BAB I. PENDAHULUAN
Vitamin adalah nutrisi organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimia, biasanya tidak disintesis oleh tubuh, harus diperoleh
dari makanan, dan larut dalam air. Sejak itu, vitamin lain telah ditemukan yang
juga larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut
dalam air merupakan dasar untuk klasifikasi vitamin. diklasifikasikan menurut
abjad menjadi (vitamin A, D, E, dan K). Vitamin yang larut dalam air tidak
menjadi racun dalam tubuh karena kelebihan vitamin ini diekskresikan melalui
urin.
2.1 Vitamin
2.2 Vitamin c
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya
sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam
askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat
bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat
pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya
mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan
sitokrom a serta c.
2.3 Vitamin A
Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam
getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan
langsung ke dalam epitel intestinal. ß – karoten yang dikonsumsi mungkin
dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase. Pemecahan ini
menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam
empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal). Demikian pula, di
dalam mukosa intestinal, retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik
retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH.
3.1.ALAT
1. Kertas saring
2. Tabung reaksi
3. Batang pengaduk
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Bunsen
7. Korek api
8. Mortar
9. Beaker glass 100ml
3.2 Bahan
1. Ambil4 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi iodin sebanyak 10 tetes
2. Siapkan larutan sampel yang akan diuji.
3. Pengujian pertama, tambah kan larutan vitamin C sintesis maupun alami pada
semua tabung reaksi berisi iodin perlahan-lahan dengan pipet tetes
4. Hitung berapa banyak vitamin C yang dibutuhkan untuk menjernihkan larutan
sampel.
5. Amati perubahannya dan catat.
6. Pengujian kedua, sisa larutan sampel yang belum diuji dipanaskan pada api
bunsen selama I menit, 3 menit dan 5 menit.
7. Lalu lakukan seperti pengujian pertama.
8. Hitung berapa banyak vitamin C yang dibutuhkan untuk menjernihkan larutan
sampel.
9. Amati perubahannya dan catat.
10. Hitung kadar vitamin C pada sampel dengan rumus
BAB IV. HASIL
1. Belum dipanaskan
10
Vitamin C Alami A = 246 tetes C= ×100 %=4,06 %
246
10
Vitamin C Sintetis B = 23 tetes C= ×100 %=43,47 %
23
2. dipanaskan 1menit
10
Vitamin C Alami C = 340 tetes C= ×100 %=2,94 %
340
10
Vitamin C Sintetis D = 40 tetes C= ×100 %=25 %
40
3. dipanaskan 3 menit
10
Vitamin C Alami E = 347 tetes C= ×100 %=2,88 %
347
10
Vitamin C Sintetis F = 41 tetes C= ×100 %=24,39 %
41
4. dipanaskan 3 menit
10
Vitamin C Alami G = 280 tetes C= ×100 %=3,57 %
280
10
Vitamin C Sintetis H = 26 tetes C= ×100 %=38,46 %
26
BAB V.PEMBAHASAN
Vitamin yang larut dalam lemak termasuk vitamin A. Tidak ada residu
dalam vitamin A. Vitamin yang larut dalam lemak diserap dari saluran pencernaan
dengan penyerapan lemak. Jika terjadi gangguan pencernaan, vitamin ini tidak
akan baik untuk diserap tubuh. Selain itu, dalam kasus kelebihan vitamin yang
larut dalam lemak, sulit untuk dikeluarkan dari tubuh, tetapi biasanya dikeluarkan
dari tubuh melalui proses buang air besar. Karena lebih sulit diproduksi daripada
vitamin yang larut dalam air, risiko kelebihan vitamin yang larut dalam lemak
juga lebih tinggi, yang dapat menyebabkan keracunan dalam tubuh.
1. Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi
molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
2. Vitamin C dapat larut dalam aquades, atau dapat larut dalam air. Dengan kata
lain vitamin C termasuk senyawa nonpolar.
3. Titrasi iodimetri yaitu titrasi yang dilakukan dengan zat-zat untuk oksidasi
potensial yang lebih rendah dan sistem yodium-yodium.
DAFTAR PUSTAKA
54.
Abdillah, L., Bintara, S., Maharani, D., & Budisatria, I. G. S. (2021). Evaluasi
Tropis, 2(2), 125-129.
Chandra, B., & Putri, W. D. (2019). Penetapan Kadar Vitamin C Dan B1 Pada
62-74.
Sajovic, J., Meglič, A., Glavač, D., Markelj, Š., Hawlina, M., & Fakin, A. (2022).