Anda di halaman 1dari 9

23 Februari 2024

LAPORAN RESMI PERCOBAAN 1


IDENTIFIKASI CAIRAN ORGANIK BERDASARKAN SIFAT FISIKNYA

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. Aman Santoso, M. Si.
apt. Galih Satrio Putra, S. Farm., M. Farm.
apt. Hilda srivaliana Ilham, S.Farm., M. Farm.

Disusun oleh:
Kelompok 7 / OFF B / 2023

1. Diana Resti Akmalia (230331604236)


2. Natasya Rachmawati (230331605586)
3. Rizkiyatul Amaliah Fanani (230331610329)
4. Salsabila Mufidatul Islamiyah (230331603717)

JURUSAN S1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2024
A. Tujuan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan dapat mengidentifikasi suatu cairan
organik dari sekelompok cairan yang dikaji, berdasarkan sifat-sifat fisiknya.

B. Dasar Teori
Cairan adalah benda cair, yang memiliki arti lainnya yaitu larutan (KBBI).
Cairan organik atau larutan organik dapat diartikan, suatu larutan yang mengandung
senyawa organik di dalamnya. Sedangkan sifat fisik atau sifat fisika adalah segala
aspek dari suatu zat yang dapat diidentifikasi melaui keadaan fisiknya. Sifat fisik
suatu zat dapat diukur menggunakan alat atau metode ilmiah tertentu.
Setiap zat mempunyai sifat fisik yang berbeda beda. Bila sekelompok cairan
organik diketahui sifat-sifat fisiknya, suatu sampel cairan dalam kelompok tersebut
dapat diidentifikasi berdasarkan sifat-sifat tersebut. Dalam percobaan ini, akan
mempelajari bagaimana cara mengidentifikasi sampel berdasarkan berat jenis, titik
didih, kelarutannya dalam air, kemampuan menyala, dan titik bekunya.
Berat jenis adalah ukuran atau rasio suatu zat terhadap volumenya. Lambang
berat jenis adalah . Cara menghitung berat jenis adalah massa zat dibagi dengan
volume. Titik didih adalah kondisi dimana suatu cairan berubah fasa menjadi bentuk
gas. Kelarutan adalah kemampuan suatu gas untuk melarut dalam sejumlah pelarut.
Kelarutan dalam air berarti, kemampuan suatu zat untuk melarut dalam air sebagai
pelarutnya. Menyala atau flammable adalah kemampuan suatu zat untuk
mengeluarkan gas jika terkena sesuatu yang bersumber dari api. Sedangkan titik beku
adalah keadaan dimana suatu gas dengan fasa cair, berubah menjadi fasa padatan.

C. Alat dan Bahan

Alat: Bahan:
1. Gelas ukur 10 mL 1. Sampel cairan organik
2. Timbangan
3. Beaker 250 mL
4. Tabung reaksi
5. Korek api dari kayu
6. Termometer
7. Sumbat
8. Gelas arloji

2
D. Prosedur Percobaan
1. Berat Jenis

Sampel

-Ditimbang gelas ukur-10 ml yang kering dan bersih. Dicatat beratnya.


-Diisi gelas ukur tersebut dengan sampel. Dicatat volumenya.
-Ditimbang gelas ukur dan sampel tersebut. Dicatat beratnya.
-Dihitung berat sampel tersebut.
-Dihitung berat jenis sampel dengan cara membagi berat sampel dengan
volumenya.

Hasil

2. Titik Didih
Sampel

- Dipasang 2 manice pada statif


- Diasang 1 klemp pada salah satu manice dan 1 ring/klemp pada manice yang
lain.
- Diambil kaki tiga
- Diletakkan segi tiga keramik di atas kaki tiga
- Diambil cawan penguapan, diisilah dengan pasir, kemudian diletakkan
cawan yang berisi pasir tersebut pada segitiga keramik.
- Ditempatkan kaki tiga, segi tiga keramik dan cawan penguapan tersebut
dekat statif.
- Diambil satu tabung reaksi yang bersih dan kering
- Dimasukkan bagian bawah tabung reaksi dalam pasir yang terdapat
dalam cawan penguapan
- Dijepit tabung tersebut dengan menggunakan klemp yang terpasang
pada statif.
- Diatur klemp sedemikian sehingga tabung reaksi tegak lurus dan dijepit
di bagian + ¾ tabung.
- Dimasukkan batu didih/pecahan keramik kecil ke dalam tabung reaksi
- Dimasukkan perkolator ke dalam tabung reaksi (batu didih harus berada
di tengah perkolator).
- Dengan menggunakan benang, digantung termometer pada ring/klemp
yang berada di atas tabung reaksi.
- Dimasukkan ujung termometer ke dalam perkolator (ujung termometer tidak
boleh menyentuh dinding perkolator)
- Diamati rangkaian alat yang telah anda susun. Rangkaian alat tersebut
harus tegak lurus.

3
- Dimasukkan + 1 mL zat cair ke dalam tabung reaksi. Tinggi permukaan
cairan harus sedikit di bawah leher perkolator.
- Dengan menggunakan lampu spiritus dipanaskan cairan tersebut dengan
api kecil sampai mendidih (Perhatikan Gambar 1.1 dan 1.2)

(Gambar 1.1)

(Gambar 1.2)

- Pada waktu cairan mendidih, dicatat temperaturnya.


- Dari barometer (Gambar 2.3), dicatat tekanan udara pada saat percobaan.

4
(Gambar 2.3)

-Temperatur yang dicatat merupakan titik didih cairan pada tekanan


-Dihitung titik didih cairan pada tekanan 760 mmHg dengan
menggunakan faktor koreksi yang tercantum pada Tabel 1.1.

Hasil

(Tabel 1.1)

1. Kelarutan dalam air

Sampel

- Dimasukkan 2 mL air ke dalam tabung reaksi.


- Ditambahkan beberapa tetes sampel, kemudian dikocok.
- Jika telah larut, diteruskan penambahan sampel sambil dikocok. Penambahan
dilanjutkan sampai sampel yang ditambahkan berjumlah 2 ml.
- Dicatat kelarutannya sampel dalam air

Hasil

2. Kemampuan Menyala

Sampel

5
-Dimasukkan 5 tetes sampel ke dalam sebuah gelas arloji/cawan/krusibel
-Dibakar sampel tersebut dengan menggunakan korek api dari kayu.
-Dicatat hasil pengamatan Anda.

Hasil

3. Titik Didih

Sampel

-Dimasukkan 1 mL sampel ke dalam tabung reaksi.


-Dimasukkan tabung reaksi tersebut ke dalam beaker yang berisi es dan air.
-Dikocok cairan perlahan dengan termometer.
-Diamati temperatur pada waktu cairan menjadi berawan atau pada saat
kristal mulai terbentuk.
-Dicatat data

Hasil

E. Hasil Pengamatan

Sampel Titik Didih Berat Jenis Kemampuan Kelarutan Kesimpulan


(° C/1 atm) (g/mL) Nyala dalam air
Aseton 55° C/1 atm 0,985 g/mL Menyala Larut -
Kloroform 52° C/1 atm 1,87 g/mL Tidak Tidak -
Air 92° C/1 atm 1,315 g/mL Tidak Larut -
Sampel E 67° C/1 atm 0,865 g/mL Tidak Tidak Etil asetat
Sampel B 58° C/1 atm 1,39 g/mL Menyala Tidak Kloroform

F. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan ini adalah identifikasi cairan organik berdasarkan sifat fisiknya.
Ada beberapa sampel yang digunakan. Terdiri dari aseton, kloroform, air, sampel E,
dan sampel B. dari beberapa cairan organik tersebut ada dua sampel yang belum
diketahui zat nya. Beberapa sampel termasuk kedua sampel yang belum diketahui
tersebut diidentifikasi zat fisiknya melalui beberapa tahapan . Yaitu dengan massa
jenis, titik didih, kelarutan dalam air, dan kemampuan menyala.
Pada tahap menentukan massa jenis, terhitung aseton memiliki massa jenis
0,985 g/mL. Kloroform memiliki berat jenis 1,87 g/mL. Air memiliki berat jenis
sebesar 1,315 g/L. Sampel E terhitung memiliki berat jenis sebesar 0,865 g/mL. Dan
pada sampel B memiliki hasil perhitungan sebesar 1,39 g/mL.
Pada uji titik didih yang menggunakan termometer, menunjukkan titik 67 ° C/1
atm untuk sampel E. Dan 58° C/1 atm untuk sampel B. Sedangkan dalam tahapan uji
titik nyala, dengan menggunakan korek api dari kayu, menghasilkan sampel E
menyala. Dan sampel B tidak menyala. Begitu pula tahap uji kelarutan dalam air

6
menunjukkan, sampel E dan sampel B tidak larut dalam air. Ke empat hasil dari uji
sampel E dan b sebagai identifikasi zat terhadap sifat fisiknya, dapat dicocokkan
dalam tabel berikut :

D. Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa sampel B adalah Kloroform. Sedangkan sampel E adalah etil
asetat

E. Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Raymond Chang. 2002.
KBBI

F. Lampiran

7
Pengambilan sampel B. Pengambilan sampel E.

Penimbangan larutan B. Penimbangan larutan E.

8
Penentuan titik didih semua sampel. Diukur tekanan udara pada saat percobaan
menggunakan barometer.

Penentuan kelarutan dalam air setiap Penentuan kemampuan nyala pada semua
sampel. sampel.

Anda mungkin juga menyukai