Anda di halaman 1dari 6

HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA

DALAM DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA KEDAULATAN RAKYAT


DAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT

Dosen Pengampu :

Safira Rizka Lestari, S.P., M.P.

Disusun Oleh :

Irma Indana Zulfa

22024010100

Kewarganegaraan G133

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA
2023
Hak dan kewajiban adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Hak
dan kewajiban warga negara dijadikan sebagai bentuk komitmen terhadap suatu negara.
Hak adalah kuasa untuk melakukan dan menerima sesuatu dari pihak yang semestinya
memberikan hak tersebut. Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya oleh pihak tertentu, dengan kata lain kewajiban merupakan sesuatu yang
harus dilakukan. Hak dan kewajiban adalah pasangan yang tidak dapat dipisahkan.
Keduanya saling berkaitan serta memiliki hubungan timbal balik. Dalam satu hak akan
selalu ada kewajiban, begitupun sebaliknya dalam kewajiban akan selalu ada hak.

Contoh implementasi hak dan kewajiban di negara Indonesia, salah satunya


adalah warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan sehingga pemerintah
Indonesia berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan dengan cara membuka
lowongan pekerjaan di berbagai bidang. Salah satu contoh implementasi adalah
kewajiban warga negara untuk membayar pajak. Pendapatan pajak dari warga negara
yang selanjutnya digunakan untuk memenuhi hak warga negara.

Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara dibagi menjadi 4, antara lain :

1. Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula
diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI
1945, ketentuannya tetap diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945, namun
131 dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah asli dan rumusan
perubahannya berikut ini. Rumusan naskah asli Pasal 31, (1) Tiap-tiap warga
negara berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31, (1)
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Perubahan UUD NRI
Tahun 1945 juga memasukkan ketentuan baru tentang upaya pemerintah
dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumusannya terdapat
dalam Pasal 31 Ayat (5) UUD NRI Tahun 1945: “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Perubahan dunia itu pada kenyataannya berlangsung sangat cepat serta
dapat mengancam identitas bangsa dan negara Indonesia. Kita menyadari
pula bahwa budaya kita bukan budaya yang tertutup, sehingga masih terbuka
untuk dapat ditinjau kembali dan dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kemajuan zaman. Menutup diri pada era global berarti menutup.kesempatan
berkembang. Sebaliknya kita juga tidak boleh hanyut terbawa arus globalisasi.
Karena jika hanyut dalam arus globalisasi akan kehilangan jati diri kita. Jadi,
strategi kebudayaan nasional Indonesia yang kita pilih.adalah sebagai berikut: a.
Menerima sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang sesuai dengan
kepribadian bangsa; b. Menolak sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa; c. Menerima secara selektif: unsur
budaya asing yang belum jelas apakah sesuai atau bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
2. Aturan Dasar Ihwal Perkonomian dan Kesejahteraan Sosial
Sebelum diubah, ketentuan ini diatur dalam Bab XIV dengan judul
Kesejahteraan Sosial dan terdiri atas 2 pasal, yaitu Pasal 33 dengan 3 ayat dan
Pasal 34 tanpa ayat. Setelah perubahan UUD NRI 1945, judul bab menjadi
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, terdiri atas dua pasal, yaitu
Pasal 33 dengan 5 ayat dan Pasal 34 dengan 4 ayat. Ambillah naskah UUD
NRI 1945 dan bacalah dengan seksama pasal-pasal yang dimaksud
tersebut.Salah satu perubahan penting untuk Pasal 33 terutama dimaksudkan
untuk melengkapi aturan yang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI
1945, sebagai berikut:
a. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas kekeluargaan;
b. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak harus dikuasai Negara.
c. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara.
Adapun ketentuan baru yang tercantum dalam Pasal 33 Ayat (4) UUD
NRI 1945 menegaskan tentang prinsip-prinsip perekonomian nasional yang
perlu dicantumkan guna melengkapi ketentuan dalam Pasal 33 Ayat (1),
(2), dan (3) UUD NRI 1945. Mari kita bicarakan terlebih dahulu
mengenai ketentuan-ketentuan mengenai perekonomian nasional yang
sudah ada sebelum perubahan UUD NRI 1945. Sebelum diubah Pasal 34
UUD NRI 1945 ditetapkan tanpa ayat. Setelah dilakukan perubahan
UUD NRI 1945 maka Pasal 34 memiliki 4 ayat. Perubahan ini
didasarkan pada kebutuhan meningkatkan jaminan konstitusional yang
mengatur kewajiban negara di bidang kesejahteraan sosial. Adapun
ketentuan mengenai kesejahteraan sosial yang jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan sebelumnya merupakan bagian dari upaya
mewujudkan Indonesia sebagai negara kesejahteraan (welfare state),
sehingga rakyat dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaannya.
3. Aturan Dasar Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara
Semula ketentuan tentang pertahanan negara menggunakan konsep
pembelaan terhadap negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945]. Namun
setelah perubahan UUD NRI 1945 konsep pembelaan negara dipindahkan
menjadi Pasal 27 Ayat (3) dengan sedikit perubahan redaksional. Setelah
perubahan UUD NRI Tahun 1945, ketentuan mengenai hak dan kewajiban
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI
1945] merupakan penerapan dari ketentuan Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI
1945. Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI 1945 menegaskan sebagai berikut:
“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai komponen utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung”. Dipilihnya sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Sishankamrata) dilatarbelakangi oleh pengalaman sejarah
bangsa Indonesia sendiri. Dengan dasar pengalaman sejarah tersebut maka
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta tersebut dimasukkan ke
dalam ketentuan UUD NRI Tahun 1945. Tahukah Anda apa maksud upaya
tersebut? Jawabannya adalah untuk lebih mengukuhkan keberadaan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta tersebut. Di samping itu juga
kedudukan rakyat dan TNI serta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara makin dikukuhkan. Dalam hal ini
kedudukan rakyat adalah sebagai kekuatan pendukung, sedang TNI dan
Polri sebagai kekuatan utama. Sistem ini menjadi salah satu ciri khas sistem
pertahanan dan keamanan Indonesia yang bersifat semesta, yang melibatkan
seluruh potensi rakyat warga negara, wilayah, sumber daya nasional, secara
aktif, terpadu, terarah, dan berkelanjutan.
4. Aturan Dasar Ihwal Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca Amandemen UUD NRI
1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal hak-hak
dasar warganegara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat pada
pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34, setelah Amandemen keempat UUD
NRI 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut diatur tersendiri di bawah
judul Hak Asasi Manusia (HAM). Di samping mengatur perihal hak asasi
manusia, diatur juga ihwal kewajiban asasi manusia

Anda mungkin juga menyukai