Anda di halaman 1dari 7

Tugas Praktikum Dasar Agronomi 3

Oleh:

Fahmi Abdul Aziz

205001003

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2021
1. Buatlah petak tanaman dengan jarak 20 x 25 cm dengan jumlah 60 tanaman dan
tentukan luas petakan yang dibuat .

Percobaan petakan dengan jarak tanam 20 x 25 cm

20 CM 20 CM 20 CM 20 CM 20 CM 20 CM 20 CM 20 CM 20 CM

25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
CM

25 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
CM

25 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
CM

25 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
CM

25 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
CM
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Keterangan,

Biru = Panjang dan lebar setiap petakan

Merah = Nomor tanaman yang ditanam

Perhitungan luas petakan di atas

• Diketahui = Panjang Tiap Tanaman 20 cm


Lebar Tiap Tanaman 25 cm
Jumlah Tanaman 60 Tanaman
• Ditanyakan = Luas Petakan
• Jawab =
Setelah menghitung luas petakan yang tersedia yaitu dengan Panjang 180 cm [ 1,8
Meter] dan Lebar petakan 125 cm [ 1,25 Meter ]
Luas Petakan = Panjang x Lebar
= 180 cm x 125 cm
= 22.500 cm persegi
= 2,25 meter persegi
2. Hitunglah kebutuhan pupuk pada lahan yang akan ditanami dengan petakan berukuran
3 m x 5 dengan rekomendasi pupuk per hektar 150 kg N/ha,100 kg P2O5 /ha dan 100
kg K2O/ha dan pupuk kandang 4 ton/ha. Pupuk anorganik yang tersedia adalah ZA
(21% N), TSP (46% P2O5), KCl (60% K2O). ZA diberikan dengan 3 kali pemberian
(pupuk ke-1 sebanyak 40 %,pupuk ke-2 sebanyak 40%, dan pupuk ke-3 sebesar 20%).
KCl diberikan dengan 2 kali pemberian (pupuk ke-1 sebanyak 50 %, pupuk ke-2
sebanyak 50%)

Jawab
𝐴 100
• Kebutuhan pupuk = 10000 x xc
𝐵

A = Luas lahan yang akan dipupuk

B= Kadar pupuk

C= Dosis pemupukan
3𝑥5 100
• ZA = 10000 x x 150.000 gram = 1071 gram per petak
21
3𝑥5 100
• TSP = 10000 x x 100.000 gram = 326 gram per petak
46
3𝑥5 100
• KCL= 10000 x x 100.000 gram = 250 gram per petak
60
3𝑥5
• Pupuk Kandang = 10000 x 4.000 gram = 6 kg per petak

Takaran kebutuhan pupuk selanjutnya

40
• Takaran pupuk ZA ke 1 = 100 x 1071 gram = 428,4 gram per petak
40
• Takaran pupuk ZA ke 2 = 100 x 1071 gram = 428,4 gram per petak
20
• Takaran pupuk ZA ke 3 = 100 x 1071 gram = 214,2 gram per petak
50
• Takaran pupuk KCL ke 1 = 100 x 250 gram = 125 gram per petak
50
• Takaran pupuk KCL ke 2 = 100 x 250 gram = 125 gram per petak
3. Cari dan buatlah cara budidaya tanaman [ dari persiapan benih sampai kegiatan
pascapanen] sesuai dengan tanaman yang diminati .

Jawab

BUDIDAYA TANAMAN JAMUR TIRAM

• Persiapan Bibit Tanaman

Bibit F2, Satu tabung reaksi bibit F1 mampu menghasilkan 8—10 cc botol bibit F2.

➢ Siapkan media untuk pembibitan berupa campuran serbuk gergaij kayu yang telah diayak
(75—80 persen), bekatul 10—15 persen, dan kapur 1—3 persen. Ada sebagian
pembudidaya jamur yang menambahkan gypsum, dan pupuk anorganik seperti TSP. Media
dibuat dengan cara menambahkan kandungan air sebanyak 45—60 persen ke dalam bahan
campuran media, lalu diaduk hingga rata.
➢ Untuk pembuatan bibit jamur kompos, seperti merang dan champignon, serbuk gergaji kayu
dapat digantikan dengan biji-bijian (sorgum, gandum, jewawut, beras, dan jagung). Biji-
bijian yang akan ditambahkan harus direbus terlebih dahulu selama 15 menit sebelum
dicampur ke dalam bahan pembuatan media.
➢ Masukkan media ke botol, lalu tutup dengan kapas dan plastik dan ikat.
➢ Masukkan botol-botol yang berisi media ke dalam autoklaf selama 3,5 jam dalam suhu
120°C. Setelah itu, simpan media dalam ruang inkubator selama 2 hari.
➢ Sterilkan pinset dan tabung reaksi yang berisi bibit jamur F1 di atas api spirtus selama 5
detik.
➢ Inokulasi bibit F1 secara aseptis ke botol-botol yang berisi media. Simpan bibit F2 dalam
ruang inkubator. Bibit F2 akan berhasil dibuat ketika muncul miselium berwarna putih di
dalam botol. Bibit yang disimpan dalam suhu 1—6°C dapat bertahan selama 2—3 bulan.

Setelah menyiapkan bahan, selanjutnya adalah pros

• Pengolahan Media Tanam [ Baglog ]

Berikut bahan membuat jamur tiram, yang dibutuhkan untuk membuat baglog:

➢ Ampas tebu dan serbuk gergaji


➢ Tepung jagung
➢ Dedak halus
➢ Pupuk TSP
➢ Kapur
➢ Air secukupnya
➢ Pupuk Organik
Berikut cara pembuatan baglog jamur tiram.

1. Campur semua bahan di atas hingga rata. Perhatikan jangan sampai ada gumpalan.
Jangan lupa campurkan dengan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan sebanyak
30 ml yang sebelumnya sudah dilarutkan dengan 1 liter air
2. Bahan yang sudah dicampurkan di atas lalu dimasukkan ke dalam plastik bening. Bahan
tersebut harus dipadatkan supaya log akan terbentuk dengan baik. Perlu diperhatikan,
pada ujung plastik di bagian bawah ditusuk dengan jari. Hal ini dilakukan agar bahan
yang telah dipadatkan tersebut bisa duduk tegak/ tidak miring. Pengisian lebih baik
jangan terlalu penuh, sisakan skitar 15 cm agar lebih mudah ketika diikat.
3. Timbang bag log agar beratnya 1,2 kg.
4. Sisa pada ujung plastik ke dalam lingkaran cincin dilipat keluar, kemudian diikat pada
bagian mulut plastik menggunakan karet tahan panas.
5. Tutup mulut bag log tersebut menggunakan kapas lalu tutup kembali menggunakan
bahan kertas, kemudian diikat kembali dengan karet.
6. Kukus log tersebut dengan waktu selama 12 jam pada suhu antara 90 – 110 °C
7. Jangka waktu pengukusan dihitung ketika air di dalam drum mendidih.
8. Jika pengukusan telah selesai, bag log kemudian diangkat dari drum.
9. Selanjutnya, diamkan jamur tiram selama 8 jam pada ruangan yang tertutup.

• Penanaman

Berikut adalah cara penanaman bibit jamur:

1. Siapkan baglog yang sudah diberikan bibit.


2. Tutup kembali baglog dengan menggunakan kapas.
3. Berikan 3 sendok makan bibit ke dalam setiap satu log media. Perlu Anda ingat, pada
setiap gerakan sendok yang digunakan, panaskan terlebih dahulu sendok tersebut
dengan menggunakan api dari lampu spiritus untuk menghindari kontaminasi.
4. Buka karet pada log, kertas penutup, dan juga kapas penutup Log.
5. Agar lebih mudah dalam penanaman bibit, log yang akan diinokulasi diletakan di depan
dekat tangan kiri.
6. Semprot isi ruangan secara merata menggunakan alcohol 95%. Jangan lupa untuk
menggunakan sarung tangan dalam penyemprotan ruangan
7. Bag log yang sudah ditanami dengan bibit diletakan pada rak.
8. Diamkan saja sampai seluruh bag log tersebut tumbuh dengan sendirinya.
9. Jika seluruh media baglog ditumbuhi jamur, tutup kapas dan cincin di bagian atas log
tersebut dibuka.
10. Agar kelembaban terjaga, semprotkan air dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis
Pangan dengan menggunakan sprayer pada setiap bag log dengan dosis 1 gelas/tangki
.
11. Jika jamur tumbuh dengan mekar dan lebar, berarti jamur sudah siap untuk di panen
• Pemupukan

Pupuk yang digunakan dalam budidaya Jamur Tiram adalah

➢ Pupuk Organik
➢ Pupuk TSP

Penggunaan pupuk organik sebagai salah satu pemicu untuk meningkatkan tingkat produksi
dari setiap baglog jamur tiram dan proses pemupukan menggunakan pupuk organik ini mampu
mengurangi penggunaan dedak sebagai media awal untuk produksi baglog jamur tiram.

• Pengairan

Sistem Pengairan yang digunakan dalam proses budidaya jamur tiram adalah untuk menjaga
stabilitas kelembapan dan suhu ruangan di tempat produksi jamur tiram, Ketika suhu ruangan
memanas maka bisa dialiri air yang steril atau di semprot dengan jarak tertentu ke baglog.

• Konservasi Lahan

Pada budidaya Jamur Tiram tidak memerlukan lahan yang sangat luas dan atau menggunakan
lahan yang memiliki tingkat resiko bencana yang tinggi, tetapi budidaya jamur tiram bisa
dilakukan di pekarangan rumah, di suatu ruangan, dan lain lain. Penggunaan rak yang berjejer
ke atas membuat lahan yang dipergunakan dalam budidaya jamur tiram tidak memerlukan luas
lahan yang besar . Hal ini menunjukan bahwa budidaya Jamur Tiram tidak memerlukan
konservasi lahan yang ekstrem.

• Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

➢ Hama yang menyerang pada budidaya jamur tiram yaitu lalat, tungau, rayap, cacing, dan
laba laba

➢ Pengendalian hama pada budidaya jamur tiram dengan cara:

1. Manual yaitu Mengontrol keadaan kumbung dan menutupnya apabila ada lubang,
Mencegah kehadiran lalat, Memberikan cat, Sterilisasi media tanam yang baik, dan
Memusnahkan sarang laba-laba
2. Kimia yaitu dingan pemberian insektisida Dichlorsos, metil bromida, Furada G, Kalthne
atau Malthion.

• Panen dan Pascapanen

➢ Panen, kegiatan panen pada budidaya jamur tiram dilakukn setelah baglog
mengluarkan spora yang tumbuh hingga berbuah menghasilkan jamur tiram dengan
rentan umur tertentu, selanjutnya ada ciri ciri jamur tiram ang siap panen
diantaranya .

1. Tudung jamur belum mekar penuh (ditandai pada bagian tudung jamur masih terlihat utuh /
belum pecah-pecah)
2. Warna belum pudar,
3. Spora belum dilepaskan,
4. Tekstur masih kokoh dan lentur,
5. Ukuran jamur yang siap panen rata-rata berdiameter 5 – 10 cm.

➢ Pascapanen, Kegiatan pascapanen harus diperhatikan untuk menjaga kualitas jamur


tiram agar sampai kepada konsumen dengan kondisi yang bebar-benar baik serta
tidak mengecewakan konsumen, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Lakukan seleksi / penyortiran jamur pisahkan jamur yang rusak dengan jamur yang baik,
jamur yang baik memiliki ciri-ciri besar, kering, putih bersih dan bebas dari hama penyakit.
2. Lakukan pengepakan, Masukkan jamur yang telah disortir kedalam kantong plastik
(sesuaikan ukuran plastik dengan kebutuhan konsumen) atau dapat menggunakan cawan
styrofoam dan ditutup dengan plastik Film.
3. Jika dibutuhkan penyimpanan sementara masukkan kemasan jamur tiram kedalam pendingin
/ Kulkas pada suhu 10 – 15′ c, untuk menjaga kesegaran jamur dan menambah masa simpan.
4. Selanjutnya adalah untuk menambah nilai ekonomis pada jamur tiram , maka bisa dibuat
menjadi olahan jamur tiram yang bervariasi dan siap untuk dipasarkan

Anda mungkin juga menyukai