Pd
KIMIA FISIKA I
2019
I. Pembagian Praktikan
Menyesuaikan dengan kapasitas maksimal pengguna laboratorium kimia FKIP, maka
satu kelompok maksimal 5 orang. Kelompok yang disusun dijadwalkan dal 2 sesi,
yaitu:
a. Sesi 1 : 12.00 – 14.00
b. Sesi 2 : 14.00 – 16.00
II. Tahap Persiapan
Pada tahap awal, 30 menit sebelum jadwal praktikum dosen akan:
a. Memeriksa kelengkapan praktikan seperti: Alat kebersihan, Jas Lab, Masker,
Sarung tangan, Sepatu tertutup dan tidak diperkenankan memakai rok atau dress.
b. Mengumpulkan dan memeriksa jurnal yang telah disusun masing-masing praktikan,
c. Melakukan pretes.
Bentuk pretes adalah pertanyaan lisan langsung kepada anggota kelompok yang
ditunjuk oleh dosen yang bersangkutan. Pertanyaan yang diberikan terkait dengan
topik yang akan dipraktikumkan.
Catatan : Mahasiswa yang tidak memenuhi peraturan tahap persiapan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum
III. Tahap Pelaksanaan
a. Mahasiswa memasuki laboratorium dengan tertib, siswa dilarang:
✓ Makan dan minum didalam Laboratorium
✓ Menggunakan Handphone (Kecuali untuk kegunaan praktikum)
✓ Keluar masuk laboratorium tanpa sepengetahuan dosen yang bersangkutan
✓ Membuat keributan
✓ Melakukan percobaan diluar prosedur yang telah disediakan dalam modul
c. Mahasiswa melakukan praktikum sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari dari
modul yng telah dibagi.
Gas merupakan kumpulan molekul-molekul dengan gerakan kacau balau, acak tetapi
berkesinambungan dengan kecepatan yang bertambah jika temperatur dinaikkan (Atkins,
1999). Empat sifat dasar yang menentukan sifat jisis gas adalah banyaknya molekul gas,
volume gas, suhu atau temperatur, dan tekanan. Jika nilai-nilai numeris tiga besaran
diketahui, maka nilai besaran keempat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
keadaan (equation of state) yang secara matematis dinyatakan dengan . Persamaan tersebut
biasa juga disebut dengan persamaan gas ideal (Petrucci, 1987).
Gas berbeda dengan cairan (yang molekul-molekulnya juga bergerak secara acak) karena
molekul-molekul gas terpisah jauh satu sama lain (Atkins, 1999). Pada keadaan gas, partikel-
partikel bergerak secara acak. Jarak antara partikel-partikel relatif jauh lebih besar dari pada
ukuran-ukuran partikel sehingga gaya tarik menarik antara partikel sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Laju suatu partikel selalu berubah-ubah, hal ini disebabkan terjadinya
tumbukan antara partikel yang satu dengan yang lainnya ataupun antara partikel dengan
diding wadah. Berbeda dengan cairan atau padatan, gas mudah dimampatkan. Gas tidak
mempunyai bentuk dan volume yang tetap, gas akan selalu mengisi setiap ruang dimana gas
tersebut dimampatkan. Gas selalu dipengaruhi oleh perubahan teskanan dan suhu (Bird,
1993).
1. Menetukan berat molekul senyawa volatif berdasarkan pengukuran massa jenis gas.
2. Melatih penggunaan persamaan gas ideal
1.5. Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan zat cair, gasi ideal dan gas nyata!
2. Sebuah tabung dengan volume 22,4 L berisi 2,0 mol H2 dan 1,0 mol N2 pada 273,15K.
Hitunglah fraksi mol setiap komponen, tekanan parsial dan tekanan totalnya!
3. Calculate the density, in g/mL of 0.213 mol of phosphorus trichloride gas at 3550 C
and 769 torr. (calculate the mass and volume of the sample, then calculate the
density)!
4. Tuliskan jenis gas yang paling banyak dimanfaatkan dalam kehidupan berserta
sumber, sifat dan manfaatnya!
1.6. Daftar Pustaka
Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta
TERMOKIMIA
Kajian tentang kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut
termokimia. Termokimia merupakan cabang dari termodinamika karena tabung reaksi dan
isinya membentuk sistem. Jadi kita dapat mengukur energi yang dihasilkan oleh reaksi
sebagai kalor dan dikenal sebagai Joule. Berganti dengan kondisinya, apakah dengan
perubahan energi dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jika tahu C atau H suatu reaksi
kita dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebagai kalor.
Kimia termo mempelajari perubahan panas yang mengikuti reaksi kimia dan
perubahan-perubahan fisika (pelarutan, peleburan dan sebagainya). Satuan tenaga panas
biasanya dinyatakan dengan kalori, joule atau kilo kalori.
Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia, dipakai
kalorimeter. Besarnya panas reaksi kimia dapat dinyatakan pada :
− Tekanan tetap
− Volume tetap
Sebagian besar reaksi kimia yang terjadi,disertai dengan penyerapan atau perubahan
energi. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja. Ketika sistem bekerja /
melepaskan kalor, kemampuan untuk melakukan kerja berkurang dengan kata lain energinya
berkurang.
Kalor reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan energi produk dan reaktan pada
volume konstan (E) atau pada tekanan konstan (H), sebagai contoh adalah reaksi :
E = Eproduk – Ereaktan
H = Hproduk – Hreaktan
Jika E atau H positif, reaksi dinyatakan “endotermis” dan jika E atau H negatif,
reaksi disebut “eksotermis”. Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut eksoterm. Semua
reaksi pembakaran adalah eksoterm. Proses yang menyerap energi sebagai kalor disebut
endoterm, contohnya adalah penguapan air. Proses endoterm dalam sebuah wadah adiabatik
menghasilkan penurunan temperatur sistem, proses eksoterm menghasilkan kenaikan
temperatur. Proses endoterm yang berlangsung dalam wadah diatermik, pada kondisi
eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan aliran energi ke dalam sistem sebagai kalor.
Proses eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan pembebasan energi sebagai kalor
dalam lingkungan.
Dalam eksperimen ini akan ditentukan reaksi natrium hidroksida (NaOH) dengan asam
klorida (HCl).
No Alat Bahan
Nama Ukuran Jumlah Nama Konsentrasi Jumlah
1 Gelas kimia 1000mL 2 Buah Air
500mL 6 Buah NaOH 1M
2 Kalorimeter 1 Set CH3COOH 1M
3 Erlenmeyer 1 Set
4 Thermometer 1 Buah
5 Bunsen 1 Set
6 Tabung Reaksi
7 Penjepit 1 Buah
8 Batang 1 Buah
pengaduk
9 Penangas 1 Buah
10 Pipet tetes 1 Buah
11 Labu ukur
12 Corong
13 Gelas Ukur
1.6. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi dan kalor yang diserap ataupun dilepaskan pada
percobaan!
2. Gambarkan grafik hubungan antara konsentrasi dengan suhu!
3. Hitung slope dan intersep!
Kinetika kimia adalah studi tentang kecepatan (speed) atau laju (rate) reaksi kimia.
Salah satu tujuan utama mempelajari kinetika kimia adalah untuk mempelajari faktor-faktor
yang mempengaruhi reaksi kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain,
konsentrasi, tekanan, suhu, luas permukaan dan katalisator.
Laju Reaksi didefinisikan sebagai laju berkurangnya konsentrasi reaktan dan
bertambahnya konsentrasi produk tiap satuan waktu. Laju reaksi terukur seringkali sebanding
dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat. Contohnya mungkin saja laju itu sebanding
dengan konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga :
V = K [A]x[B]y
Koefisien K disertai konsentrasinya yang tidak bergantung pada konsentrasi, tetapi
bergantung pada temperature. Persamaan sejenis ini yang ditentukan secara eksperimen
disebut hokum laju reaksi. Secara formal hukum laju reaksi adalah persamaan yang
menyamakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesien yang ada termasuk
produknya.
Hukum laju reaksi memiliki dua penerapan utama, penerapan praktisnya setelah kita
mengetahui hukum laju dan komposisi campuran. Penerapan teoritis hukum laju ini adalah
hokum laju menerapkan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang
dilanjutkan harus konstan dengan hukum laju yang diamati.
No Alat Bahan
Nama Ukuran Jumlah Nama Konsentrasi Jumlah
1 Gelas kimia 1000mL 1 Buah Aquadest
HCl
2 Labu ukur H2C2O4
3 Stopwatch KMnO4
4 Pipet tetes Pita Mg
5 Gelas ukur
6 Tabung Reaksi
7 Erlenmeyer
8 Buret
9 Botol semprot
10 Batang Pengaduk
1. Kedalam gelas kimia 50ml diisi 10 ml HCl 4 M dimasukkan sepotong logam Mg,
amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
hingga Mg habis
2. Dari 10 ml HCl 3M diencerkan menjadi HCl 3,5 M kemudian dimasukkan sepotong
logam Mg, amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi hingga habis.
3. Dari 10 ml HCl 3M diencerkan menjadi HCl 3,0 M kemudian dimasukkan sepotong
logam Mg, amati perubahan yang terjadi dan catat waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi hingga habis.
4. Percobaan 3 diulang untuk larutan 2,5 M; 2,0 M; 1,5 M; 1,0 M; 0,5 M.
1. Erlenmeyer 1
✓ Kedalam erlenmeyer 50 ml diisi 10 ml H2C2O4 0,1 M ditambahkan dengan 12
ml aquadest
✓ Larutan H2C2O4 dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 M hingga terjadi
perubahan warna.
Percobaan Ket
H2C2O4 KMnO4 t
pada
Erlenmeyer t(rata-
ml M ml M t
ke – rata)
0,7 0,1
I 0,7 0,1
0,7 0,1
0,7 0,1
II 0,7 0,1
0,7 0,1
0,7 0,1
III 0,7 0,1
0,7 0,1
1.6. Pertanyaan
5. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat, jika suhu dinaikkan sebesar
20oC. Bila pada suhu 10oC reaksi berlangsung selama 45 menit, maka pada
suhu 50oC waktu yang dibutuhkan untuk reaksi tesebut?
6. Tuliskan hubungan konsentrasi dengan laju reaksi berdasarkan nilai slope dan
intersep!
No Alat Bahan
Nama Ukuran Jumlah Nama Konsentrasi Jumlah
1 Gelas kimia Eter
2 Pipet Volum CCl4
3 Buret CH3COOH
4 Kaca Arloji Phenolptalein
5 Corong
6 Pipet testes
7 Termometer
8 Erlenmeyer
1. Dibuat masing-masing 100 cm3 larutan asam asetat yang konsentrasinya 1M, 0,8M,
0,6M,0,4M, dan 0,2 M dari pengenceran asam asetat 1M.
2. Diambil masing-masing 25 cm3 dan dimasukkan ke dalam corong pemisah. Sisa larutan
diambil 10 cm3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dititrasi dengan larutan standar
NaOH 0,5 M. Konsentrasi asam asetat mula-mula dapat diketahui.
3. Larutan asam asetat dalam corong pemisah ditambah 25 cm3 eter atau carbon
tetraklorida, dikocok-kocok dengan kuat selama 30 detik dan didiamkan selama 30
detik. Perlakuan ini dilakukan 5 kali pengulangan dan didiamkan selama 3-5 menit
supaya tercapai kondisi seimbang.
4. Pisahkan larutan air, ambil 10 cm3 dan titrasi dengan larutan standar NaOH 0,5 M
dengan indikator fenolftalin. Titrasi dilakukan minimal 2 kali. Konsentrasi asam asetat
dalam air pada kondisi seimbang dapat ditentukan, sehingga konsentrasi asam asetat
dalam eter atau karbon tetraklorida pada kondisi seimbang juga dapat ditentukan
(selisih konsentrasi awal dan dalam air pada kondisi seimbang).
5. Percobaan dilakukan untuk semua variasi konsentrasi asam asetat.
1. 5. Hasil Pengamatan
M CH3COOH dalam air M CH3COOH dalam eter Kd Keterangan
1M
0,8M
0,6M
0,4M
0,2M