Bab 6 Seleksi Ternak
Bab 6 Seleksi Ternak
SELEKSI TERNAK
Seleksi :
• Memilih ternak (yang dianggap) mempunyai mutu genetik baik, untuk
dikembang-biakkan lebih lanjut serta
• Memilih ternak (yang dianggap) kurang baik untuk diafkir (culling).
Mutu genetik ternak tidak nampak dari luar, yang tampak dan dapat diukur
dari luar adalah performansnya. Oleh sebab itu, harus dilakukan Pendugaan
terlebih dahulu dengan dasar performans yang ada.
Oleh karena itu harus dicari metode yang paling baik, sehingga walaupun
atas dasar pendugaan, namun pendugaan tersebut mendekati kebenaran
sehingga hasilnya bisa dikatakan sempurna.
Seleksi
Manusia dapat memilih ternak-ternak yang akan dijadikan orang tua
(pejantan dan induk) yang baik/terpilih yang diharapkan melahirkan
keturunan- keturunan unggul dan tidak cacat.
Cara:
a. Catatan produksi (production record) dan pedigree/silsilahnya
b. Teknik analisis DNA
6.1. SISTIM SELEKSI
1. Seleksi Alam,
yaitu pemilihan hewan atau ternak menjadi tetua untuk generasi
selanjutnya, yang dilakukan oleh alam.
Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling sederhana
dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih anak sapi yang
ada dan sebagainya.
Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih calon pejantan sapi perah dengan
tujuan untuk meningkatkan produksi susu yang tidak dapat diukur pada
ternak sapi jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya
yang menghasilkan susu.
Collateral Relationship (Hubungan Kolateral)
Cummulative Difference
Metode ini merupakan pengembangan dari penggunaan metode
Contem-porary Comparison, dengan memasukkan unsur pejantan
pembanding. Namun metode ini menggunakan 2 sumber informasi
yaitu informasi dari pejantan yang sedang diuji pada saat itu (t) dan
informasi yang berupa rata-rata nilai genetic pejantan pada saat
sebelumnya (t-1), sehingga dapat menilai kemajuan genetiknya.
Breeding Index
Keunggulan pejantan yang akan diukur, dibandingkan dengan nilai
genetik dari pejantan pada tahun tertentu (1960). Tahun 1960
merupakan tahun dasar, dan nilai genetik dari pejantan yang lahir tahun
ini diberi nilai BI sebesar 100. Apabila dalam perhitungan seekor
pejantan dalam tahun 1980 diperoleh nilai BI sebesar 115, maka berarti
pejantan tersebut mempunyai keunggulan 15% dari pejantan yang
mempunyai BI 100 dalam tahun 1960.
Best Linier Unbiased Prediction (BLUP)
Metode BLUP adalah kombinasi dari Indeks Seleksi dengan teknik
analisis least square. Pada metode ini, kesalahan pendugaan sangat
diminimum-kan (tidak bias) dengan korelasi antara yang diduga dengan
penduganya maksimum. Dari model statistiknya sangat kompleks
dengan memasukkan bermacam- macam faktor (pengaruh) untuk
meningkatkan kecermatan dalam dalam menghitung nilai BLUP. Oleh
karena itu, perhitungan dengan cara ini sering disebut unbiased
prediction, yaitu peramalan tanpa penyimpangan.
Predicted Difference
Metode ini didefinisikan sebagai ramalan beda produksi dari anak seekor
pejantan terhadap produksi dalam kelompoknya. Jadi PD dapat diartikan
sebagai daya penerus seekor pejantan untuk mewariskan sifat-sifat
genetic kepada anaknya. Meramal- kan PD sama dengan meramalkan
setengah dari Nilai Pemuliaan- nya.
Animal Model
Animal model banyak persamaannya dengan Modified
Contemporary Comparison, dengan beberapa perbaikan dan perubahan
penggunaan istilah. Perbedaan besar antara ke dua model tersebut
terletak pada penekanan hubungan kekerabatan dari hewan-hewan yang
dipakai dalam perhitungan. MCC menekankan pada pejantan itu sendiri
dan hubungan kekerabatan yang dipakai terutama antara bapak dan
anak betinanya. Pada animal model evaluasi didasarkan atas hewan itu
sendiri dan kerabatnya yang lain (tetua dan turunannya) baik yang
jantan atau betina. Perbaikan dan perubahan yang utama dalam animal
model tersebut meliputi penggunaan basis genetic yang baru,
pemakaian informasi silisilah lebih luas, evaluasi dilakukan secara
serentak, penentuan peringkat dan penggunaan istilah baru.
Sehubungan dengan metode-metode Uji Zuriat yang telah
dikembangkan di negara-negara maju, maka sesuai dengan kondisi
peternakan sapi perah di Indonesia serta adanya pendapat dari
Komisi Perbibitan Nasional seyogyanya untuk saat ini digunakan uji
zuriat dengan metode Contemporary Comparison. Nilai CC tersebut
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
RANGKUMAN
Seleksi adalah istilah dalam pemilihan ternak yang menggambarkan
proses pemilihan secara sistimatis ternak- ternak dari suatu populasi untuk
dijadikan tetua generasi berikutnya.