Anda di halaman 1dari 23

1.

Rencana Kegiatan
Adapun yang direncanakan akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembibitan
Persiapan bibit
Penanaman kecambah
Pre nursery
Main nursery
Pemeliharaan bibit
Pemberantasan hama dan penyakit di pembibitan
2. Persiapan lahan
Pembukaan lahan
Pemancangan
Pembuatan lubang tanam
3. Penanaman
Penanaman penutup tanah
Penanaman bibit kelapa sawit
4. Pemeliharaan TBM
5. Pemeliharaan TM
6. Pemanenan
7. Pengolahan kelapa sawit
8. Analisa usaha tani dan analisa tata niaga
































3.5. Varietas yang Digunakan
Varietas Kelapa Sawit yang digunakan oleh PTPP. LONSUM tbk Turangie Estate adalah :
1. BLRS
Ciri-cirinya : Tanaman cepat tinggi, Daging buah tebal, cangkang tipis
2. MARIHAT
Ciri-cirinya : Janjangan lebih berat, Daging buah tipis, cangkang tebal
3. SOCFINDO
Ciri-cirinya : Daging buah tipis, dan cangkang tebal
4. DAMI
Ciri-cirinya : Daging buah tebal dan cangkang tipis


















and Clearing

Tahapan - tahapan persiapan lahan :
1. Survey jalan dan parit
2. Survey sebelum penebangan dan acak penebangan
3. Tebang pohon
4. Menggali parit di tanah
5. Buat tapak jalan sementara dengan buldozer
6. Persiapan jalur rumpuk
7. Peremajaan dari sawit ke sawit tumbang bongkar bonggol kemudian pancang jalur rumpuk
8. Konversi dari rubber tumbang bongkar tunggul cangkol kumpulkan semua kayu kayuan kemudian
pancang jalur rumpuk
9. Penanaman pada padang rumput (lalang) babat dan semprot
Pada daerah berbukit :
1. Survey lahan
2. Tebang pada kemiringan yang sesuai untuk tanam
3. Jangan tebang berlebihan pada lahan yang terlalu curam
4. Lahan yang sesuai untuk diteras dan tanam adalah kemiringan yang kurang dari 40
5. Membuat jalan
6. Survei teras
7. Persiapan teras





Oil Palm Nursery

Tahap I
Persiapan Pembinaan
- Pemilihan Lokasi
1. Dekat sumber air
2. Areal rata dan drainase yang baik
3. Mudah diawasi
4. Tidak jauh dari areal yang akan ditanami
5. Tidak terlindungi oleh pohon-pohon tinggi
6. Jalan ke Nursery harus baik

- Luas Areal (ditentukan oleh)
1. Luas areal yang akan ditanam
2. Planting distance (stand trees/ha)
3. Perhitungan persentase culling (25 )
4. APM 5
5. Kerapatan polibag di main nursery (90x90x90) dikurangi jalan dan blok 13.000 m/ha.

- Waktu Persiapan (ditentukan oleh)
1. Waktu penanaman dilapangan
2. Umur bibit pada waktu ditanam 10 12 bulan
3. Luas areal nursery yang diperlukan
4. Kemampuan kultur teknis yang tersedia (bibit, pupuk, tenaga kerja, alat-alat, dll)






Tahap II
Persiapan Areal
1. Penebangan
2. Stacking / rumpuk / mengumpulkan
Felling & Clearing waktu 2-3 bulan tergantung luas areal, vegetasi dan alat-alat yang tersedia.

Meratakan Areal
1. Alat bulldozer 3-5 ha / hari tergantung pada topograIi areal
2. Waktu 0,5-1 bulan

Membuat Jalan (Block design)
Jarak 100-150 meter

Membuat Parit
Drainase dimana perlu

Pembuatan Instalasi Air
1. Over head irrigation (springkle) digunakan kalau :
- Nursery dipakai utk jamgka waktu yang lama
- Luas nursery lebih dari 10 ha
- Tenaga kerja sukar didapat
- Sumber air yang cukup
Waktu 1-2 bulan, jarak sprongkle 24x18 meter
2. Penyiraman secara manual :
- Over head tank 10-20 ton
- Luas nursery sama dengan atau lebih dari 10 ha
- Kapasitas 1 orang penyiraman di bedengan 7000 polybag, spacing 5000 polybag

Selang plastik dengan ujung dipasang gembor, panjang selang 50 mtr. Jarak kran air 30 meter.

Tahap III
Pengisian Polybag
- System nursery yang dipakai :
1. Single stage nursery
2. Two stage nursery yaitu Pre-Nursery baru ke Main-Nuersery

Penyediaan Polybag
1. Polybag harus dipesan 6 bulan sebelum penanaman kecambah.
2. Polybag untuk Main Nursery adalah 38 x 51 x 0,18 mm
3. Polybag untuk Pre Nursery adalah 38 x 51 x 0,07 mm
4. APM 61 x 76 cm x 0,22 mm
5. Polybag harus berlobang dengan diameter 5 mm jarak 5x5 cm ( 80 lobang/polybag)

Penyiapan Tanah
1. Pemilihan tanah yang subur, dan gembur
2. Pengolahan tanah dikumpul
3. Pengolahan tanah dihaluskan


Pengisian Tanah ke Polybag :
1. Alat yang digunakan cangkol, ayakan, skop kecil, kayu bulat panjang 40 cm dengan diameter 1 inci
2. Cara pengisisan polybag sedikit demi sedikit sambil diguncang
3. Diratakan dengan kayu sambil ditekan ke semua arah
4. 1/3 bagian atas tanahnya dicampur pupuk CIRP 20 gram
5. Polybag harus penuh dan padat
6. Kapasitas 1 Wd 125 150 polybag besar

Tahap IV
Penyusunan polybag di Nursery
- Pre Nursery
1. Bedengan 10 polybag dalam 1 baris
2. Panjang bedengan 10 m 12000 polybag/bedengan
3. Jarak bedengan 80 cm

- Polybag besar
1. Bedengan 4 polybag dalam 1 baris
2. Panjang bedengan 50 m 800 polybag/bedengan
3. Jarak bedengan 10 m

- APM
1,5 x 1,5 meter

- Spacing di Main Nursery
90 x 90 x 90 cm

Tahap V
Penanaman Kecambah
- Pemasangan Kecambah
6 bulan sebelum penanaman di Nursery
Jumlah pengiriman diatur bertahap sesuai dengan kemajuan persiapan Nursery dan penanaman yang
tersedia

- Persiapan & Alat-alat yang dibutuhkan
Siram penuh polybag sehari sebelum penanaman
Alat-alat cat dan kuas untuk menandai batas crossing

- Organisasi Penanaman
Pengecer kecambah kepolybag menurut crossing
Pembuat batas crossing
Melobang dan menanam kecambah
Pembantu mandor menghitung jumlah kecambah
Penyiram
Membuat pelindung
Mandor dan Assistant mengawasi penanaman

- Cara Penanaman
Buat lobang di tengah-tengah polybag dengan jari telunjuk dengan ke dalaman 2 cm
Bedakan radikula dan plumula
Masukkan kecambah dengan radikula mengarah kebawah kedalam tanah polybag kemudian
ditimbun/ditutup dengan tanah
Siram polybag sesudah kecambah ditanam
Kapasitas tanam per Wd 800 1000 seeds


Transplanting Pre Nursery ke Main Nursery
Waktu 2,5 3 bulan sesudah penanaman kecambah atau daun-daun sesudah bersinggungan
Siram penuh polybag besar sebelum penanaman

- Alat alat
Kereta sorong
Alat pelobang
Cat
Kuas

- Organisasi
2 4 orang pengecer seedling menurut crossing
6 10 orang yang membuat lobang
8 12 orang yang menanam

- Cara Kerja
Ukur kedalaman lobang tanah polybag (harus sama dengan tinggi tanah Pre Nursery)
Buka polybag dengan hati-hati
Masukkan bibit tegak lurus pada lobang tanah polybag
Timbun kembali dengan tanah bekas lobangan, di tekan tekan sampai padat dan rata dengan tanah
polybag
Siram samapi basah

- Kapasitas
Mengangkut 1000 bibit/Wd
Melobang 300 polybag/Wd
Menanam 200 polybag/Wd

Tahap VI
Pemeliharaan
- Penyiraman
2 kali sehari
Kebutuhan air selama 3 bulan pertama, 1 liter. Sekali siram selanjutnya 2 liter

- Kapasitas
Pre Nursery 30000 40000 /Wd
Polybag besar Bedengan 7000 10000 /WD
Main Nursery 5000
Sprinkle tiap 30 60 menit sprinkle dipindahkan

- Weeding
Weeding areal sebelum penyusunan polybag, disemprot dengan Round up 750 1000 cc/ha
Weeding diatas polybag :
1. Sebelum 3 bulan pertama setiap 2 minggu
2. Bulan ke 4 8 tiap bulan 1 kali
3. Bulan ke 9 seterusnya tiap 2 bulan
4. Kapasitas 5000 7000 polybag/Wd
Weeding areal antara polybag :
1. Mulai bulan ke 4 sesudah spacing sampai bulan ke 8 dilakukan 2 kali sebulan
2. selanjutnya tiap bulan 1 kali
3. Kapasitas 10 -15 Wd/Ha
- Pemupukan
Umur 1 bulan dispraying dengan larutan 8 gr NPK 15.15.6.4 dalam 5 liter air untuk 100 seedling segera
siram ringan daun-daun sesudah penyemprotan
Umur 2 4 bulan pupuk diencerkan
Umur 5 bulan dst ditabur merat diatas permukaan tanah polybag dengan memakai takaran yang tepat dan
juga tepat waktu
Pemupukan dilakukan sesudah penyiraman
Kapasitas 5000 polybag/Wd



Tabel 4. Two stage Nursery Fertiliser Schedule

Fish Stage (Baby Polybag)
Weeks Application Rate Application Method
0
4

5
6
7
8
9
10
11
12 20 gr RP
8 gr /5 ltr 15/15/6,4

8 gr /5 ltr 15/15/6,4
8 gr /5 ltr 15/15/6,4
8 gr /5 ltr 15/15/6,4
16 gr /5 ltr 15/15/6,4
16 gr /5 ltr 15/15/6,4
16 gr /5 ltr 15/15/6,4
16 gr /5 ltr 15/15/6,4
16 gr /5 ltr 15/15/6,4 Mix with soil
Apply 5 ltr Ior 100 seedlings Iollowed by watering one haur later
Second Stage (Large Polybag)
Weeks Application Rate Application Method
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51 40 gr RP
3 gr 15/15/6,4
3 gr 15/15/6,4
4 gr 15/15/6,4
4 gr 15/15/6,4
4 gr 15/15/6,4
4 gr 15/15/6,4
4 gr 15/15/6,4
10 gr 12/12/17/2
10 gr 12/12/17/2
10 gr Kieserite
10 gr Kieserite
15 gr 12/12/17/2
15 gr 12/12/17/2
15 gr 12/12/17/2
15 gr 12/12/17/2
15 gr 12/12/17/2
15 gr 12/12/17/2
15 gr Kiserite
15 gr Kiserite
30 gr 12/12/17/2
30 gr 12/12/17/2
30 gr 12/12/17/2
30 gr 12/12/17/2
30 gr 12/12/17/2
30 gr 12/12/17/2
20 gr Kiserite
20 gr Kiserite
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
20 gr Kiserite
20 gr Kiserite
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
35 gr 12/12/17/2
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil
Mix With Soil


Pets & Diaseases
Deteksi tiap hari oleh mandor bibitan dan oleh assistant
Pemberantasan segera terlihat gejala serangan dan diulangi tiap minggu sekali
Alat-alat Knapsack-Solo
Obat-obatan disesuaikan dengan rekomendasi BLRS dan hama yang menyerang


Tahap VI
Culling (seleksi bibit)
- Pada umur 3 bulan :
Daun berputar (twinsted shorts)
Daun bengkok
Daun menyempit dan tegang seperti rumput (grass lanks)
Daun bergulung (rolled lanks)
Daun mengkisut (wrinkled lanks)
Daun menguncup (collante)
- Pada umur 6 bulan :
Kerdil
Mandul Sterile
Pelepah daun pendek
Daun - daun tidak pecah / meniris
Ruas pendek
- Pada umur 9 bulan :
Daun daun lemas
Daun daun tidak pecah
Ruas pendek
Ruas renggang
Helaian daun menecil
Sela sela helai yang lancip
Helaian daun yang melebar dan pendek

2.3. Planting Densities and Lining Ior Planting
1. Memancang
Pemanacangan dilakukan setelah selesai pembukaan lahan
Pedoman arah barisan U S
pemancangan dilakukan sesuai dengan jarak tanamnya ( system segitiga sama sisi ).
2. Kerapatan Tanam
Kerapatan tanam diartikan sebagi sejumlah sawit per Ha atau SPH
Luas sawit ditentukan oleh jarak antar sawit dan antar barisan sawit jadi 9 meter segitiga tanaman akan
mempunyai 9 meter antar sawit dan lebih kurang 7,8 meter antar barisan sawit




3. Kalkulasi Jarak dan Lebar Gawangan Sawit
9 m segitiga dapat dibagi menjadi 2 dan akan menjadi 4,5 m sisi
Kalkulasi gawangan dengan menggunakan rumus dibawah ini
Sisi panjang kwadrat sama dengan jumlah sisi pendek kwadrat











4. Kerapatan tanam yang digunakan pada lahan ( SPH )
143 pkk/ha
135 pkk/ha
128 pkk/ha


Tabel 5. kerapatan tanam pilihan yang penting yang telah dikalkulasi

Palm distance
(meter) Multiply
(kali) Width b/n rows (meter) Palm space (m2) Palm density sph
A B CAxB DAxC E10000/D
9
9,25
9,5 0,866
``
`` 7,79
8,01
8,23 70,11
74,10
78,18 143
135
128

Keterangan :
kolom A : jarak sawit ke sawit
kolom C : jarak antar gawangan
kolom E : tegakan / ha sph


b. Pembuatan ubang Tanam
- Dibuat kurang lebih satu minggu sebelum tanam.
- Ukuran lubang adalah 60 x 40 x 60 cm ( lebar atas,lebar bawah, kedalaman).

c. Pemberian Pupuk Pada ubang Tanam
Sebelum dilakukan penanaman, pada lubang diberikan pupuk Rock Phospate ( RP ) sebanyak 500 gr /
lubang tanam. Sebanyak 250 gr dimasukan kedalam lubang sebelum penanaman, 250 gr lagi diberikan
setelah penanaman.

d. Penanaman Bibit Kelapa Sawit ke apangan
- Periksa kembali kedalaman lubang dibandingkan dengan tinggi polybag bibit. Sesuaikan dengan cara
menimbun / menggali lagi.
- Sediakan pupuk Rock posphate 500 gr, dan diberikan setengah dosis terlebih dahulu.
- Dasar polybag disayat dan bibit dimasukan dalam lubang kemudian plastik ditarik dan dikumpulkan.
- Masukan tanah atas terlebih dahulu
- Kemudian dipadatkan dengan cara diinjak-injak sambil diperhatikan posisi bibit harus mata lima kesemua
jurusan.
- Dan piringan dibuat keliling dengan diameter 1,2 m
- Sisa pupuk yang setengah dosis lagi ditabur secara merata di piringan.
- Dua minggu kemudian jika ada bibit yang doyong dibumbun dan dipadatkan kembali sampai kokoh. Dan
seterusnya tiap bulan dilakukan konsolidasi pokok yang doyong.












2.4. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (Mature)
Yang dimaksud pemeliharaan tanaman mature adalah mulai umur 3 tahun s/d umur 25 tahun atau sampai
diremajakan kembali. Cara-cara pemeliharaanya yaitu :

1. Pemeliharaan Jalan
- Kegiatan pemeliharaan jalan ini dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Mekanis,yaitu dengan mengunakan alat berat dengan sasaran :
a. Melebarkan dan memperbaiki proIil jalan
b. Memadatkan jalan
Pusingan dilakukan 2 x setahun, atau sesuai dengan kebutuhan.
2. Secara manual, merupakan pemeliharaan rutin dengan menggunakan tenaga manusia dengan sasaran :
a. Pemadatan dan pembatuan
b. Membuka saluran air yang menggenangi jalan
Pusingan dilakukan 1 kali / 3 bulan.

2. Weeding
- Spraying ( Chemis )
1. Dengan menggunakan knap solo, gulma yang dibasmi adalah clidemia hirta, Melastoma balabatricum.
Dengan herbisida sistemik Metaprima ( 0,4/ ltr air ), Cetowet ( 0,2/ ltr air )
Cara pencampuran :
0,4 gr/ltr dilarutkan metaproma untuk 10 ltr membutuhkan 4 gr meteprima. Jerengen 20 ltr 8 gr
metaprima, pemakaian 10 jerengen 80 gr. Ditambah perekat Cetowet yang terlebih dahulu di larutkan
dalam air baru kemudian di campurkan dan di aduk hingga tercampur merata.

2. Dengan menggunakan micron herby, Micron herby adalah suatu alat semprot yang menggunakan tenaga
baterai untuk menggerakan dynamo. Adapun perangkat micron herby itu adalah
a. Jergen 5 ltr
b. Dinamo 6 volt
c. Head micron
d. Disk
e. Selang 2 meter
I. Nojle
g. Baterai kering 1,5 volt 4 buah
h. Saklar
i. Pipa
Menggunakan racun Prima up ( 25 cc/ltr air ), 24 D amine ( 5 cc/ ltr air), Cetowet ( 1 cc /ltr air ).


Praktek Kalibrasi / Cara Perhitungan Kalibrasi :
- Isi tangki dengan volume terteuntu
- Disemprotkan
- Hit pokok yang disemprot
- Kumpulkan data-data lainnya mis : Waktu
- Hit volume semprot

Dosis Sph x herbisida/tangki
Pokok yg tersemprot

Volume semprot Sph x Volume Awal
Pokok yg tersemprot


Konsentrasi Dosis
Volume Semprot


Kalibrasi Spraying Cyrcle
Luas cyrcle aR2
Dengan R1 Radius Luar
R2 Radius Dalam
Luas Cyrcle R1 R2
aR12 aR22
a (R12 R22)
Luas Cyrcle/Ha a (R12 R22) x sph





Waktu yang dibutuhkan untuk penyemprotan 1 Ha
Lebar bidang semprot (Swath) 1,2 m
1m/detik kecepatan jalan
100 : 1,2 83,33
100 : 1 100 m/detik
83,33 x 100 8333 m/detik (60) 138,8 menit
139 menit
Misal Ilow rate
cc/menit 160 - 180 cc/menit

Menghitung jumlah air yang dibutuhkan / Ha
Knapsack solo
Misal : 470 ml disemprotkan dalam 1 menit
Jumlah kebutuhan / ha akan menjadi 0,47 ltr x 139 menit 65,33 ltr
Mikron herbi
Misal : 180 ml disemprot dalam 1 menit
Jumlah kebutuhan /Ha akan menjadi 0,18 ltr x 139 25,02 ltr

Calculate Herbicide Dose
Knapsack
Bahwa kalibrasi semprot gendong akan mengalirkan 65,33 ltr/ha
Misal dosis herbisida dibutuhkan per ha adalah 1 ltr/ha dan isi jeregen 20 ltr maka dosis herbisida yang tepat
untuk 1 jeregen adalah (1000 ml/65,33 ltr) x 20 ltr 306 ml
Mikron Herbi
Bahwa kalibrasi mikron herbi akan mengalirkan 25,02 ltr/ha
Misal dosis herbisida dibutuhkan per ha adalah 1 ltr/ha dan isi jeregen 20 ltr maka dosis herbisida yang tepat
untuk 1 jeregen adalah (1000 ml/25,02 ltr) x 20 ltr 799 ml

- Manual Weeding
1. Mendongkel atau mencabut gulma bertujuan untuk membersihkan semua tumbuhan berkayu yang ada
disekitar tanaman kelapa sawit.
3. Pruning
Pruning adalah pemotongan pelepah yang melebihi songgo, atau pelepah yang tidak berIungsi. Perlakuan ini
bertujuan untuk memberi kesempatan pertumbuhan generatiI dan agar tanaman tidak semak atau gondrong.
Dan tujuan pruning yang lain yaitu :
1. Menghindari buah busuk
2. Memudahkan dalam pemanenan
3. Memudahkan pengamatan buah

4. Fore Casting
Fore casting adalah perhitungan tandan kelapa sawit pada tiap bulan genap di minggu ke 3 dimana bertujuan
untuk menaksir produksi tandan kelapa sawit 4 bulan s/d 6 bulan. Jika dihitung dari buah sawit yang masih
berbentuk bunga cengkeh maka dapat di taksirkan produksi tandan sampai 6 bulan kedepan, jika dihitung
dari buah sawit yang sudah kehitaman seperti mata kucing maka dapat ditaksirkan produksi tandan 4 bulan
kedepan.
Adapun cara pengambilan sample dilapangan adalah sebagai berikut :
1. Tandan dan bunga dihitung dari pokok sample yang telah ditentukan
2. Pokok sample tidak diambil dari tanaman yang barisan berada dekat
pinggir jalan.
3. Pokok sample yang diambil dimulai dari 5 baris kedalam dari pingir jalan
sebagai row pertama, kemudian dari antar barisan dikelang 20 baris
sebagai row ke dua dan seterusnya.







Gbr. 9. Fore Casting
Tabel 6. Crop Forecasting Namutongan Division

Field Code Total Ha Total Trees Sensus data Bunch Trees Total Bunch per Field Bunch Weight Total FFB
Trees Sample Total Bunch
1 2 3 4 5 65/4 76x3 8 97x8
85400 80.8 8660 592 1437 2,4 20784 29,6 615




5. Manuring ( Pemupukan )
Pemupukan merupakn salah satu perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah terutama
agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit, perlu pertimbangan yang mendetail untuk itu PTPP.
LONSUM tbk Turangie Estate melaksanakan pemupukan jenis pupuk dan dosis yang digunakan
berdasarkan atas rekomendasi dari Bahlias Research Station yang sebelumnya terlebih dahulu melakukan
Analisa Daun.
- Analisa Daun
Analisa daun dilakukan untuk memperoleh rekomendasi pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit, yaitu
mengenai jenis pupuk yang diperlukan serta dosis yang tepat.
Analisa daun ini delakukan dengan sistem LSU (LeaI Sampling Unit) merupakan salah satu cara untuk
mengetahui dosis pupuk yang harus diberikan pada tanaman dengan cara mengambil sampel daun secara
random (acak). Sampel daun yang diambil sebagao sempel Front ke-9 (TBM), sedangkan untuk TM diambil
Front ke-17. anak daun yang diambil adalah 4 pasang anak daun yang berada diujung titik internot (Titik
tengah).


Dilakukan setiap 2 tahun sekali, adapun cara pengambilan sample daunnya adalah sebagai berikut :
1. Dihitung dari Iront 1 yang durinya belum membuka sempurna
2. kita lihat spiral mengarah kekiri atau kekanan
3. Setelah itu ambil Iront yang ke 17 untuk mewakili.
4. Kemudian pelepah dipotong dan diukur ketebalanya, lebarnya dan panjangnya
5. Dan diambil samplenya dua jengkal dari punggung yang tajam ke yang tumpul
6. Dan diambil daunya kanan 4 dan kiri 4 helai.
7. Kemudian diambil 1/3 daunya dan dibuang lidinya
8. Lalu daun tersebut dirajang halus
9. Kemudian batang yang dipotong dua jengkal tadi pun dirajang halus juga.
10. setelah semuanya dirajang halus kemudian diopenkan dengan suhu 1200 derajat celcius selama 12 jam.
Setelah kering sampletersebut dibawa ke Balias untuk diteliti agar mengetahui rekomendasi pupuk yang
harus di berikan











Gbr. 10. Daun yang akan dicacah Gbr. 11. Front ke-17


- Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan dilapangan juga harus mengikuti prinsip 4 T :
1. Tepat waktu : Awal musim hujan dan selama musim hujan
2. Tepat jenis : Dengan memperhatikan siIat pupuk dan tanahnya
3. Tepat dosis : Sesuai dengan rekomendasi maupun visual.
4. Tepat penaburan : Tepat menempatkan pupuk dengan mempertimbangkan
penyebaran akar aktip. Penebaran dilakukan pada jalur
mati, karena didaerah itu Ieeding root aktip.
Pemupukan ditabur pada jalur mati dimana pada daerah tersebut terdapat Ieeding root yang merupakan akar
akar halus yang berIungsi menyerap unsur hara Ieeding root ini terdapat diatas permukaan tanah








Gbr. 12. Jalur mati Gbr. 13. Pupuk N











- Spreading EFB ( Empty Fruit Bunch )
EFB merupakan sisa dari rebusan FFB yang telah terlepas dari janjangan. Fungsi EFB adalah
menyumbangkan 40 unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Cara pemberian EFB :
1. Jika ditanah datar EFB diletakan di jalur mati dimana terdapat Feeding Root
2. Jika ditanah terasan diletakan diantara pokok
Kebutuhan EFB sebesar 40 ton/Ha jadi kebutuhan EFB / pokok adalah kebutuhan EFB per Ha dibagi Sph
original 40000 kg / 135 Sph 296, 29 kg/pokok








Gbr. 14. EFB













6. Inventarisasi Pokok
Inventarisasi pokok bertujuan menghitung jumlah pokok per hektar dilapangan. Inventaris ini dilakukan
setiap tahun sekali dimana perlakuan ini bertujuan untuk :
Untuk mengetahui jumlah tegakan popok yang hidup dan yang mati dalam satuan luas arealE
Memudahkan dalam keperluan pemupukanE
Pelaksanaannya dilakukan dengan cara menghitung juklah tegakan yang masih hidup dan yang sudah mati.
Setelah melakukan perhitungan dibuat tanda. Misalnya : R 18 26/2 artinya Baris ke-18 jumlah tegakan 26
dan mati 2 pokok









Gbr. 15. Inventarisasi pokok











7. Pets and Diaseases
Pada umumnya di lokasi tidak terdapat serangn hama, tetapi hama utama yang terdapat sering menyerang
tanaman kelapa sawit ada 2 hama utama yaitu : Ulat api dan Ulat kantong

Tabel 7. Karakteristik Ulat Api dan Ulat Kantong
Ulat Api Karakteristik
Bagian terserang Siklus hidup Telur (hari) Larva (hari) Pupa (hari) Populasi kritis Pengendalian
Thosea asigna daun 3 bulan 6 50 40 2-20 Bacillus thuringiensis 0,5-1 kg/100 ltr air/Ha dgn jacto
Thosea bisura daun 2 bulan 5-9 22-35 14-18 2-20
Darna trima daun 2 bulan 3-5 25-33 10-14 2-20
Setora niten daun 2 bulan 6 30 23 2-20
Ulat Kantong
Metisa plana daun 3 bulan 18 50 25 2-20
Mahasena corbetti daun 4 bulan 3-5 80 30 2-20
Crematopsyche pendula daun 3 bulan 13 50 17 2-20


Oil Palm Eater Control
1. Deteksi
Deteksi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hama, jenisnya, dan kalau ada berapa tingkat
serangannya
Sebelum melaksanakan deteksi terlebih dahulu harus dilihat sejarah suatu areal (Iield) yang akan dideteksi
pernah terserang hama aatai tidak hal ini dapat dibagi sebagai berikut :
A. Untuk Iield yang belum pernah terserang sebelumnya maka deteksi untuk Iield-Iield ini dilakukan 3
bulan sekali.
B. Untuk yang pernah terserang pada tahun lau maka dapat dilakukan 2 bulan sekali.
C. Untuk Iield yang terdapat serangan hama ringan lebih dari 5 dari pokok yang terdeteksi maka untuk
Iield-Iield ini dilakukan 1 bulan sekali.

Adapun kriteria penilaian tingkat serangan adalah sebagai berikut :
Ringan 1-5 larva/pkkE
Sedang 6-10 larva/pkkE
BeratE ~ 10 larva/pkk

Cara melaksakana deteksi adalah sebagai berikut :
- Detektor bertujuan pada pasar panen dan mengamati secara visual hama-hama yang terlihat pada separuh
lingkaran canopy kiri dan kanan pasar panen
- Intensitas deteksi selanjutnya ditentukan oleh tingkat serangan pada barisan kanan dan kiri pasar panen
yang sebelumnya atau dengan kata lain pasar panen berikutnya yang akan dimasuki tergantung pada tingkat
serangan yang baru selesai diamati dan pedoman penentuannya adalah :
Tidak ada serangan setiap 5 harvestingpath (kelang 4 pasar panen)E
Serangan ringan setiap 3 harvesting path (kelang 2 pasar panen)E
Serangan sedang dan berat setiap 2 harvesting path (kelang 1 pasar panen)E


2. Sensus
Sensus bertujuan untuk menghitung berapa besarnya populasi tingkat stadia perkembangan hama dan
menghitung persentase hidup / mati hama tsb.
Sensus dapat dilakukan jika dijumpai ~ 20 pohon yang terserang ringan dalam barisan / dijumpai pokok
yang terserang dengan kategori sedang (S) atau berat (B) dalam Iield tsb
Jumlah titik sensus
1. 10 ha diperlukan 5 titik sensus 2. 10 20 ha diperlukan 7 titik sensus 3. ~ 20 ha diperlukan 10 titik
sensus
setiap titik sensus (pokok) diambil 3 pelepah yang akan mewakili pelepah atas, tengah dan bawah pelepah 9,
17 dan 25.


Tindakan selanjutnya
Rekomendasi untuk tindakan yang sesuai berdasarkan :
1. Jenisnya
2. Stadia
3. Populasi
4. Kematian alami dari hama tsb
Pilihan tindakan hanya 2 yaitu melakukan pengendalian atau tidak sama sekali
Pengendalian di sensus apabila stadianya kecil, sedang dan besar :
1. Kecil ~ 20 ekor / pelepah
2. Sedang ~10 ekor / pelepah
3. Besar ~ 2 ekor / pelepah

3. Eximination ( pengamatan sample )
Pengamatan sample terhadap populasi hama sangat penting yang hidup maupun yang mati. Kematian bisa
saja disebabkan oleh predator, parasit dan yang lainya dan berapa jumlah hama yang hidup atau mati. Ini
berguna untuk menentukan besarnya peranan parasit dan predator sebagai musuh alami.

4. Treatment ( pembrantasan )
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti :
1. Hand picking (pengutipan)
Biasa dilakukan pada tanaman muda yang masih pendek.
2. Injeksi batang
Injeksi ini dilakukan pada tanaman tua yang sudah tinggi
3. InIus akar
4. Penyemprotan.





8. Penyakit
Pada areal Tanaman Menghasilkan di PTPP LONSUM tbk Turngie Estate tidak dijumpai tanaman yang
terserang penyakit. Tetapi adapun tanaman yang mati hal ini disebabkan oleh Wind Demage (WD) dan
Thunder Colt (TC).








Gbr. 16. Wind Damage Gbr. 17. Thunder Cloht


















9. Gulma
Jenis gulma yang sering dijumpai jenis gulma berkayu yang sangat mengggangu tanaman kelapa sawit.
Sehingga tidak hanya dilakukan spraying tetapi juga dilakukan manual weeding.
Adapun jenis gulma yang terdapat di PTPP LONSUM tbk Turangie Estate adalah :






Gbr. 18. Niprolepis biserata Gbr. 19. Crmolaena odorata






Gbr. 20. Pulutan Gbr. 21.Clidemea hirta






Gbr. 22. Melastoma balabatricum Gbr. 23. Mimosa impisa





2.5. Harvesting
a. Waktu Panen
tanaman kelapa sawit dapat dipanen setelah berumur 3 tahun (buah pasir) dan tergantung juga kepada
kondisi tanaman. Buah dapat dipanen setelah 6 bulan sejalk terjadi penyerbukan.pemanenan dilakukan
sesuai dengan Harvesting Discipline (disiplin Panen).
Adapun disiplin panen yang harus dilaksanakan seperti :
1. Buah yang dipanen harus sesuai kriteria matang panen yaitu 5 brondol jatuh ke piringan
2. Tidak ada buah matang yang tertinggal
3. Tidak memotong buah mentah
4. Hindari buah memar
5. Semua brondolan dikutip bersih di bawa ke Collection Poin (TPH)
6. Tangkai buah dipotong seperti cangkem kodok, agar tidak menyerap minyak pada saat perebusan
7. Pelepah dipotong mepet
8. Sampah pelepah dipotong 1/3 dan ditumpuk tengah diantara barisan
9. Pada areal miring sampah pelepah di letakan sejajar bibir teras untuk mencegah erosi.
10. Buah di lapangan harus habis diangkut ke pabrik.







Gbr. 24. Pamplet



b. Rotasi/pusingan Panen
Rotasi panen adalah waktu antara panen terakhir dengan panen berikutnya pada areal yang sama. Dan
biasanya di unit kebun Turangie estate pusingan panenya dilakukan 7 hari sekali.

c. Pembagian Ancak Panen
Pembagian ancak panen dilakukan dengan ancak tetap atau ancak giring dimana kedua sistem ancak tersebut
memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika ancak tetap mereka harus diatur agar pengangkutan buah dapat
dikerjakan dengan eIisien.
Sistem pembagian ancak panen
1. Kerapatan Buah
Sebelum memanen seorang mandor mandor harus menghitung kerapatan buah untuk mengetahui berapa
banyak harvester yang di butuhkan per Ha dan berapa luas ancak per Ha.
Sample yang diambil secara random
Ripening Iruit percentage () Total ripe bunches x 100
Total sample

2. Estimasi Tonase per Ha
Tonase per ha (ton/ha) ripening Iruit percentage () x sph (tress/ha) x average bunch weight (kg)

3. Total Harvester
Total harvester (harvester) total bunches x average bunch weight
Output/harvester
4. Luas Ancak Panen
Luas ancak panen (ha/harvester) output/harvester (ton/harvester)
Total harvester


Contoh Kerapatan Buah :
Field 96100 70 Ha
Kerapatan buah 15
SPH 117 pkk
BJR 21 kg
Berapa jmlh Harv dan luas ancak/Harv jika out put/Harv 2 ton
Jawaban :
15 x 117 sph 17,5 bunch/Ha
70 Ha x 17,5 bunch 1225 bunch/70 Ha
Jmlh Harvester 1225 x 21 bjr 13 Harvester
2000 Kg/Harv
Luas ancak/Harv 70 Ha / 13 5,3 Ha/Harv


d. Peralatan Panen
Peralatan panen yang digunakan pada areal tanaman yang sudah tinggi menggunakan ; Kapak siam, egrek,
piber egrek, angkong, goni, ember, gancu.

e. Memanen/ memotong Buah
Adapun teknik memanen pada tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Sang pemanen harus melihat kebawah apakah sudah ada 5 brondol yang jatuh kepiringan
kemudian pelepah dipotong mepet agar buah yang diambil tidak sangkut di sisa pelepahnya.
Pelepah yang diturunkan tidak boleh tergantung atau sengkleh.
FFB ( Frees Fruit Bunch ) yang dipanen adalah yang sudah masak panen.
Sampah pelepah dipotong 3 bagian dan ditumpuk terbalik di tengah antar barisan.
Tandan yang telah jatuh dibawa ke TPH dan dipotong Long stalknya membentuk cangkem kodok, dan di
beri tanda nomor pemanen.
Brondolan yang jatuh dikutip bersih.
Tabel 8. Daily Crop Oil Palm MounthoI Agustus 2008

Date Actual Bud Plant Ton/Harv B.P /- B.P Harvest
TD TDT TD TDT TD TDT TD TDT TD TDT TD TDT
1
2
3
4
5


31 67.580
67.860
37.690
66.460
75.690

135.440
173.130
239.590
315.280 72
72
72
72
72
72
144
-
216
288
2.3
2.3
1.6
2.5
2.7 -
2.3
2.1
2.2
2.3 4420
4140
37690
5540
3690 -
8560
29.130
23.590
27.280 6.1
5.7
5.3
7.6
5.1 -
5.9
2.2
10.9
9.5
29
29
24
26
28 -
58
82
108
136


I. Pengangkutan
FFB yang sudah dipanen diletakkan di TPH yang mengarah ke jalan dan dipisahkan antara tandan dengan
brondolan. Kemudian FFB dan brondolan di angkut ke TPH dengan menggunakan angkong, lalu FFB
disusun berbaris dengan long stock mengarah keatas dan long stock dipotong berbentuk huruI V dan pada
long stock dibuat nomor Pemanen. Setelah FFB dan brondol terkumpul di TPH, kemudian diangkut ke
pabrik dengan truck terlebih dahulu dicatat oleh krani buah dan dilakukan sortasi dilapangan baru diangkut
ke pabrik untuk diolah.

2.6. Pengolahan FFB
FFB harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, buah yang tidak segera diolah mengalami kerusakan.
Pengolahan FFB dipabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut
berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, mulai dari pengangkutan FFB beserta
brondolannya dari TPH ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil sampingannya.
Hasil dari pengolahan FFB ini terdiri dari 2 masam hasil olahan utama yaitu menjadi CPO (Crude Palm Oil)
yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan KPO (Karnel Palm Oil) yang dihasilkan dari ekstraksi
inti sawit.
Adapun tahap-tahap proses pengolahan FFB sampai menghasilkan minyak sawit adalah sebagai berikut :
a. Penimbangan
Setelah FFB sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan. Penimbangan penting dilakukan untuk
mendapatkan total produksi. Penimbangan dilakukan di gerbang masuk, penimbangan FFB langsung dengan
truk pengangkutnya dan pada saat truk keluar ditimbang lagi kemudian didapat selisih antar truk pada saat
membawa FFB dengan Truk pada saat FFB telah diturunkan selisih itulah total produksi.

b. Bongkaran Buah (Loading Ramp)
Setelah truk buah ditimbang, kemudian dibongkardi Loading Ramp. pada saat itu dilakukan sortasi buah
untuk penialaian mutu. Selanjutnya buah dipisahkan ke keranjang lori rebus yang berkapasiatas 2,5 ton.

c. Perebusan (Sterilizer)
Lori-lori yang telah berisi FFB dimasukkan ke sterilizer. FFB dipanaskan dengan uap air yang bertekanan
2,8-3 kg/cm2. lamanya perebusan berkisar 90 menit. Isi dalam satu sterilizer dapat memuat 10 Lori.

d. Perontokan Buah (Threshing)
Setelah perebusan, lori yang berisi FFB ditarik keluar dan diangkut dengan alat Hoisting crane untuk
diletakkan ke atas mesin perontok buah (Thresher). Dari thresher, buah yang telah rontok (Lose Fruit)
dibawa ke mesin pelumat (Digester)

e. Pengadukkan/Pelumatan (Digestion)
Disini lose Iruit diaduk hingga daging buah terlepas dari biji, selama proses digester dipanasi (Diuapi)
selama 25 30 menit.

I. Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit
Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, seterusnya dilakukan pemerasan atau ekstraksi. Guna
memperoleh minyak ada beberapa cara dan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak adalah
g. Pemurnian Minyak Sawit
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari
tempurung dan serabut serta air. Untuk diperoleh minyak sawit yang baik dilakukan penyadapan partikel-
partikel lain dengan alat Send Trap Tank. Setelah dilakukan proses pemurnian tersebut akan dihasilkan
minyak sawit mentah (CPO), selanjutnya CPO disimpan dalam tangki timbun (Storage Tank) dan siap
dipasarkan.

h. Pengeringan dan Pemecahan Biji
Biji yang telah dipisahkan pada proses pengadukan, diolah lebih lanjut untuk mengambil minyaknya.
Sebelum dipecahkan, biji-biji sawit dikeringkan dalam Silo Area minimal 14 jam pada suhu 50C. Biji yang
sudah kering kemudian dibawa ke alat pemecahan biji.
i. Pemisahan Inti Sawit dari Tempurung
Pemisahan inti dari tempurung menggunakan alat Hydrocyclone setelah inti terpisah dari tenpurung, inti
kelapa sawit disimpan untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme maka inti sawit harus segera
dikeringkan dengan suhu 80C di Kernel Bulking Silo


Gbr. 35. Inti Kelapa Sawit
Station Klimatologi
PTPP. LONSUM tbk Turangie Estate memiliki station klimatologi sendiri yang tertetak di Divisi P.Kloneng
dan alat alat yang ada yaitu :
1. Gunn Bellani : BerIungsi untuk menghitung kelembapan tanah yang diamati 1 kali sehari pada jam 7 pagi

2. Temperatur Maximum-Minimum : temperature minimum di hitung pada jam 13.00 wib, temperature
maximum dihitung pada jam 18.00 wib

3. Estate Practice : Untuk menghitung curah hujan secara praktis di hitung pada jam 07.00 wib

4. Automatic : Untuk menghitung curah hujan, diamati setiap hari senin seminggu sekali


5. Evaporation Pan : Untuk menghitung penguapan dilakukan setiap jam 18.00 wib dan airnya diganti
seminggu sekali

Anda mungkin juga menyukai