Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya.

Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orangorang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: (pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.). Tanaman Mangga dikembangbiakkan melalui proses reproduksi vegetatif. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium. Reproduksi Vegetatif terbagi dua, yakni Reproduksi Vegetatif Alami dan Reproduksi Vegetatif Buatan. Yang akan kita bahas dalam makalah ini mengenai Reproduksi Vegetatif Buatan pada tanaman Mangga.

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan. Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu. Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya. Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara singkat berbagai teknik yang dipakai orang yakni : Penyambungan, Okulasi, Mencangkok, Stek, Penyusuan.

B. Tujuan Penulisan Makalah ini ditujukan kepada masyarakat umum yang memerlukan atau/dan berkecimpung dalam hal hal yang berkaitan dengan tanaman beserta hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi atau pengembangbiakan pada tanaman. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahan penulis, dan menjadi bahan referensi bagi pembaca, maupun pihak pihak yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Penyambungan Pada Tanaman Mangga Bibit sambungan adalah bibit kombinasi antara batang bawah asal biji (generatif) dengan batang atas asal pucuk (vegetatif) yang disambungkan. Berdasarkan variasi sambung, bibit sambungan dapat di bedakan atas 11 macam yaitu sambungan lengkung, sambungan lidah, sambungan pelana, sambungan rangkap dua, sambungan mahkota, sambungan celah, sambungan cemeti, sambungan samping, sambungan takik dan sambungan pangkas pucuk. Dalam perbanyakan Mangga, sambungan yang lazim digunakan untuk pembibitan tanaman mangga adalah sambungan lengkung, setelah itu sambungan rangkap dua dan sambungan pangkas pucuk. Sambungan rangkap dua digunakan untuk memperbaiki sambungan lengkung yang hasilnya mengecewakan. Sambungan pangkas pucuk dipakai untuk meremajakan kembali pohon mangga tua (tidak produktif) atau memperbaiki pohon mangga produktif yang mutu buahnya kurang bagus.

Persiapan & Proses Penyambungan

Sebelum penyambungan bibit dikerjakan, diperlukan persiapan bahan dan waktu kerja yang tepat. Setelah proses penyambungan selesai dikerjakan, diperlukan perawatan lebih lanjut sampai bibit tumbuh dengan baik atau siap dipindah dilapangan. 1) Umur bibit yang akan disambung. Bibit batang atas yang dipakai untuk menyambung dapat berasal dari pohon induk berumur berapa saja. Yang terpenting memenuhi kriteria bibit unggul. Produksinya tinggi, mutu buah memenuhi selera. Bibit batang bawah yang dipakai berasal dari semai biji yang telah berumur sekitar setahun. Tanaman sudah setinggi 45 cm, pokok batang berdiameter 0,6 1,25 cm. bibit itu sudah dipindah tanam dalam keranjang, polibag atau pot.

2) Waktu penyambungan Proses penyambungan dilakukan pada awal musim penghujan, ketika hujan sedikit dan sedang-sedang saja. Bisa juga penyambungan dilakukan pada akhir musim hujan, ketika masih ada hujan lebat. Pada musim hujan tanaman berada pada periode tumbuh. Aliran cairan saat itu dalam keadaan bebas mengalir didalam jaringan tanaman. Kondisisi itu sangat membantu luka sambungan cepat sembuh. Kalau penyambungan dilakukan musim kemarau, bibit batang bawah maupun pohon induk yang disambung harus diberi pengairan yang cukup. Pengairan yang baik dan rutin akan merangsang pertumbuhan mangga sehingga kondisinya selalu prima untuk disambung.

3) Proses penyambungan. Proses penyambungan membutuhkan bibit batang bawah dan cabang atau pucuk pohon induk yang sama ukurannya. Sambung lengkung Proses pengerjaan sambung lengkung berlangsung sebagai berikut : Batang bawah yang berasal dari bibit semai ditaruh dekat cabang pohon induk terpilih. Ditempat itu telah tersedia perancah untuk meletakkan bibit semai mangga yang telah dikeranjangkan. Diameter batang bawah maupun cabang 0,8 - 1,2 cm. Sayat tipis kulit dan kayu, panjang 5 cm, lebar 0,6 0,8 cm, dan dalam 0,2 cm dengan pisau tajam, baik pada bibit batang bawah maupun cabang pohon induk. Bentuk sayatan pada batang atau cabang rata, datar, halus dan bersih. Ujung potongan sayatan bulat, tidak menyudut. Permukaan sayatan harus tepat ketika ditempelkan, dan tidak ada lekukan dikedua sayatan itu. Ikat erat dan rapi tempelan itu dengan tali rafia agar udara dan air tidak dapat masuk. Mengikatnya dimulai dari bawah keatas seperti susunan gentinging. Selama proses penyambungan berlangsung, keranjang bibit batang bawah dan pohon induk disiram sebagai kegiatan perwatan sehari-hari.

Sekitar 2 bulan setelah disambung bibit batang bawah dan batang atas telah menyatu. Batang atas harus dipisah dari pohon induk secara bertahap Pemisahan tahap pertama, dibuat irisan dangkal dibagian bawah sambungan batang atas. Tahap kedua berlangsung dua minggu kemudian dengan memperdalam irisan sampai separuh dari diameter cabang. Tahap ketiga dilakukan dua minggu kemudian, yaitu bagian yang diiris itu dipotong sampai terpisah dari pohon induk. Ujung batang pohon pangkal diatas sambungan dipotong untuk mengurangi goncangan dua batang yang telah menyatu. Bekas luka ditutup dengan ter tanaman, cat, meni atau santar untuk melindungi tanaman dari infeksi bakteri atau cendawan.

Sambungan Rangkap Dua Kalau pohon mangga dari bibit sambungan ternyata jelek pertumbuhan atau produksinya, pohon itu dapat diperbaiki sifatnya dengan tekhnik sambungan rangkap dua. Minimal pohon mangga sambungan itu telah tumbuh sekitar satu tahun sebelum disambung rangkap dua. Cara menyambungnya, bibit mangga sambungan lengkung yang telah jadi itu disusukan pada cabang pohon induk yang produktifitas buahnya tinggi dan bermutu baik. Prosesnya seperti pengerjaan sambungan lengkung diatas. Dari hasil penyambungan itu akan diperoleh bibit mangga baru yang terdiri dua sambungan dengan tiga jenis tanaman. Bibit semacam itu lazim disebut sambungan rangkap. Sifat tanamannya, pohon menjadi pendek, ukuran buah jadi lebih kecil, masa berbuahnya jadi lebih cepat.

B. Tekhnik Tempelan/Okulasi pada Tanaman Mangga

Bibit tempelan lazim disebut bibit okulasi. Okulasi berasal dari bahasa Belanda; Oculatie, yang berarti mata. Dalam bahasa Inggris disebut budding, berasal dari kata bud berarti tunas. Perbanyakan mangga dengan cara tempel lebih mudah dan lebih murah dibandingkan perbanyakan lain. Satu cabang yang mempunyai beberapa mata dapat dipakai untuk menempel 4 batang pokok atau lebih. Bahan tempel (cabang mata) dapat diambil dari tempat jauh. Waktu yang tepat untuk mengokulasi mangga ketika aliran getah lancar dan cukup air. Kondisi ini terjadi pada permulaan dan akhir musim hujan. Cabang batang bawah untuk di Okulir adalah bibit semai yang telah berumur 1 tahun, sehat, berukuran sebesar pensil, tumbuh lurus dan belum bercabang sampai setinggi 30 cm. kondisi tanaman terawat baik. Cabang mata berasal dari pohon induk sehat, pertumbuhannya baik, kuat, produksi buahnya banyak dan bermutu. Potongan cabang sepanjang 20 cm memiliki 4-5 mata. Warna cabang sedang beralih dari hijau ke kelabu atau kecoklatan. Mata terlihat menonjol sekitar 0,15 cm dari kulit permukaan cabang. Cabang mata yang telah terkumpul dihilangkan helaian daunnya, sisanya tangaki daun saja kemudian diikat jadi satu, dibungkus gedebok (pelepah pisang) yang rapat. Kalau jumlah cabang mata banyak, pengemasannya dapat memakai lumut, spagnum atau serbuk gergaji basah yang dimasukkan dalam peti kayu. Dengan dikemas seperti itu, cabang mata dapat bertahan dalam keadaan baik selama 2-3 minggu. Pembuatan bibit okulasi untuk mangga dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu tempel huruf T, tempel cara porkert, tempel huruf H dan tempel jendela.

C. Tekhnik Mencangkok Pada Tanaman Mangga

Bibit cangkok disebut gootee (bahasa india), air layerage (bahasa inggris) dan marcottage (bahasa francis). Bibit ini adalah perbanyakan tanaman secara vegetatif yang tertua didunia, dan untuk mangga telah sejak lama dilakukan di India.

Saat mencangkok mangga terbaik dilakukan pada musim hujan agar tidak melakukan penyiraman setiap hari. Kalau mencangkok pada musim kemarau, penyiraman harus dilakukan setiap hari agar media perakarannya jangan sampai kering. Proses mencangkoknya berlangsung sebagai berikut : 1. Carilah cabang yang sehat dan kuat bergaris tengah sebesar jari tangan. Cabang ini berumur antara 1-1,5 tahun. 2. Cabang dikerat melingkar selebar 5 cm, jangan sampai melukai kayunya. Tempat keratan tepat dibawah kuncup daun , karena dibawahnya banyak terdapat rhizocaline, zat pembentuk akar. 3. Kulit dikelupas sehingga terlihat kambiunnya. 4. Kambiun dihilangkan dengan kertas yang bersih sehingga kayunya kelihatan kering, tidak licin. Untuk mempercepat penghilangan kambiun, lendir dibersihkan dengan kertas yang telah dicelup larutan garam. Sesudah itu dibersihkan dengan air bersih. 5. Karena kulit terkelupas, rhizocaline akan terkumpul diatas lingkaran keratan. Kumpulan itu akan menolong terbentuknya kalus (jaringan seperti gabus) dan akar serabut. 6. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, dapat dibantu pemberian hormon, misalnya hetero auxin. Hormonnya bisa berupa talek atau pasta lamoline. Pemberiannya dioleskan diatas sayatan secara melingkar. 7. Sesudah kayunya kering, tutup luka keratan itu dengan media perakaran. Media perakarannya bisa tanah liat bercampur pupuk kandang /kompos, lumut atau moss. 8. Bungkus media perakaran dengan sabut kelapa, plastik yang telah diberi lubanglubang, ijuk enau atau kantung goni. Setelah 1,5 2 bulan cabang mangga dicangkok, bibit cangkokan telah mengeluarkan akar serabut cukup banyak. Pertumbuhan akar yang putih telah terlihat menembus keluar media perakaran. Bibit mangga cangkokan itu dapat dipisahkan dari pohon induk dan disemai.

D. Tekhnik Stek Pada Tanaman Mangga

Stek adalah salah satu cara pengembangbiakan secara vegetatif dengan memotong batang atau cabang, ranting tertentu dari tanaman lain kemudian ditanam untuk memperoleh tanaman baru.

a) Cara menyetek tanaman mangga :

1. Cabang dipotong

Cabang dipotong dengan gunting atau pisau yang bersih dan tajam. Panjang potongan antara 10-15 cm, dengan jumlah mata 3-5. Potongan sebelah atas kira-kra 1 cmdiatas mata, sedangkan yang bawah kira-kira 0,3 cm dibawah mata yang paling bawah, diameter cabang atau ranting lebih kurang 10-20 mm. potongan bagian atas sebaiknya miring, sedangkan bagian bawah horizontal (datar)

2. Cabang dikerat

Cabang atau ranting yang sehat pertumbuhannya, dikerat melingkari kulit ditunggu 13 bulan kemudian dipotong untuk dipisahkan dari induknya. Lebar keratan melingkar lebih kurang 300 mm dari ujung stek. Kalus biasanya akan terbentuk diatas kerat. Dengan cara pengeratan ini akan lebih mempercepat proses terbentuknya akar daripada dengan cara yang tidak melingkar

b) Merangsang Pertumbuhan Akar

Pada umumnya cabang mangga yang distek sukar atau malahan tidak akan keluar akar. Hal ini bisa diatasi dengan cara memasukkan stek kedalam larutan hormon. Hormon yang biasa dipakai adalah asam indol asetat (AIA), asam napthalene asetat (ANA) dan Asam indol butirat (AIB) yang paling efekti yang terakhir ini.

Ada dua cara pemberian hormon : Cara pencelupan Pada mulanya kristal hormon dilarutkan didalam alkohol kadar 95% kemudian, diaduk perlahan-lahan. Selanjutnya diencerkan dengan air bersih sampai mencapai kadar cair tertentu, sehingga cairan itu tidak terlihat pekat lagi. Larutan hormon ini dimasukkan kedalam gelas ukur tinggi larutan lebih kurang 2 cm. kemudian stek diikat jadi satu lalu dimasukkan kedalam larutan hormon yang ada didalam gelas ukur dan dibiarkan selama 24 jam. Stek tidak boleh terbalik, bagian pangkal yang harus dicelupkan kedalam larutan hormon. Sebelum stek ditanam harus dicuci bersih terlebih dahulu dengan air. Cara talek Bahan ini merupakan campuran antara hormon dengan talek. Caranya ialah dengan memasukkan stek kedalam talek sedalam lebih kurang 2 cm. kemudian stek yang baru saja dimasukkan kedalam talek tadi diketukketuk supaya talek yang melekat pada luka stek hanya sedikit saja. Pada waktu penanaman stek tidak boleh langsung ditanam begitu saja , akan tetapi pada media tanam harus dipersiapkan terlebih dahulu lubang yang cukup lebar, sehingga sewaktu stek dimasukkan kedalam lubang talek tidak hilang akibat bergesernya stek dengan tanah, kemudian media pertakaran disekeliling stek ditekan atau dipadatkan sehingga disekitar stek tidak ada kantong udara sedikitpun. Untuk mencegah atau menghindari terjadinya penyakit, media tadi bisa dicampur dengan fungisida misalnya Thiram.

c) Media Tanaman Stek

Pasir halus merupakan media perakaran yang paling bagus. Pasir ini juga dapat dicampur dengan sejenis lumut atau endapan bahan organis tanaman yang belum terurai sempurna didalam air tergenang yang mempunyai sifat dapat menyimpan

air dalam waktu yang lama. Sebab pasir tidak dapat menyerap air, mudah kering, tetapi pertukaran udara baik. Media perakaran yang baik akan diperoleh pH yang baik pula sekitar 4,5 sampai 7. Bila pH lebih dari 7, hasilnya kurang baik. Sebelum media dimasukkan kedalam kotak atau pot harus diberi lubang. Supaya pot tidak tergenang air sebaiknya media sedikit lebih dipadatkan supaya kantongkantong udara hilang. Sebab bila kantong udara ini masih ada akan menyebabkan stek mudah kering dan cabang stek tidak dapat berdiri tegak mudah roboh. Kotak persemaian harus diletakkan ditempat yang teduh. Pembuatan kotak persemaian ini juga dapat berlansung dilapangan, asalkan kondisi media perakaran cukup baik, seperti telah disebutkan diatas. Persemaian juga perlu diberi atap supaya kondisi tetap sejuk.

d) Menanam Stek Penanaman stek dilakukan dengan pengaturan jarak tanam lebih kurang 5 sampai dengan 10 cm, posisinya miring untuk membentuk sudut 45`, sehingga daun-daun yang masih melekat pada stek dan terletak dekat media perakaran dapat berfungsi sebagai pelindung. Media harus selalu dijaga, jangan sampai menjadi kering. Jika media nampak akan kering segera disiram air untuk menjaga kelembaban media stek, maka perlu diberi atap pelindung.

E. Tekhnik Penyusuan Pada Tanaman Mangga

Supaya tanaman calon batang bawah dalam pot atau kantong plastik tidak bergerak-gerak atau di dalam posisi yg stabil maka harus di buatkan meja penyangga yang kuat dan stabil.Kalau terlalu banyak gerakan,penyesuaian jarang sekali berhasil,lalijiwa.sedangkan calon batang atas (induk) di pilih pohon mangga yang bagus seperti

arummanis,golek.mangga merah berhasil dan lain sebagainya.Sambungan lengkung disebut juga dengan istilah menyusu,karena tanaman mangga yang lebih mudah di pakai sebagai pohon pokok di tempelkan pada cabang tanaman mangga yang jauh lebih tua

sebagai pohon induk.Setelah melekat cukup kuat,ikatan tadi dilepaskan dengan jalan mengerat cabang pohon induk dibawah ikatan sedikit demi sedikit sampai beberapa hari (sebagai latihan pisah dari induknya) kemudian hasil dari susunan ini dipotong sama sekali apabila sambungan benar-benar sudah melekat. Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan penyusunan ialah: Umur. Umur pohon pokok,lebih kurang satu tahun,tinggi kira-kira 45 cm,tebal kira-kira 0.6-1.25 cm Waktu sambung. Waktu sambung yang paling tepat ialah pada permulaan musim penghujan atau pada akhir musim musim hujan,sebab pada periode ini tanaman berada dalam keadaan bebas mengalir dalam jaringan tanaman,dan hal ini akan membantu proses penyembuhan luka pada waktu penyambungan. Cara penyambungam. Semai mangga, didekatkan pada cabang induk terpilih (batang pohon pokok dan induk harus sama besar).lalu dibuatkan peranca (tangga BI) untuk meletakkan keranjang semai yang akan disusukan. Kulit dan kayu masing-masing batang kita sayat sepanjang 5 cm,lebar 0.6-0.8cm,dalam 0.2 cm (jika tebal cabang 0.8-12 cm). bila ukuran cabang berbeda ,maka ukuran sayatan juga harus disesuaikan.sayatan harus rata,datar,halus dan bersih.ujung potongan sayatan berbentuk oval (tidak menyudut).jadi,permukaan sayatan pada kedua cabang tidak bercelah: kemudian diikat erat-erat dimulai dari bawah ke atas. Pemeliharaan. Jika media tanah mengering harus segera disiram,setelah susuan dipotong dari pohon induk harus segerah dibawah ketempat yang teduh,diberi perlindungan dan setiap hari disiram.jika sambungan lengkung bebunga.lebih baik bunga tersebut dipetik saja.sebab kalau bunga tadi dibiarkan menjadi buah,tanaman akan menjadih lemah dan bisa mati. Pemangkasan pucuk dilakukan setelah pohon mencapai ketinggian 60cm dari sambungan.dari potongan ini biasanya akan keluar beberapa tunas.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan yang sengaja dibuat oleh manusia. Perkembangbiakan vegetatif buatan meliputi antara lain : stek , mencangkok, menempel, menyambung dan merunduk. Stek adalah pembiakan tumbuhan dengan memotong batang atau cabang , kemudian ditanam di dalam tanah. Tanaman yang biasa distek umumnya mempunyai ruas, misalnya : tebu, mawar, melati, tanaman pagar. Mencangkok adalah mengupas bagian kulit kayu dan cambium, kemudian menutupinya denan sabut kelapa supaya tumbuh akar. Misalnya : jambu, jeruk , belimbing, mangga. Menyambung adalah menggabungkan dua bagian tanaman yang mempunyai sifat- sifat berbeda, sehingga diperoleh tanaman baru yang hasilnya relative lebih baik. Merunduk adalah membelokkan bagian batang atau ranting ke tanah dan menimbunnya dengan tanah, setelah tumbuh akar lalu dipisahkan dari induknya untuk ditanam. Menempel adalah hampir sama dengan menyambung, hanya kalau menyambung lebih pada memotong batang, kemudian digabung, sehingga terkadang, bagian bawah dipilih yang akarnya yang kuat. Kawan - kawan dapat mempraktekkan sendiri di rumah, sambil belajar memahami perkembangbiakan vegetatif buatan. Misalnya kawan - kawan dapat melakukan kegiatan dengan teman sekelas atau belajar kelompok untuk mempraktekkan sendiri tentang cara mencangkok. Cobalah hal itu, sehingga kawan - kawan dapat mengetahui langkah - demi langkah, serta nantinya akan tahu apakah hal itu berhasil dilakukan atau tidak. sebagai contoh pohon mangga, yang mungkin pohon ini sangat mudah untuk dicangkok, pilihlah batang yang pas. dan ketika hal itu berhasil, cobalah tanam di dekat rumah, rawatlah. Mungkin nantinya kamu dapat menikmati buah mangga hasil cangkokan tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2163637-perkembangbiakan-vegetatif-

buatan-pada-tumbuhan/#ixzz1RwtSw0e8 http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2163637-perkembangbiakan-vegetatif-buatanpada-tumbuhan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif "Mango" article in Alan Davidson's Oxford Companion to Food (ISBN 0-19-211579-0) http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga van Steenis, C.G.G.J. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

DAFTAR ISI

Daftar Isi ......... Kata Pengantar

i ii

BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang . B. Tujuan Penulisan . BAB II. Pembahasan ... A. Tekhnik Penyambungan Pada Tanaman Mangga .. B. Teknik Okulasi Pada Tanaman Mangga C. Teknik Mencangkok Pada Tanaman Mangga D. Teknik Stek Pada Tanaman Mangga .. E. Teknik Penyusuan Pada Tanaman Mangga BAB III. Penutup

1 1 2 3 3 6 6 8 10 12

Daftar Pustaka

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Perkuliahan penulis di STIP US Kuansing. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Perkembangbiakan Vegetatif Pada Tanaman Mangga. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada Dosen pembimbing kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang. Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Teluk Kuantan, Juli 2011

Penulis

Anda mungkin juga menyukai