Anda di halaman 1dari 12

Acara 7.

uji kelarutan vitamin & penentuan kadar vitamin c

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah nutrisi organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimia, biasanya tidak disintesis oleh tubuh, harus diperoleh
dari makanan, dan larut dalam air. Sejak itu, vitamin lain telah ditemukan yang
juga larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut
dalam air merupakan dasar untuk klasifikasi vitamin. diklasifikasikan menurut
abjad menjadi (vitamin A, D, E, dan K). Vitamin yang larut dalam air tidak
menjadi racun dalam tubuh karena kelebihan vitamin ini diekskresikan melalui
urin.

Pemberian kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dapat memblokir dan


menghentikan pembentukan superoksida dan hidrogen peroksida untuk mencegah
kerusakan jaringan akibat oksidan, termasuk salah satunya adalah Ester C® yang
beredar di pasaran. Bioflavonoid membantu meningkatkan efektivitas vitamin C,
karena dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi
dehydroascorbate.Vitamin C juga mengandung likopen, yang merupakan senyawa
potensial untuk melawan kanker dan memiliki dua kali aktivitas antioksidan beta-
karoten.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk menguji kelarutan vitamin


2. Untuk mengetahui kadar vitamin c pada pangan
3. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada uji vitamin c
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitamin

Vitamin adalah molekul organik yang dibutuhkan tubuh untuk


metabolisme dan pertumbuhan normal. Tubuh manusia tidak dapat membuat
cukup vitamin, sehingga harus diperoleh dari makanan yang dimakan. Vitamin
juga memiliki peran khusus dalam tubuh dan juga dapat memberikan manfaat
kesehatan. Jika kadar senyawa ini tidak cukup, tubuh bisa sakit. Tubuh hanya
membutuhkan 4.444 vitamin dalam jumlah sedikit, namun jika kebutuhan tersebut
diabaikan maka metabolisme tubuh akan terganggu karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain (Winarno, 1997).

Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi vitamin yang larut


dalam air dan tidak larut dalam air (tetapi vitamin yang larut dalam lemak).
vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K dan vitamin yang
larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks seperti thiamin (B1),
riboflavin (B2), niacin (B3) atau (nicotinic asam, niacinamide), asam pantotenat
(B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam folat (B9) dan cobalamin (B12) (Deman,
1997).

2.2 Vitamin c

Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya
sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam
askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat
bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat
pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya
mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan
sitokrom a serta c.

Mekanisme kerja asam askorbat dalam banyak aktivitasnya masih belum


jelas, tetapi proses di bawah ini membutuhkan asam askorbat :

1. Hidroksilasi prolin dalam sintesis kolagen.


2. Proses penguraian tirosin, oksodasi P- hidroksi –fenilpiruvat menjadi
homogentisat memerlukan vitamin C yang bisa mempertahankan keadaan
tereduksi pada ion tembaga yang diperlukan untuk memberikan aktivitas
maksimal.
3. Sintesis epinefrin dari tirosin pada tahap dopamine-hidroksilase.
4. Pembentukan asam empedu pada tahap awal 7 alfa – hidroksilase.
5. Korteks adrenal mengandung sejumlah besar vitamin C yang dengan cepat
akan terpakai habis kalau kelenjer tersebut dirangsang oleh hormon
adrenokortikotropik.
6. Penyerapan besi digalakkan secara bermakna oleh adanya vitamin C.
7. Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam
air dan dapat menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses pencernaan.

Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut,


penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan
dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi
yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit skorbut dapat
disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar. Cadangan
normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-tanda penyakit skorbut.
Selain itu, vitamin C berperan sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh manusia, sehingga tanpa adanya katalis ini seperti pada
defisiensi vitamin , fungsi normal tubuh akan terganggu. (Pakaya, 2014).

2.3 Vitamin A

Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang


mengandung cincin sikloheksenil. Vitamin A merupakan istilah generik untuk
semua senyawa dari sumber hewani yang memperlihatkan aktivitas biologik
vitamin A. Senyawa-senyawa tersebut adalah retinal, asam retinoat dan retinol.
Hanya retinol yang memiliki aktivitas penuh vitamin A, yang lainnya hanya
mempunyai sebagian fungsi vitamin A.

Vitamin A mempunyai provitamin yaitu karoten.Pada sayuran vitamin A


terdapat sebagai provitamin dalam bentuk pigmen berwarna kuning ß karoten,
yang terdiri atas dua molekul retinal yang dihubungkan pada ujung aldehid rantai
karbonnya. Tetapi karena ß karoten tidak mengalami metabolisme yang
efisien ,maka ß karoten mempunyai efektifitas sebagai sumber vitamin A hanya
sepersepuluh retinal.

Ester retinal yang terlarut dalam lemak makanan akan terdispersi di dalam
getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen intestinum diikuti oleh penyerapan
langsung ke dalam epitel intestinal. ß – karoten yang dikonsumsi mungkin
dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim ß – karoten dioksigenase. Pemecahan ini
menggunakan oksigen molekuler, digalakkan dengan adanya garam-garam
empedu dan menghasilkan 2 molekul retinaldehid (retinal). Demikian pula, di
dalam mukosa intestinal, retinal direduksi menjadi retinal oleh enzim spesifik
retinaldehid reduktase dengan menggunakan NADPH.

2.4 Fungsi dalam biomedis

Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti


steatore dan kelainan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan
vitamin- vitamin yang larut dalam lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan
defisiensi. Defisiensi gizi akan mempengaruhi fungsi vitamin-vitamin tersebut.
Bahan pengencer merupakan suatu larutan yang mengandung berbagai nutrisi
yang esensial bagi sel spermatozoa selama proses pengolahan menjadi semen cair
maupun semen beku. Kandungan nutrisi yang terdapat didalam bahan pengencer
dapat teroksidasi akibat penyimpanan dan pengolahan. Hal tersebut
mengakibatkan peningkatan radikal bebas didalam bahan pengencer (Winangun,
2019).
BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1.ALAT

1. Kertas saring
2. Tabung reaksi
3. Batang pengaduk
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Bunsen
7. Korek api
8. Mortar
9. Beaker glass 100ml

3.2 Bahan

1. Larutan vitamin A dan C


2. Minyak
3. Air jeruk peras
4. Larutan iodin

2.3 LANGKAH KERJA

Uji kelarutan vitamin

1. Ambil 1 butir vitamin A dan sintesis lalu haluskan menggunakan mortar


2. Isi 2 beaker glass dengan minyak sebanyak 10 mL dan beri nama "minyak A
pada beaker glass pertama dan "minyak C" pada beaker glass ke dua dan isi 2
beaker glass lain dengan air sebanyak 10 mL dan beri nama "air A" pada
beaker glass pertama dan "air C" pada beaker glass ke dua.
3. Larutkan masing-masing vitamin A dan C sintesis pada minyak dan air
4. Aduk larutan tersebut menggunakan batang pengaduk kemudian amati
kelarutan masing-masing vitamin pada tiap beaker glass.

Penentuan Kadar Vitamin C

1. Ambil4 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi iodin sebanyak 10 tetes
2. Siapkan larutan sampel yang akan diuji.
3. Pengujian pertama, tambah kan larutan vitamin C sintesis maupun alami pada
semua tabung reaksi berisi iodin perlahan-lahan dengan pipet tetes
4. Hitung berapa banyak vitamin C yang dibutuhkan untuk menjernihkan larutan
sampel.
5. Amati perubahannya dan catat.
6. Pengujian kedua, sisa larutan sampel yang belum diuji dipanaskan pada api
bunsen selama I menit, 3 menit dan 5 menit.
7. Lalu lakukan seperti pengujian pertama.
8. Hitung berapa banyak vitamin C yang dibutuhkan untuk menjernihkan larutan
sampel.
9. Amati perubahannya dan catat.
10. Hitung kadar vitamin C pada sampel dengan rumus
BAB IV. HASIL

4.1 Hasil Kelarutan vitamin

NO SAMPEL HASIL PENGAMATAN


1 Minyak A Larut
2 Minyak C Tidak larut
3 Air A Tidak larut
4 Air C larut

4.2 Hasil Uji kadar vitamin C

1. Belum dipanaskan
10
Vitamin C Alami A = 246 tetes C= ×100 %=4,06 %
246
10
Vitamin C Sintetis B = 23 tetes C= ×100 %=43,47 %
23
2. dipanaskan 1menit
10
Vitamin C Alami C = 340 tetes C= ×100 %=2,94 %
340
10
Vitamin C Sintetis D = 40 tetes C= ×100 %=25 %
40
3. dipanaskan 3 menit
10
Vitamin C Alami E = 347 tetes C= ×100 %=2,88 %
347
10
Vitamin C Sintetis F = 41 tetes C= ×100 %=24,39 %
41
4. dipanaskan 3 menit
10
Vitamin C Alami G = 280 tetes C= ×100 %=3,57 %
280
10
Vitamin C Sintetis H = 26 tetes C= ×100 %=38,46 %
26
BAB V.PEMBAHASAN

Vitamin larut aquadest meliputi vitamin C dengan karakteristik tidak ada


pengendapan dan warna kuning cerah. Vitamin larut dalam aquadest dapat
diasimilasi dengan vitamin larut air. Vitamin yang larut dalam air dapat dengan
mudah diserap oleh tubuh melalui dinding usus dan mudah dikeluarkan melalui
urin. Dengan, jarang ditemukan overdosis vitamin yang larut dalam air di tubuh.
Namun, jika asupannya kurang, gejalanya baru akan muncul setelah empat bulan
kekurangan secara teratur.

Vitamin yang larut dalam lemak termasuk vitamin A. Tidak ada residu
dalam vitamin A. Vitamin yang larut dalam lemak diserap dari saluran pencernaan
dengan penyerapan lemak. Jika terjadi gangguan pencernaan, vitamin ini tidak
akan baik untuk diserap tubuh. Selain itu, dalam kasus kelebihan vitamin yang
larut dalam lemak, sulit untuk dikeluarkan dari tubuh, tetapi biasanya dikeluarkan
dari tubuh melalui proses buang air besar. Karena lebih sulit diproduksi daripada
vitamin yang larut dalam air, risiko kelebihan vitamin yang larut dalam lemak
juga lebih tinggi, yang dapat menyebabkan keracunan dalam tubuh.

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh


manusia. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C
mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang
penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan
carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga
berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Struktur kimia
vitamin c atau asam askorbat

Fungsi larutan iodin adalah sebagai reagen untuk menampilkan jumlah

vitamin C dalam sampel menjadi senyawa dihydroascorbate sehingga menjadi


biru karena kelebihan reagen. Sebelum titrasi, 2 tetes larutan kanji ditambahkan ke
sampel sebagai indikator. Pati bereaksi dengan yodium dengan adanya yodium
untuk membentuk kompleks biru yang terlihat pada konsentrasi yodium yang
sangat rendah. Larutan kanji tidak boleh ditambahkan sesaat sebelum titik akhir
tercapai. Jika larutan kanji ditambahkan ketika konsentrasi iodium tinggi,
sejumlah kecil iodium masih akan teradsorpsi pada akhir titrasi.

Penyakit akibat kekurangan vitamin C antara lain luka, penyembuhan luka


berkurang, anemia, kulit kering dan bersisik, radang gusi, kerusakan jaringan
jantung, dan banyak lagi.

Efek kelebihan vitamin C pada orang yang mengonsumsi vitamin C dosis


besar adalah sakit kepala, gangguan pencernaan, dan bahkan mungkin kejang
usus. Selain itu, juga dapat memperburuk fungsi ginjal. Vitamin C yang larut
dalam air akan meningkatkan produksi urin yang mengandung vitamin C lebih
banyak dari biasanya dan dapat memperlancar pembentukan batu ginjal.
Menyingkirkan kelebihan vitamin C bisa dilakukan dengan mengonsumsi air
putih secara rutin.

Standar berat badan telah ditetapkan oleh American Academy of Sciences.


Jumlah vitamin yang dibutuhkan bervariasi menurut usia dan jenis kelamin.
Kebutuhan vitamin C harian untuk orang dewasa sekitar 60 mg, ibu hamil 95 mg,
anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg. Namun karena tingginya tingkat pencemaran
di lingkungan, antara lain dari keberadaan kendaraan bermotor dan asap rokok,
penggunaan vitamin C harus digandakan menjadi 120 mg.
BAB V.KESIMPULAN

Dalam praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa:

1. Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi
molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

2. Vitamin C dapat larut dalam aquades, atau dapat larut dalam air. Dengan kata
lain vitamin C termasuk senyawa nonpolar.

3. Titrasi iodimetri yaitu titrasi yang dilakukan dengan zat-zat untuk oksidasi
potensial yang lebih rendah dan sistem yodium-yodium.
DAFTAR PUSTAKA

Pakaya, D. (2014). Peranan Vitamin C pada kulit. Medika Tadulako: Jurnal

Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 1(2), 45-

54.

Abdillah, L., Bintara, S., Maharani, D., & Budisatria, I. G. S. (2021). Evaluasi

Penggunaan Etanol dan Surfaktan Tween 80 dalam Melarutkan Vitamin

E pada Bahan Pengencer Sperma Andromed. Buletin Peternakan

Tropis, 2(2), 125-129.

Chandra, B., & Putri, W. D. (2019). Penetapan Kadar Vitamin C Dan B1 Pada

Buah Naga Merah (Hylocereus Lemairel (Hook.) Britton & Rose)

Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Farmasi Higea, 11(1),

62-74.

Sajovic, J., Meglič, A., Glavač, D., Markelj, Š., Hawlina, M., & Fakin, A. (2022).

The Role of Vitamin A in Retinal Diseases. International journal of

molecular sciences, 23(3), 1014.

Anda mungkin juga menyukai