Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA

Guru Penganmpu : Sri Padmini, M. Pd

Di susun Oleh :

Bintang Satrio (XI – MIA 2)


No. Absen 07

MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA


Jl. H. Gandum No 60, RT.12/RW.3, Lb. Bulus, Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12440

2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KD 4.2
(THERMOKIMIA)

A. Kompetensi Percobaan
- Menyimpulkan Hasil analisis data percobaan thermokimia pada tekanan tetap.

B. Tujuan Percobaan
- Menggunakan praktikum kimia sederhana dirumah masing masing untuk membuktikan suatu
sistem yang melepaskan kalor dan yang menerima kalor.

C. Landasan Teori
Termodinamika merupakan ilmu opersional, yang berhubungan dengan sifat-sifat makroskopik
yang pada dasany dapat diukur. Tujuan ilmu ini adalah memprediksi jenis-jenis proses kimia dan
fisika yang mungkin dan dalam kondisi yang bagaimana, serta menghitung secara kuantitatif sifat-
sifat keadaan kesetimbangan yang timbul pada saat suatu proses berlangsung. Panas dan usaha,
merupakan bentuk perpindahan energi kedalam(diserap) atau keluar(dilepas) dari sistem, mereka
dapat dibayangkan sebagai energi dalam keadaan singgah. Jika perubahan energi disebabkan oleh
kontak mekanik sistem dengan lingkungannya, maka kerja dilakukan, jika perubahan itu disebabkan
oleh kontak kalor, maka kalor dipindahkan. Dalam banyak proses kalor dan usaha keduanya dapat
masuk ataupun keluar dari sistem, dan perpindahan energi dalam sistem adalah jumlah dari kedua
kontribusi itu. Pernyataan ini disebut hukum pertama termodinamika. Suatu sistem tidak dapat
dibayangkan mengandung kerja atau kalor, sebab kerja dan kalor keduanya mengacu bukan pada
keadaan sistem, tetapi pada proses yang merubah satu keadaan kekeadaan lainnya (Oxtoby, 2001 :
197).
Hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi itu kekal artinya energi awal sama
denagn energi akhir. dimana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Enegi hanya dapat
diubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Hukum kekekalan energi ini akan mengawasi apa yang
terjadi dengan energi pada saat terjadi proses kimia dan fisik. Atom, molekul, maupun ion adalah
benda-benda seperti juga beban lonceng atau magnet. Oleh karena itu, benda-benda tersebut juga
mempunyai bentuk energi yang sama, yaitu energi kinetic dan energi potensial. Salah satu bentuk
energi yang lazim dijumpai adalah energi kalor. Apabila sesuatu yang panas kita tempatkan
disebelah benda yang dingin, kalor akan mengalir dari benda yang panas kebenda yang dingin.
Kalor merupakan energi kinetic, energi kinetic dari suatu atom dan molekul. Hampir
semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil dan dikeluarkan (Brady, 2008 :
267).
Ilmu yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia.
Untuk menganalisis perubahan energi pada suatu reaksi kimia pertama-tama kita harus
mendefinisikan sistem, atau bagian tertentu dari alam yang menjadi perhatian kita. Sistem biasanya
mencakup zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia dan fisika. Sisa alam yang berada diluar
sistem disebut lingkungan. Setiap proses yang melepaskan kalor yaitu perpindahan energi termal
kelingkungan disebut proses eksotermik. Proses endotermik dimana kalor disalurkan kesistem oleh
lingkungan (Chang, 2003 : 161).
Kalor reaksi adalah kuantitas kalor yang dipertukarkan antara sistem dengan lingkungannya,
jika reaksi kimia berlangsung dalam sistem pada suhu konstan. Jika suatu reaksi terjadi dalam
sistem terisolasi, artinya tidak terjadi pertukaran materi atau energi dengan sekelilingnya, maka
reaksi itu menghasilkan perubahan energi termal sistem. Kalor reaksi ditentukan melalui percobaan
dalam suatu calorimeter, yaitu peranti untuk mengukur kuantitas kalor. Kita campurkan reaktan
kedalam cangkir stirofom dan mengukur perubahan suhu. Stirofom adalah insulator kalor yang
baiksehingga sangat sedikit terjadi transfer kalor antara cangkir dan udara sekeliling. Namun secara
fisik calorimeter tidak dikembalikan ke kondisi awalnya. Kita hanya mengambil kalor reaksi
sebagai negatif dari kuantitas kalor yang menghasilkan perubahan suhu dalam kalorimeter. Artinya,
kita gunakan persamaan q_reaksi= q_kalorim (Petrucci, 2008 : 230).

C. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Gelas kaca bening 2 Buah
2. Sendok 2 Buah
 Bahan :
1. Detergen 1 Sendok Makan
2. Citrun 1 Sendok Makan
3. Air bersih secukupnya

D. Langkah Kerja
 Pada Detergen
Siapkan 1 gelas, isi air setengahnya. Lalu ukur suhunya dan dicatat (pegang bagian luar gelas,
jika tidak ada termometer). Masukkan detergen satu sendok makan kedalam gelas lalu diaduk
kemudian ukur suhunya (pegang bagian luar gelas). Catat hasil pengamatan.
 Pada Citrun
Siapkan 1 gelas, isi air setengahnya. Lalu ukur suhunya dan dicatat (pegang bagian luar gelas,
jika tidak ada termometer). Masukkan Citrun satu sendok makan kedalam gelas lalu diaduk
kemudian ukur suhunya (pegang bagian luar gelas). Catat hasil pengamatan.

E. Tabel Pengamatan dan Hasil


Catat hasil pengamatan :
Pengamatan Keterangan
Suhu Dingin Suhu Tidak Eksoterm Endoterm
No Bahan Percobaan
Dingin
1 Detergen -   -
2 Citrun  - - 

F. Pembahasan
Praktikum Termokimia kali ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan suatu sistem yang
melepaskan kalor dan yang menerima kalor. Pada percobaan diatas telah dilakukan dari berbagai
bahan yaitu detergen dan citrun. Pada Percobaan reaksi 1 menggunakan deterjen Pada reaksi gelas
mula-mula air bersuhu normal (tidak panas/dingin). Setelah deterjen dimasukkan kedalam gelas
suhu mengalami kenaikan, tangan terasa hangat saat memegang gelas karena gelas yg berisi larutan
deterjen melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan. Sehingga terjadi reaksi eksoterm.
Percobaan reaksi 2 dengan menggunakan citrun Pada reaksi gelas mula-mula air bersuhu
normal (tidak panas/dingin). Setelah citrun dimasukkan kedalam gelas suhu mengalami penurunan,
tangan terasa dingin saat memegang gelas karena gelas yg berisi larutan citrun menyerap kalor dari
lingkungan ke sistem. Sehingga terjadi reaksi endoterm.
G. Pertanyaan
1. Bagaimana perubahan suhu pada gelas di percobaan pertama?
Jawab :
Suhu air yang awalnya sedang/tidak dingin setelah dimasukkan detergen berubah menjadi
sedikit hangat pada air dalam gelas.

2. Bagaimana perubahan suhu pada gelas di percobaan kedua?


Jawab :
Suhu air yang awalnya sedang/tidak dingin setelah dimasukkan citrun berubah menjadi dingin
pada air dalam digelas.

3. Reaksi manakah yang termasuk eksoterm?


Jawab :
Detergen

4. Reaksi manakah yang termasuk endoterm?


Jawab :
Citrun

5. Apa kesimpulan dari praktikum ini?


Jawab :
Pada detergen termasuk kategori reaksi eksoterm yaitu reaksi yang menghasilkan panas,
sedangkan pada citrun setelah dimasukkan kedalam air termasuk reaksi endoterm yang akan
menyerap kalor sehingga tidak menimbulkan panas.
H. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan diatas setelah dimasukkan bahan adanya peningkatan suhu dari
kondisi suhu normal, dan maka larutan yang diuji diduga terjadinya reaksi yang disebut Reaksi
Eksoterm.

2. Berdasarkan hasil pengamatan diatas setelah dimasukkan bahan adanya penurunan suhu dari
kondisi suhu normal, dan maka larutan yang diuji diduga terjadinya reaksi yang disebut Reaksi
Endoterm.

I. Daftar Pustaka

1. Brady, James E. 2008. Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.

2. Chang, R. 2003. Kimia Dasar Prinsip-prinsip inti. Jakarta : Erlangga.

3. Imam, Rahayu S. 2006. Termodinamika. Bandung : Penerbit ITB.

4. Nathan, Harold. 2004. Cliffs QuickReview Kimia. Bandung : Pakar Raya.

5. Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-pronsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

6. Petrucci, R.H. 2008. Kimia Daras Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai