Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS VEGETASI GULMA

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh

Kelompok 4

1.Rendy karisma aprizal NPM: 2114181053

2. Nabila Viony Anggraini NPM: 2114181009

3. Naufal Putra R NPM: 2154181001

4. Ivo Sitorus NPM: 2114181031

5. Violeta Cahya Ajeng NPM: 2114181049

6. Hari Hidayat Riski Junior NPM: 2114181043

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma sering kali menimbulkan berbagai masalah pada lahan pertanian.


Kerusakan tanaman. Penurunan produksi pertanian akibat gulma pada umumnya
memiliki korelasi yang searah dengan populasi gulma itu sendiri. Namun
demikian gulma disuatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan
ternak atau sebagai obat obatan . Gulma dapat merugikan tanaman baik dari
perebutan penguasaan sarana tumbuh, ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan
gulma. Posisi gulma sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan menyebabkan
pengendalian gulma mendapat perhatian lebih. Salah satu cara untuk mengetahui
cara tepat dalam pengendalian gulma adalah dengan analisis vegetasi
(Andrixinata, 2010).

Vegetasi dapat diartikan sebagai komunitas tumbuhan yang menempati suatu


ekosistem. Komposisi vegetasi sering kali berubah seiring dengan berjalannya
waktu, perubahan iklim, dan aktivitas manusia. Perubahan vegetasi ini mendorong
perlu dilakukannya analisi vegetasi. Analisis vegetasi merupakan suatu cara untuk
menemukan komposisi jenis vegetasi dari yang paling dominan hingga tidak
dominan Keadaan vegetasi yang diamati berupa bentuk vegetasi seperti rumput,
semak rendah, tumbuhan menjalar, herba, maupun tumbuhan dalam hamparan
yang luas. Dalam kaitannya dengan gulma, analisis vegetasi digunakan untuk
mengetahui gulma- gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan
sarana tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana tumbuh pada umumnya
menentukan gulmatersebut penting atau tidak (Sembodo, 2010).
Populasi gulma yang bersifat dominan ini nantinya dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengendalian gulma.
pengendalian yang efektif dan murah serta dapat pula dimanfaatkan untuk
kegunaan lainnya, seperti sebagai pupuk hijau, dan indikator lahan pertanian.
Dengan mengetahui jenis gulma yang dominan pada agroekosistem tertentu, akan
memudahkan untuk menyusun program pengendaliannya. Analisis vegetasi
digunakan untuk mengetahui gulma- gulma yang memiliki kemampuan tinggi
dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan
sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak
(Adriadi, 2018).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah


1. Mengerti manfaat analisis vegetasi.
2. Dapat melaksanakan analisis vegetasi dengan menggunakan metode yang
umum dipaka.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis vegetasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh data
tentang komposisi flora dan dan data kuantitatif mengenai penyebaran, jumlah dan
dominansi masing-masing jenis. Pendapat lain menyatakan bahwa analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara
bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh- tumbuhan. Berdasarkan pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa analisis vegetasi adalah cara yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area
melaui pengamatan langsung. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun
dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Analisis vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah
suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Eri, 2013).

Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan
sejumlah besar biji dalam waktu singkat perkembangbiakan gulma sangat mudah
baik secara generatif maupun secara vegetatif. Secara generatif, biji-biji gulma
yang halus, ringan, dan berjumlah sangat banyak dapat disebarkan oleh angin, air,
hewan, maupun manusia. Perkembangbiakan secara vegetatif terjadi karena
bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas yang nantinya
akan membentuk tumbuhan baru. Demikian juga, bagian akar tanaman, misalnya
stolon, rhizomma, dan umbi, akan bertunas dan membentuk tumbuhan baru
(Alfredo, 2012)

Konsepsi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung


keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Misalnya apakah ditujukan untuk
mempelajari tingkat suksesi, apakah untuk evaluasi hasil suatu pengendalian
gulma. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi
vegetasi. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya,
digunakan metode garis (line intersept), untuk pengamatan sebuah contoh petak
dengan vegetasi “tumbuh menjalar” (cpeeping) digunakan metode titik (point
intercept) dan untuk suatu survei daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu,
estimasi visual (visual estimation) mungkin dapat digunakan oleh peneliti yang
sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi,
dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas
kerja/keadaan, seperti peta lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan lain
sebagainya; semuanya untuk memperoleh efisiensi (Sembodo, 2010).

Teknik pengendalian gulma yang diuraikan berikut dapat diterapkan sesuai


dengan kondisi masing-masing ekosistem tempat padi tumbuh. Misalnya, air
pengairan dan cara tanam pindah jelas tidak mungkin pada lahan kering,
Pengendalian lain yang mungkin diterapkan misalnya pengolahan tanah,
pemilihan varietas, cara pemupukan, dan lain-lainnya, merupakan teknologi
pengendalian gulma padi yang dapat diterapkan pada ekosistem irigasi, pasang-
surut, lahan kering, dan lahan sawah tadah hujan. Dalam implementasinya, tidak
ada satu metode pengendalian pun yang mampu menekan infestasi semua spesies
gulma. Suatu teknik pengendalian yang efektif sangat terkait erat dengan spesies
gulma sasaran (Afiatun, 2021)

Metode pengendalian gulma berbeda dengan pengendalian hama dan penyakit


tanaman, karena: komunitas gulma lebih beragam, merugikan tanaman sejak awal
sampai panen, gulma berasosiasi dengan hama, patogen, dan musuh alami, dan
gulma tumbuh berasosiasi dengan tanaman. Oleh sebab itu, pengendalian gulma
bertujuan untuk: membentuk gulma yang kaya spesies tetapi miskin populasi,
sehingga pengendalian cara mekanis maupun dengan cara pergiliran tanaman
lebih mudah, dan eradikasi total diarahkan pada gulma jahat. Memfasilitasi
adanya interaksi antara faktor biologi, lingkungan, dan cara pengendalian
sedemikian rupa agar lingkungan tumbuh lebih menguntungkan untuk
pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan pertumbuhan gulma (Azizah, 2020).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Analisis Vegetasi Gulma dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November


2022 pada pukul 07.00 – 09.50 WIB bertempat di Laboratorium Gulma, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tali rapia, alat tulis, dan kertas.
Bahan yang digunakan adalah lahan yang terdapat berbagai jenis gulma.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur pada praktikum ini adalah :

Dimasing-masing kelompok melakukan beberapa metode analisis vegetasi.

Digunakan kuadran ukuran 0,5m x 0,5m dan diletakan pada 3 tempat yang
berbeda.

Dilakukan pengamatan visual untuk menduga penutupan masing-masing


spesies gulma yang terdapat pada kuadran dan hitung jumlah populasi masing-
masing spesies tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah :


Kerapatan Dominansi
Nama
Ulangan Ulangan KM KN DM DN FM FN NP SDR
Spesies
1 2 3 1 2 3
Pennisetum
purpureum 35 16 40 67.31 48.48 58.82 91 0.59477 126 0.63 3 0.1875 1.41293 0.0785
Marsilea 11 2 21.15 0.00 2.94 13 0.08497 24 0.12 2 0.125 0.33044 0.01836
Cyperus
kyllingia 5 8 9.62 0.00 11.76 13 0.08497 21 0.11 2 0.125 0.31687 0.0176
Phyllanthus
urinaria 1 9 5 1.92 27.27 7.35 15 0.09804 9 0.05 3 0.1875 0.33192 0.01844
Ageratum
conyzoides `1 1 0.00 3,0303 1.47 1 0.00654 1 0.01 2 0.125 0.13889 0.00772
Mimosa
pudica 2 0.00 6.06 0.00 2 0.01307 0 0.00 1 0.0625 0.07557 0.0042
Synedrella
nodiflora 6 7 0.00 18.18 10.29 13 0.08497 10 0.05 2 0.125 0.26144 0.01452
Imperata
cylindrica 5 0.00 0.00 7.35 5 0.03268 7 0.04 1 0.0625 0.13194 0.00733
Total 52 33 68 100 100 100 153 1 200 1 16 16 18 0.16667

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan menunjukan bahwa didapatkan 8


jenis gulma diantaranya yaitu Pennisetum purpureum, Marsilea, Cyperus
kyllingia, Phyllanthus urinaria, Ageratum conyzoides, Mimosa pudica, Synedrella
nodiflora, Imperata cylindrica. Jumlah kerapatan yang didapatkan yakni antara 16-
40 pada gulma jenis Pennisetum purpureum dengan dominansi 48.48-67.31. Pada
gumla jenis Marsilea memiliki kerapatan antara 2-11 dengan dominansi 0.00-
21.15. Pada gulma jenis Cyperus kyllingia memiliki kerapatan antara 5-8 dengan
dominansi 0.00-11.76. Pada gulma jenis Phyllanthus urinaria memiliki kerapatan
antara 1-9 dengan dominansi 1.92-27.27. Pada gulma jenis Ageratum conyzoides
memiliki kerapatan 1 dengan dominansi 0.00-3,0303. Pada gulma jenis Mimosa
pudica memiliki kerapatan 2 dengan dominansi 0.00-6.06. Pada gulma jenis
Synedrella nodiflora memiliki kerapatan 6-7 dengan dominansi 0.00-18.18. Pada
gulma jenis Imperata cylindrica memiliki kerapatan 5 dengan dominansi 0.00-
7.35. Gulma jenis Pennisetum purpureum merupakan jenis gulma yang memiliki
kerapatan paling tinggi diantara jenis gulma lain, hal ini menunjukkan bahwa pada
daerah tersebut yang diamati jenis gulma tersebut yang paling mendominasi.
Upaya pengendalian gulma merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menekan
atau mematikan pertumbuhan gulma, sehingga keberadaannya tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya.
Salah satu pengendalian gulma yang paling sering dilakukan oleh petani adalah
pengendalian gulma secara mekanis baik menggunakan tangan secara langsung
maupun dengan batuan alat seperti gratul, gosrok, atau cangkul. Pengendalian
gulma secara mekanis merupakan kegiatan merusak bagian-bagian gulma yang
bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma tersebut. Pengendalian gulma dapat
dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah pengendalian secara
mekanik maupun pengendalian dengan menggunakan herbisida ( Barus, 2013).

Pengendalian gulma secara manual merupakan bentuk pengendalian gulma yang


dilakukan dengan mencabut gulma yang disebut juga menyiang/merumput
menggunakan tenaga manusia. Metode ini merupakan cara tradisional
(konvesional), yang hasilnya cukup baik, efektif dan telah berlangsung secara
turun temurun. Penyiangan umumnya dilakukan sekurang kurangnya 2 kali per
musim tanam/ha, juga dapat 3 dampai 4 kali tergantung pertumbuhan gulmanya.
Pada praktiknya satu kali menyiang memerlukan tenaga kerja yang cukup besar
bahkan tergantung dengan keadaan lahan, tingkat pertumbuhan gulma dan tenaga
kerjanya (Sari dkk, 2017).

Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan


menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia
yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran lingkungan.
Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini
harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya
tidak berhasil (Alfredo, 2012).
V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1. Analisis vegetasi adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui seberapa


besar sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area. Kegiatan ini
umumnya dilakukan melalui pengamatan langsung dan dilakukan pula dengan
membuat plot, serta mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang ada.

2. Metode yang dilakukan yaitu Metode Kuadrat dan Metode Visual. Metode
kuadrat adalah suatu ukuran luas yang dinyatakan dalam satuan (misalnya m2,
cm2, dan sebagainya) tetapi bentuk petak-contoh dapat segi-empat (kuadrat),
segi panjang, atau sebuah lingkaran. Dalam pelaksaan dilapangan sering
digunakan bujur sangkar. Metode Visual Pengamatan dilakukan pada titik
tertentu yang selalu tetap letaknya, misalnya selalu di tengah atau di salah satu
sudut yang tetap pada petak-contoh yang telah terbatas. Besaran yang dibitung
berupa dominansi yang dinyatakan dalam persentase penyebaran.
DAFTAR PUSTAKA

Adriadi, A. A-1-1. (2018). Analisis Vegetasi pada Perkebunan kelapa Sawit (Elair
quineensis jacq) di Kilangan Muaro Batang Hari Jurnal Sainsmatika,
Vol. 15(1):134-136.

Afiatun. 2021. Analisis Vegetasi Pohon. Universitas Negeri Semaran. Semarang.

Alfredo, N. 2012. Efikasi Herbisida Pratumbuh metil metsulfuron tunggal dan


kombinasi dengan 2,4- D, ametrin, atau diuron terhadap gulma pada
pertanaman tebu ( Saccharum Officinarum L. ). Jurnal Agro
Tropika. 17(1): 29-34.

Andrixinata. 2010. Laporan Pengendalian Gulma Analisis Vegetasi Gulma.


Departemen Agronomi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Jawa Barat.

Azizah. 2020. Analisis Vegetasi Pohon di Kawasan Taman Mumbul sebaga


Kawasan Potensi Wisata. Jurna Agrimeta. 8(16): 39-44.

Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Yogyakarta: Kanisus

Eri. 2013. Analisis Vegetasi. Universitas Jambi. Jambi.


Sari, V. I., Hafif, R. A., & Soesatrijo, J. (2017). Ekstrak gulma kirinyuh
(Chromolaena odorata) sebagai bioherbisida pra tumbuh untuk pengendalian
gulma di perkebunan kelapa sawit. Jurnal Citra Widya Edukasi, 9(1), 71-79.

Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.


LAMPIRAN
Foto Kegiatan

Gambar 1. Ulangan 1

Gambar 2. Ulangan 2

Gambar 3. Ulangan 3
Tabel Pembagian Tugas

No. Nama Uraian Pembagian Tugas


( NPM)
1. Ivo Sitorus Bab 1 Pendahuluan,
(2114181031) Bab 4 Pembahasan paragraf 2 dan 4.
2. Violeta Cahya Ajeng Bab 2 Tinjauan pustaka,
(2114181049) Bab 4 Bahas data.
3. Nabila Viony Bab 3 Metodologi Praktikum,
(2114181009) Bab 4 Tabel hasil,
Bab 5 Kesimpulan.
4. Hari Hidayat Riski Junior Bab 4 Pembahasan paragraf 3.
(2114181043) Lampiran.
5. Naufal Putra R Daftar Pustaka,
(2154181001) Pengeditan,
Print
6. Rendy karisma aprizal Cover.
(2114181053)

Anda mungkin juga menyukai