Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yusi Kamelia

NIM : 858924303
Semester : 5B
Pokjar : Genteng A

RANCANGAN
TUGAS TUTORIAL
3

Nama Mata Kuliah : Metode Penelitian


Pokok Bahasan : 1. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data.
2. Analisa Data dan Penyusunan Laporan.
Masa Tutorial : 2023.1
Kelas dan Pokjar : 5B Genteng Banyuwangi
Jumlah Soal : 6 (Enam)
Ketentuan : 1. Diselesaikan di luar jam Tutorial/Tuweb
2. Jawaban diunggah di LMS sehari sebelum Tuweb 8
Sumber Materi : BMP IDIK4007 Modul 5 dan 6

Kompetensi Khusus:
Setelah menyelesaikan Tugas Tutorial ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan metode pengumpulan data.
2. Menjelaskan pengertian validitas dan reliabilitas instrumen.
3. Menjelaskan pengembangan instrumen pengumpulan data.
4. Menjelaskan skala pengukuran dan jenis data.
5. Menjelaskan berbagai teknik dalam menyajikan laporan penelitian.

Naskah Tugas
Soal No. 1 (skor maks. 15)
Jelaskan tentang metode pengumpulan data!
JAWAB
Dalam dunia penelitian dikenal dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneiliti dan biasanya
dikumpulkan menggunakan metode survei, observasi, eksperimen atau pun
dokumentasi. Sedangkan data sekunder merupakan data yang tidak dikumpulkan
peneliti secara langsung melainkan diambil dari berbagai dokumen cetak ataupun
elektronik. Data sensus merupakan salah satu contoh data sekunder yang biasa kita
jumpai.
1. Metode survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang banyak
digunakan dalam penelitian bidang sosial termasuk pendidikan. Metode ini
mungkin merupakan metode penelitian yang paling sering digunakan dalam
ilmu sosial. Dalam hal ini subjek penelitian dianggap sebagai responden atau
informan, metode survei dapat digunakan untuk menjaring informasi
mengenai opini, sikap, pilihan, dan persepsi orang atau subjek yang diteliti.
2. Metode observasi
Istilah observasi mnegacu pada prosedur objektif yang digunakan untuk
mencatat subjek yang sedang diteliti. Metode observasi, misalnya dapat
digunakan untuk menjaring informasi mengenai bagaimana sikap siswa dan
karakteristik satu sama lain di skeolah. Untuk itu, peneliti dapat
menggunakan instrumen penelitian yangberupa pedoman observasi atau
dapat juga berupa suatu ceklis.
3. Metode eksperimen
Metode eksperimen digunakan utnuk mengumpulkan data atau informasi
dalam suatu kondisi yang dikontrol. Dua karakter penting dari suatu
eksperimen adalh: (a) adanya perlakuan (treatment) yang diberikan untuk
memanipulasi variabel independen, dan (b) subjek penelitian yang akan
diberi perlakuan khusus dipilih secara acak. Kegiatan pertama pada
penelitian elsperimen meliputi tahapan seperti halnya pada penelitian
lainnya, yaitu pemilihan atau seleksi sampel penelitian.
4. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan
dalam penelitian dan praktek mengenai suatu fenomena dalam suatu bidang.
Partisipan penelitian mencatat semua kejadian yang diteliti dalam catatan
harian atau jurnal, peneliti kemudian melakukan analisis konten terhadap
hasil-hasil kajian, laporan-laporan maupun catatan-catatan peelitian. Metode
dokumentasi banyak digunakan pada penelitian historis (historical research),
literatur (literature review), meta analisis (meta analysis), analisis konten
(content analysis), dan penelitian yang digunakan data sekunder. Penelitian
historis didefinisikan sebagai pencarian fakta yang dilakukan secara
sistematis tenatng hal-hal yang berhubungan dnegan pertanyaan tentang
masa lalu, yang dapat menjelaskan instutitusi, praktek dan isu-isu pendidikan
yang berlaku saat ini. Kajian literasi dalam penelitian pendidikan
menyediakan sarana yang memungkinkan kita untuk menjadi yang terdepan
dalam bidang yang kita tekuni. Meta analisis mengkombinasikan hasil-hasil
penelitian yang sedang dikaji. Analisis konten secara sistematis
menggambarkan bentuk atau isi dari amteri tertulis atau lisan. Data sekunder
bisa digunakan untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Soal No. 2 (skor maks. 15)


Jelaskan tentang pengertian reliabilitas dan alasan mengapa reliabilitas
diperlukan!
JAWAB
Reabilitas berasal dari bahasa inggris reliability yang berarti kemantapan suatu alat
ukur. Jika alat ukur tersebut digunakan untuk melakukan pengukuran secara
berulang kali maka alat tersebut tetap memberikan hasil yang sama. Namun perlu
diingat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah.
Reabilitas instrumen dalam penelitian mempunyai peran penting karena
menunjukkan ketepatan dan kemantapan suatu penelitian. Reliabilitas
mencerminkan ketepatan instrumen penelitian yang digunakan dalam emnguur dan
menggali informasi yang diperlukan.

Soal No. 3 (skor maks. 20)


Sebutkan aspek-aspek penting dalam reliabilitas dan cara mengukur
reliabilitas dalam penelitian ilmiah!
JAWAB
Tiga aspek penting dalam reliabilitas adalah: dapat diandalkan (dependa-bility),
dapat diramalkan (predictable), dan menunjukkan ketepatan. Jika alat timbangan
yang digunakan itu mantap maka setiap kali menimbang mangga yang 10 buah itu
timbangan selalu emnunjukkan angka 3 kg. Dengan dmeikian timbangan tersebut
dapat diandalkan dan dapat diramalkan karena alat tersebut secara konstan
menunjukkan hasil yang sama dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur reliabilitas dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu.
a. Metode ulang
Pada metode ulang alat ukur yang sama dalam situasi yang sama diberikan
kepada reponden, tapi diberikan dalam waktu yang berbeda. Suatu alat ukur
dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika hasil dari setiap pengukuran
relatif sama. Prinsip reliabilitas yang ditekankan disini adalah utnuk
kemantapan alat ukur tersebut. Misalnya, hasil pengumpulan data
menunjukkan 30 orang menjawab ya dan 30 orang menjawab tidak.
Penyataan yang sama diajukan kembali kepada 60 orang tersebut namun
pada waktu yang berbeda. Ternyata yang emnjawab ya ad 36 dan yang
menjawab tidak ada 24. Jadi ada perubahan hasil pengukuran, yakni ada
orang yang tadinya emnjawab ya pada survei I berubah emnjadi tidak pada
survei II. Selain itu, ada yang tadinya emnjawab tidak berubah menjadi ya.
Ada perubahan hasil pengukuran menunjukkan bahwa hasil alat ukur tidak
reliabel. Namun utnuk lebih tepatnya, menghitung reliabilitas alat ukur
tersebut dengan menggunakan rumus .

Pc = ∑ nii/n
i=I

Dimana:
Pc = indeks reliabilitas kasar
L = data matriks
nii = jumlah jawabn garis diagonal
n = jumlah jawaban seluruhnya
berdasarkan rumus diperoleh
Pc = (24+18) = 0,70
60
Angka 0,70 menunjukkan bahwa 70% orang yang menjadi responden
memberikan jawaban yang konsisten baik pada survei I maupun survei II.
Dengan perkataan lain tingkat reliablitas dari alat ukur yang kita buat cukup
baik. Alat ukur dalam penelitian sosial umumnya mengukur sikap responden.
Menurut gay (1980), koefisien reliabilitas instrumen peneliti sosial yang
dapat diterima bekisar antara 0,60 sampai 0,90. Namun yang terbaik berada
antara 0,70 sampai 0,80.
Dalam metode ulang ini ada beberapa keterbatasan. Menyamakan kondisi
sehingga persis sama bukanlah hal yang mudah. Seansainya kondisi-kondisi
fisik telah memenuhi syarat, kondisi mental responden mungkin sudah
berbeda. Gejala konsep yang diukur itu sendiri mungkin berubah karena
adanya tenggang waktu antara pengukuran I dan pengukuran II. Selain
tenggang waktu tersebut memungkinkan responden lebih cepat tanggap
terhadap pertanyaan yang diberikan sehingga mempengaruhi respon mereka.
Denagn demikian, pengukuran ulang dapat mengubah gejala/konsep yang
hendak diukur.
b. Metode paralel
Dalam metode ini pengujian reliabilitas dilakukan memlalui 2 cara. Cara
pertama, pengukuran dilaukan oleh dua orang peneliti dnegan menggunakan
suatu alat ukur yang sama. Sedangkan cara kesua, pengukuran dilakukan oleh
satu ornag peneliti, namun menggunakan dua alat ukur yang berbeda.
Masing-masing cara etrsebut mengukur konsep yang sama, menggunakan
kelompok responden yang sama, dan dilaksanakan pada waktu sama. Pada
cara pertama, alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika hasil yang
diperoleh oleh kedua peneliti adalah sama. Pada cara kedua, kedua alat ukur
dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika hasil pengukuran keduanya
sama.
c. Metode belah dua
Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi beberapa bagian yangberbeda,
umumnya dibagi emnjadi dua bagian. Walaupun ala ukur terbagi emnjadi dua
bagian, kedua berfungsi untuk mengukur satu konsep yang sama. Setiap
bagian harus terdiri dari pertanyaan yang homogen dimana seluruh
pertanyaan yang mengukur satu faktor yang sama. Masing-masing alat ukur
tersebut diberi skor ynag merupakan jumlah angka total. Hasil kedua bagian
alat ukur tersebut dibandingkan. Jika perbandingan tadi emnunjukkan
adanya korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas
yang tinggi. Jika korelasinya rendah maka tingkat reliabilitas alat ukur
tersebut juga rendah.
Pada metode belah dua ini penekanannya adalah apakah kedua bagian yang
dibelah tersebut memenag mengukur hal yang sama. Pembelahan alat ukur
dapat dilakukan dnegan membagi dua pertanyaan yang ada secara random,
atau kelompok. Pertanyaan bagian atas bawah menjadi satu kelompok dan
bagian bawah menjadi kelompok lain, atau mengumpulkan pertanyaan
bernomor genap dalam satu kelompok dan pertanyaan nomor ganjil ke dalam
kelompok lainnya.

Soal No. 4 (skor maks. 15)


Jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pedoman
wawancara!
JAWAB
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat pedoman wawancara sebagai
berikut.
1. Pedoman wawancara yang dikembangkan harus dapat mengumpulkan dua
yang sesuai dengan tujuan khusus studi.
2. Pedoman terdiri dari serangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan pada
saat wawancara, termasuk didalamnya petunjuk kepada pewawanacara apa
yang harus dikatakan pada saat awal dan pada saat akhir suatu wawancara.
3. Rumusan pertanyaan bisa berbeda namun tetap mempunyai pengertian yang
sama.
4. Urutan dan susunan pertanyaan dapat dikontrol oleh pewawancara.
5. Pedoman sebaiknya membutuhkan seminimum mungkin tulisan dari
pewawancara. Untuk itu pedoman wawancara dapat dikombinasikan denagn
penggunaan kaset audio, jika kedua alat ini digunakan mungkin tugas
pewawancara adalah bertanya sedangkan jawaban responden direkam dalam
kaset.
6. Pertanyaan setengah terbuka dengan pendahuluan yang jelas tentang topik
yang akan dibicarakan umumnya lebih banyak mendapat tanggapan dari
responden dan lebih kecil efeknya dibandingkan dengan pertanyaan pendek
dan pertanyaan yang tertutup atau standar.
7. Keseragamn jawaban terbatas, khususnya untuk pertanyaan terbuka. Namun,
walaupun pertanyaan mendapat beberapa jawaban, pada hakikatnya jawaban
mereka sama, dan jawaban tersebut dapat dikelompokan dalam beberapa
kategori.
8. Menanyakan apa kira-kira jawaban atau pendapat teman responden tentang
pertanyaan yang diajukan juga dapat meningkatkan jawaban responden.
9. Jika probing (menggali informasi secara lebih mendalam) memungkinkan
untuk diadakan, buatlah daftar pertanyaan probing sehingga sama responden
mengalami suasana wawancara yang sama.
Soal No. 5 (skor maks. 20)
Jelaskan tentang jenis skala pengukuran
data! JAWAB
Ada empat jenis skala pengukuran data yaitu.
1. Skala nominal
Skala nominal disebut juga kategorikal. Nilai-nilai skala nominal
menunjukkan nama atau identitas yang menerangkan perbedaan nilai itu dari
nilai lainnya. Nilai-nilai skala nominal tidak menunjukkan derajat perbedaan
ataupun hubungan apapun. Contoh variabel dengan pengukuran skala
nominal adalah data tentang jenis kelamin, kewarganegaraan ,status
pekerjaan, dan sebagainya. misalnya, si badu adalah murid laki-laki
sedangkan si Mini adalah perempuan. Kode atau angka untuk menunjukkan
Badu yang laki-laki tentu berbeda dengan kode/angka untuk menunjukkan
Mini yang perempuan.
2. Skala ordinal
Pengukuran dnegan skala ordinal dilakukan jika kita mempunyai asumsi
bahwa nilai-nilai dari suatu variabel yang diukur dapat diurytkan dari yang
terkecil hingga yang tertinggi. Nilai skala ordinal menunjukkan posisi nilai
tersebut diantara nilai-nilai lainnya dalm variabel yang sama. Misalnya,
variabel tingkat sosial ekonomi keluarga yang dapat diurutkan dari tingkat
pendapatan terendah sampai tingkat pendapatan tertinggi.
3. Skala interval
Nilai skala interval menunjukkan perbedaan, posisi, dan jarak suatu nilai-
dengan nilai lainnya. Nilai skala interval menggambarkan jarak yang
sama/setara antara satu nilai dengan nilai lainnya dalam variabel yang sama.
Misalnya nilai variabel suhu seperti 1°c, 2°c, 3°c dan seterusnya dimana 1°c
dengan 2°c adalah setara dengan perbedaan antara 2°c dengan 3°c.
4. Skala rasio
Nilai pada skala rasio menunjukkan perbedaan nilai tersebut dari nilai
absolut nol. Biasanya nilai diperbandingkan dalam bentuk rasio atau
presentase. Contoh variabel, yang sesuai diukur denagn skala rasio adalah
jarak, waktu, berat, dan lainnya. Misalnya berat 5 kg menunjukkan perbedaan
5 dari 0 kg, dan berat 8 kg menunjukkan perbedaan 8 dari 0 kg. Selain
berdasarkan skala pengukuran, data juga dapat dibedakan menjadi data
kontinu, data urutan/rank, data dikotomi, dan data kategirikal, yaitu.
a. Data kontinu
Data kontinu data yang mengandung nilai yang secara teori tidak
terbatas. Sebagai contoh adalah data variabel usia yang secara teoritik
dapat etrdiri dari 0 sampai tak terhingga. Seseorang dapat berusia nol,
setenagh, sepuluh, atau bahkan 100.
b. Data urutan/rank
Data urutan atau rank adalah seperti data yang nilainya diukur dengan
skala ordinal, yaitu nilai data menunjukkan posisi seseorang /subjek
diantara subjek lainnya dalam variabel yang sama.
c. Data dikotomi
Data dikotomi adalah apabila nilai variabel hanya ada dua, misalnya data
jenis kelamin yang hanya punya nilai untuk laki-laki dan perempuan. Data
dikotomi dapat pula berupa dikotomi buatan. Jadi, tidak seperti variabel
jenis kelamin yang memang hanya punya dua nilai, variabel lain seperti
tinggi badan dapat juga dijadikan dikotomi dengan membuat kategorisasi
tinggi dan pendek misalnya.
d. Data kategorikal
Data kategorikal merupakan perluasan dari data dikotomi damana nilai-
nilai variabelnya terdiri dari beberapa kelompok. Misalnya data variabel
jenis pekerjaan orang tua murid yang dapat dikelompokkan menjadi
pegawai negeri, swasta, dan wiraswasta. Data kategorikal ini adalah data
dengan skala nominal.

Soal No. 6 (skor maks. 15)


Jelaskan tentang etika penulisan laporan penelitian!
JAWAB
1. Keselamatan responden/subjek penelitian
Ada semacam kesepakatan di antara peneliti bahwa penelitian tidak boleh
menimbulkan bencana bagi para responden atau subjek penelitian (Eisner,
1991; Babbie, 1986). Para peneliti sepakat untuk mengikuti hal-hal yang baik,
yang sesuai denagn kode etik dalam masyarakat, serta menghindari hal-hal
yang bertentangan dngan etika; meskipun kesepakatan ini kadang-kadang
sulit diikuti. Dengan kaitan dengan laporan penelitian, penulisan laporan
haruslah menjaga agar laporan yang ditulis tidak membawa bencana bagi
responden. Jangan sampai terjadi satu keluarga atau kelompok tertentu
mendapat malu atau dikucilkan sebagai akibat dari tersiarnya sebuah laporan
penelitian. Hal ini bukan berarti bahwa penulis laporan harus
menyembunyikan hasil penelitiannya, tetapi cara mengungkapkan identitas
sumber data haruslah dipertimbangkan dengan cermat, sesuai dengan
perjanjian atau kesepakatan sebelumnya.
2. Kerahasiaan dan tanpa nama (anonim)
Berkaitan dengan keselamatan para responden yang telah dibahas pada butir
1, kerahasiaan sumber data dan anonim haruslah dipegang teguh. Jika
peneliti mengatakan bahwa identitas yang dicantumkan dalam kuesioner
akan dirahasiakan, maka seyogianya daalm laporan, identitas tersebut tidak
akan diungkapkan secara jelas. Sumber data hanya akan dilaporkan secara
umum sehingga responden tidak akan dapat dikenal secara individual atau
kelompok khusus. Memegang janji ini memang sukar karena sering peneliti
dihadapkan pada situasi yang kadang-kadang memaksa peneliti ingkar janji.
Anonim dibedakan oleh Babbie (1986) dengan kerahasiaan. Sumber data
anonim artinya responden memang tidak diminta mencantumkan
identitasnya pada kuesioner, sehingga mereka mau lebih leluasa memberikan
informasi yang diperlukan. Peneliti jangan hendaknya mencoba memberi
kode pada kuesioner dan secara diam-diam menelusuri identitas responden
untuk dicantumkan dalam laporan. Perbuatan seperti ini sangat bertentangan
dnegan etika.
3. Kejujuran
Kejujuran dalam menulis laporan merupakan salah satu faktor yang
mendorong berkembangnya ilmu. Oleh karena itu, dalam menulis laporan
anda hendaknya selalu berpegang pada kejujuran ini. Ini berarti bahwa
informasi/temuan yang anda laporkan memang sesuai dengan apa adanya,
tanpa adanya, tanpa ada yang dipalsukan.
Sehubungan dengan kejujuran ini, maka hambatan-hambatan yang dialami
dalam pengumpulan data sehingga tidak sesuai dengan rencana semula
haruslah dilaporkan secara jelas. Misalnya, jika dalam rencana, kuesioner
akan diisi secara serentak dalam satu pertemuan, tetapi ekmudian ternyata
hal itu tidak dapat dilaksanakan, maka perubahan yang terjadi haruslah
dilaporkan. Hal ini asngat penting agar pembaca dapat mengaitkan temuan
dengan teknik pengumpulan data. Selain itu, keterbatasan dalam ujicoba
instrumen, pengolahan data atau keterbatasan penelitian itu sendiri (jika
ada) haruslah dilaporkan secara cermat. Menyembunyikan faktor-faktor yang
seharusnya diketahui oleh pembaca, dapat dianggap sebagai kejahatan
akademik lebih-lebih jika hal itu dilakukan karena ada tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai