Anda di halaman 1dari 5

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Selada

Tanaman selada merupakan tanaman semusim yang berumur bulan. Adapun


klasifikasi dari tanaman selada adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Famili : Ateraceae

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa L. (Adimihardja, 2013)

Tanaman selada (Lactuca sativa) adalah tanaman semusim yang bisa tumbuh pada
iklim sub tropis, selain itu juga mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Ada 4
varietas selada yang biasa dibudidayakan yaitu selada kepala atau telur (Head lettuce), selada
rapuh (Cos lettuce atau Romaine lettuce), selada daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce), dan
selada batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce). Di Indonesia selada banyak dimanfaatkan
sebagai tanaman sayuran yang dapat digunakan sebagai salad, lalap atau sayuran hijau yang
banyak manfaat bagi Kesehatan (Rukmana, 2007). Sayuran ini mengandung air yang kaya
karbohidrat, serat dan protein.

Morfologi Tanaman Selada

Morfologi atau penampilan fisik tanaman (Lactuca sativa L ) bisa dibedakan menjadi
beberapa bagian yakni akar, batang, daun dan biji.

Akar

Tanaman selada memiliki system perakaran tunggan dan serabut. Akar serabut
menempel pada batang, tumbuh menyebar, kesemua arah pada kedalaman 20 -50 cm.
Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh akar. Akar berfungsi untuk
menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta mengokohkan berdirinya batang
tanaman (Rukmana, 1994).

Batang

Batang tanaman selada berbuku-buku sebagai tempat kedudukan daun. Pada batang
tersebut pendek dan hampir tidak terlihat pada bagian dasar di dalam tanah ada juga yang
sebaliknya

Daun

Daun selada memiliki bentuk bulat dengan panjang 25 cm dan lebar 15 cm. Selada
memiliki warna daun yang beragam yaitu hijau segar, hijau tua dan pada kultivar tertentu ada
yang berwarna merah. Daun bersifat lunak dan renyah, serta memiliki rasa gak manis.

Biji

Tanaman selada dikembangbiakkan dengan bijinya. Sebelum dikembangbiakkan


biasanya disemaikan dulu di persemaian. Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih,
berbulu, berwarna coklat. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, serta dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Selada

Tanaman selada dapat dibudidayakan di daerah penanaman yang memliki ketinggian


1.000 - 1.900 meter diatas permukaan laut (mdpl). Ketinggian tempat yang ideal berkisar
antara 1.000-1.800 mdpl, semakin tinggi suatu tempat maka suhu udaranya akan turun dengan
laju penurunan 0,50 C setiap kenaikan 100mdpl (Sumpena, 2005). Produktivitas selada cukup
baik pada dataran tinggi yang beriklim lembab (Mas’ud, 2009). Jenis tanah yang cocok untuk
membudidayakan selada yaitu pada jenis tanah lempung berdebu, berpasir dan tanah yang
masih mengandung humus (Sunarjono, 2014). Selain itu, tanaman selada tumbuh optimal
pada tanah yang memiliki pH 6,0 hingga 6,8, bila pH tanahnya terlalu rendah (asam) maka
akan mengurangi ketersediaan unsur hara bagi tanaman sehingga perlu dilakukan pengapuran.

Suhu yang cocok untuk budidaya selada adalah 15-25 °C. Suhu yang terlalu tinggi (>
30°C) akan membuat akar dan daun tanaman selada kering, serta layu dan merangsang
tumbuhnya tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit. Curah hujan yang
optimal untuk pertumbuhan tanaman selada adalah 1.000-1.500 mm/tahun,apabila curah hujan
yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan kelembaban, penurunan suhu, dan
berkurangnya penyinaran matahari sehinggaakan menurunkan tingkat produksi selada
(Sunarjono, 2014). Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan selada yaitu berkisar antara
80-90%, apabila kelembaban udara yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan
tanaman selada yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit, sedangkan jika
kelembaban udara rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman kurang baik dan akan
menurunkan tingkat produksi (Novriani, 2014).

Syarat tumbuh lainnya adalah intensitas cahaya dari matahari. Tanaman selada
memerlukan sinar matahari yang cukup karena sinar matahari merupakan sumber energi yang
diperlukan tanaman didalam proses fotosintesis, proses penyerapan unsur hara akan
berlangsung optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12jam/hari (Cahyono, 2008).
Dosis pemupukan untuk tanaman selada setara dengan100 kg N/ha (Widyati-Slamet dkk.,
2017)
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di lahan praktikum Fakultas Pertanian, Universitas
Jambi yang dilaksanakan sejak tanggal tanggal 15 Oktober sampai dengan 16
Desember 2022 pada pukul 16.00 sampai dengan selesai.
3.2 Bahan dan Alat
Adapun bahan dan alat yang dibutuhhkan antara lain
 Cangkul
 Gembor
 Paranet
 Timbangan
 Pisau catter
 Plastic

Adapun bahan yang dibutuhkan

 Benih Selada
 Air
 Pupuk kandang
 Molase

3.3 Prosedur Kerja

a. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam budidaya selada adalah pengolahan lahan.
Pengolahan lahan dilakukan 2 kali yaitu saat pembajakan dan berikutnya dilakukan
penghalusan pada bongkahan tanah.
b. Setelah itu, kegiatan berikutnya adalah melakukan penyemaian bibit dengan cara benih
selada yang ada diletakkan pada tissue basah sampai kurang lebih 3 hari dan
selanjutnya dipindahkan ke polybag/pot yang berisi tanah yang subur. Proses
pembibitan dipolybag dilakukan selama 15-21 hari.
c. Sembari menunggu masa pembibitan, berikutnya yang dilakukan ialah pembuatan
bedengan dengan ukuran 1,5 x 1 (m). Setelah bedengan sudah selesai dibuat,
berikutnya dilakukan pemberian pupuk kandang dan didiamkan selama kurang lebih
seminggu dan juga menunggu sampai bibit siap ditanam.
d. Kegiatan berikutnya adalah penanaman, dimana baiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari. Bibit yang ditanam dipastikan dalam kondisi sehat dan terlihat segar.
e. Setelah pindah tanam, selanjutnya adalah pembuatan naungan yang bertujuan untuk
menghindari percikan air hujan yang dapat merusak tanaman yang masih kecil, serta
mengurangi intensitas cahaya matahari terhadap tanaman.
f. Tanaman selda disiram 2x dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Agar
pertumbuhan tanaman lebih optimal, saat penyiraman diberikan penambahn ecoenzim
dengan dosis 5 ml/liter air. Pemberian ecoenzim dilakukan satu kali dalam seminggu.
g. Selada dapat dipanen setelah berumur 45 HST. Saat menjelang panen dilakukan
pengambilan data mengenai pertumbuhan tanaman selada yaitu jumlah daun dan berat
kering tanaman.
h. Pasca panen yang dilakukan yaitu tanaman selada dicuci dan daun yang rusak dibuang.

Anda mungkin juga menyukai