Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Kebun Percobaan Kartini, Fakultas
Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Letak administratif
lokasi penelitian di Jl. Kartini No. 11A, Salatiga, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga,
Jawa Tengah dan di Labotarium Benih, Fakultas Pertanian dan Bisnis,
Universitas Kristen Satya Wacana sebagai tempat untuk mengolah data.
Penilitian ini dilaksanakan. pada tanggal 3 Agustus - 5 September 2022.

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh saat pemberian sistem irigasi tetes perhari
terhadap pertumbuhan dan hasil selada dan untuk mengetahui volume sistem
irigasi tetes yang efisien dalam penggunaan air pada tanaman selada.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan
RAK (Rancangan Acak Kelompok). Penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan
yang akan dicobakan, setiap perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali sehingga
terdapat 24 unit percobaan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik partisipan observasi. Partisipan observasi adalah proses
pengamatan dan pengukuran yang dilakukan langsung atau melibatkan
peneliti itu sendiri dalam mengumpulkan data baik secara angka dan gambar.
Pengambilan data dilakukan selama 45 hari. Parameter yang diukur adalah
tinggi tanaman, jumlah daun, berat brangkasan basah, berat brangkasan kering
dan kandungan klorofil daun. Parameter tinggi tanaman, jumlah daun diukur
setelah tanaman selada pindah tanam ke polybag pengukuran setiap interval 5
hari saat tanaman berumur 15, 20, 25, dan 30 setelah tanam (HST).
Sedangkan parameter luas daun, berat berangkasan, dan kadar klorofil daun
diukur pada saat tanaman telah dipanen. Pengukuran setiap parameter
akan dilakukan ke 36 polybag.

3.4 Variabel Penelitian


1. Variable bebas: saat pemberian irigasi tetes per hari terhadap
pertumbuhan dan hasil selada.
2. Variabel terikat: pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
berat brangkasan basah, berat brangkasan kering ) dan jumlah klorofil
total pada daun tanaman selada.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan adalah ember plastik, trey, polybag 30 x 30 cm,
soldier, stopkontak, paralon ½ inch, stick dripp, selang PE 7 mm, 6 buah
pompa air, timer digital, gergaji, lem stick, korek, 144 pengatur tetesan, T
cross ± 144 buah, timbangan, pipa L dan penutup pipa. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah benih sawi keriting Batavia BOHEMIA., air,
tanah,pupuk kandang.

3.6 Pelaksanaan Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen
ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan instalasi irigasi tetes.
Alat yang digunakan water pump yang dimasukkan ke dalam
water source yang berukuran 30 L dengan diameter 40 cm, dan tinggi
40 cm. Water pum disini memiliki kapasitas 2000 liter/jam dengan
watt 38. Selanjutnya water source diisi air hingga water pump
tenggelam. Setelah itu pipa dengan ukuran ½ inch dilubangi sesuai
dengan ukuran selang PE 7 mm, dengan jarak antar lubang ± 15 cm,
dan dibuat juga lubang besar diantara selang PE untuk memasukkan
lubang bening berukuran 4 mm yang berguna untuk mengurangi
tekanan air. Lalu, selang PE dimasukkan ke dalam lubang-lubang
tersebut, agar selang PE tidak copot ataupun bocor saat sistem

13
dinyalakan, maka lem stick diberikan mengelilingi selang bening. Dan
diujung selang bening diselipkan pengatur tetesan air. Lalu instalasi
disambungkan dengan water pump dan pengatur tetesan irigasi
diletakkan pada poliybag yang berisi tanaman.

Gambar 3.1 Water Source

Gambar 1.2 Water pump

Gambar 3.3 Water pump dimasukkan ke water source yang berisi air
2. Persamaian bibit selada keriting Batavia BOHEMIA.
Penyemaian dilakukan dengan menebar benih selada di nampan

14
yang berisikan media persemaian sedalam 1-2 cm. Media semai antara
lain tanah, arang sekam, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam nampan persemaian.
Diletakkan di tempat yang tidak terkena hujan tetapi masih terkena
sinar matahari. Siram secara teratur, setiap dua hari sekali jika musim
dirasa cukup baik akan tetapi di musim kemarau disiram 1-2 kali
dalam sehari dan diberi naungan yang bertujuan untuk mengurangi
resiko kerusakan pembibitan akibat hujan dan intesitas cahaya
matahari yang tinggi.

Gambar 3.4 Penyemaian benih selada.


3. Penanaman.
Penanaman dilakukan setelah bibit berusia 2 minggu atau setelah
memiliki 3-4 helai daun ke polybag yang telah berisi media tanam.
Media tanam yang digunakan yaitu, campuran tanah: arang sekam:
pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1. Tempat media tanam yang
akan digunakan adalah polybag hitam berukuran 30 x 30 cm. Waktu
tanam di pagi hari antara jam 06:00-09:00 WIB.

.
Gambar 3.5 Penanaman bibit selada
4. Pemeliharaan Tanaman.
Penyiraman dilakukan sesuai dengan interval waktu pemberian
irigasi tetes yang telah ditentukan, lalu penyulaman tanaman yang mati
dan penyiangan gulma yang tumbuh pada polybag sehingga
menghilangkan adanya kompetisi antara tanaman utama dan gulma

15
untuk memperebutkan unsur hara dalam tanah dan intesitas cahaya
matahari sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang serta
pemupukan dilakukan saat minggu ke 2 dan 4 setelah tanam, dan
diberikan disekitar perakaran tanaman, menggunakan pupuk urea yang
sesuai dengan kebutuhan pada tanaman.

Gambar 3.6 Penyiangan gulma umur 15 HST


5. Pengukuran Parameter.
Pengamatan yang akan diamati pada penelitian ini dibagi
menjadi 2 yaitu pengamatan utama dan selintas. Pengamatan utama
meliputi tingkat tinggi tanaman, jumlah helai daun, berat brangkasan
basah, berat brangkasan kering, berat akar. Pengamatan selintas
meliputi pengukuran kadar kandungan klorofil, total daun, luas daun,
RH, evaporasi.

Gambar 3.7 Pengamatan evaporasi dengan evaporimeter.

16
Gambar 3.8 Pengamatan Suhu dan RH lokasi penelitian.
Pengamatan ini dilakukan setiap interval 5 hari saat tanaman pada
umur 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari setelah tanam (HST). Pengukuran
dilakukan dengan mengukur panjang dari pangkal batang hingga ujung
daun tertinggi tanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan
interval seperti saat pengukuran HST dan dimulai dari daun paling bawah
menuju pucuk daun.
Penentuan kadar klorofil dilakukan pada pagi hari sebelum tanaman
dipanen menggunakan klorofil meter (SPAD). Evaporasi diukur
menggunakan evapotranspirometer piche dan diamati setiap hari dan berat
brangkasan basah dan berat brangkasan kering dapat diukur ketika
tanaman sudah dipanen, penimbangan dilakukan pada semua bagian
tanaman per perlakuan pada timbangan analitik.
Sedangkan pengamatan selintas meliputi pengukuran klorofil total
daun, pengukuran suhu di lapangan dilakukan untuk mengukur suhu di
lahan. Luas daun dilakukan dengan menggunakan aplikasi I-Daun,
mengatur tetesan irigasi menggunakan timer atau stopwatch.

Gambar 3.9 Pengamatan luas daun dengan I-Daun.

17
Gambar 3.10 Pengukuran kadar klorofil dengan klorofil meter
(SPAD).
6. Panen
Dalam hal pemanenan perlu diperhatikan dari umur dan cara
panennya. Umur panen selada paling lama 90 hari. Paling pendek
umur 40 hari. Terlebih melihat dari fisiologis tanaman seperti warna,
bentuk, dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut
seluruh tanaman selada beserta akarnya dan dengan memotong bagian
pangkal batang yang berada di atas permukaan tanah dengan pisau
tajam dan steril.
7. Penimbangan berat brangkasan basah dan kering tanaman
Penimbangan berat berangkasan dilakukan pada saat tanaman
setelahdipanen pada hari yang sama dengan pemanenan tanaman.
Penimbangandilakukan pada setiap tanaman sesuai dengan perlakuan
yang diberikan danjuga sesuai dengan penomoran yang
diberikan.Penimbangan dilakukan dengan bantuan timbangan dengan
tingkat akurasi yang tinggi yang berada di Lab Benih FPB, UKSW.

Gambar 3.11 Pengukuran berat berangkasan.


8. Uji data lanjut
Data yang sudah terkumpul diuji dengan sidik ragam. Bila hasil uji F
hitung perlakuan signifikan selanjutnya akan diuji dengan menggunakan uji
DMRT (Duncan Multiple Range Test) antara parameter pertumbuhan dan
jumlah klorofil dengan pengaruh dari saat pemberian irigasi tetes per hari
terhadap pertumbuhan dan hasil selada.

18
3.7 PerlakuanPercobaan
Tabel 3.1 Macam Perlakuan.

Periode waktu pemberian air (menit) Waktu/du


Kode rasi
Pagi Siang Sore
(menit)
P1 40 (06:00-06:40) 10 (13:00-13:10) 40 (17:00-17:40) 90
P2 50 (06:00-06:50) - 40 (17:00-17:40) 90
P3 40 (06:00-06:40) - 50 (17:00-17:50) 90
P4 - - 90 (17:00-18:30) 90
P5 90 (06:00-07:30) - - 90
P6 - 90 (13:00-14:00) - 90

Keterangan:
P1: Periode waktu pemberian air pada pagi selama 40 menit (06:00-06:40), Siang
10 menit(13:00-13:10) , sore 40 menit (17:00-17:40).
P2: Periode waktu pemberian air pada pagi selama 50 menit (06:00-06:50) dan
sore 40 menit (17:00-17:40)
P3: Periode waktu pemberian air pada pagi selama 40 menit (06:00-06:40) dan
sore selama 50 menit (17:00-17:50)
P4: Periode waktu pemberian air pada siang selama 90 menit (17:00-18:30)
P5: Periode waktu pemberian air pada pagi selama 90 menit (06:00-07:30)
P6: Periode waktu pemberian air pada siang selama 90 menit (13:00-14:00)

19
3.8 Tata Letak Penelitian
Tabel 3.2 Tata Letak Penelitian.
Ulangan
P2 P4 P5 P6 P3 P1
1

Ulangan
P3 P6 P2 P1 P5 P4
2

Ulangan
P1 P5 P4 P2 P6 P3
3

Ulangan
P5 P3 P6 P1 P4 P2
4

Setiap unit percobaan terdiri dari 6 polybag. Jarak antar unit percobaan 1 meter.
Jarak antar polybag dalam unit percobaan adalah 15 cm. Total polibag yang
digunakan adalah 144 polibag.

20

Anda mungkin juga menyukai