Anda di halaman 1dari 17

HIDROPONIK TANAMAN SELADA

Kelompok 3
1.Atika borotan
2. Siti raya hasibuan
3.Alya Mutiah Lubis
4.Rani selpia siregar
5.Lilo Kardia
6.Chindy
1. Budidaya Tanaman selada ( lactuca sativa l.)
Secara hidroponik Dengan sistem DFT di BBPP
batangkaluKu .
1. Pendahuluan
Hidroponik dikenal sebagai salah satu teknik membudidayakan tanaman yang
menggunakan media tanpa tanah (soilless culture), seperti air, kerikil, pasir, material lain
Budidaya menggunakan teknik hidroponik yang harus diperhatikan yaitu pengelolaan
tanaman dengan memperhatikan komoditas yang sesuai, penggunaan media tumbuh, kadar
pemberian larutan nutrisi, serta metode dalam perawatan tumbuhan [2]. Selain itu,
kesehatan
tempat tumbuh tanaman juga perlu. diperhatikan agar terhindar dari adanya hama serta
penyakit
Hidroponik terbagi menjadi beberapa sistem, salah satunya adalah sistem DFT (Deep
Flow Technique) . Prinsip dari sistem DFT yaitu dengan mengalirkan air ke dalam pipa
menggunakan pompa secara terus menerus. Sirkulasi terus menerus larutan nutrisi dan
aerasi
selama 24 jam dalam sirkuit air tertutup. Cara kerja sistem DFT hampir mirip dengan
NFT
(Nutrient Film Technique), yang membedakannya ialah DFT mengalami penggenangan
air
di dalam pipa yang membuat akar lebih banyak menyerap nutrisi secara maksimal . Jenis
nutrisi yang banyak digunakan dalam hidroponik adalah nutrisi AB mix. Nutrisi ini
mengandung makro dan mikro nutrien dan cocok untuk berbagai jenis tanaman buah yaitu
antara lain paprika, tomat, dan melon, tanaman sayuran daun yaitu antara lain selada,
pakchoy, caisim, dan bayam serta beberapa jenis tanaman lainn ya

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2022 di instansi Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
1.Instrumentasi.
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi benih
selada, rockwool, air, instalasi hidroponik, talang persemaian, TDS (Total Dissolved
Solid)
meter, pompa akuarium, netpot, kain flanel, cutter, ember, gelas ukur, pengaduk, dan
alat
menulis.
2.Persiapan Alat dan Bahan.
Tahap awal penelitian dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
serta
pembersihan instalasi hidroponik yang akan digunakan. Kemudian memotong media
rockwoll
dengan ukuran 2,5 x 2,5 cm untuk digunakan sebagai media penyemaian benih.
3.Penyemaian Benih Selada.
Penyemaian benih selada pada rockwoll dilakukan dengan terlebih dahulu menyiram
rockwoll dengan air. Bagian tengah rockwoll dilubangi menggunakan lidi dan tiap
lubang
terdapat 2-3 biji benih selada. Benih dirawat selama ± 10 hari setelah semai hingga
berdaun 3-
4.Persiapan Larutan Nutrisi.
Larutan nutrisi yang digunakan pada penelitian ini
adalah nutrisi AB mix yang terdiri atas larutan stok A dan B sebanyak 1 kg yang dilarutkan
ke dalam 1000 ml air pada masing-masing wadah berwarna bening. Nutrisi A dan B
kemudian dilarutkan bersama-sama menjadi AB mix Goodplant pada air instalasi yang akan
dialirkan selama penanaman.
5.Penanaman.
Pemindahan bibit ke media tanam hidroponik dilakukan ketika semaian
telah berumur ± 10 hari. Semaian dimasukkan ke dalam netpot yang telah diberi sumbu dan
ditempatkan pada instalasi yang telah teraliri larutan nutrisi.
PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa var. Crispa L) DENGAN SISTEM
BUDIDAYA HIDROPONIK RAKIT APUNG
Tanaman selada dapat tumbuh dengan optimaldengan tercukupinya intensitas cahaya dankualitas cahaya
yang dibutuhkan oleh tanaman.Untuk memcukupi kebutuhan intensitas dankualitas warna cahaya yang
dibutuhkan olehtanaman dapat digunakan lampu LED. Dimanalampu LED cukup rendah dalam konsumsi
listrik.
Namun belum diketahui daya lampu LEDdan warna cahaya yang sesuai untuk per-
tumbuhan tanaman. Oleh karena itu penelitianini dilakuan untuk mengetahui daya lampu LED
dan warna cahaya yang baik untuk pertumbuh-an tanaman.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan AcakKelompok (RAK)
dengan enam perlakuan danmasing-masing diulang sebanyak empat kali.
Perlakuan yang akan digunakan dalampenelitian ini berupa, warna cahaya dan
tingkatintesitas cahaya yang dibagi menjadi enamperlakuan yaitu perlakuan sumber
cahayalampuLED grow light 100 watt, LED growlight 200 watt, LEDgrow light 300 watt,
LEDwarna putih 100 watt, LED warna putih 200 watt, LED warna putih 300 watt
Parameter yang dimati meliputi jumlah daunyang diukur tiga hari sekali dengan cara
dihitungjumlah daun yang membuka sempurna,diameter tajuk diukur tiga hari sekali pada
diameter terlebar, berat berangkasan basahtajuk dan berat berangkasan akar dengan
metode gravimetric merupakan penimbangandengan sifat pemurnian, dengan cara
mengovenselama 48 jam dengan suhu 400C sampaidengan berat konstan, total
klorofil dengan metode spektrofotometri dengan bahan pelarutDSMO merupan pelarut
organik polar yanglebih efektif dari pada pelarut yang lain (Limantara dan Heriyanto 2010)
dan luas daundengan menggunakan software iDaun dengancara mendigitasi pada tepi daun .
Data hasilpengujian kemudian dianalisis dengan analisissidik ragam satu arah (One Way
Analysis ofVarians) menggunakan program SAS 9.2. Ujiposterior Beda Nyata Jujur (BNJ)
kepercayaan95% dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
Berdasarkan pengukuran intensitas cahaya mengunakan lux meter,
intensitas cahaya LEDdengan cahaya grow light tertinggi
diperolehpada perlakuan 300 watt grow light, dimana
perlakuan ini menggunakan lampu dengan daya300 watt sehingga
cahaya yang dihasilkan lebihtinggi dibandingkan dengan perlakuan
100 wattgrow light dan 200 watt grow light. Padaperlaluak intensitas
cahaya LED dengan cahayaputih, tingkat intensitas cahaya tertinggi
padaperlakuan 300 watt putih, dimana padaperlakuan ini
mengunakan lampu dengan listrik300 watt, sehingga menghasilkan
intensitascahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
200 watt putih dan 100 watt putih.Suhu dan kelembapan pada ruang
gelap padapagi hari antara mencapai 19,8 - 25,40Cdengan RH 47 –
49% pada siang hari suhu men-capai 28,6– 30.50C dengan RH 37- 41%,
sorehari suhu mencapai 27,5 - 28,80C dengan RH34 - 39%.
Berdasarkan hasil uji sidik ragam, tingkat
intensitas cahaya berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah daun dan diameter tajuk.
Semakin tinggi tingkat intensitas cahaya maka
pertumbuhan tanaman akan semakin optimal
sehingga memberikan hasil hasil terbaik pada
variabel diameter jatuk dan jumlah daun.
Tanaman selada dapat dipanen pada umur 30hari setelah pindah tanaman.
Berdasarkan hasiluji lanjut BNJ menggunakan tarafnyata 5%,pada parameter
berat berangkasan basah tajuk,berat berangkasan basah akar perlakuan 300
watt grow light menunjukkan hasilterbaik,dibandingkan dengan parameter yang
lain.
RESPON DUA VARIETAS TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP
MACAM
NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui respon dua varietas selada yang dibudidayakan dengan sistem
hidroponik sederhana, mengetahui pertumbuhan dan hasil selada varietas kepala
mentega maupun cosyang diberi nutrisi dengan tanpa diberi nutrisi, mengetahui
pertumbuhan dan hasil varietaskepala mentega maupun cos yang diberi nutrisi
hidrogroup dengan diberi nutrisi greentonik.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
polybag, tugal (bambu), gelas ukur, oven, timbangan analitik, wadah (gelas plastik air mineral),
gunting, penggaris, kertas, alat tulisdan peralatan lain yang mendukung dalam
kegiatan di dalam penelitian. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah dua jenis
benih selada lokal yaitu selada kepala mentega(merk Lettuca)dan selada cos (merk
Panorama), air, arang sekam dan nutrisi tanaman (Hidrogroup dan Greentonik).
Daun tanaman selada dipanen setelah berumur 7 MST dengan ciri daun selada sudah
keras, padat, banyak dan lebar.Pengambilan data dilakukan mulai tanaman berumur 1 sampai 7
MST. Variebel pengamatan meliputi : jumlah daun, biomassa
basah (daun, batang, akar), dan biomassa kering (daun, batang, akar).
Penelitian ini adalah percobaan faktorialyang disusun berdasarkan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Perlakuan
yang dicoba merupakan kombinasi antara faktor I dan II sehingga diperoleh 6.
Faktor I : varietas selada (V) yang terdiri dari dua taraf yaitu, V1 : Varietas selada Kepala Mentega dan
V2 : Varietas selada Cos. Faktor II: nutrisi tanaman (N) yang terdiri dari tiga taraf yaitu, N0
: Tanpa Nutrisi N1: Nutrisi Hidrogroup, N2 : Nutrisi Greentonik Data yang diperoleh dari setiap
kombinasi perlakuan dilakukan analisa metode uji orthogonal kontras untuk membedakan antar
group perlakuan dan dalam group perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai