Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


“PENGUKURAN DAN BESARAN”
KODE : PFU-01-C

Oleh:
Nama : Luluk Mukarromah
NIM : 230210103048
Program studi : Pendidikan Biologi
Hari, tanggal : Selasa, 5 September 2023
Kelas/Kelompok : C/6
Asisten : Fadhiyah Nurul Qowasmi

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PENDIDIKAN MIPA - PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
PENGUKURAN DAN BESARAN

Luluk Mukarromah¹, Fadhiyah Nurul Qowasmi², Firdha Kusuma Ayu Anggraeni³


Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
elmkrrmh@gmail.com

ABSTRAK
Pengukuran adalah tindakan membandingkan suatu besaran dengan sejenis
lainnya yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari karena manusia tidak terlepas dari penggunaan suatu
benda yang dimana dalam proses pembuatan maupun penggunaannya
melibatkan alat ukur. Dengan memahami dasar teori pengukuran diharapkan
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran besaran massa, volume, massa jenis
bahan beraturan dan tidak beraturan beserta konversi satuan CGS dan MKS serta
mampu melakukan besaran suhu, pH, TDS zat cair dengan alat ukur yang secara
benar. Penelitian ini dimulai dengan perencanaan metode dan prosedur
penelitian, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan penelitian hingga didapatkan
hasil penelitian yang bisa digunakan untuk analisis data serta mampu menarik
kesimpulan dalam akhir penelitian ini.
Kata kunci : Pengukuran, penelitian, alat ukur, besaran
ABSTRACT
Measurement is the act of comparing a quantity with another type used as a unit.
Measurement is closely related to everyday life because humans cannot be
separated from the use of an object which in the process of making and applying
it involves measuring instruments. By understanding the basic theory of
measurement, it is hoped that students will be able to measure mass, volume,
density of regular and irregular materials along with CGS and MKS unit
conversions and be able to measure temperature, pH and TDS of liquids using
the correct measuring instruments.This research began with planning research
methods and procedures, preparing tools and materials, conducting research until
research results were obtained that could be used for data analysis and were able
to draw conclusions at the end of this study.
Key words : measurement, research, measuring instrument, magnitude
PENDAHULUAN
Pengertian pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Maksudnya yakni
pendidikan adalah seluruh pengetahuan belajar yang terjadi dalam seumur hidup
di segala tempat dan kondisi. Pendidikan memberikan dampak positif pada
pertumbuhan setiap diri seseorang bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup
(Pristiwanti et al.,2022).

Ilmu fisika adalah suatu jenis ilmu yang mengkaji kebenaran secara
kuantitatif. Fisika hanya sebatas mengidentifikasi sejumlah kecil makhluk yang
tak hidup, dan hanya dilakukan secara kuantitatif. Ilmu Fisika menjadi landasan
dalam melakukan pengukuran besaran fisika. Sehingga dapat diketahui jejari
atom, massa bumi, serta jarak dari bumi ke matahari (Jati, 2013 : 26).

Pengukuran adalah suatu tindakan dalam membandingkan nilai besaran yang


satu dengan besaran lain yang memiliki variasi sama yang digunakan sebagai
tumpuan. Dalam melakukan pengukuran lazimnya pasti ada kesalahan yang
terjadi yang mengakibatkan tidak akurasi dari hasil pengukuran yang diperoleh.
Kesalahan yang terjadi tersebut biasanya disebabkan oleh kesalahan alat ukur,
kesalahan manusia, kesalahan alami, dan kesalahan hitung (Kiswanto, 2021:13).

Sedangkan besaran dan satuan merupakan suatu hal yang memiliki nilai dan
dapat dinyatakan dengan angka, dan dijadikan pembanding pada saat terjadinya
kegiatan pengukuran (Nasution., 2019). Pengukuran dapat digambarkan sebagai
suatu prosedur untuk menentukan validitas dan objektivitas suatu angka dalam
konteks suatu eksperimen atau serangkaian keadaan lainnya. Hal itu bertujuan
untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diukur.

Setiap orang yang mengkonsumsi air yang digunakan sebagai kebutuhan air
bersih harus memperoleh kesejahteraan. Karena air tersebut telah mencapai
standarisasi pH dan TDS yang diperlukan, serta dilakukan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan. Jika salah satu metrik tertentu rusak, kemungkinan air
tersebut tidak sehat akan meningkat karena mengandung bahan kimia, mineral,
atau bahkan senyawa organik tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia
(Krisno et al.,2021).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman Mahasiswa Pendidikan
Biologi kelas c mengenai praktek dalam mengukur massa air, mengukur Suhu
cairan, mengukur pH cairan, dan mengukur TDS cairan berdasarkan teori
pengukuran dan besaran yang sudah di pelajari. Penelitian ini juga
mengaplikasikan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku dan
jurnal yang masih berkaitan dengan judul penelitian. Pada penelitian ini terdapat
beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Mahasiswa dalam melakukan
penelitian, yaitu sebagai berikut.

Menyiapkan alat dan bahan yang meliputi : Timbangan digital, gelas ukur,
termometer suhu, alat ukur pH dan TDS, air mineral 3 jenis (5 gelas), dan isu.

Mengukur massa air. Dalam mengukur massa air ada beberapa proses yang
diawali dengan menimbang gelas ukur (m1), isi jenis air A sebanyak 20 ml
(V=20 ml), kemudian menimbang gelas ukur yang sudah diisi air (m2),
mengukur massa air dengan cara m2-m1, ulangi langkah a dan b untuk jenis B
dan jenis C.

Penelitian yang dilakukan selanjutnya yaitu mengukur suhu cairan, dengan


memperhatikan beberapa tahapan-tahapan yaitu masukkan sejumlah air jenis A
kedalam gelas ukur, selanjutnya pastikan termometer dalam keadaan baik dan
berfungsi, kemudian masukkan dalam cairan diatas dengan memegang ujung
termometer, pastikan termometer dalam keadaan menyentuh cairan tetapi tidak
menyentuh wadah cairan, tunggu hingga gerakan termometer cenderung diam
atau stabil, catat hasil pengukuran suhu cairan pada tabel 2, ulangi langkah-
langkah sebelumnya secara berurutan untuk cairan jenis B dan C.
Mengukur pH cairan. Ada sejumlah langkah-langkah yang harus dilakukan,
yang pertama masukkan sejumlah air jenis A kedalam gelas ukur, pastikan pH
meter dalam keadaan dan berfungsi dengan baik, tekan tombol “On” pada pH
meter, kemudian masukkan pH meter kedalam sampel air, catat angka uang
ditunjukkan oleh display digital pH meter pada tabel 2, yang terakhir keringkan
pH meter dengan tisu kemudian ulangi langkah-langkah sebelumnya secara
berurutan untuk cairan jenis B dan C.

Mengukur TDS cairan. Dalam mengukur TDS cairan terdapat tahapan-


tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan keberhasilan dalam
pengukuran, yakni masukkan sejumlah air jenis A kedalam gelas ukur, buka
tutup bawah dari TDS meter. (Tutup bawah TDS ini juga merupakan batas paling
atas ketika dicelupkan kedalam air. Dengan kata lain, TDS tidak boleh
dicelupkan kedalam air melebihi garis tutup TDS), selanjutnya tekan tombol
on/off sampai TDS menunjukkan angka 000 atau 0000 (TDS EC meter),
celupkan TDS sampai batas langkah yang disebutkan kedua sebelumnya, yang
terakhir lihat nilai yang ditunjukkan pada penunjuk nilai TDS. Nilai tersebut
akan berubah sendiri ketika mengangkat TDS dari air, oleh karena itu untuk
mencegah terjadinya perubahan nilai tekan tombol “Hold”. Jika sudah dirasa
cukup tekan tombol “OFF”, jika sudah selesai digunakan sebaiknya bilas TDS
pada bagian yang dicelup sebelumnya dengan air bersih lalu bersihkan air yang
tersisa itu sampai kering, catat TDS air pada tabel 2, ulangi langkah-langkah
tersebut untuk jenis air B dan C.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengukuran melibatkan masalah kuantitatif untuk memperoleh informasi yang


diukur. Untuk itu diperlukan alat bantu yang ada pada saat proses pengukuran.
Misalnya, tes belajar diperlukan untuk meningkatkan kemampuan atau kinerja
seseorang ketika memahami materi yang dibahas di kelas, kalkulator alfanumerik
digunakan untuk meningkatkan berat badan, dan sebagainya.
Pengukuran adalah suatu prosedur pengumpulan data yang diperlukan guna
memberikan umpan balik mengenai suatu situasi tertentu. Pengukuran
merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari mengenai suatu
benda dapat diketahui kejelasan numeriknya.

Untuk menjamin kebenaran pengukuran dapat ditegakkan, dapat dipergunakan


satuan atau satuan tunggal, atau dapat dijadikan sebagai patokan perbandingan
dalam membandingkan berbagai ukur, takar, timbang, dan peralatan-peralatan
yang berkaitan dalam rangka melindungi hak-hak asasi. Digunakan di berbagai
disiplin ilmu untuk mendefinisikan berbagai istilah, konsep, dan fakta.

Variabel

1. Variabel bebas

Jika suatu variabel tertentu hadir bersama variabel lain selama jangka
waktu tertentu. variabel tersebut dapat berpindah ke dalam berbagai
macamnya. Variabel bebas ini dapat juga disingkat dengan variabel bebas
X. Adapun variabel bebas pada penenlitian ini adalah sebagai berikut.

a. Air mineral
b. Wadah air
2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah suatu variabel yang dapat berubah karena


pengaruh variabel bebas (variabel X). Adapun variabel terikat pada
penlitian ini adalah sebagai berikut:

a. Massa zat air


b. Massa jenis cairan
3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah faktor yang dikendalikan oleh subjek (peneliti)


karena apabila tidak dikendalikan dapat berpengaruh kepada kedua
variabel (variabel bebas dan variabel terikat). Adapun variabel control
pada penlitian ini adalah sebagai berikut:

a. Timbangan digital
b. Termometer suhu
c. PH meter
d. Alat ukur TDS
e. Penggaris

Tabel.1 Massa air A,B,C


No. Massa air (gram)
A B C
1. 209 206 203
2. 206 203 202
3. 210 205 203
4. 209 207 206
5. 213 200 203
𝑥̅ 209,4 203,2 203,4

Grafik.1 Massa air A,B,C

Massa Air
220
215
210
205
200
195
190
185
1 2 3 4 5

Massa Air Al-Qodiri Massa Air Trevor Massa Air Ampo


Tabel.2 Volume air A,B,C

No. Volume air (ml)


A B C
1. 220 200 220
2. 220 200 220
3. 220 200 220
4. 220 200 220
5. 220 200 220
𝑥̅ 220 200 220

Gambar.2 Volume air A,B,C

Volume Air
225

220

215

210

205

200

195

190
1 2 3 4 5

Volume Air Al-Qodiri Volume Air Trevor Volume Air Ampo


Tabel.3 Suhu air A,B,C

No. Suhu (º)


A B C
1. 29 28 28
2. 29 28 29
3. 29 28 29
4. 28 28 29
5. 28 28 29
𝑥̅ 28,6 28 203,4

Grafik.3 Suhu air A,B,C

Suhu Air
30

29.5

29

28.5

28

27.5

27

26.5

26
1 2 3 4 5

Suhu Air Al-Qodiri Suhu Air Trevor Suhu Air Ampo


Tabel.4 pH air A,B,C

No. pH
A B C
1. 4,1 4,1 4,2
2. 4,1 4,1 4,2
3. 4,1 4,1 4,2
4. 4,0 4,1 4,2
5. 3,9 4,1 4,1
𝑥̅ 4,04 4,1 4,18

Grafik.4 pH air A,B,C

pH Air
4.3

4.2

4.1

3.9

3.8

3.7

3.6

3.5
1 2 3 4 5

pH Air Al-Qodiri pH Air Trevor pH Air Ampo


Tabel.5 TDS air A,B,C

No. TDS (PPM)


A B C
1. 164 115 143
2. 169 115 143
3. 164 114 143
4. 169 115 143
5. 146 115 144
𝑥̅ 162,4 114 143,2

Grafik.5 TDS air A,B,C

TDS Air
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5

TDS Air AL-Qodiri TDS Air Trevor TDS Air Ampo

Kesalahan

1. Kesalahan umum
Pada kesalahan umum ini biasanya dikarenakan oleh faktor yang
terjadi pada seorang praktikan. Kesalahan tersebut seperti kurangnya
keterampilan praktikan dalam mengoperasikan alat ukur dengan
benar dan baik, kurangnya praktikan dalam mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam penelitian, kurang tepatnya praktikan
dalam menentukan hasil pengukuran.
2. Kesalahan sistematis
Kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang datang karena
pengaruh dari alat ukur yang digunakan. Kesalahan sitematis sangat
berdampak pada hasil akhir penelitian jika nilai yang muncul tidak
akurat. Salah satu contoh dari kesalahan sitematis adalah kurang
berfungsinya pH meter sehingga menghasilkan nilai yang muncul
pada display digital pH meter berubah-ubah.

Kesimpulan sementara dari praktikum ini adalah mencari massa zat cair dan
massa jenis cairan.Pengukuran suatu tindakan mengukur besaran untuk
mendapatkan angka yang menjadi hasil dari tindakan tersebut.Variabel kontrol,
variabel bebas, dan variabel terikat merupakan satu-kesatuan yang pasti ada
dalam sebuah penelitian. Penelitian pengukuran dan besaran ini menggunakan
beberapa alat yaitu penggaris, thermometer suhu, alat ukur TDS, pH meter.
Salah satu bahan yang digunakan pada penelitian pengukuran kali ini adalah 3
jenis air minum dengan masing-masing 5 gelas. Dalam kegiatan pengukuran
tidak terlepas dari yang namanya kesalahan, entah kesalahan itu muncul karena
kesengajaan maupun karena faktor lingkungan dan sekitarnya, seperti
kesalahan yang terjadi pada alat ukur, kesalahan yang datang karena perlakuan
manusia itu sendiri dan lain sebagainya.
KESIMPULAN

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pengukuran besaran massa air


dapat dilakukan dengan menimbang menggunakan timbangan digital. Cara
menghitung massa air adalah dengan mengurangi massa air dan wadah(m2)
dengan massa wadah(m1). Sedangkan volume air dapat dihitung dari berapa
banyaknya air yg digunakan. Sedangkan massa jenis air dapat dihitung dengan
membagi massa air dengan volume air. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah air mineral gelas 3 jenis dengan masing-masing 5 gelas.

2. Cara melakukan pengukuran besaran suhu dapat dilakukan dengan


menggunakan Termometer, sedangkan untuk mengukur pH dapat dilakukan
dengan menggunakan pH meter. Sedangkan pengukuran TDS dapat dilakukan
dengan menggunakan TDS meter. Cara menggunakan termometer, pH meter,
maupun TDS meter dapat dilakukan dengan mencelupkan alat ke dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Desi Pristiwanti, Bai Badariah, Sholeh Hidayat, Ratna Sari Dewi. (2022). Pengertian
Pendidikan, 7912.

Jati, B. M. (2013). Pengantar Fisika 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kiswanto, H. (2021). Fisika Dasar 1. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Nasution, S. W. (2019). Pengaruh Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil Belajar Fisika


Siswa Pada Materi Besaran dan Satuan, 175.

Willy Krisno, R. N. (2021). Penentuan Kualitas Air MInum Dalam Kemasan Ditinjau Dari
Parameter Nilai PH dan TDS, 189.
LAMPIRAN

1. Lampiran hasil pengamatan


2. Lampiran perhitungan
1. Menghitung massa zat cair (m)
1.1 Massa air Al-qodiri
1.1.1 Pada gelas 1
m = m2-m1
= 212-3
= 209 gram
= 0,209 kg
1.1.2 Pada gelas 2
m = m2-m1
= 209-3
= 206 gram
= 0,206 kg
1.1.3 Pada gelas 3
m = m2-m1
= 213-3
= 210 gram
= 0,210 kg
1.1.4 Pada gelas 4
m = m2-m1
= 212-3
= 209 gram
= 0,209 kg
1.1.5 Pada gelas 5
m = m2-m1
= 216-3
= 213 gram
= 0,213 kg
1.2 Massa air trevor
1.2.1 Pada gelas 1
m = m2-m1
= 208-2
= 206 gram
= 0,206 kg
1.2.2 Pada gelas 2
m = m2-m1
= 205-2
= 203 gram
= 0,203 kg
1.2.3 Pada gelas 3
m = m2-m1
= 207-2
= 205 gram
= 0,205 kg
1.2.4 Pada gelas 4
m = m2-m1
= 204-2
= 202 gram
= 0,202 kg
1.2.5 Pada gelas 5
m = m2-m1
= 202-2
= 200 gram
= 0,200 kg
1.3 Massa air ampo
1.3.1 Pada gelas 1
m = m2-m1
= 206-3
= 203 gram
= 0,203 kg
1.3.2 Pada gelas 2
m = m2-m1
= 205-3
= 202 gram
= 0,202 kg
1.3.3 Pada gelas 3
m = m2-m1
= 206-3
= 203 gram
= 0,203 kg
1.3.4 Pada gelas 4
m = m2-m1
= 209-3
= 206 gram
= 0,206 kg
1.3.5 Pada gelas 5
m = m2-m1
= 206-3
= 203 gram
= 0,203 kg
2. Menghitung massa jenis cairan (𝞺�)
2.1 Massa jenis air Al-qodiri
2.1.1 Pada gelas 1
m
ρ=
v
209
=
220

= 0,95 g/ml
= 0,95 g/cm³
= 950 kg/m³
2.1.2 Pada gelas 2
m
ρ=
v
206
=
220

= 0,936 g/ml
= 0,936 g/cm³
= 936 kg/m³
2.1.3 Pada gelas 3
m
ρ=
v
210
=
220

= 0,954 g/ml
= 0,954 g/cm³
= 954 kg/m³
2.1.4 Pada gelas 4
m
ρ=
v
209
=
220

= 0,95 g/ml
= 0,95 g/cm³
= 950 kg/m³
2.1.5 Pada gelas 5
m
ρ=
v
213
=
220

= 0,968 g/ml
= 0,968 g/cm³
= 968 kg/m³
2.2 Massa jenis air trevor
2.2.1 Pada gelas 1
m
ρ=
v
206
=
200

= 1,03 g/ml
= 1,03 g/cm³
= 1030 kg/m³
2.2.2 Pada gelas 2
m
ρ=
v
203
=
200

= 1,015 g/ml
= 1,015 g/cm³
= 1015 kg/m³
2.2.3 Pada gelas 3
m
ρ=
v
205
=
200

= 1,025 g/ml
= 1,025 g/cm³
= 1025 kg/m³
2.2.4 Pada gelas 4
m
ρ=
v
207
=
200

= 1,035 g/ml
= 1,035 g/cm³
= 1035 kg/m³
2.2.5 Pada gelas 5
m
ρ=
v
200
=
200
m
=
v

= 1 g/ml
= 1 g/cm³
= 1000 kg/m³
2.3 Massa jenis air ampo
2.3.1 Pada gelas 1
m
ρ=
v
203
=
220

= 0,922 g/ml
= 0,922 g/cm³
= 922 kg/m³
2.3.2 Pada gelas 2
m
ρ=
v
202
=
220

= 0,918 g/ml
= 0,918 g/cm³
= 918 kg/m³
2.3.3 Pada gelas 3
m
ρ=
v
203
=
220

= 0,922 g/ml
= 0,922 g/cm³
= 922 kg/m³
2.3.4 Pada gelas 4
m
ρ=
v
206
=
220

= 0,936 g/ml
= 0,936 g/cm³
= 936 kg/m³
2.3.5 Pada gelas 5
m
ρ=
v
203
=
220

= 0,922 g/ml
= 0,922 g/cm³
= 922 kg/m³
3. Lampiran Ralat

TABEL MASSA AIR ALQODIRI


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 209 -0.4 0.16
2 206 -3.4 11.56
3 210 0.6 0.36
4 209 -0.4 0.16
5 213 3.6 12.96
RATA2 209.4 25.2
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
209:206:210:209:213
=
5

1047
=
5

= 209,4
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

25,2
=√
5 5;1

25,2
=√
5.4

25,2
=√
20

= √1,26
= 1,122
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

1,122�
= .100%
209,4

= 0,005%

K = 100%-I

= 100%-0,005

=99,995%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {209,4 ± 1,122}gram

TABEL MASSA AIR TREVOR


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 206 2.8 7.84
2 203 -0.2 0.04
3 205 1.8 3.24
4 202 -1.2 1.44
5 200 -3.2 10.24
RATA2 203.2 22.8
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
206:203:205:202:200
=
5

836
=
5
= 203,2
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

22,8
=√
5 5;1

22,8
=√
5.4

22,8
=√
20

= √0,14

= 0,374
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

0,3 4�
= .100%
203,2

= 0,0018%

K = 100%-I

= 100%-0,0018

=99,998%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {203,2 ± 0,374}gram
TABEL MASSA AIR AMPO
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 203 -0.4 0.16
2 202 -1.4 1.96
3 203 -0.4 0.16
4 206 2.6 6.76
5 203 -0.4 0.16
RATA2 203.4 9.2
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
203:202:203:206:203
=
5

1017
=
5

= 203,4
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

9,2
=√
5 5;1

9,2
=√
5.4

9,2
=√
20

= √0,46

= 0,678
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�0,6
= .100%
203,4

= 0,003%

K = 100%-I

= 100%-0,003

= 99,997%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {203,4 ± 0,678}gram

TABEL VOLUME AIR ALQODIRI


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 220 0 0
2 220 0 0
3 220 0 0
4 220 0 0
5 220 0 0
RATA2 220 0
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
220 220 220 220 220
=
5

1100
=
5

= 220
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1
0
=√
5 5;1

0
=√
5.4

0
=√
20

=0
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

0�
= .100%
220

=0%

K = 100%-I

= 100%-0

=100%

HP = 𝑥 ∆𝑥 }

= {220 ± 0}ml

TABEL VOLUME AIR TREVOR


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 200 0 0
2 200 0 0
3 200 0 0
4 200 0 0
5 200 0 0
RATA2 200 0
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
200:200:200:200:200
=�
5

1000
=
5

= 200
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0
=√
5 5;1

0
=√
5.4

0
=√
20

=0
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

0�
=� .100%
200

= 0%

K = 100%-I

= 100%-0

= 100%

HP = {�𝑥 ∆𝑥}

= {200 ± 0}ml
TABEL VOLUME AIR AMPO
NO X x-x (x-x)
1 220 0 0
2 220 0 0
3 220 0 0
4 220 0 0
5 220 0 0
RATA2 220 0
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
220 220 220 220 220
=
5

1100
=
5

= 220
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0
=√
5 5;1

0
=√
5.4

0
=√
20

=0
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

0�
= .100%
220
=0%

K = 100%-I

= 100%-0

=100%

HP = 𝑥 ∆𝑥 }

= {220 ± 0}ml

TABEL SUHU AIR ALQODIRI


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 29 0.4 0.16
2 29 0.4 0.16
3 29 0.4 0.16
4 28 -0.6 0.36
5 28 -0.6 0.36
RATA2 28.6 1.2
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
2 2 2 2 2
=
5

143
=�
5

= 28,6
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

1,2
=√
5 5;1

1,2
=√
5.4
1,2
=√
20

=�√0,06

= 0,244
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

0,244�
= .100%
28,6

=0,853 %

K = 100%-I

= 100%-0,853

= 99,146%

HP = 𝑥 ∆𝑥}

= {28,6 �0,244}º

TABEL SUHU AIR TREVOR

NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²

1 28 0 0

2 28 0 0

3 28 0 0

4 28 0 0

5 28 0 0

RATA2 28 0
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
28:28:28:28:28
=
5

140
=
5

=2
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0
=√
5 5;1

0
=√
5.4

0
=√
20

=0
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�0
= .100%
28

= 0%

K = 100%-I

= 100%-0

= 100%

HP = = 𝑥 ∆𝑥}

= {28 �0}º
TABEL SUHU AIR AMPO
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 28 -0.8 0.64
2 29 0.2 0.04
3 29 0.2 0.04
4 29 0.2 0.04
5 29 0.2 0.04
RATA2 28.8 0.8
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
28:29:29:29:29
=
5

144
=
5

=2 ,
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0,8
=√
5 5;1

0,8
=√
5.4

0,8
=√
20

= √0,04

= 0,2
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅
0,2�
= .100%
28,8

= 0,6944%

K = 100%-I

= 100%-0,6944

= 99,306%

HP = 𝑥 ∆𝑥}

= {28,2 �0,2}º

TABEL PH ALQODIRI
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 4.1 0.06 0.0036
2 4.1 0.06 0.0036
3 4.1 0.06 0.0036
4 4 -0.04 0.0016
5 3.9 -0.14 0.0196
RATA2 4.04 0.032
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
4,1:4,1:4,1:4:3,9
=
5

20,2
=
5

= 4,04
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0,032
=√
5 5;1
0,032
=√
5.4

0,032
=√
20

= √0,0016

= 0,04
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�0,04
= .100%
4,04

= 0,0099%

K = 100%-I

= 100%-0,0099

=99,99%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {4,04 ± 0,04}

TABEL PH TREVOR
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 4.1 0 0
2 4.1 0 0
3 4.1 0 0
4 4.1 0 0
5 4.1 0 0
RATA2 4.1 0
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
4,1:4,1:4,1:4,1:4,1
=
5

20,5
=
5

= 4,1
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0
=√
5 5;1

0
=√
5.4

0
=√
20

=0
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�0
= .100%
4,1

= 0%

K = 100%-I

= 100%-0

= 100%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {0 ± 4,1}
TABEL PH AMPO
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 4.2 0.02 0.0004
2 4.2 0.02 0.0004
3 4.2 0.02 0.0004
4 4.2 0.02 0.0004
5 4.1 -0.08 0.0064
RATA2 4.18 0.008
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
4,2:4,2:4,2:4,2:4,1
=
5

20,9
=
5

= 4,18
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0,008
=√
5 5;1

0,008
=√
5.4

0,008
=√
20

= √0,0004

= 0,02
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅
�0,02
= .100%
4,18

= 0,478%

K = 100%-I

= 100%-0,478

= 99,52%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {4,18 ± 0,02}

TABEL TDS ALQODIRI


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 164 1.6 2.56
2 169 6.6 43.56
3 164 1.6 2.56
4 169 6.6 43.56
5 146 -16.4 268.96
RATA2 162.4 361.2
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
164:169:164:169:146
=
5

812
=
5

= 162,4
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1
361,2
=√
5 5;1

361,2
=√
5.4

361,2
=√
20

= √1 ,06

= 4,249
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�4,24
= .100%
162,4

= 0,026%

K = 100%-I

= 100%-0,026

=99,97%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {162,4 ± 4,249}ppm
TABEL TDS TREVOR
NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 115 0.2 0.04
2 115 0.2 0.04
3 114 -0.8 0.64
4 115 0.2 0.04
5 115 0.2 0.04
RATA2 114.8 0.8
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
115:115:114:115:115
=
5

574
=
5

= 114,8
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0,8
=√
5 5;1

0,8
=√
5.4

0,8
=√
20

= √0,04

= 0,2
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅
�0,2
= .100%
114,8

= 0,0017%

K = 100%-I

= 100%-0,0017

= 99,998%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {114,8 ± 0,2}ppm

TABEL TDS AMPO


NO 𝑥 𝑥 𝑥̅ ) 𝑥 𝑥̅ )²
1 143 -0.2 0.04
2 143 -0.2 0.04
3 143 -0.2 0.04
4 143 -0.2 0.04
5 144 0.8 0.64
RATA2 143.4 0.8
𝑥
𝑥̅ = �
𝚗
143:143:143:143:145
=
5

717
=
5

= 143,4
𝑥 𝑥̅
∆𝑥 = √
𝚗 n;1

0,8
=√
5 5;1
0,8
=√
5.4

0,8
=√
20

= √0,04

= 0,2
∆𝑥�
I= .100%
𝑥̅

�0,2
= .100%
143,4

= 0,0013%

K = 100%-I

= 100%-0,0013

= 99,998%

HP = {�𝑥̅ ∆𝑥}

= {143,4 ± 0,2}ppm
4. Lampiran Bukti Referensi

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Judul Artikel
Bagian yang dikutip
PENGARUH PENGUASAAN PENGUKURAN TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN
Judul Artikel

PENGANTAR FISIKA 1

Cover buku
Identitas buku

Bagian yang dikutip


PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM DALAM KEMASAN DITINJAU
DARI PARAMETER NILAI PH DAN TDS

Judul Artikel
Bagian yang dikutip
FISIKA DASAR 1

Judul Buku
Identitas Buku
Bagian yang dikutip

Anda mungkin juga menyukai