Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGUKURAN LAJU TRANSPIRASI DAN EVAPORASI


PADA DAUN TUMBUHAN

Disusun Oleh:
Nurvi Selvi Arviani (A.2010976)

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
2022
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hampir


semua proses fisiologi dalam tumbuhan berlangsung dengan adanya air dan reaksi
kimia penting seperti proses fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada air.
Dalam proses transport, air merupakan sarana vital, demikian juga untuk
mempertahankan turgor sel, air adalah unsur utamanya. Meskipun peranannya
penting, jumlah air yang dipergunakan dalam proses tumbuhan hanyalah
merupakan sebagian kecil dari jumlah air yang diabsorpsi dari tanah. Sebagian
besar air (sekitar 99%) yang masuk dalam tumbuhan meninggalkan daun dan
batang sebagai uap air, melalui daun. Transpirasi adalah peristiwa kehilangan air
dari permukaan tumbuhan melalui selsel hidup. Terdapat dua jenis transpirasi, yaitu
transpirasi melalui stomata disebut transpirasi stomata dan transpirasi melalui
kutikula disebut transpirasi kutikula.

Laju transpirasi merupakan banyaknya air yang menguap per satuan luas
dikalikan dengan jumlah luas permukaan bagian yang bertraspirasi dalam satuan
watu tertentu. Laju transpirasi tergantung dari faktor dalam atau faktor tanaman
seperti struktur daun yang menyangkut lebar daun, adanya kutikula dan letak serta
jumlah stomata. Selain faktor dalam juga tergantung faktor luar atau faktor
lingkungan seperti permukaan daun per waktu. Satuan yang paling banyak
digunakan yaitu g mjam atau g m cm2 detl Metode yang paling umum digunakan
untuk mengukur transpirasi adalah metode grafimetrik. Metode ini disebut juga
sebagai metode pot atau linsimeter yang mempunyai teknik pelaksanaan sederhana
dan dapat digunakan bagi penelitian atau alat demonstrasi/alat peraga. Metode lain
dengan menggunakan porometer diffusi, kobalt klorida, potometer, dan penganalisa
infra merah/IRGA. Metode pengukuran laju ranspirasi yang digunakan pada
praktikum ini adalah medote kobalt klorida.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju relative transpirasi dan


evaporasi pada permukaan atas dan bawah daun tumbuhan
II TINJAUAN PUSTAKA

Transpirasi merupakan suatu kejadian dimana uap air menghilang dari


permukaan tumbuhan. Hilangnya uap air ini bisa melalui stomata ataupun kutikula,
namun kebanyakan uap air hilang memalui stomata. Evaporasi merupakan proses
fisika murni yang tidak diatur oleh bukaan stomata, tekanan, tidak hanya pada
jaringan hidup dan permukaan yang menjalankannya menjadi kering (Silaen 2021).

Pepaya jenis California merupakan papaya yang popular di kalangan


masyarakat. Tumbuhan ini memiliki daun yang tersusun spiral dan menutupi ujung
batang. Termasuk ke dalam jenis daun tunggal, ujungnya meruncing, pangkal
bertoreh, dan memiliki bagian tepi yang bergerigi. Daun pepaya California
memiliki diameter berkisar 20-75 cm yang ditopang dengan batang yang memiliki
panjang 25-100 cm (Damar 2018).

Tanaman mangga merupakan buah yang berasalh dari India yang kemudian
menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki daun
tunggal tanpa anak penumpu dengan panjang tiap daunnya sekitar 9-40 cm dan
lebar 2-12,5 cm. Daun mangga muncul pada ranting-ranting dengan lebat dan
berwarna kuning kemerahan pada awalnya lalu lama kelamaan berubah menjadi
warna kuning tua atau hijau tua. Pangkal daun tanaman ini berbentuk lancip tetapi
tepi daunnya bergelombang disertai dengan ujung daun yang juga lancip (Mitra
Agro Sejati 2017).

Tanaman kopi memiliki daun yang berbentuk bulat telur, bergaris ke


samping, bergelomang, hijau pekat, kekar, dan meruncing di bagian ujungnya.
Daun kopi tumbuh dan tersusun secara berdampingan pada ketiak batang, cabang,
dan ranting. Kopi arabica memiliki daun yang lebih tipis dan kecil dibandingkan
dengan kopi robusta (Panggabean 2011).
III METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2022 pada pukul 13.00 WIB
bertempat di Laboratorium Universitas Djuanda Bogor

3.2 Alat dan Bahan

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. 3 jenis tanaman
2. Kertas kobalt khlorida
3. Plastik mika

Sementara itu, alat yang digunakan adalah:

1. Penjepit kertas
2. Pinset
3. Stopwatch

3.3 Metode Pelaksanaan

A. Mengukur Kecepatan Transpirasi Metode Kertas Kobalt Khlorida

Langkah-langkah pelaksanaan praktikum pengukuran kecepatan transpirasi


metode kertas kobalt khlorida adalah:

1. Ambil kertas kobalt khlorida bergaris tengah 1 cm yang telah dikeringkan


menggunakan pinset, lalu letakkan pada selembar plastik mika yang dilipat
pada bagian tengahnya. Kertas kobalt khjorida berwarna biru saat kering
dan berwarna merah muda bila disimpan di tempat lemibab, sehingga harus
disimpan pada boto kering yang berisi CaCh anhidrida
2. Tempelkan kertas kobalt khlorida yang telah dilindungi oleh plastik mika
pada bagian atas dan bawah daun tumbuhan sehingga seluruh bagian daun
tertutupi oleh kertas kobalt khlorida
3. Ukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merubah warna kertas kobalt
khlorida dari biru menjadi merah muda pada masing-masing daun amatan.
Jika perubahan warna kertas kobalt khlorida lebih dari 30 menit, maka
transpirasi daun diabaikan
4. Laju transpirasi dapat dihitung menggunakan rumus:

3600 ∙ 𝑋
𝐺=
𝑇

Keterangan:

G =Transpirasi (kehilangan uap air) dinyatakan dalam g dm2 jam (g/dm /jam),
untuk permukaan daun sebelah atas dan bawah

X=Banyaknya uap air yang dibutuhkan untuk mengubah 1 dm kertas kobalt


khlorida dari biru menjadi merah muda (nilai X tergantung dari luas kertas kobalt
khlorida yang digunakan dalam praktikum dan harus ditetapkan terlebih dahulu)

T= Waktu (s) yang diperlukan untuk mengubah warna kertas kobalt khlorida dari
biru menjadi merah jambu

B. Mengukur Kecepatan Evaporasi

Langkah-langkah pelaksanaan praktikum pengukuran kecepatan evaporasi

1. Ambil daun tanaman yang akan digunakan, lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui bobot dan luasnya
2. Gambar daun pada selembar kertas tersebut, kemudian gunting
3. Hitung luas daun tanaman menggunakan rumus :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑢𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

4. Ambil lembaran daun yang telah diketahui luasnya, kemudian timbang dan
gantung di bawah cahaya matahari dengan interval waktu 60 menit dan
lakukan penimbangan bobot daun selama 15 menit sekali
5. itung kecepatan respirasi menggunakan rumus:

𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖 = ∶ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑢𝑛
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Transpirasi
Waktu (T) = 60 menit = 3.600 detik
• Daun 1 (Pepaya)
L = 6,6 x o,8 cm = 5,28 cm → 0,528 dm

G =
• Daun 2 (Mangga)
L = 7 x o,8 cm = 5,6 cm → 0,56 dm

G =
• Daun 3 (Kopi)
L = 6,6 x o,8 cm = 5,28 cm → 0,528 dm
3600
G = 3600 × 0,528 = 0,528

4.1.2 Hasil Pengamatan Kecepatan Evaporasi


Panjang kertas = 27,7 cm
Lebar kertas = 19,2 cm
Bobot total kertas = 4,657 g
Luas total kertas = 531,84 cm
Bobot kertas guntingan gambar daun 1 (papaya) = 0,3438 g
Bobot kertas guntingan gambar daun 2 (mangga) = 0.9275 g
Bobot kertas guntingan gambar daun 3 (kopi) = 1,2931 g
0,3438 𝑔
• Luas Daun 1 = × 531,84 𝑐𝑚 = 39,26 𝑐𝑚
4,657 𝑔
0,9275 𝑔
• Luas Daun 2 = × 531,84 𝑐𝑚 = 105,92 𝑐𝑚
4,657 𝑔
1,2931 𝑔
• Luas Daun 3 = × 531,84 𝑐𝑚 = 147,67 𝑐𝑚
4,657 𝑔

Tabel 1. Hasil Pengukuran Evaporasi

Daun Bobot daun tanaman (g)


No Tanaman Awal (0 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
m)
1 Pepaya 0,2948 0,2565 0,2349 0,2144 0,1311
2 Mangga 1,3257 1,2528 1,1671 1,1820 1,1714
3 Kopi 1,9870 1,9075 1,8175 1,8120 1,7176
• Kecepatan evaporasi daun 1
0,2984−0,1311
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0048 g cm-2menit-1
39,26
• Kecepatan evaporasi daun 2
1,3257−1,1714
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0219 g cm-2menit-1
105,92
• Kecepatan evaporasi daun 3
1,9870−1,7176
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,00003 g cm-2menit-1
147,67

Uji laju transpirasi juga menggunakan metode kertas kobalts yang dilipat pada
kedua sisi daun dengan waktu 60 menit dimana perubahan warna kerta kobalt
serentak terjadi pada sisi atas daun.
4.2 Pembahasan
Kecepatan transpirasi suatu tanaman tentunya berbeda-beda sesuai dengan
morfologinya. Disamping morfologi, ada beberapa faktor yang
memengaruhi transpirasi tumbuhan menurut Silaen (2021), yaitu :
1. Faktor dalam
• Stomata
Jumlah per satuan luas, letak atau lokasi stomata, waktu bukaan
stomata, banyak sedikitnya stomata dan bentuk stomata
• Daun
Warna daun, posisi menghadap matahari, besar kecilnya daun, tebal
tipisnya daun, berlapiskan lilin dan banyak sedikitnya bulu di
permukaan daun.
2. Faktor luar
• Sinar matahari
Stomata secara alami akan terbuka ketika terkena sinar matahari dan
sebaliknya. Semakin tinggi intensitas cahaya maka transpirasi akan
semakin tinggi.
• Temperatur, temperature yang naik akan menambah tekanan uap di
dalam daun dan menambah tekanan uap di luar daun. Tidak
terbatasnya udara yang berada di luar daun membuat tekanan uap
tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun dan
mengakibatkan uap air akan lebih mudah berdifusi dari dalam daun
ke udara bebas. Semakin tinggi temperatur maka kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi.
• Kelembaban udara, udara yang basah dapat menghambat transpirasi
begitu pula sebaliknya
• Angin
Angin cenderung meningkatkan laju transpirasi tanaman baik di
dalam naungan ataupun tidak. Dalam udara yang bergerak, besarnya
lubang stomata memiliki pengaruh yang besar terhadap transpirasi
dibandingkan dalam udara tenang. Akan tetapi efek angin secara
keseluruhan selalu meningkatkan transpirasi.

Berdasarkan hasi tabel 1, transpirasi pada daun papaya terbilang lebih lambat
dibandingkan dengan daun manga dan daun kopi dengan waktu yang sama. Hal ini
terjadi karena luas permukaan papaya lebih kecil dibandingkan dengan luas
permukaan daun manga dan kopi sehingga laju transpirasi daun pepaya terbilang
rendah atau lambat.

Dalam penelitian Da Costa dan Daningsih (2022), ketebalan daun dengan laju
transpirasi memiliki kolerasi yang bernilai negatif sehingga menunjukkan bahwa
hubungan antara ketebalan daun dan laju transpirasi berbanding terbalik dimana
semakin tebal daun maka laju transpirasi semakin kecil. Daun pepaya memiliki
tingkat ketebalan yang rendah atau tipis dibandingkan dengan daun mangga dan
daun kopi sehingga laju transpirasi daun pepaya lebih besar jika ditinjau dari segi
ketebalan daun.

Disamping dengan luas permukaan dan ketebalan duan, temperatur juga ikut
serta sebagai pengaruh nyata laju transpirasi, dalam waktu 60 menit laju transpirasi
daun pepaya, mangga dan kopi dinilai kurang cepat dilihat dari pengurangan bobot
yang tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan saat pengambilan data suhu udara
dalam lab menurun akibat cuaca hujan. Suhu udara yang dingin menurunkan
kelembaban ruangan sehingga stomata pada daun menjadi semakin rapat. Semakin
tidak rapatnya stomata pada daun maka mampu mengurangi hilangnya air dari
tumbuhan. Tingginya kelembaban dapat membuat laju transpirasi semakin lambat
(Hamzah 2010).
Lubang-lubang stomata yang terlalu berdekatan akan menghambat
penguapan lubang yang ada di dekatnya. Bentuk stomata oval lebih memudahkan
tanaman untuk mengeluarkan air daripada yang berbentuk bundar (Izza dan Laily
2015).

Perlambatan ini juga terjadi akibat kurangnya sinar matahari sehingga


stomata tidak membuka secara keseluruhan yang membuat laju transpirasi pada
daun tidak terlalu optimal. Uji laju transpirasi dengan kertas kobalt juga
menunjukkan bahwa laju transpirasi bergerak lambat. Pengujian selama 60 menit
hanya mengubah sedikit warna kertas kobalt pada bagian atas daun. Warna pink ini
mengindikasikan bahwa penguapan pada sisi atas lebih tinggi dibanding dengan sisi
bawah daun. Semakin lama warna kertas kobalt berubah maka semakin sedikit air
yang diuapkan ke permukaan daun (Shalsabilla et al., 2016).
V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan serta beberapa pembahasan terkait transpirasi,


dapat disimpulkan bahwa laju transpirasi di pengaruhi oleh morfologi daun itu
sendiri serta beberapa faktor eksternal seperti temperature, sinar matahari, dan
kelembaban udara. Hasil dari pengujian kobalt juga menunjukkan bahwa laju
transpirasi daun sisi atas lebih besar dibandingkan dengan laju transpirasi daun sisi
bawah, hal ini dapat diakibatkan karena jumlah stomata daun sisi atas lebih banyak
dibanding daun sisi bawah.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Daun yang Diberi Kertas Kobalt


DAFTAR PUSTAKA

Binsasi, R. Sancayaningsih, P. Murti, H. 2016.Evaporasi dan Transpirasi Tiga


Spesies Dominan dalamKonservasi Air di Daerah Tangkapan Air (DTA)
Mata Air Geger Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Biologi.
1(3): 32-34.

Da Costa, Y. Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi pada


Tanaman Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 27(1): 40-47.

Hamza, F. 2010. Studi Morfologi dan Anatomi Daun Edelweis Jawa (Anaphalis
javanica) pada Zona Ketinggian yang Berbeda di taman Nasional Bromo
Tengger Semeru Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Biologi Universitas islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Nuwa, B. Titom I. Mondiana, Q. Rahardji P. 2019. Studi Perbandingan Transpirasi


antar Pohon di Hutan Kota Malabar (Penelitian Pendahuluan untuk Solusi
Pengeloaan Lahan Kering). Buletin LOUPE. 15(2): 46-51.

Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT. Agro Medua Pustaka.

Silaen, S. Pengaruh Transpirasi Tumbuhan dan Komponen Didalamnya. 2021.


Agroprimatech. 5(1): 14-20.

Shalsabilla, E. Agustin, N. Nuri, Syahidah, N. Junaidi, A. Khairiah, A. Rahmah, S.


Avenna, D. Umriyati. Transpirasi. https://pdfcoffee.com/jurnal-transpirasi-
fisiologi-tumbuhan-pdf-free.html [online]. Diakses pada 3 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai