Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI SISTEM HEREDITAS MENGGUNAKAN METODE PERSILANGAN

HUKUM MENDEL UNTUK IDENTIFIKASI PEWARISAN WARNA KULIT MANUSIA

Rinaldi Taufik Akbar1, Soewarto Hardhienata2, Aries Maesya2


1 2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer, Dosen Pembimbing Program Studi Ilmu Komputer, Universitas
Pakuan
Jl. Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax 0251) 8375 547
Email: rinalditaufikakbar@gmail.com, s-hardh@indo.net.id, a.maesya@gmail.com

ABSTRAK

Warna kulit merupakan sifat fisik manusia yang dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya pigmen
melanin yang dikandung oleh sel-sel epitel pipih berlapis pada lapisan epidermis kulit. Fungsinya
yakni untuk melindungi kulit dari sengatan sinar ultraviolet dan berbagai rangsangan kimia. Warna
kulit seseorang juga dipengaruhi oleh gen-gen yang diwarisi oleh orang tuanya. Hal ini dapat
menyebabkan ketidak seragaman warna kulit anak dengan orang tua. Untuk dapat mengidentifikasi
warna kulit yang diwariskan oleh kedua orang tua, maka dirancanglah sebuah sistem penurunan
sifat (hereditas) dengan menggunakan metode persilangan hukum mendel. Sistem dirancang
menggunakan basis web yang betujuan memberikan informasi proses hingga hasil persilangan
warna kulit dengan visual yang menarik dan mudah dimengerti. Dengan sistem ini diharapkan para
calon orang tua atau anak dapat mengetahui baik warna kulit yang akan atau yang telah diwariskan.
Kata Kunci: warna kulit, pigmen melanin, hereditas, hukum mendel

1. Pendahuluan pula, jika kedua orangtuanya berasal dari ras


Secara biologis, seorang anak selalu negro, maka si anak akan negro pula. Namun
mewarisi gen dari induknya. Gen tersebutlah ada hal unik jika warna kulit kedua
yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang orangtuanya berbeda, terkadang warna kulit
tampak secara fisik, maupun yang tidak tampak yang muncul berbeda dengan kedua
secara fisik. Sistem penurunan sifat yang orangtuanya. Hal ini wajar terjadi karena sifat
berdasarkan Hukum Mendel dapat gen-gen penentu warna kulit yang saling
menghasilkan sifat keturunan yang beragam. mempengaruhi satu sama lain. Sehingga dapat
Hal itu terjadi jika diketahui terdapat sifat menimbulkan kesulitan dan kebingungan
antara kedua induk (ayah atau ibu) berbeda. tersendiri dalam memprediksi warna kulit anak.
Termasuk peluang munculnya keberagaman Berdasarkan permasalahan tersebut,
sifat fisik atau struktur tubuh (Hereditas), salah dibutuhkan suatu sistem alternatif yang
satunya dalam sistem pewarisan warna kulit. dikemas secara user friendly dengan
Warna kulit kedua orangtua akan memanfaatkan kemajuan teknologi Web
mempengaruhi warna kulit kedua anaknya. Programming dengan menggunakan metode
Seperti yang kita ketahui, pewarisan warna persilangan hukum mendel, sehingga para
kulit manusia merupakan hal yang unik, karena orang tua, pelajar, ataupun masyarakat dari
pigmen kulit dipengaruhi oleh gen ganda yang segala kalangan dapat mengetahui seberapa
saling mempengaruhi (poligen). Sehingga dapat besar peluang warna kulit yang akan atau telah
menghasilkan keturunan dengan warna kulit diturunkan pada anaknya.
yang beragam. Hal ini dapat kita temui baik
pada diri sendiri/keluarga, maupun orang lain.
Misalnya jika warna kulit kedua orangtuanya
putih, maka warna kulit si anak akan putih
2. Tinjauan Pustaka 3. Persilangan Resiprok
2.1 Pewarisan Sifat (Hereditas) Persilangan resiprok adalah suatu persilangan
Hereditas adalah pewarisan watak/sifat dimana sifat induk jantan dan betina bila
dari induk ke keturunannya baik secara dibolak-balik/dipertukarkan tetapi tetap
biologis menghasilkan keturunan yang sama. Contoh
satu sifat beda atau persilangan dengan satu percobaan pada tanaman ercis. H = gen untuk
sifat beda. Sifat beda yang dimaksud adalah buah polong berwarna hijau h = gen untuk
sepasang sifat dalam satu alel. Misalnya warna buah polong berwarna kuning, Mula-mula

biji pada biji ercis, memiliki sepasang sifat dikawinkan tanaman ercis berbuah polong
yaitu hijau dan kuning. hijau dengan yang berbuah polong kuning.
(wikipedia, 2014) Semua tanaman F1 berbuah polong hijau.
Keturunan F2 memisah dengan perbandingan
2.3.2 Hukum Mendel II fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan
Hukum Mendel kedua disebut juga Hukum resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal
berpasangan bebas atau Hukum Asortasi bebas dari tanaman yang berbuah polong kuning dan
atau Hukum Independent Assortment. Jika diberikan kepada bunga dari tanaman berbuah
hukum mendel 1 didasarkan pada pemisahan polong hijau.
gen (Segregasi) maka hukum mendel 2 ini Secara garis besar, hukum ini mencakup
berdasarkan pada berpasangan bebas. Yang tiga pokok:
maksudnya adalah: “bila dua individu 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka mengatur variasi pada karakter turunannya.
diturunkannya sepasang sifat secara bebas, Ini adalah konsep mengenai dua macam
tidak bergantung pada pasangan sifat yang alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari
lain”. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat luar, dinyatakan dengan huruf kecil,
yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal misalnya m), dan alel dominan (nampak
ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
tinggi tanaman dengan warna bunga suatu misalnya M).
tanaman, tidak saling memengaruhi. Hukum 2. Setiap individu membawa sepasang gen,
mendel 2 atau hukum bebas berpasangan satu dari induk jantan (misalnya mm) dan
(berpasangan bebas ) atau Hukum Segregation satu dari induk betina (misalnya MM).
memberi kesempatan pada kita untuk 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel
mendapatkan tanaman yang bersifat unggul. yang berbeda (Sb dan sB), alel dominan (S
Hukum Mendel 2 atau B) akan selalu terekspresikan (nampak
atau Hukum Berpasangan bebas mempunyai secara visual dari luar). Alel resesif (s atau
tiga konsep dasar, yaitu: b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap
1. Konsep Backcross akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
Backcross (silang balik) adalah langkah pada turunannya.
silang antara F1 dengan salah satu induknya.
F1 x salah satu induk (P) 2.4 Monohibrid
2. Konsep Testcross Persilangan Monohibrid adalah perkawinan
Testcross (uji silang) adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama
antara suatu individu yang genotifnya belum yang memiliki satu sifat berbeda. Persilangan
diketahui dengan individu yang telah diketahui monohibrid sangat berkaitan dengan hukum
bergenotif homozigot resesif. Gunanya untuk Mendel I atau yang disebut dengan hukum
mengetahui apakah genotif suatu individu segregasi yang berbunyi, “Pada pembentukan
tersebut homozigot ataukah heterozigot. gamet untuk gen yang merupakan pasangan
? x homozigot resesif akan disegresikan kedalam dua anakan”.
Keturunan pertamanya (generasi F1) akan
memiliki sifat sama dengan salah satu induk,
hal ini dipengaruhi jika dipengaruhi oleh alel
dominan dan resesif. Persilangan monohibrid
terbagi menjadi dua:
1. Persilangan monohibrid dominan
Persilangan monohibrid dominan adalah
persilangan dua individu sejenis yang
memerhatikan satu sifat beda dengan gen-
gen yang dominan. Sifat dominan dapat

Anda mungkin juga menyukai