Anda di halaman 1dari 7

4.

1 Deskripsi Kegiatan Magang

Kegiatan praktik kerja lapangan diawali pengenalan mahasiswa dengan pimpinan, lingkungan,
serta pembagian pembimbing lapangan. Kegiatan praktik kerja lapangan dimulai pukul 07.30-
16.00 WIB. Setiap minggunya kegiatan yang dilakukan berbeda-beda, seperti kegiatan panen dan
pasca panen padi sawah, pengolahan lahan kacang tanah, persiapan benih dan penanaman
tanaman kacang tanah, pembuatan bokashi kotoran sapi, pemeliharaan pohon induk dan sanitasi
tanaman dan perbanyakan tanaman secara vegetatifq. Namun, mahasiswa dapat menentukan
kegiatan khusus berdasarkan minat dan latar belakang studi yang diambil.

Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai menghasilkan
produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan. Dengan demikian,
kegiatanpenanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu
pemanenan,penumpukan dan pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengangkutan,
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan serta penggilingan. Penanganan pasca panen padi
meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu penentuan saat panen, pemanenan, penumpukan
sementara di lahan sawah, pengumpulan padi di tempat perontokan, penundaan perontokan,
perontokan, pengangkutan gabah ke rumah petani,pengeringan gabah, pengemasan dan
penyimpanan gabah, penggilingan, pengemasan dan penyimpanan beras.

Pengolahan tanah pada lahan kacang tanah di Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Padang
Marpoyan di mulai dengan melakukan pembajakan dan penggemburan tanah menggunakan
mesin traktor dan di lanjutkan dengan membuat parit dan bedengan menggunakan mesin bajak
rotari. Kegiatan penggemburan dilakukan agar sirkulasi udara tanah menjadi lebih baik.
Selanjutnya dilakukan penebaran kapur dolomit yang berfungsi untuk memperbaiki kesuburan
tanah, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit serta mengandung
Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dimana zat tersebut sangat dibutuhkan tanah yang rusak dan
masam untuk meningkatkan kesuburan lahan. Penanaman dilakukan dengan membuat lobang
tanam sedalam 5 cm dan jarak 20 cm x 40 cm dengan cara ditugal dan ditamam sebanyak dua
benih perlobang tanam kemudian di tutup kembali.
Di Balai Benih Induk Hortikultura Padang Marpoyan Pekanbaru, bahan untuk pembuatan pupuk
kompos menggunakan daun kering yang dikumpulkan disekitaran wilayah Balai Benih Induk
Hortikultura Padang Marpoyan Pekanbaru. Cara membuat pupuk kompos selanjutnya adalah
dengan memasukkan mikroba untuk mengurai sampah. Ada banyak hal yang bisa digunakan
sebagai sumber mikroba, seperti kompos setengah jadi, kotoran sapi. Selain itu juga digunakan
EM4. Manfaat EM4 dalam proses fermentasi bahan organik, mikroorganisme akan bekerja
dengan baik bila kondisi sesuai. Proses fermentasi akan berlangsung dalam kondisi anaerob, pH
rendah (3-4), kadar garam dan gula tinggi, kandungan air sedang 30-40%, kandungan
antioksidan dari tanaman rempah dan obat, adanya mikroorganisme fermentasi, serta suhu yang
mendukung (40-50% oC). Alat yang digunakan untuk pembuatan pupuk kompos yaitu mesin
pencacah pupuk kompos. Proses pembuatan kompos yang dilakukan tersebut berlangsung
selama 5 minggu. Proses tersebut sangat membutuhkan peran mikroba. Dimana mikroba itulah
yang memakan sampah dan hasil pencernaannya adalah kompos, semakin banyak mikroba maka
semakin baik proses komposting. Selama proses berlangsung lakukan ditempat yang tidak terlalu
lembab karena apabila lembab maka udara akan terhambat masuk kedalam materi organik
sehingga mati karena kekurangan udara. Maka simpanlah ditempat yang cukup kering, namun
juga jangan terlalu kering karena mikroba membutuhkan air sebagai media hidupnya. Maka
siram atau percikkan air jika terlalu kering. Hal tersebut untuk menjaga kelembaban kompos.
Karena komposting hanya berlangsung optimal dalam kelembaban antara 50-70%, dan kisaran
suhu yang ideal untuk komposting adalah 45-70 °C.

Pada pemeliharaan pohon induk dan sanitasi tanaman kegiatan pertama yang dilakukan yaitu
pemangkasan pada tanaman jeruk dilakukan pembuangan tunas liar dan, pemangkasan daun
yang terlalu lebat. Pemangkasan pada tanaman manggis juga dilakukan dengan cara membuang
tunas liar. Selanjutnya, penyiraman tanaman induk dilakukan dengan secara manual
menggunakan selang. Tanaman disiram setiap pagi dan sore hari. Terakhir, melakukan
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jeruk. Pada BBIH Padang Marpoyan,
pengendalian OPT tanaman induk jeruk dilakukan dengan cara pemberian cairan hasil dari
endapan antara campuran apur sirih dan belerang. Pemberian cairan ini dilakukan setiap 2 bulan
sekali, sebelum tanaman diberikan cairan dibersihkan terlebih dahulu dari cairan sebelumnya.
Hama yang biasa menyerang tanamn induk jeruk di BBIH Padang Marpoyan adalah Kutu sisik
dan Kutu kebul. Selain itu pengendalian yang dilakukan adalah pemberian fungisisa hemister
untuk mengendalikan jamur pada tanaman induk.

Di Balai Benih Induk Hortikultura Padang Marpoyan Pekanbaru, okulasi jeruk lemon
menggunakan batang bawah Javansche Citroen dan menggunakan metoda Chip Budding.
Metoda Chip Budding yaitu suatu cara okulasi dimana batang bawah disayat sepanjang 1- 2 cm
sehingga kayu dan kulitnya terambil atau sayatan batang bawah bisa dikatakan membentuk
tarikan yang sama besar dengan irisan mata temple, sehingga pada waktu mengokulasi entres
beserta kayunya ikut ditempelkan. Setelah entres menempel pada batang lalu kita lilit
menggunakan plastik bening, diusahakan tidak ada udara di dalam plastik.

Dalam pembuatan bibit kelengkeng potong batang bawah kurang lebih 20-25 cm dari permukaan
tanah. Kemudian Batang bagian bawah dibelah sekitar 2-2,5 cm dengan menggunakan pisau,
cutter atau silet tepat di tengah sehingga kedua sisinya sama.Selanjutnya etres yang sudah siap
untuk disambungkan kemudian disayat kanan kirinya agar membentuk lancip seperti baji Setelah
itu kita Sisipkan pada belahan batang bawah, usahakan kambium batang atas dan batang bawah
saling bertemu, upayakan ukuran batang atas dan bawah kurang lebih sama. Pengikatan
sambungan dilakukan menggunakan plastik es lilin atau menggunakan grafting tapePlastik es
lilin yang akan digunakan untuk mengikat ditarik terlebih dahulu agar memanjang kemudian
dibelah menggunakan cutter/pisau. Ikat sambungan menggunakan plastik tersebut, dengan cara
melilitnya yang dimulai dari bagian bawah sambungan hingga sambungan tertutup rapat,
rapatkan dan perkuat ikatan di bagian atas sambungan agar air hujan tidak masuk mengenai
sambungan, lilitkan kembali ke bawah kemudian diikat.

4.2 Analisis dan Pembahasan Data

Tabel 1. Hasil sambung pucuk kelengkeng

No. Hasil Keterangan


1. Tanaman kelengkeng yang berhasil bertunas dengan
teknik sambung pucuk

2. Tanaman kelengkeng yang gagal bertunas dengan


teknik sambung pucuk

Teknik sambung pucuk kelengkeng dilakukan pada akhir bulan juli. Keberhasilan dari sambung
pucuk dapat dilihat jika batang dan daunnya tidak gugur dan telah tumbuh tunas baru pada
batang atas (entres) tersebut. Ada hal yang harus diperhatikan dalam melakukan sambung pucuk
ini, salah satunya waktu pelaksanaan penyambungan batang atas dengan bawah. Penyambungan
yang baik dilakukan adalah pada pagi hari. Hal ini dikarenakan pada pagi hari tanaman sedang
aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum.
Pemeliharaan bibit setelah dilakukan sambung pucuk adalah selalu menjaga kelembaban dengan
cara penyiraman batang bawah. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik sambung pucuk
dilakukan pemeriksaan terhadap bidang sambungan pada umur 15 hari setelah penyambungan.
Bila bidang sambungan bewarna hijau segar dan tampak tumbuh tunas baru, pertanda
penyambungan berhasil. Sebaliknya bila bidang sambungan berwarna cokelat atau kering, berarti
sambung pucuk tersebut gagal. Setelah sambungan berumur 1 – 1,5 bulan, sungkup dilepas, dan
isolasi pembalut bidang sambungan, juga dilepaskan. Pemeliharaan secara intensif sambungan
terutama penyiraman, pengendalian OPT pada masa-masa pertumbuhan 2 – 3 bulan setelah
pelepasan ikatan. Berdasarkan hasil praktek sambung pucuk kelengkeng tersebut, diketahui
bahwa dari 5 percobaan ada 3 tanaman yang mengalami kematian. Hal ini mungkin saja bisa
terjadi akibat kurang terampilnya saat melakukan grafting. Seseorang harus sering melatih teknik
yang telah diperoleh. Karena faktor keterampilan orang yang melakukan grafting sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan metode grafting.
Kemudian waktu pelaksanaan sambung pucuk dan kebersihan alat yang digunakan juga sangat
mempengaruhi keberhasilan sambung pucuk. Karena jika alat dan bahan yang digunakan tidak
steril maka dapat menyebabkan kegagalan akibat adanya kontaminasi.

4.3 Rencana dan Realisasi Kegiatan Magang

4 4 Perubahan Pola Pikir dalam Kegiatan Magang

Adapaun perubahan pola pikir pada mahasiswa setelah melaksanakan kegiatan magang yaitu
mahasiswa mengetahui cara menggunakan alat mesin pertanian seperti kultivator dengan benar.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan dapat tarik kesimpulan bahwa teknik sambung pucuk (grafting)
tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) yaitu: (1) Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti
pisau, gunting, plastik pembalut sambungan, palstik pembungkus tanaman, karet, bibit tanaman
kelengkeng atau batang bawah dan batang atas atau entres. (2) Pelaksanaan sambung pucuk yang
meliputi : persiapan entres yang telah dipotong dan diruncingkan, pemotongan batang bawah dan
dibelah tengah, penempelan batang bawah dengan entres, pembalutan sambungan dengan plastik,
kemudian tanaman dibungkus dengan plastik. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan adalah waktu pelaksanaan sambung pucuk (waktu dan musim), kebersihan alat yang
digunakan, keadaan tanaman (batang bawah dan batang atas), pertautan sambungan, suhu dan
kelembaban udara serta kesuburan tanah (media tanam).

5.2. Saran

Dalam melakukan penyambungan tanaman kelengkeng (Dimocarpus longan) dengan teknik grafting
disarankan memperhatikan waktu pelaksanaan, kesterilan alat yang digunakan, dan batang bawah serta
batang atas (entres) yang digunakan. Perlu dilakukan pengamatan serta wawancara yang lebih lengkap
lagi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan teknik sambung pucuk (grafting) tanaman
kelengkeng (Dimocarpus longan).

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor : World
Agroforestry Centre.

Barus, A., Syukri, 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU Press, Medan.

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar. 2013. Budidaya Buah-buahan (Lengkeng). Dirjen
Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian.

Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai Perbandingan Pupuk
Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104.
Praswoto, N. dan J. M. Roshetko. 2006. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah.
World Agroforestry Center (ICRAF) dan Winrock International. Bogor, Indonesia.

Putri, Dirgahani, Helfi Gustia dan Yati Suryati. 2016. Pengaruh Panjang Entres Terhadap Keberhasilan
Penyambungan Tanaman Alpukat (Persea americana Mill.) Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol. 1 No. 1 Juni 2016.Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. Surabaya : Agromedia Pustaka.

Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan Tanaman Jambu Mete.
Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 – 155.

Sapardillah. 2014. Bibit Kelengkeng Diamond Rever. Jakarta.

Sugiyatno, A. and Agisimanto, D. 2007. Analysis Of Genetic Variability Of Apple by Intersimple sequence
reapet polymerase chain reaction primers. J. Hort Special Edition (3): 247 – 252.

Anda mungkin juga menyukai