Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Fungsi Manajemen (POAC) Pada Usahatani Jeruk Siam

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Manajemen Usaha Tani Berskala Kecil

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

Rima Herdiana 150610120123


Suci Iedal U.P 150610120135
Nuri Kamilia 150610120138
Audy Dzuhrinia 150610120147

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
BAB I

PEMBAHASAN

Penerapan Fungsi Manajemen (POAC) Pada Usahatani Jeruk Siam (Citrus


nobilis lour var) Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten
Paser

1. Perencanaan (Planning)
A. Pembukaan Lahan
Langkah awal dari persiapan menanam jeruk siam harus dimulai dengan
pembukaan dan pengolahan tanah secara sempurna agar dapat menghasilkan
produksi jeruk siam yang optimal. Pembukaan dan pengolahan tanah bukan
merupakan kegiatan yang sukar. Lahan yang akan ditanami tanaman jeruk siam
harus dibersihkan dulu dari rumput dan tumbuhan-tumbuhan liar dengan
menggunakan parang, sabit perumput atau cangkul. Rumput dan sampah kemudian
dibakar, adapun tujuan pembersihan lahan adalah disamping untuk menghilangkan
rumput juga untuk mencegah hama dan penyakit.

B. Mempersiapkan Jarak Tanam


Jika lokasi untuk menanam jeruk siam sudah ditetapkan, tindakan pertama
adalah menentukan satuan luas dan pola jarak tanam. Adapun jarak tanam tanaman
jeruk siam yang dilakukan oleh petani responden di Desa Rantau Panjang adalah 4
m X 4 m dengan jumlah tanaman sebanyak 625 pohon per hektar atau rata-rata
sebesar 431 pohon per responden lahan yang ditanami jeruk siam. Pengaturan jarak
tanam bertujuan untuk :
o Meningkatkan produksi persatuan areal.
o Memudahkan pemeliharaan.
o Memudahkan untuk seleksi pohon, terutama dalam menentukan pohon yang
produktif atau yang tidak produktif.
o Memudahkan peremajaan tehadap pohon-pohon yang sudah tidak produktif.
o Memudahkan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
o Melancarkan dan meratakan air siraman dan pemupukan.
Sebaliknya, jika jarak tanam tidak diindahkan, maka akan berakibat buruk.
Misalnya:
o Menyulitkan usaha pengaturan dan pemangkasan cabang-cabang dan ranting
liar, karena mahkota daun bersinggungan.
o Persaingan akar-akar di dalam penyerapan unsur hara meningkat, karena
meningkatnya sifat kompatitif sehingga berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan pohon.
o Menyulitkan usaha pemberantasan hama dan penyakit.
o Mempercepat penyebaran hama dan penyakit, terutama pada musim
penghujan.

C. Pembuatan Lubang Tanam


Lubang tanam harus sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum dilakukan
penanaman. Pembuatan lubang tanam dapat dimulai kira-kira 1 bulan sebelum
penanaman. Adapun ukuran lubang tanam di lokasi penelitian adalah 50 cm x 50 cm
x 50 cm. permukaan dinding dan dasar lubang harus dibuat rata. Hal ini
dimaksudkan agar perkembangan volume akar tunggang (batang akar) dan akar-akar
cabang dapat seimbang.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan lubang tanam adalah
tanah lapisan atas yang berwarna kehitam-hitaman harus dipisahkan dengan tanah
lapisan bawah (warna kemerah-merahan). Pada saat menutup lubang, tanah lapisan
bawah sebelum dikembalikan pada tempat asalnya harus dicampur dengan pupuk
kandang terlebih dahulu kira-kira sebanyak 20 kg/lubang. Kebutuhan pupuk
kandang ini dapat digantikan dengan pupuk kompos yaitu sekitar 15 kg/lubang.
Pemupukan dapat dilakukan dengan dimasukkan pada lubang tanam terlebih dahulu,
kemudian baru menyusulkan tanah lapisan atas. Tanah pada permukaan lubang harus
kelihatan cembung, tetapi tidak boleh dipadatkan.

D. Menanam Penutup Tanah


Usaha untuk mempertahankan fisik tanah dari larutnya lapisan tanah dan
pengaruh buruk lainnya, misalnya akibat cuaca, maka setelah tanah selesai
dikerjakan apalagi hujan sudah mulai turun tanah tersebut harus segera ditanami
tanaman penutup tanah. Adapun maksud dari penutupan tanah tersebut adalah :
o Untuk menjaga tanah lapisan atas supaya tidak mudah tererosi (terbawa air
hujan).
o Untuk menambah kandungan zat-zat organik di dalam tanah dan menambah
kesuburan, karena daun tanaman merupakan pupuk hijau yang baik.
o Untuk mempertahankan kesuburan tanah.
o Untuk menghambat laju penguapan air tanah pada musim kemarau, sehingga
membantu tanaman jeruk siam, terutama dalam pengadaan air yang sangat
dibutuhkan tanaman jeruk siam pada musim kering.
o Untuk merangsang pertumbuhan bakteri dan organisme-organisme lain yang
berpengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman jeruk siam.

E. Pengadaan Bibit Tanaman


Bibit pohon jeruk yang ada di Desa Rantau Panjang berasal dari bibit jeruk
siam yang ada diwilayah Rantau dan Banjar Baru (Kalimantan Selatan). Bibit
tersebut didatangkan dalam bentuk bibit hasil okulasi dari balai benih unggul Banjar
Baru. Mulai tahun 2009 akan menyiapkan batang bawah di Rantau Panjang dan
batang atas (entries) di datangkan dari balai benih induk Banjar Baru.

F. Penanaman
Setelah lubang tanam siap, jeruk siam dapat dipindahkan ke lahan. Penanaman
jeruk siam sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini karena pada awal
pertumbuhan tanaman jeruk siam banyak membutuhkan air. Dengan adanya musim
hujan, maka kebutuhan air dapat terpenuhi dan dapat mengurangi pekerjaan
penyiraman. Walaupun demikian, penyiraman tetap diperlukan jika kondisi tanahnya
kering. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari supaya tanaman baru yang
dipindahkan tidak langsung mendapat terik sinar matahari.

G. Pemeliharaan Tanaman Jeruk Siam


Tindakan-tindakan pemeliharaan tanaman jeruk siam yang ada dilokasi
penelitian adalah sebagai berikut :
o Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan liar yang
tumbuh disekitar tanaman jeruk siam, mengatur kelembaban kebun, mencegah
serangan hama dan penyakit, dan mengurangi persaingan antara tanaman jeruk
siam dengan gulma dalam mendapatkan air dan unsur hara dari dalam tanah.
Penyiangan secara intensif biasanya dilakukan pada tanaman-tanaman
yang masih muda karena pucuk daun tanaman masih belum saling menutup
sehingga memungkinkan gulma untuk tumbuh baik.

o Pembubunan
Pembubunan biasanya dilakukan dua kali dalam setahun. Pembubunan
dilakukan bersamaan dengan pemupukan. Tujuan pembubunan adalah untuk
memperbaiki pengairan (drainase) untuk pertumbuhan perakaran tanaman
jeruk siam.
o Pemupukan
Pemupukan tanaman jeruk siam dilakukan agar tanaman mampu
berproduksi dengan hasil yang optimal dan menambah serta mengembalikan
unsur-unsur hara ke dalam tanah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan dalam
usahatani jeruk siam antara lain : satu bulan sebelum tanam setiap lubang
tanaman diberikan pupuk kandang 20 kg/lubang, pada saat tanam diberikan
pupuk urea 50 gram + SP 36 25 gram + KCl 25 gram/lubang. Pada umur
tanaman 1 tahun sampai dengan umur tanaman 3 tahun diberikan pupuk
dengan dosis urea 0,5 kg + SP 36 0,25 kg + KCl 0,25 kg/pohon diberikan
setiap 6 bulan sekali. Jika sesudah berproduksi, pemupukan ditingkatkan
menjadi urea 1 kg + SP 36 0,5 kg + KCl 0,5 kg/pohon diberikan setiap bulan.

o Pemangkasan
Pemangkasan merupakan tindakan pemeliharaan yang sangat penting.
Pemangkasan yang dilakukan tidak hanya terhadap tanaman jeruk siam itu
sendiri, tetapi juga terhadap tanaman pelindung.
Pemangkasan bertujuan untuk menghilangkan batang daun yang sudah
kering, mengatur kelembapan kebun, mencegah serangan hama dan penyakit,
merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru, mengatur cahaya matahari yang
masuk ke kebun dan merangsang pembuangaan tanaman.

o Pemberantasan hama dan penyakit


Adapun hama yang ada di lokasi penelitian yaitu babi, ulat, kutu
pemakan daun dan penyakit yang terdapat di lokasi penelitian yaitu penyakit
CVPD(Citrus vein phloem degeneration) dan jamur. Cara pengendalian hama
babi dengan cara manual (jebakan), ulat dan kutu pemakan daun dengan cara
penyemprotan dengan insektisida Portigol dengan dosis 200 cc/15 liter air.
Sedangkan pengendalian penyakit CVPD (Citrus vein phloem
degeneration)dengan cara memberikan bubur California pada batang tanaman
jeruk siam dan pengendalian penyakit jamur dengan cara fungisida Atracol
(seperti tepung/powder) dengan dosis 20 gram /15 liter air.

H. Panen
Buah jeruk siam yang dipanen oleh petani di lokasi penelitian ada dua cara,
yaitu panen buah jeruk muda (peras) pada umur 4 bulan setelah pohon jeruk siam
berbunga dan buah jeruk yang sudah matang (masak) pada umur 6 bulan setelah
pohon jeruk siam berbunga.
Harga jual buah jeruk siam muda (peras) saat dilakukannya penelitian ini
adalah sebesar Rp 3.000.-/kg (pengusaha minuman/warung makan membeli
langsung ke lokasi) sedangkan harga jual buah jeruk siam yang sudah matang
(masak) saat dilakukannya penelitian ini sebesar Rp 5.000.-/kg (pedagang
pengumpul/tengkulak yang langsung datang ke lokasi untuk membeli), sebagian
petani jeruk siam di lokasi penelitian menjualnya sendiri ke konsumen langsung
dengan harga jual sebesar Rp 6000.-/kg sampai dengan 7.000.-/kg.

I. Pemasaran
Untuk pemasaran jeruk siam yang ada di daerah penelitian, biasanya para
pedagang pengumpul yang membeli langsung ke patani jeruk siam. Bahkan ada para
pedagang yang membeli buah jeruk siam dalam keadaan belum siap panen (sistem
ijon). Ada juga sebagian petani jeruk siam menjual sendiri hasil panennya kepasar-
pasar yang ada di wilayah kecamatan-kecamatan yang tersebar di wilayah
Kabupaten Paser. Para pedagang tersebut menjualnya dengan cara berkeliling ke
berbagai pasar yang ada di wilayah Kabupaten Paser.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Dalam kegiatan usahatani jeruk siam petani responden sangat selektif dalam
menetapkan/menentukan bagian-bagian dalam organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi
setiap yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan sesuai dengan
- Imam yang
keahlian/kemampuan Saludidimiliki oleh petani responden dengan harapan agar dapat
- antara
bekerjasama Suwandi
petani satu dengan petani yang lainnya.
Berkaitan dengan hal diatas, petani responden sudah melaksanakan kegiatan
- Sukaji
dalam menentukan bagian/kedudukan yang sesuai dengan kemampuan petani responden.
- Sami`un
Untuk lebih jelasnya akan
- Suradi
diuraikan sesuai dengan
- Sabar. A
struktur organisasi yang
- Sugiarto
telah dilaksanakan oleh
- Mansur
petani responden, antara
- Muhammad Kariri
lain :
- Sukiran SEKRETARIS
- KaminPETUGAS PENYULUH LAPANGAN
SAMSUL ARIFIN
- Rusdi
- Sumiran KETUA

- Nasir SUDIR
Sabar. B
BENDAHARA

POPON SUPANJI

Gambar 1. Struktur Organisasi Usahatani Jeruk Siam Di Desa Rantau Panjang


Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser.

Sesuai dengan struktur organisasi yang terlihat pada gambar 1 di atas maka dapat
dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing :

o Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)


Petugas Penyuluh lapangan (PPL) mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengadakan penyuluhan tentang usahatani jeruk siam.
b. Mengkoordinir fungsi-fungsi dan tujuan kelompok uasahatani.
c. Mengorganisir dan memajukan kelompok tani.
d. Mengawasi dan meninjau terhadap usaha yang dilakukan dengan kelompok
tani.

o Ketua
Ketua mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengorganisasi dan mengkoordinasikan fungsi dan tugas anggota sesuai
dengan skill (keahlian).
b. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk melakukan studi banding
ke daerah lain untuk menambah pengalaman dan pengetahuan.
c. Memberikan perlindungan, pembelaan, perhatian, penjelasan, hak-hak dan
suri tauladan yang baik kepada anggota.
d. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan hasil kerja anggota.
e. Mengambil keputusan-keputusan yang demokratis bersama anggota dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi.
f. Mengusahakan kesejahteraan yang adil dan jeli untuk para anggota.
g. Membuat kebijakan dalam mencapai tujuan.
h. Mendelegasikan wewenang pada situasi dan kondisi tertentu.
i. Membina hubungan baik dengan komponen-komponen pendukung untuk
kemajuan usaha.

o Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyelesaikan hal yang berhubungan dengan administrasi dengan baik
untuk kepentingan usaha dari pihak luar.
b. Mengetahui dan menguasai birokrasi pada instansi yang memiliki hubungan
dengan kelompok dalam memahami situasi diluar.
c. Memberi masukan positif terhadap kelompok.
d. Membina dan menambah hubungan baik dengan pihak-pihak yang terkait
demi majunya kelompok usahatani.
e. Sebagai alur distribusi kepentingan anggota-anggota dengan pihak-pihak
yang terkait.

o Bendahara
Bendahara mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengawasi biaya secara konsisten.
b. Mempertimbangkan betul-betul apakah membeli atau membuat sendiri
komponen-komponen/barang-barang produksi yang diperlukan.
c. Menghindari pemborosan bahan.
d. Menjaga keamanan terhadap fasilitas.
e. Memanfaatkan otomatisasi dan bekerja dengan padat modal.
f. Menyediakan produksi secara cukup.
g. Mengusahakan adanya stabilitas proses untuk memanfaatkan fasilitas secara
optimal.
h. Mengadakan pengawasan kualitas yang efektif dan efesien.
i. Memelihara alat/fasilitas dengan baik, menghindari downtimefasilitas.
j. Selalu mencari kesempatan memasuki pasar baru.
k. Wewenang penggunaan dana didesentralisasikan.
l. Mengalokasikan dana dengan batasan pengeluaran.
m. Berusaha melunasi utang-utang secepat mungkin.

o Anggota
Anggota mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengikuti setiap ada kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh instansi terkait.
b. Mempunyai kesempatan mengikuti latihan-latihan atau studi banding untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman.
c. Anggota mempunyai wewenang yang sama dengan anggota kelompok
lainnya.
d. Tugas dari pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif.
e. Keputusan yang diambil dalam suatu rapat merupakan keputusan dari semua
anggota.

3. Penggerakan (Actuating)
Usai melakukan pengorganisasian, segala sesuatunya perlu digerakkan. Hal ini
untuk menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan/ditentukan.
Adapun penggerakan yang dilakukan oleh responden sesuai dengan perencanaan yaitu :
a. Pembukaan lahan (Land clearing)
Adapun tujuan dari pembukaan lahan adalah selain untuk menghilangkan
rumput atau gulma yang ada di lahan, juga berfungsi untuk mencegah hama
dan penyakit pada tanaman jeruk siam.

b. Penanaman
Penanaman jeruk siam hendaknya dilakukan pada saat awal musim hujan. Hal
tersebut dilakukan karena pada awal pertumbuhan tanaman jeruk siam banyak
membutuhkan air sehingga kebutuhan air dapat tercukupi dan dapat
mengurangi pekerjaan dalam hal penyiraman bibit tanaman.

c. Pemeliharaan
Pemeliharaan atau perawatan yaitu memelihara atau merawat tanaman jeruk
siam dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kegagalan dalam budidaya
tanaman jeruk siam. Kegagalan yang dimaksud adalah kegagalan dikarenakan
berbagai faktor, misalnya produksi hasil panen rendah dikarenakan kekurangan
pupuk atau adanya hama dan penyakit pada tanaman jeruk siam. Adapun
tahapan-tahapan dalam pemeliharaan tanaman jeruk siam adalah :
 Penyiangan
 Pembubunan
 Pemupukan
 Pemangkasan
 Pemberantasan hama dan penyakit.

d. Pemanenan
Panen merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh petani jeruk siam.
Karena pemanenan merupakan suatu tolak ukur keberhasilan dalam usahatani
budidaya tanaman jeruk siam.
Adapun waktu pemanenan yaitu tanaman telah berumur sekitar 6 bulan setelah
berbunga, tetapi pemanenan jeruk siam yang dilakukan oleh petani responden
ada dua cara yaitu pada umur 4 bulan setelah berbunga (jeruk peras), buah
tersebut dibeli oleh warung-warung yang menyediakan minuman jeruk. Yang
kedua yaitu pemanenan jeruk siam yang telah berumur 6 bulan (jeruk masak)
setelah tanaman berbunga, buah tersebut dibeli oleh pedagang-pedagang buah
(tradisional) atau pedagang-pedagang modern (supermarket, dll).

e. Pemasaran
Pemasaran merupakan sub-sistem terakhir dalam usahatani khususnya
usahatani jeruk siam. Karena tanpa pemasaran petani tidak akan mengalami
pendapatan (penerimaan) dari usahatani yang mereka jalankan.

4. Pengarahan
Dalam usahatani jeruk siam, responden berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan produksinya baik kualitas maupun kuantitas dengan cara diberikan
bimbingan (penyuluhan) khususnya dari Dinas Pertanian Kabupaten Paser dan
diadakannya studi banding ke daerah lain yang diikuti oleh petani jeruk siam agar dapat
menambah pengalaman dan pengetahuan khususnya dalam usahatani jeruk siam.
Adapun studi banding yang pernah di ikuti oleh kelompok tani “Padi Mulyo”
yaitu ke daerah Rantau (Kalimantan Selatan), Banjar Baru (Kalimantan Selatan),
Samarinda (Kalimantan Timur) dan ke daerah Jawa Barat.

5. Pengawasan (Controlling)
Dalam pelaksanaan pengawasan/pengontrolan, petani responden sangat berhati-
hati dalam mengadakan usahatani dan bila perlu mengadakan koreksi dari setiap hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan sehingga apa yang sedang dilaksanakan anggota
kelompok dapat diarahkan atau dibimbing ke jalan yang sesuai dengan maksud dan
tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh kelompok.
Hal seperti ini yang dilakukan oleh petani responden jeruk siam di Desa Rantau
Panjang, agar usahatani yang dijalankan/dilaksanakan oleh kelompok tani dapat berhasil
dengan baik dan sesuai dengan harapan kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan
oleh kelompok tani pada usahatani jeruk siam di Desa Rantau Panjang antara lain :
a. Perencanaan harus dilakukan dengan matang dalam usahatani jeruk siam agar
dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas jeruk siam, sehingga dapat bersaing
dengan buah jeruk siam yang berasal dari daerah lain.
b. Pemilihan bibit tanaman jeruk siam harus sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan oleh pemerintah (bibit yang bersertifikat).
c. Pemberian pupuk harus sesuai dosis yang telah ditentukan agar tanaman jeruk
siam berproduksi maksimal dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin,
biasanya pemberian pupuk ini melalui bimbingan penyuluhan dari petugas
penyuluh lapangan (PPL).

Anda mungkin juga menyukai