Anda di halaman 1dari 7

Penuntun

Praktikum
Ekofisiologi
Tanaman
2019
Penuntun Praktikum ini digunakan untuk memandu kegiatan praktikum
lapang matakuliah Ekofisiologi Tanaman. Capaian pembelajaran kegiatan Semester
praktikum ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan pola dan
mengkuantifikasikan pertumbuhan tanaman, mampu mendeskripsikan Gasal
tahapan perkembangan tanaman serta terampil mengukur serta meng- 2019/2020
kuantifikasikan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman.
Acara I. Pengenalan Peralatan

Tujuan:
Mahasiswa mengenal dan mengoprasikan beberapa peralatan yang digunakan untuk
mengkuantifikasikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

No Nama Alat Kegunaan


1 AccuPAR (PAR Light Mengukur radiasi cahaya matahari dengan
Cetometer) panjang gelombang 350 – 700 µmol/m2/detik
atau yang dikenal dengan nama cahaya PAR
(Photosynthetically Active Radiation)
2 Thermohygrometer Mengukur kelembaban udara serta suhu
udara di lingkungan tumbuh tanaman
3 Anemometer Mengukur kecepatan angin di sekitar
tanaman tumbuh
4 CO2 Meter Mengukur konsentrasi CO2 di sekitar
lingkungan tumbuh tanaman
5 Field Scout TDR (Time Domain Mengukur kadar air secara instan di sekitar
Refractometer) tanaman tumbuh pada kedalaman tertentu
6 Leaf Area Meter Mengukur luas daun tanaman dengan cara
‘destructive sampling’
7 Oven Mengeringkan tanaman atau bagian-bagian
tanaman untuk memperoleh berat kering
tanaman atau bagian-bagian tanaman

Langkah kerja:
1. Mahasiswa diberi penjelasan tentang spesifikasi dan keguanaan peralatan
2. Mahasiswa mencoba mengoperasikan peralatan

1
Acara II. Analisis Pertumbuhan Tanaman
Tujuan:
Mahasiswa mampu mengkuantifikasikan pertumbuhan tanaman yang dihubungkan dengan
penambahan ukuran luas daun dan biomassa tanaman

Langkah Kerja:
1. Menanam tanaman jagung manis (Super Sweet Corn) dengan baris tunggal, jarak
tanam 70 cm antar barisan dan 20 cm di dalam barisan dengan satu tanaman per
lubang. Pada petak yang lain, biji tanaman jagung manis ditanam dengan model baris
ganda, 35 x 20 xm dan jarak antar baris ganda adalah 70 cm
2. Tanaman dipelihara sesuai dengan standar teknologi pemeliharaan tanaman jagung
manis
3. Setiap minggu sejak minggu pertama setelah tanam dilakukan pengamatan dan
pengambilan tanaman sampel untuk analisis pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
4. Dari setiap petak diambil (dipotong pada buku yang terbawah) dua sampel tanaman
jagung.
5. Pisahkan antara bagian daun dan batang tanaman serta organ lainnya (seperti
bunga, kalau sudah ada)
6. Ukur panjang daun dan lebar (bagian yang terlebar) dari masing-masing tanaman
sample dan setelah itu daun-daun yang sudah diukur dimasukkan ke dalam amplop
yang berbeda untuk setiap tanaman sampelnya
7. Luas daun sebenarnya dari beberapa sample daun diukur di Laboratorium Produksi
Tanaman dengan menggunakan alat Leaf Area Meter
8. Hasil perkalian panjang dan lebar daun kemudian diplotkan dengan hasil pengukuran
luas daun sebenarnya. Persamaan regresi linear selanjutnya bisa dicari dari
hubungan antara panjang x lebar dengan luas daun sebenarnya. Slope dari garis
(nilai b dari persamaan regresi linear adalah merupakan faktor koreksi dari luas daun
tanaman jagung. Nilai faktor koreksi ini selanjutnya digunakan untuk mencari nilai
luas daun jagung sebenarnya dari sampel di lapang dengan cara mengalikan dengan
hasil perkalian panjang dan lebar daun. Persamaannya adalah A = b * (P x L), yang
mana A adalah luas daun, b faktor koreksi, P panjang daun dan L lebar daun.

2
9. Batang dan organ-organ lainnya juga dimasukkan masing-masing ke dalam amplop
yang berbeda
10. Sampel organ-organ tanaman dimasukkan ke dalam oven dan selanjutnya
dikeringkan pada temperatur 80oC selama kurang lebih 24 jam.
11. Sampel yang sudah kering selanjutnya ditimbang untuk setiap bagian/organ dari
setiap sampelnya
12. Hitung laju pertumbuhan absolut atau absolute growth rate (AGR) serta laju
pertumbuhan nisbi atau relative growth rate (RGR) dari masing-masing sampel. AGR
dapat dihitung dengan rumus
𝑊2 − 𝑊1
𝐴𝐺𝑅 =
𝑡
dimana W1 adalah biomassa tanaman pada minggu sebelumnya, W2 adalah biomassa
tanaman pada saat pengambilan sample dan t adalah selisih waktu (hari) pengamatan.
Sementara itu RGR dihitung dengan rumus
ln 𝑊2 −ln ⁡
(𝑊1)
RGR =
𝑡

13. Dari data luas daun yang sudah diperoleh, hitunglah indeks luas daun tanaman
dengan mengacu pada jumlah tanaman per meter perseginya adalah 8 tanaman.

3
Acara III. Ontogeni Tanaman

Tujuan:
Mahasiswa memahami perkembangan fenologi tanaman jagung manis dan
menghubungkannya dengan faktor lingkungan, khususnya suhu yang mempengaruhinya.

Langkah Kerja:
1. Dari tanaman-tanaman yang sudah ada pada masing-masing petak, ukurlah tinggi
tanaman dan jumlah daun tanaman serta bunga jantan (kalau ada)
2. Tinggi tanaman diukur dari atas permukaan tanah sampai bagian tanaman yang
tertinggi (tidak menarik bagian tanaman tetapi memproyeksikannya ke dalam dua
cm terdekat)
3. Jumlah daun dihitung dengan menghitung daun-daun yang sudah berkembang
secara sempurna
4. Bunga jantan dari tanaman sampel dihitung dan diperkirakan kapan bunga itu keluar
dengan membandingkan kondisi tanaman dengan tanaman yang diamati seminggu
sebelumnya
5. Ambil satu tanaman dari masing-masing petak dan tanaman ini selanjutnya dibelah
menjadi dua. Amati titik tumbuh tanaman dan selanjutnya gambarlah morfologi
tanaman yang anda amati (Untuk referensi, gunakan manual “How a Corn Plant
Develops”)
6. Hitunglah panas hari yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai setiap tahapan
perkembangan tanaman dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑇𝑚𝑎𝑥 + 𝑇 𝑚𝑖𝑛
𝑡= − Tb
2

dimana Tmax adalah temperatur maksimum pada hari pengukuran, Tmin adalah temperatur
minimumnya dan Tb adalah temperatur dasar tanaman.

4
Acara IV. Penjerapan Cahaya oleh Kanopi Tanaman

Tujuan:
Mahasiswa mampu mengukur dan menjelaskan kemampuan intersepsi/penjerapan cahaya
oleh kanopi tanaman pada berbagai ukuran indeks luas daun

Langkah kerja:
1. Cahaya di atas kanopi (Io) tanaman dari masing-masing petak (baris tunggal dan
baris ganda) diukur dengan menggunakan alat AccuPAR tepat pada tengah hari
(sekitar pukul 12.00 sampai pukul 13.00 pada saat langit cerah)
2. Setelah setiap kali pengukuran cahaya di atas kanopi, dilakukan pengukuran di
bawah kanopi masing-masing lima kali untuk setiap petak
3. Cahaya di bawah kanopi (I) diukur dengan cara memasukkan AccuPAR di bawah
kanopi tanaman (kira-kira 10 cm di atas permukaan tanah) dengan arah memotong
barisan tanaman
4. Kemampuan tanaman dalam menjerap cahaya (koefisien penjerapan) dapat dihitung
berdasarkan data indeks luas daun (L) dari masing-masing umur tanaman yang sudah
dihitung sebelumnya dengan rumus

 kL
I  Io e
5. Bandingkan kemampuan melakukan intersepsi cahaya dari masing-masing model
penanaman (baris tunggal dan baris ganda)

5
ACARA V. PENGATAMAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
KACANG HIJAU

Tujuan:
Mahasiswa mampu mendeskripsikan tahapan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacanghijau (Vigna radiata)

1. Tanam biji kacang hijau dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan satu (1) biji per lubang
2. Amati dan catat kapan daun ‘trifoliate’ mulai terbentuk
3. Hitunglah jumlah daun trifoliate dan ukurlah tinggi tanaman setiap minggu
4. Catat saat (hari setelah tanam) keluarnya bunga (dengan menghitung sekitar 50%)
populasi sudah berbunga
5. Catat saat (hari setelah tanam) keluarnya polong

Anda mungkin juga menyukai