)
ISSN 1907-1760
The Effect of Fermented Corn Crops on Daily Weight Gain of Ongole Cattle
Mokhamad Falachuddin
Universitas Muhammadiyah Malang 1
email: falachuddin129@gmail.com.com
(Diterima: 30 November 2023; Disetujui: 02 Desember 2023)
ABSTRAK
ABSTRACT
tidak dilakukan penyiraman sampai tanaman didapatkan berat segar (BS), kemudian
mencapai lethal point dan ini berarti perlakuan dimasukkan ke dalam cup. Cup berisi sampel
dihentikan. Selanjutnya tanaman dipotong daun segar diberi aquadest sehingga seluruh
(dipanen), dan dapat dilakukan pengambilan permukaan daun terendam, ditutup dengan
sampel tanaman untuk peubah bobot segar kertas saring, dan disimpan dalam suhu ruang
dan bobot kering tanaman. selama 18-24 jam. Air yang masih tersisa
dibuang dan sampel ditiriskan dengan tisu,
Peubah yang Diamati
ditimbang sehingga didapatkan berat turgid
Kadar air tanah / KAT (%)
(BT). Kemudian sampel dioven pada suhu 60 0
Kadar air tanah diuji secara manual,
C selama 2x24 jam, ditimbang dan didapatkan
yaitu dengan cara mengambil 5 gram sampel
berat kering (BK).
tanah segar (BS) yang diambil dari tanah pada
Nilai kadar air relatif daun (KARD)
kedalaman 20 cm, kemudian dioven 1050C
didapatkan dengan menggunakan perhitungan:
selama 24 jam. Kemudian timbang berat
KARD = (BS-BK)/(BT-BK) x 100%
setelah dioven (BO).
Kadar air tanah = (BS-BO)/BO x 100% Rancangan Percobaan
Percobaan ini menggunakan Rancangan
Bobot kering akar, batang dan daun (g/pot)
Acak Lengkap pola faktorial dengan tiga
Setelah pemanenan, bagian tanaman
ulangan. Faktor I adalah fungi mikoriza
seperti akar, batang dan daun segar dikering-
arbuskular (FMA): tanpa FMA (-AM) dan
kan pada suhu 700C selama 48 jam, kemudian
diinokulasi FMA (+AM), dan faktor II adalah
ditimbang sebagai bobot kering akar, batang
kekeringan: disiram (W) dan cekaman keke-
dan daun.
ringan (D). Model matematis yang digunakan
Potensial air daun (MPa)
adalah menurut Steel dan Torrie (1995). Data
Sampel yang digunakan untuk pengu-
yang diperoleh dianalisa dengan ANOVA,
kuran potensial air daun adalah daun segar
jika terdapat pengaruh terhadap peubah yang
tanaman legum pakan. Sampel diambil sekitar
diukur, maka akan dilanjutkan dengan uji
pukul 4 WIB dini hari dan langsung dimasuk-
DMRT.
kan ke dalam cup WP4, ditutup dan dimasuk-
kan ke dalam coolbox.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensial air daun pada kondisi tanpa
cekaman dan cekaman kekeringan diuji Kadar Air Tanah (KAT)
menggunakan WP4 Dewpoint Potentio Meter, Kadar air tanah (KAT) yang tersedia
dengan cara: sampel daun segar dipotong mempengaruhi pertumbuhan dan perkem-
menjadi beberapa bagian kemudian dimasuk- bangan tanaman. Apabila jumlah air yang ter-
kan ke dalam cup WP4. Cup+sampel tanpa sedia di tanah tidak mencukupi bagi kebu-
tutup dimasukkan ke dalam alat potensiometer tuhan tanaman maka tanaman akan mengalami
dan tunggu sampai di layar menunjukkan nilai gangguan morfologi dan fisiologis sehingga
seperti ini: “Ts-Tb = -0,58”, kemudian tombol pertumbuhan dan produktifitasnya akan ter-
diputar ke posisi “read”, tunggu hingga hambat, hal ini menyebabkan tanaman meng-
terdengar bunyi bip beberapa kali dan lampu alami cekaman kekeringan. Tabel 1 menun-
keseimbangan menyala. Setelah angka menun- jukkan pengaruh faktor penyiraman dan
jukkan posisi konstan, hasil yang tertera di inokulasi mikoriza terhadap nilai kadar air
layar WP4 dicatat sebagai nilai potensial air tanah yang diuji.
daun (ICT International, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kadar air relatif daun (%) perlakuan cekaman kekeringan menurunkan
Nilai kadar air relatif daun diukur kadar air tanah berkisar antara 11 - 39%
menggunakan metode Slatyer dan Barrs dibandingkan dengan kondisi tanpa cekaman.
(1965) yang dimodifikasi, dengan cara: Hasil serupa juga diperoleh pada 4 jenis
sampel daun segar ditimbang sehingga Turfgrasses (Midlawn bermudagrass, Prairie
buffalograss, Meyer zoysiagrass dan Mustang
tallfescue) yang mendapatkan bahwa kandu- penyerapan air tanah oleh akar sehingga
ngan air tanah pada hari ke-25 cekaman ke- tanaman tidak perlu menurunkan potensial air
keringan mengalami penurunan sebanyak 78% daun menjadi semakin negatif. Hasil serupa
(kandungan air tanah menjadi 8%) pada juga didapatkan oleh Sanchez Blanco et al.
Mustang tallfescue (Qian dan Fry, 1997). (2004) yaitu cekaman kekeringan pada tana-
Penurunan kandungan air tanah yang man Rosmarinus officinalis menurunkan
diuji akibat cekaman kekeringan diduga dise- potensial air daun pada tanaman yang
babkan pengambilan air tanah oleh akar kare- diinokulasi dengan mikoriza dan juga tanaman
na permintaan tanaman, sementara keterse- tanpa mikoriza, tetapi penurunan ini lebih
diaan air tanah tidak bertambah. Tanaman rendah pada tanaman tanpa mikoriza.
yang mengalami defisit air akan melakukan Faktor penyiraman berpengaruh nyata
penyesuaian osmotik, diantaranya melalui terhadap potensial air daun pada ke-2 jenis
peningkatan senyawa terlarut sehingga terjadi tanaman legum pohon. Nilai potensial air daun
penurunan potensial osmotik sel dan me- pada legum pohon yang diteliti mengalami
mungkinkan air tanah dapat masuk ke dalam penurunan seiring dengan semakin lamanya
sel tanaman (Yoshiba et al., 1997; Taiz dan cekaman kekeringan. Hal ini ditunjukkan
Zeiger, 2002). dengan nilai potensial air daun pada hari ke-8,
dan ke-16 pengamatan berturut-turut dengan
Potensial air daun (PAD) kisaran -1,1 MPa sampai -1,6 MPa dan -1,5
Aliran air terjadi dari potensial air yang MPa sampai -9,7 MPa (Tabel 2). Pada hari
tinggi ke potensial air yang rendah, saat po- terakhir pengamatan cekaman kekeringan
tensial air tanah rendah akibat cekaman keke- terjadi penurunan potensial air daun sebesar
ringan maka tanaman akan merespon dengan 3-4x lipat dibandingkan dengan kondisi
lebih menurunkan potensial airnya sehingga normal tanpa cekaman.
air dari tanah dapat diserap oleh tanaman Beberapa penelitian juga mendapatkan
(Kramer dan Boyer, 1995). Rataan potensial nilai potensial air semakin negatif seiring
air daun pada tanaman legum pohon fase dengan semakin lamanya durasi cekaman
pertumbuhan awal ditunjukkan pada Tabel 2. kekeringan seperti Ludlow (1989) yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa secara memperoleh nilai potensial air daun lethal -12
umum perlakuan cekaman kekeringan menu- MPa pada beberapa rumput C4. Fageria et al.
runkan potensial air daun pada ke-2 jenis (2010) menyatakan bahwa beberapa tanaman
legum pohon fase pertumbuhan awal. Berbeda legum tropis dapat mentolerir penurunan
dengan pengaruh cekaman kekeringan, pem- potensial air daun sampai dengan -20 MPa
berian mikoriza dapat meningkatkan atau pada saat mengalami cekaman kekeringan.
bahkan menurunkan potensial air daun yang Penurunan potensial air daun seiring penu-
diuji. Faktor mikoriza berpengaruh nyata pa- runan kadar air tanah juga terlihat pada 4
da L. leucocephala (pengamatan hari terakhir). species annual clover (T. alexandrinum L, T.
Pada L. leucocephala, nilai potensial air daun incarnatum L, T. resupinatum L, dan T.
tanaman yang diinokulasi dengan mikoriza squarrosum L) (Lannuci et al., 2002), dan
lebih tinggi 29% dibandingkan dengan tana- kedelai (Zhou et al., 2011) yang mengalami
man tanpa mikoriza. Hal ini diduga karena cekaman kekeringan.
mikoriza cukup efektif dalam membantu
Tabel 1. Rataan kadar air tanah (%) pada tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal yang
diinokulasi dan tanpa inokulasi mikoriza pada dua perlakuan penyiraman
Kadar air tanah (%)
Jenis Tanaman
L. leucocephala Desmodium sp
Hari pengamatan 8 16 Akhir(28) 8 16 Akhir(16)
Mikoriza:
Tabel 2. Rataan potensial air daun (MPa) pada tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal
yang diinokulasi dan tanpa inokulasi mikoriza pada dua perlakuan penyiraman
Potensial air daun (Mpa)
Jenis Tanaman
L. leucocephala Desmodium sp
Hari pengamatan 8 16 Akhir (28)
8 16 Akhir(20)
Mikoriza:
-M -1,3 -2,8 -4,8b -2,1 -5,3 -4,7
+M -1,4 -2,9 -3,4a -0,8 -5,9 -4,8
Penyiraman:
W -1,1a -1,7a -1,9a -1,3 -1,5a -1,3a
D -1,6b -4,0b -6,3b -1,6 -9,7b -8,2b
Keterangan: a, b pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)
-M = tanpa mikoriza, +M = diinokulasi FMA, W = disiram, D = tidak disiram
Saat cekaman kekeringan, kondisi air kekeringan, sehingga tanaman ini tidak perlu
tanah yang defisit menyebabkan potensial air menurunkan potensial air daunnya menjadi
tanah mengalami penurunan dan hal ini harus semakin negatif. Mikoriza mempunyai hyfa
diikuti oleh penurunan potensial air daun yang dapat mengakses ruang pori tanah yang
menjadi lebih negatif agar tercipta perbedaan kecil yang tidak bisa dilakukan oleh akar
gradient sehingga air masih dapat bergerak maupun rambut akar tanaman induk sehingga
dari tanah yang kekeringan menuju daun dapat menyerap air tanah lebih banyak untuk
(Blum, 2005). Pengaruh nyata interaksi faktor mempertahankan aktifitas fisiologis selama
mikoriza dan penyiraman terhadap potensial ceKaman kekeringan (Christopher et al.,
air daun terjadi pada hari terakhir pengamatan 2008). Kandungan air relatif daun pada tana-
cekaman kekeringan pada L. leucocephala man yang diinokulasi dengan mikoriza lebih
(Gambar 1). Tanaman L. leucocephala yang rendah dibandingkan dengan tanaman tanpa
tidak mengalami cekaman kekeringan, tidak mikoriza dan mekanisme terkait hal tersebut
mengalami penurunan potensial air daun baik belum diketahui.
pada tanaman yang diinokulasi dengan Berbeda dengan pengaruh faktor miko-
mikoriza maupun tanaman tanpa mikoriza. riza, faktor penyiraman berpengaruh nyata
Saat tanaman ini mengalami cekaman ke- pada setiap waktu pengamatan dari ke-2 jenis
keringan, terjadi penurunan potensial air daun tanaman legum pohon, kecuali saat penga-
yang cukup signifikan, tetapi penurunan matan hari ke-8 pada L. leucocephala. Hasil
potensial air daun ini lebih besar pada penelitian menunjukkan bahwa cekaman ke-
tanaman tanpa mikoriza dibandingkan dengan keringan menurunkan kadar air relatif daun
tanaman yang diinokulasi dengan mikoriza dengan kisaran antara 52-76% dibandingkan
(Gambar 1). dengan tanaman yang tidak dicekam. Pada
Hasil ini membuktikan bahwa pada L. hari terakhir perlakuan cekaman kekeringan,
leucocephala mikoriza cukup efektif dalam penurunan kadar air relatif daun yang paling
membantu penyerapan air saat cekaman banyak (76%) terjadi pada Desmodium sp.
Penurunan kadar air relatif daun akibat ceka- untuk mengontrol kehilangan air melalui
man kekeringan juga didapatkan oleh Da stomata (Bayoumi et al., 2008). Pada Desmo-
Costa dan Huang (2006), pada cekaman ke- dium sp cekaman kekeringan hari ke-8, terjadi
keringan hari ke-15 terjadi penurunan kadar penurunan KAR daun yang cukup signifikan,
air relatif daun sebesar 68% pada Creeping penurunan kadar air relatif daun 35,32% pada
bentgrass dan 75% pada Velvet bentgrass tanaman yang diinokulasi dengan mikoriza,
dibandingkan dengan kondisi air optimal. dan 14,77% pada tanaman tanpa mikoriza
Kadar air relatif berhubungan dengan dibandingkan dengan kondisi air optimal
kemampuan untuk penyerapan air lebih (Tabel 3).
banyak dari tanah dan kemampuan tanaman
potensial air daun (MPa)
-1.94a -1.79a
Potensial air daun (MPa)
-1.64a
-2.01a
-4.95b -5.98b
-7.57c
-9.91c
L. leucocephala I. zollingeriana
Gambar 1. Interaksi faktor penyiraman dan mikoriza terhadap potensial air daun (MPa) pada hari
akhir pengamatan tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal. –M= tanpa mikoriza,
+M= mikoriza, □ = disiram tiap hari (watering), ■ = cekaman kekeringan (drought).
Tabel 3. Rataan kadar air relatif (KAR) daun pada tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal
(%) yang diinokulasi dan tanpa inokulasi mikoriza pada dua perlakuan penyiraman
Kadar air relatif daun (%)
Jenis Tanaman
L. leucocephala Desmodium sp
Hari pengamatan 8 16 Akhir (28)
8 16 Akhir(20)
Mikoriza:
-M 87,4 61,1 54,3 77,5a 44,6 39,7
+M 87,0 61,7 52,8 67,9b 43,4 36,9
Penyiraman:
W 87,4 76,5a 72,3a 83,1a 66,7a 61,9a
D 86,9 46,3b 34,8b 62,3b 21,3b 14,7b
Keterangan: a, b pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)
-M = tanpa mikoriza, +M = diinokulasi FMA, W = disiram, D = tidak disiram
83.7a 82.5a
89.6a 88.6ab
85.2b 85.3b
L. leucocephala Desmodium sp
Gambar 2. Interaksi faktor penyiraman dan mikoriza terhadap kadar air relatif (KAR) daun
tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal pada hari ke-8.
–M = tanpa mikoriza, +M= mikoriza, □ = disiram tiap hari (watering), ■ = cekaman
kekeringan (drought).
Tabel 4. Rataan bobot kering total (g/pot) pada tanaman legum pohon fase pertumbuhan awal
yang diinokulasi dan tanpa inokulasi mikoriza pada dua perlakuan penyiraman
BK total (g/pot)
Jenis Tanaman
L.leucocephala Desmodium sp
Mikoriza:
-M 14,85 13,99b
+M 14,31 24,45a
Penyiraman:
W 20,63a 27,59a
D 8,54b 10,85b
Keterangan: a, b pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05)
-M = tanpa mikoriza, +M = diinokulasi FMA, W = disiram, D = tidak disiram