I. PENDAHULUAN
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman
ini berasal Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah
tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman
semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6
bulan.
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada
yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka
bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai
makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis
labu-labuan lainnya.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub-kelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
1.2 Syarat Tumbuh
1.2.1 Iklim
Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman hortikultura yang tahan kering.
Curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Curah
hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah
terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Semangka
memerlukan sinar matahari penuh. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sulit berbunga
dan bunganya banyak rontok, serta terjadi kemunduran waktu panen. Suhu optimal yang
dikehendaki tanaman berkisar 20–30oC. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong
tumbuhnya jamur perusak tanaman.
1.2.2 Tanah
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur,
sedikit berpasir, kaya bahan organik, bukan tanah asam. Keasaman tanah (pH) yang
diperlukan antara 6,5-7,2. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka perlu pengapuran dengan dosis
disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman
semangka adalah regosol, andosol, latosol dan podsolik.
Ketinggian tempat yang baik untuk areal penanaman semangka adalah: 0-400 m dpl.
Pada ketinggian 400-900 m dpl, pertumbuhan tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih
dari 700 m dpl, tanaman menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis.
II. Teknik Budidaya Tanaman Semangka
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh.
Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul,
kemudian diteliti pH tanahnya. Lahan yang akan ditanami, dilakukan pembalikan tanah dan
perataan tanah Tunggul bekas batang terdahulu dan bebatuan dibuang keluar dari areal.
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat
penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan buah
pada bedengan, diratakan dan di atas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan
semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering
setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat
penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan
lama, sampai 8-12 bulan pada areal terbuka (2 – 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna
perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang
bersembunyi di bawah daun tanaman.
Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika
direndam. Ada dua jenis benih semangka yang biasa ditanam yaitu benih 5 semangka tidak
berbiji (triploid) dan benih semangka berbiji. Benih semangka tidak berbiji umumnya
mempunyai kulit biji yang sangat keras. Jika ingin menanam semangka tanpa biji maka harus
juga menanam semangka berbiji di sebelahnya sebagai sumber polinator.
Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji)
terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan.
Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25oC yang telah ditambah fungisida
dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi.Bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah benih
yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian dilipat. Masukkan
bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi pasir dan kertas koran basah.
Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak
5-10 cm di atas bungkusan. Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali
perlu pengontrolan kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan
hand sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil (ukuran 12
x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kandang (1:1).
Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang ditutup dengan tanah halus yang
dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag-polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-
3 hari.
Polibag-polibag diberi disungkup plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah
satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang
masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari
sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari
penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan
dilakukan dengan menggunakan 6 pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur
dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.
2.2.5 Pemindahan Bibit
Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal
penanaman yang telah diolah.
Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan
kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit
dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa
plastik, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-
lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi
arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap diganakan.
2.3.3 Penanaman
Penanaman bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh
daun 2-3 lembar. Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal
sampai air menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap.
Sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2
g/l, sebagai Starter Solution. Urutan penanaman adalah sebagai berikut: kantong plastik
dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yangtelah
disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar
media bibit menyatu dengan tanah.
Semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu
lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan.
Penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan
penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau
jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat.
2.4.2 Penyiangan
2.4.3 Pembumbunan
Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang tererosi karena
penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya
dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa.
Semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim
irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara
bedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari. Penyiraman juga
bisa dilakukan dengan pompa air, dengan bantuan selang plastik.
2.4.5 Pemupukan
Pemupukan susulan semangka dilakukan mengikuti pola seperti pada tabel berikut:
2.4.6 Pemangkasan
Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman
dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika
tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah
pisang batu. Model pengikatannya menyerupai ‘angka 8’.
Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam sebagian besar
merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul
06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar. Umur tanaman yang dapat dilakukan
penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus,
penyerbukan hanya dilakukan pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal
ini disebabkan bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan
para-paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara
penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga jantan dari
semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yangakan diserbuki, yaitu bentuknya
sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan bunga jantan pada putik bunga betina.
Bunga yang sudah diserbuki ditandai dengan tali rafia yang diikat longgar.
Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan
besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST. Buah yang dipilih adalah
buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan
gunting. Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah
yang besar.
Untuk penanaman sistem turus, buah diletakkan pada para-para. Penempatan buah
dilakukan setelah buah sudah berukuran bola tenis, kira-kira 10-14 hari setelah penyerbukan.
4.4.10. Pemberian alas dan pembalikan buah Dalam proses pembesaran, diantara buah dan
para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit
buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian
bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali hingga buah
siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.
Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin
setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka
waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan
hama atau penyakit tersebut. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman semangka
adalah:
Hama:
Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda
serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti
berlubang. Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi.
3. Tungau Tungau merah merah: Tetranychus cinnabarinus Boisduval atau tunga kuning:
Polyphagotarsonemus latus
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan aphids dewasa mempunyai sayap dan
berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai vektor virus. Gejala serangan adalah daun
tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap
hama. Ciri lainnya adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan mengkilap dari
kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan insektisida secara rutin. Tanaman
yang telah terserang virus, dicabut dan dibakar.
Penyakit:
1. Layu Fusarium
Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu seperti kekurangan air.
Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3
hari saja tanaman akan mati kering, berwarna coklat dan batangnya mengerut. Pengendalian:
(1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan agar
tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang belum pernah ditanami semangka; (2)
secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan fungisida secara periodik, menanam benih
yang sudah direndam fungisida.
2. Bercak daun
3. Antraknosa
4. Busuk semai
Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih yang sedang
disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah kemudian mati. Pengendalian: benih
direndam di dalam fungisida, penyemprotan fungisida secara periodik.
5. Busuk buah
6. Virus
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun
tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil
dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: serangan vektor virus dicegah
dengan menggunakan insektisida. Belum ditemukan obat yang tepat untuk mengendalikan
virus, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus dicabut dan dibakar.
2.5 Panen dan Pasca Panen
Menentukan saat panen dapat melaui tiga cara yaitu pengamatn visual, pengamatan
dari suara saat buah diketuk, dan umur tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah
siap panen dicirikan oleh warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di
belakang tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi terang
karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang. Suara buah dapat digunakan
sebagai tanda tingkat ketuaan buah. Suara buah ini muncul setelah buah diketuk. Bila
nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila agak berat dan sedikit bergetar, buah
tersebut sudah masak atau tua. Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur
panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen pada
umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat dipanen pada umur
85 hari.
Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong,
buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya
dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam
kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan.
2.5.3 Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin
agar tidak terjadi kerusakan buah. Kerusakan saat pengumpulan buah akan mempengaruhi
mutu buah dan harga jualnya. Dalam penampungan buah, hendaknya tidak terjadi
persinggungan langsung antar buah. Untuk itu, perlu diberi serasah jerami padi atau kertas
yang dipotong kecil-kecil pada ruang antar buah.
2.5.4 Sortasi
2.5.5 Penyimpanan
Untuk mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir,
dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang benar dan hati-hati. Kemasan dapat
berupa kardus yang dilubangi, peti kayu atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi
maksimum hanya enam buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian dasar,
ruang antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering atau potongan kertas.
2.5.7 Distribusi