Anda di halaman 1dari 4

BAB 3.

METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilakukan pada Laboratorium Agroteknologi Unit


Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, pada hari Selasa, 06
November 2018, pada pukul 08:00 WITA - selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih kacang hijau,
bening jagung, tanah, pasir, polibag ukuran 30 cm x 40 cm, pupuk kandang,
kertas milimeter blok, ketas A4/HVS dan kertas label.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mistar, timbangan analitik,
jangka sorong, amplop, oven, gunting, cutter/silet, laptop (aplikasi ms. Excell),
kamera dan alat tulis menulis.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum kali ini yaitu setiap kelompok
menanam benih kacang hijau dan jagung sebanyak 1 polibeg (30 x 40 cm).
Pengamatan pertama dilakukan pada umur 14 hari setelah menanam (hst) dan
pengamatan kedua dilakukan 21 hst. Pengamatan terhadap aspek morfologi
dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun
dengan pengukuran luas daun sebagai berikut:
3.3.1. Pengukuran Luas Daun
Luas daun tanaman sangat menentukan beberapa banyak energi cahaya
matahari yang dapat diterima oleh tanaman. Semakin luas daun tanaman maka
semakin besar pula energi yang diterima oleh tanaman. Berbagai cara yang dapat
digunakan untuk mengukur luas daun tanaman diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar
untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun
dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar
pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan
daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Sekalipun metode ini cukup
sederhana. Waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif
lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
b. Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada
prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun
kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dnegan berat total
kertas.
Sampel yang diambil digambarkan pada kertas kemudian digunting dan
ditimbang untuk mencari konstanta. Adapun rumus perhitungan untuk mencari
luas daun adalah:
LD = P x l x K
Keterangan:
LD = luas daun cm2
P = panjang daun (cm) = 77,7 cm
L = lebar daun (cm) =1,6 cm
K = konstanta
c. Metode Regresi
Metode regresi merupakan metode pengukuran luas daun yang merupakan
pengembangan dari metode gravimetri. Metode regresi yang digunakan untuk
mengukur luas daun yaitu regresi sederhana dengan persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = a + bX dengan a dan b
d. Metode panjang kali lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat
ditaksir dnegan mengukur panjang dan lebar daun.
LD = p x l x k
Keterangan:
LD = luas daun (cm2)
p = panjang daun
l = lebar daun
k = konstanta (konstanta diperoleh dengan metode gravimetri)
Pengamatan dari aspek fisiologi dilakukan terhadap beberapa indikator
analisis pertumbuhan tanaman yang diamati dalam penelitian ini adalah Laju
Pertumbuhan Absolut (LPA), Laju Tumbuh Relatif (LTR), Laju Tumbuh
Persamaan (LTP) dan Laju Asimilasi Bersih (LAB). Pengambilan sampel
tanaman dilakukan secara destruktif saat tanaman berumur 14 dan 21 hst.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak, yaitu sebnayak 2 tanaman untuk
setiap unit percobaan. Prosedur analisis dilakukan dengan cara membersihkan
tanaman sampel lalu dikering anginkan selama 24 jam. Bagian-bagian atas
tanaman (daun dan batang) dipisahkan dengan bagian bawah tanaman (akar), lalu
timbang. Selanjutnya bagian-bagian tanaman tersebut dikeringkan dengan oven
pada suhu 800C selama 2 x 24 jam. Setelah bobot kering konstan tercapai,
dilakukan penimbangan untuk pengukuran bobot kering. Selanjutnya dilakukan
perhitungan terhadap LPA, LTR, LTP dan LAB.
1. Laju pertumbuhan absolut (AGR) (g.hari-1), dihitung dengan menggunakan
rumus:
AGR = m2-m1/ t2-t1
Keterangan:
m1 = berat awal
m2 = berat akhir
t1 dan t2 = interval waktu
2. Laju pertumbuhan relatif (RGR) (g. g-1.hari-1), dihitung dnegan menggunakan
rumus:
RGR = In m2 – In m1/ t1 – t2
Keterangan:
In m2 = logaritma dari berat awal
In m1 = logaritma dari berat akhir
t1 – t2 = interval waktu
3. Laju tumbuh pertanaman (LTP) adalah suatu peningkatan bobot kering tiap
satuan luas lahan (W) tiap satuan waktu (T) yang dinyatakan dalam matematik:
LTP = w2 – w1/ T2 – T1
Keterangan:
W1 = bobot kering total tanaman pengamatan ke-1
W2 = bobot kering total tanaman pengamatan ke-2
T1 = pengamatan hari ke 1
T2 = pengamatan hari ke 2
4. Laju asimilasi bersih (LAB) adalah laju peningkatan bobot kering tanaman
pada saat tertentu (T) tiap satuan luas (L), yang dinyatakan secara matematik:
LTP = InL2-InL1/L2-L1 x w2-w1/t2-t1
Keterangan:
W1 = bobot kering total tanaman pengamatan ke 1
W2 = bobot kering total tanaman pengamatan ke 2
T1 = pengamatan hari ke 1
T2 = pengamatan hari ke 2
L1 = luas daun pengamatan ke 1
L2 = luas daun pengamatn ke 2

Anda mungkin juga menyukai