Oleh
Tanaman kakao berasal dari Amerika Selatan dan tempat tumbuhnya di hutan
hujan tropis, tanaman kakao telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat
selama 2000 tahun. Nama latin tanaman kakao adalah Theobroma Cacao yang
berarti makanan untuk Tuhan. Masyarakat Aztec dan Mayans di Amerika Tengah
telah membudidayakan tanaman kakao sejak lama, yaitu sebelum kedatangan
orang-orang Eropa. Orang-orang Indian Mesoamerika yang pertama kali
menciptakan minuman dari serbuk coklat yang dicampur dengan air dan
kemudian diberi perasa seperti: merica, vanili, dan rempah-rempah lainnya.
Minuman ini merupakan minuman spesial yang biasanya dipersembahkan untuk
pemerintahan Mayan dan untuk upacara-upacara special. Masyarakat Mayan
menggunakan biji kakao sebagai mata uang (sebagai alat pembayaran) (Hikmatul,
2015).
1.2 Tujuan
Praktikum Dasar - Dasar Agronomi dilaksanakan pada hari Selasa pukul 07.00 -
09.50 WIB di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Alat yang digunakan yaitu polybag, penggaris, platik. Bahan yang digunakan
yaitu media tanam tiga perlakuan biochar, tanah, NPK, dan benih kakao.
Disiapkan alat dan bahan yaitu polybag, penggaris, plastic, dan media tanam
dengan tiga perlakuan.
Polibag ukuran 20 x 10 cm, diberi lubang, dibalik, dan diisi media tanah
top soil sepertiga bagian bawah, seperempat bagian selanjutnya diisi
biochar, dan seperempat bagian atas diisi tanah, sehingga 5/6 bagian
polibag terisi media.
Buah kakao dari pohon klonal MCC 02, difoto, diukur panjang dan lilit
buah,
dibelah dan dihitung jumlah biji.
Polibag diberi label sesuai perlakuan dan disusun di bedengan, diberi tanah
disekitar polibag
Diamati persentase biji yang tumbuh, tinggi tanahan, jumlah daun, dan
diameter bibit.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Pembibitan tanaman kakao klon MCOO2 dengan perlakuan tanah, tanah
+biochar, dan tanah+biochar+ NPK.
1. Perlakuan 1 Tanah
Jumlah ulangan 7
Waktu berkecambah 7 hari
Tinggi dan jumlah
daun Minggu ke 1
• T1 = 10 cm 3 daun
• T2 = 11 cm 3 daun
• T3 = 9 cm 4 daun
• T4 = 10 cm 4 daun
• T5 = 10 cm 3 daun
• T6 = 11 cm 3 daun
• T7 = 12 cm 4
daun Minggu ke 2
• T1 = 15 cm 3 daun
• T2 = 16 cm 3 daun
• T3 = 15 cm 4 daun
• T4 = 16 cm 4 daun
• T5 = 16 cm 3 daun
• T6 = 15 cm 3 daun
• T7 = 15 cm 4 daun
Minggu ke 3
• T1 = 20 cm 5 daun
• T2 = 21 cm 3 daun
• T3 = 20 cm 5 daun
• T4 = 20 cm 5 daun
• T5 = 22 cm 3 daun
• T6 = 18 cm 4 daun
• T7 = 18 cm 5 daun
Minggu ke 4
• T1 = 26 cm 7 daun
• T2 = 27 cm 5 daun
• T3 = 26 cm 6 daun
• T4 = 26 cm 6 daun
• T5 = 28 cm 4 daun
• T6 = 25 cm 5 daun
• T7 = 25 cm 6 daun
Minggu ke 5
• T1 = 28 cm 8 daun
• T2 = 29 cm 5 daun
• T3 = 28 cm 6 daun
• T4 = 28 cm 6 daun
• T5 = 30 cm 4 daun
• T6 = 27 cm 5 daun
• T7 = 27 cm 6 daun
Minggu ke 6
• T1 = 30 cm 9 daun
• T2 = 31 cm 5 daun
• T3 = 30 cm 6 daun
• T4 = 30 cm 6 daun
• T5 = 32 cm 4 daun
• T6 = 29 cm 5 daun
• T7 = 29 cm 6 daun
Minggu ke 7
• T1 = 32 cm 10 daun
• T2 = 33 cm 6 daun
• T3 = 32 cm 7 daun
• T4 = 32 cm 7 daun
• T5 = 34 cm 5 daun
• T6 = 31 cm 6 daun
• T7 = 31 cm 6 daun
Minggu ke 8
T1 = 34 cm 11 daun
T2 = 35 cm 7 daun
T3 = 34 cm 8 daun
T4 = 34 cm 8 daun
T5 = 36 cm 6 daun
T6 = 33 cm 7 daun
T7 = 33 cm 7 daun
Kondisi tanaman dengan
perlakuan tanah sehat secara
keseluruhan serta mengalami
pertumbuhan dan perkembangan
secara signifikan.
2. Perlakuan 2 Tanah+Biochar
Jumlah ulangan 7
Waktu berkecambah 7 hari
Tinggi dan jumlah
daun Minggu ke 1
• TB1 = 10 cm 3 daun
• TB2 = 12 cm 2 daun
• TB3 = 11cm 4 daun
• TB4 = 12 cm 4 daun
• TB5 = 10 cm 3 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 9 cm 3
daun Minggu ke 2
• TB1 = 15 cm 3 daun
• TB2 = 18 cm 2 daun
• TB3 = 17 cm 4 daun
• TB4 = 17 cm 4 daun
• TB5 = 16 cm 3 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 14 cm 3
daun Minggu ke 3
• TB1 = 20 cm 4 daun
• TB2 = 23 cm 2 daun
• TB3 = 22 cm 4 daun
• TB4 = 20 cm 4 daun
• TB5 = 19 cm 3 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 16 cm 3
daun Minggu ke 4
• TB1 = 24 cm 5 daun
• TB2 = 25 cm 3 daun
• TB3 = 24 cm 5 daun
• TB4 = 22 cm 5 daun
• TB5 = 21 cm 4 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 18 cm 4
daun Minggu ke 5
• TB1 = 26 cm 6 daun
• TB2 = 27 cm 4 daun
• TB3 = 26 cm 6 daun
• TB2 = 26 cm 4 daun
• TB3 = 28 cm 6 daun
• TB4 = 26 cm 6 daun
• TB5 = 25 cm 5 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 22 cm 5
daun Minggu ke 7
• TB1 = 29 cm 7 daun
• TB2 = 29 cm 5 daun
• TB3 = 30 cm 7 daun
• TB4 = 29 cm 7 daun
• TB5 = 28 cm 6 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 25 cm 6
daun Minggu ke 8
• TB1 = 31 cm 7 daun
• TB2 = 31 cm 5 daun
• TB3 = 32 cm 7 daun
• TB4 = 31 cm 7 daun
• TB5 = 30 cm 6 daun
• TB6 = 9 cm 0 daun
• TB7 = 27 cm 6 daun
Kondisi tanaman dengan perlakuan
tanah sehat secara keseluruhan
serta mengalami pertumbuhan dan
perkembangan secara signifikan
kecuali pada TB6 tanaman tidak
mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang signifikan.
3. Perlakuan 2 Tanah+Biochar+NPK
Jumlah ulangan 7
Waktu berkecambah 7 hari
Tinggi dan jumlah
daun Minggu ke 1
• TBN1 = 8 cm 3 daun
•TBN2 = 10 cm 3 daun
•TBN3 = 8 cm 4 daun
•TBN4 = 9 cm 4 daun
•TBN5 = 9 cm 3 daun
•TBN6 = 10 cm 3 daun
•TBN7 = 13 cm 3
daun Minggu ke 2
•TBN1 = 11 cm 3 daun
•TBN2 = 12 cm 3 daun
•TBN3 = 11 cm 4 daun
•TBN4 = 13 cm 4 daun
•TBN5 = 13 cm 3 daun
•TBN6 = 15 cm 4 daun
•TBN7 = 16 cm 4
daun Minggu ke 3
• TBN1 = 15 cm 4daun
•TBN2 = 12 cm 4 daun
•TBN3 = 17 cm 4 daun
•TBN4 = 18 cm 5 daun
•TBN5 = 18 cm 3 daun
•TBN6 = 19 cm 4 daun
•TBN7 = 20 cm 4
daun Minggu ke 4
•TBN1 = 20 cm 5 daun
•TBN2 = 18 cm 4 daun
•TBN3 = 22 cm 4 daun
•TBN4 = 20 cm 5 daun
•TBN5 = 20 cm 4 daun
•TBN6 = 24 cm 5 daun
•TBN7 = 25 cm 4
daun Minggu ke 5
•TBN1 = 26 cm 6 daun
•TBN2 = 24 cm 5 daun
•TBN3 = 28 cm 6 daun
•TBN4 = 30 cm 5 daun
•TBN5 = 26 cm 5 daun
•TBN6 = 30 cm 5 daun
•TBN7 = 29 cm 4
daun Minggu ke 6
•TBN1 = 28 cm 6 daun
•TBN2 = 26 cm 5 daun
•TBN3 = 30 cm 6 daun
•TBN4 = 32 cm 5 daun
•TBN5 = 28 cm 5 daun
•TBN6 = 32 cm 5 daun
•TBN7 = 31 cm 4
daun Minggu ke 7
• TBN1 = 30 cm 7 daun
• TBN2 = 28 cm 6 daun
• TBN3 = 32 cm 7 daun
• TBN4 = 34 cm 6 daun
• TBN5 = 29 cm 6 daun
• TBN6 = 34 cm 6 daun
• TBN7 = 33 cm 5
daun Minggu ke 8
• TBN1 = 30 cm 7 daun
• TBN2 = 30 cm 6 daun
• TBN3 = 32 cm 7 daun
• TBN4 = 36 cm 6 daun
• TBN5 = 31 cm 6 daun
• TBN6 = 36 cm 6 daun
• TBN7 = 35 cm 5 daun
Kondisi tanaman dengan perlakuan
tanah sehat secara keseluruhan
serta mengalami pertumbuhan dan
perkembangan secara signifikan
3.2 Pembahasan
Hutan hujan tropis upper Amazon adalah daerah tanaman kakao yang tumbuh dan
terlindung oleh pohon-pohon yang lebih besar dari tanaman kakao. Mungkin
karena itulah timbul anggapan bahwa pohon kakao perlu pohon pelindung.
Tanaman kakao memerlukan batas temperatur tertentu. Temperature rata-rata
setahun 250C dengan temperatur harian rata-rata terdingin tidak boleh kurang dari
150C. Bila terjadi penurunan temperatur dibawah 220C, maka perkembangan
primordial bunga terhenti dan akan normal kembali setelah suhu naik menjadi
250C (Waluyo, 2010).
Lingkungan hidup tanaman kakao adalah daerah hutan yang banyak di tumbuhi
pohon yang tinggi sehingga memberi naungan dan mengurangi pencahayaan
penuh. Tanaman kakao kalau tidak diberi naungan pelindung akan mengakibatkan
lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek
Kakao dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Hal yang terpenting adalah lapisan
tanah harus dalam, sehingga dapat memberi kesempatan pertumbuhan akar
dengan bebas, dan kandungan bahan organik yang cukup. Artinya tidak
kekurangan air dan tidak pula terendam air untuk waktu lebih dari 24 jam.
Perbedaan dalam pertumbuhan semata-mata akibat pengaruh curah hujan dan
kesuburan tanah atau kadar humus dari tanah (Hardjowigeno, 2010).
Tanaman kakao memerlukan solum tanah yang dalam (minimal 1,5 m, bahkan
lebih dalam untuk tanah berpasir dengan curah hujan rendah), sebaiknya
mempunyai strutur tanah yang berdrainase baik, serta kelembapan tanah yang
cukup. Sistem perakaran tanaman kakao sangat dangkal; lebih dari 80% dari akar-
akarnya berada pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah, sehingga sangat
peka terhadap kekeringan. Hal itu merupakan masalah yang sering didapatkan
pada tanah yang bertekstur ringan yang biasanya mempunyai kapasitas menahan
air dan kapasitas tukar kation rendah (Suyamto, 2010).
Pracaya, P.C. dan Kahono. 2011. Kiat Sukses Budidaya Kakao. PT Macana Jaya
Cemerlang. Klaten.
Prawoto, A.A. dan R. Erwiyono. 2008. Potensi Budi Daya Kakao untuk
Pembangunan Ekonomi di Aceh Barat. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia.