzim,
Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu: konsitutif dan
adaptif, Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis : Oksidoreduktase,
Transferase, hydrolase, liase, isomerase, ligase,
4. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis bersama-sama dengan
koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim.
5. Sifat enzim : enzim adalah protein, bekerja secara khusus, berfungsi sebagai
katalis, diperlukan dalam jumlah sedikit, dan bekerja bolak-balik
6. Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang
terjadi dalam sel maupun di luar sel.
7. Ada dua teori mengenai mekanisme kerja enzim, yaitu lock and key theory dan
induced fit theory.
8. Aktivitas enzim dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: suhu, pH, konsentrasi
enzim, substrat, kofaktor, inhibitor, konsentrasi subsrat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Enzim .https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/enzim_bio3.pdf

Anonym.Enzimhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22576/4/Chapter
%20II.pdf http://digilib.unila.ac.id/1967/6/BAB%20II.pdf

Riessya. 2009. https://riessya.wordpress.com/2009/04/26/cara-kerja-enzim.

Diah Kusumawaty . Materi enzim


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197008112001122
-DIAH_KUSUMAWATY/Materi/Enzim_.pdf

Titin suprianti . enzim-enzim yang terlibat dalam bioteknologi.


http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/TITIN_SUPRIANT
I/Titin_file_6,Enzim_S2.pdf

Anda mungkin juga menyukai