Tugas Makalah Irt
Tugas Makalah Irt
Oleh :
1. Mokhamad Falachuddin (202110350311030)
2. Syahrul Imam Thoyyibi (202110350311025)
3. Ainur Rofiq Gimnas Tiar ( 202110350311)
4. Irham Maulidian Akmal (202110350311)
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..............................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fase Siklus Birahi (Estrus)............................................................................................6
2.2. Hormon-Hormon Reproduksi Betina............................................................................7
2.3. Pengaturan Siklus Birahi Oleh Hormon.......................................................................8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Fase Siklus Estrus Pada Ternak (Kambing).................................................................10
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru
diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses
reproduksi oleh pendahulunya. Reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis:
seksual dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan
reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Sedangkan reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda. Pada. Sedengakan pengertian dari Siklus reproduksi adalah merupakan
rangkaian kejadian biologis kelamin pada makhluk hidup yang berlangsung sambung
menyambung sehingga terlahir generasi baru dari makhluk hidup, dengan bantuan
hormone yang ada di dalamnya.
Pada peternak, terutama pada peternak kambing sangat penting halnya dengan
mengetahui pemberian pakan yang tepat untuk ternak kambing. Seorang peternak
kambing dalam meningkatkan produksi dan populasi haruslah mengawinkan kambing
tersebut baik secara inseminasi buatan maupun secara alami. Saat ini ada beberapa semen
beku untuk insemiasi kambing seperti, bibit kambing etawa, peranakan etawa dan boer.
Dengan mengetahui tingkah laku reproduksi kambing maka peternak akan dapat
mengetahui secara pasti masa birahi ternak kambing yang mereka miliki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fase Siklus Birahi (Estrus)
Estrus merupakan suatu kondisi saat ternak betina bersedia dikawini ternak jantan.
Periode estrus tersebut merupakan periode yang paling penting dari siklus estrus atau
periode estrus sebagai patokan waktu dalam proses perkawinan terutama yang dilakukan
melalui inseminasi buatan. Ketepatan waktu kawin ini akan mempengaruhi persentase
kebuntingan ternak tersebut. Jika waktu kawin atau periode estrus ini terlewat maka
peternak harus menunggu periode estrus berikutnya. Kondisi tersebut menyebabkan nilai
lambing interval dan days open semakin panjang sehingga efisiensi reproduksi menjadi
rendah (Nurfitriani, 2015).
Fase 1. Proestrus (prestanding events)
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh Follicle Stimulating Hormone (FSH). Folikel yang sedang tumbuh
menghasilkan cairan folikel dan estradiol yang lebih banyak. Penelitian yang dilakukan pada
sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) dijelaskan bahwa pada fase ini terjadi peningkatan
dalam pertumbuhan sel sel dan lapisan bacillia pada tuba fallopi dalam vaskularisasi mucosa
uteri. Serviks mengalami relaksasi gradual dan makin banyak mensekresikan mucus tebal
dan berlendir dari sel-sel goblet pada serviks dan vagina anterior. Mucus menjadi terang
transparan dan menggantung pada akhir proestrus.
Fase proestrus ini FSH yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofisa akan memicu
perkembangan folikel di dalam ovarium, bersama Luteinizing Hormone (LH) ovarium
kemudian meningkatkan produksi estrogen melalui peningkatan cairan folikel. Pada fase ini
juga terjadi perkembangan organ-organ reproduksi yaitu 5 oviduct, uterus, dan vagina.
Beberapa spesies hewan mengalami pertumbuhan sel-sel dan lapisan bercilia pada oviduct,
serta vaskularisasi mucosa uterus. Serviks mengalami relaksasi dan banyak mensekresikan
mucus yang tebal dan berlendir dari sel-sel goblet serviks dan vagina anterior, serta
kelenjar-kelenjar uterus. Sekresi estrogen ke dalam urine mengalami peningkatan, sementara
progesteron di dalam darah menurun akibat terjadinya vakuolisasi degenerasi dan
pengecilan corpus luteum secara cepat.
Fase proestrus didominasi oleh sel intermediet dalam jumlah yang cukup banyak
diikuti oleh kemunculan sel superfisial dan kornifikasi, pada fase estrus sel kornifikasi dan
sel superfisial sangat dominan, pada fase metestrus bentukan sel parabasal mulai muncul
diikuti kehadiran leukosit, namun masih terdapat sisasisa sel kornifikasi dan superfisial,
pengamatan pada fase diestrus bentukan sel parabasal dan intermediet sangat dominan, sel
superfisial dan kornifikasi tidak terlihat (Saputra et al., 2007; Meydilasari et al., 2020).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Fase Siklus Estrus (Birahi) Pada Ternak (Kambing)
1. Pada Proestrus
Periode ini dimulai dari saat beregrasinya corpus luteum sampai hewan benar-
benar berahi. Pada saat ini hewan telah memperlihatkan tanda-tanda berahi,tetapi
belum bersedia untuk melakukan kopulasi. Hal ini mungkin disebabkan karena kadar
estrogen yang dihasilkan oleh folikel belum cukup untuk memalingkan kehendak
betina untuk menerima hewan jantan. Perubahan alat kelamin bagian dalam, terlihan
pada ovariumnya, dimana terjadi pertumbuhan folikel yang cepat sekali dari folekel
terties menjadi folikel de Graaf. Uterus dan oviductebih banyak mengandung
pembuluh darah dari pada biasanya. Kelenjer-kelenjer endo metrium tumbuh
memanjang, cervix mulai merilex dan kelenjer-kelenjer lendir mulai bereaksi.
2. Pada Estrus
Tingkah laku reproduksi kambing ini menyangkut periode estrus (birahi) dan
masa kawin yang paling baik untuk kambing. Panjang siklus estrus pada kambing
adalah 21 (15-24) hari/kisaran. Beberapa tingkah laku atau ciri-ciri kambing betina
dewasa sedang mengalami birahi antara lain:
a) Kambing mengembek (mengembik) lebih banyak dari biasanya walaupun pakan hijauan
makanan ternak tersedia di dekatnya
b) Kambing betina dewasa terlihat gelisah.
c) Kambing betina yang birahi sering menggesek-gesekkan badannya ke dinding kandang.
d) Vulva kambing betina membengkak dari biasanya. Dalam hal ini peternaklah yang dapat
memantau secara pasti sebab merekalah yang paling sering berinteraksi dengan kambing
tersebut.
e) Vulva terlihat memerah atau lebih merah dari biasanya.
f) Kambing betina yang sedang birahi akan tenang bila didekati pejantan (bandot).
Terkadang ada beberapa kambing betina akan menganjak (menaiki) kawanan kambing
didekatnya.
3. Pada Maestrus
Periode ini ditandai dengan tidak terlihat tau telah terhentinya berahi.Sel-sel
granulosa folikel dibagian bekas ovum yang berevolusi betrtumbuh dengan cepat
membentuk corpus luteum (corpora klutea pada hewan yang multipel ovulasi)
dibawah pengaruh LH dari Adenohypophysa. Corpus luteum yang terbentuk
menghasilkan progesteron, yang menghambatsekresi FSH. Akibatnya pematangan
folikel tertier menjadi folikal de Graaf terhenti. Pada saat ini terjadi perubahan pada
uterus untuk menyiapkan diri memelihara perkembangan embrio. Pada sapi selama
awal metestrus kadang-kadang terlihat pendarahan (haemorrhagi). Pendarahan ini
disebabkan karena pecahnya kapiler yang sangat hiperhaemis pada lapisan epitel
dinding uterus akibat penurunan estrogen.
4. Pada Diestrus
Periode dietrus adalah periode terpanjang diantara keempat periode siklus
berahi.Periode ini terjadi pada hari kelima pada sapi,pada babi dan domba hari
keempat, dan hari kedelapan pada kuda. Dalam periode ini corpus luteum sudah
berfungsi sepenuhnya. Endometrium menebal, kelenjer dan urat daging uterus
berkembanmg untuk merawat embrio dari hasil pembuahan danuntuk pembentukan
plasenta. Bila nmemang terjadi pembuahan keadaan ini berlanjut sealama
kebuntingan,dan corpus luteum tetap bertahan sampai terjadi kelahiran, dan corpus
lutemnya dinamakan corpus luteum gravidatum. Bila tidak terjadi pembuahan, corpus
luteum akan beregrasi. Umur corpus luteum pada kambing mencapai 16 hari.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam kajian di atas dapat di simpulkan bahwa siklus birahi pada setiap hewan berbeda
antara satu sama lain tergantung dari bangsa, umur, dan spesies. Interval antara timbulnya satu
periode berahi ke permulaan periode berikutnya disebut sebagai suatu siklus berahi. Siklus
berahi pada dasarnya dibagi menjadi 4 fase atau periode yaitu ; proestrus, estrus, metestrus, dan
diestrus.
Dan juga tingkah laku seksual pada ternak kambing terlihat apabila kambing tersebut
sedang dalam masa birahi maka kambing tersebut akan tampak :
a) Kambing mengembek (mengembik) lebih banyak dari biasanya walaupun pakan hijauan
makanan ternak tersedia di dekatnya
b) Kambing betina dewasa terlihat gelisah.
c) Kambing betina yang birahi sering menggesek-gesekkan badannya ke dinding kandang.
d) Vulva kambing betina membengkak dari biasanya. Dalam hal ini peternaklah yang dapat
memantau secara pasti sebab merekalah yang paling sering berinteraksi dengan kambing
tersebut.
e) Vulva terlihat memerah atau lebih merah dari biasanya.
f) Kambing betina yang sedang birahi akan tenang bila didekati pejantan (bandot).
Terkadang ada beberapa kambing betina akan menganjak (menaiki) kawanan kambing
didekatnya.
Apabila hewan ternak tersebut pada saat berahi harus diperhatikan secra khusus karena
pada saat berahi ternak mengalami tingkah laku yang berbeda dari biasanya dan harus segera
dikawinkan.Berahi juga dipengarui oleh hormon reproduksi,apabila hormon-hormon yang
ada dalam hewan ternak tidak normal maka hewan ternak tersebut berahinya akan mengalami
gangguan sehingga berahinya terhambat atau agak lama.
DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari, L., Rahayu, S., and Baihaqi, M. (2018). Respon fisiologis dan
palabilitas domba ekor tipis terhadap limbah tauge dan kangkung kering sebagai pakan
pengganti rumput. Journal of Livestock Science and Production 2(1): 56-63.
Rasad, S.D. and Setiawan, R. (2017). Cytological characteristics of mucose cell
and vaginal temperature and pH during estrous cycle in local sheep. Anim. Prod. 19(1):
21-27.
Zakiya Zt, Feby Yeriska, Putri Rachma Auliya, Yusni Atifah. (2021). Analisis
Tingkah Laku Seksual Hewan Ternak Kambing (Capra aegagrus hircus) Dalam Fungsi
Reproduksi Guna Meningkatkan Produktivitas Hewan Ternak. Inovasi Riset Biologi
dalam Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Lokal. ISBN :2809-8447
Kelviano Muqit , Irkham Widiyono, Yanuartono , Sarmin , Tridjoko Wisnu Murti.
(2021). Undernutrisi dan Anestrus pada Kambing Bligon Induk Umur 2-3 Tahun yang
Dipelihara dengan Pasokan Pakan Terbatas: Sebuah Studi Kasus. Jurnal Sain Veteriner,
Vol. 39. No. 1. April 2021, Hal. 36-46 DOI :10.22146/jsv. 56917.
Gustavo Arcos-Gómez , Iván Yánez-Ortiz , Antonio. Murillo-Ríos , and Luis.
Mena-Miño. (2022). Comparison of the Reproductive Methods Used for Alpine Goats
with Previously Synchronized Estrus Comparación de Dos Tipos de Reproducción en
Cabras de Raza Alpina con Celo Previa mente Sincronizado. INTERNACIONAL DE
PRODUCCIÓN PECUARIA Y AGROINDUSTRIAL ESPOCH. DOI
10.18502/espoch.v2i2.11180.
Saputra D, Sumartono S, and Humaidah N. ( 2017). Hubungan kualitas estrus
berdasarkan profil sitologi swab vagina dan gejala estrus terhadap keberhasilan IB
intracervical kambing Peranakan Etawa. Dinamika Rekasatwa 2: 1-9