1. Pembibitan
1.1 Definisi
1.2 Tujuan
1.3 Validasi
e. Bambu 20 batang.
1. Pemilihan benih
a. Varietas hibrida F1
b. Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis)
agroklimat di Sragen
2. Mutu Benih
a. Belum kadaluarsa
3. Pembibitan
a. Media tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran dari tanah dan pupuk
ukuran 5x8 cm dan diletakkan di atas bedeng semaian yang ditutup sungkup
b. Sungkup
Sungkup terbuat dari rangka bamboo lebar bawah 1-1,25 m, tinggi 0,8-1 m,
Benih direndam air hangat suhu (suhu ± 40º C) selama 2 – 4 jam sebelum
disemai.
dengan kertas koran basah pula selama 1 hari 2 malam (36 jam) pada
ii. Benih yang sudah berkecambah ditanam di polybag yang telah berisi
media persemaian 1 – 1,5 cm dengan letak calon akar atau bagian benih
d. Pemeliharaan bibit
Persemaian dijaga selalu dalam kondisi lembab namun tidak boleh terlalu
2. Pengolahan Tanah
2.1 Definisi
dan drainase lebih baik serta membentuk bedengan sebagai tempat tumbuhnya
tanaman melon.
2.2 Tujuan
2.3 Validasi
a. Cangkul.
h. Ajir 21.000 (panjang 2 meter) dan glagar 4.000 (4 m) dari bambu 30.000
batang.
2.5 Fungsi
hingga mendekati pH 7.
e. Klip penjepit dari bambu/kayu, untuk mengaitkan sisi – sisi mulsa dengan
(sawah irigasi), lebar bedengan maksimal 15 meter. Tinggi dan lebar parit
pupuk ZA dosis 450 kg/ha, SP – 36 dosis 300 kg/ha dan KCl dosis 150 –
200 kg/ha atau NPK sebanyak 200 kg dengan cara disebarkan secara
• Mulsa yang digunakan adalah plastik hitam perak dengan lebar 120
cm.
keadaan basah. Gunakan klip penjepit dari bambu atau kayu untuk
mengaitkan sisi – sisi mulsa dengan bedengan agar mulsa tidak
mudah lepas.
sebelum tanam.
20 cm.
3. Penanaman di Lapangan
3.1 Definisi
3.2 Tujuan
3.3 Validasi
a. Abir
b. Bibit
c. Tugal
d. Gayung
3.5 Fungsi
pesemaian.
lembab.
basah atau lubang tanam disiran sampai basah apabila air tidak
mencukupi.
ii. Sebelum tanam, media pada bibit disiram sampai basah agar media
iv. Lepaskan polybag dari media tanam bibit secara hati – hati, bila perlu
dirobek. Usahakan media tanah pada bibit tetap kompak atau tidak
tanah bedeng.
kelayuan.
4. Pengairan
4.1 Definisi
dengan air yang memebuhi standar pada waktu, cara dan jumlah yang tepat.
4.2 Tujuan
4.3 Validasi
a. Air
b. Pompa air
c. Gembor
d. Selang plastik/paralon
e. Cangkul
4.5 Fungsi
b. Pompa air, untuk memompa air (apabila sumber air lebih rendah dari
pertanaman).
atau 2 hari sekali pada waktu pagi atau sore hari, dengan cara parit antar
sekali dengan cara parit antar bedengan digenangi sampai mencapai 2/3
gembor.
a. Mengikat batang tanaman pada ajir dan tangkai buah pada glagar.
tidak dikehendaki.
5.2 Tujuan
b. Buah terganting dengan kuat pada glagar dan tidak bersentuhan dengan
tanah.
5.3 Validasi
a. Tali raffia
b. Gunting pangkas
c. Kantong plastik
5.5 Fungsi
a. Tali raffia, untuk mengikat batang tanaman pada ajir dan tangkai buah
pada glagar.
tanaman mulai diikat dengan raffia pada ajir supaya tanaman merambat
pada ajir tersebut. pengikatan ini dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali
b. Sampai dengan ruas ke – 8 dan di atas ruas ke – 11, cabang atau ranting
daun.
6. Sanitasi Kebun
6.1 Definisi
pertanaman dari gulma, daun – daun, ranting bekas pangkasan dan buah – buah
6.2 Tujuan
6.3 Validasi
a. Wangkil
b. Cangkul
c. Gunting pangkas
d. Kantong plastik
6.5 Fungsi
sampah
c. Gunting pangkas untuk memangkas cabang, daun, dan buah yang tidak
dikehendaki.
c. Kebersihan kebun
bekas pangkasan
ii. Pangkas daun, ranting, dan buah – buah yang busuk dan rontok yang
penyakit.
7.1 Definsi
7.2 Tujuan
7.3 Validasi
b. Air
c. Pompa sprayer
d. Ember/drum
e. Gelas ukur
g. Masker
h. Kacamata
i. Hand sprayer
j. Tongkat pengaduk
k. Topi
l. Sarung tangan
7.5 Fungsi
permukaan daun.
(dosis 60 kg/Ha).
(dosis 60 kg/Ha).
60 kg/Ha).
f. Pupuk susulan diberikan dengan cara dilarutkan dalam air dan disiramkan
di sekitar tanaman.
daun diberikan pada musim kemarai, sedangkan pada musim hujan tidak
2 cc/liter.
petunjuk.
8. Pengendalian OPT
8.1 Definisi
tanaman yang diakibatkan oleh OPT (hama, penyakit dan gulma) dengan caea
memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu
kesatuan.
8.2 Tujuan
8.3 Validasi
a. Sprayer (aplikator)
c. Bahan perekat
d. Bahan perata
e. Air
f. Alat pengaduk
8.5 Fungsi
OPT.
Cara :
perangkap yang terbuat dari toples plastic atau botol plastic bekas air
minum. Bahan aktratannya adalah metil eugenol, protein hidrolisa atau
selasih,
b. Thrips
Gejala : Daun muda atau tunas menjadi keriting, tanaman menjadi kerdil.
pucuk yang belum terbuka. Hama aktif menyerang pada pagi hari atau
Pengendalian :
mejauhi areal.
c. Kutu Daun
akibat cairan daunnya dihisap hama. Ciri lain yaitu terdapat getah cairan
d. Kumbang daun
Pengendalian :
pertanaman
tanah.
diafentiuron, metidation
hingga tinggal tulang daunnya. Bahkan jika tanaman sudah berbuah ulat
Pengendalian :
berkembangbiak.
betasiflutrin 25 gram/l.
f. Tungau
Gejala : Pada daun terdapat luka nekrotis berupa titik-titik kuning yang
dan terpelintir.
Pengendalian :
pertanaman.
g. Ulat Grayak
h. Kutu Kebul
i. Empun Tepung
3. Pengendalian Penyakit
dan rasanya.
Pengendalian :
i. Cara kultur teknis
tanaman.
pertanaman.
tiametoksan 25%.
b. Layu Bakteri
Gejala : perubahan warna pada daun muda menjadi coklat tua dan
Pengendalian :
i. Cara fisik/mekanis
c. Layu Fusarium
Gejala : pada tanaman muda/pesemaian dapat menyebabkan
layu dan sedikit demi sedikit menjadi layu keseluruhan dan mati.
coklat.
Pengendalian :
(60 cm x 60 cm).
Klorotalonil 75%.
d. Antraknosa
Gejala : Pada daun, batang muda, bunga dan buah terdapat bercak-
cm atau 60 cm x 70 cm)
penularan jamur.
tanaman mati layu. Daum yang terserang seperti tersiram air panas
Pengendalian :
melon.
penularan jamur.
Pengendalian :
sefamili.
dibakar.
mancozeb.
penularan jamur.
Pengendalian :
mancozeb.
iv. Tidak semua orang diijinkan masuk ke kebun untuk antisipasi
penularan jamur
penyakit yang muncul karena kekurangan salah satu atau lebih unsur
boron, kalium.
abnormal.
Pengendalian :
aplikasi
dan seimbang.
berwarna hijau.
Pengendalian :
9. Panen
9.1 Definisi
Kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan
9.2 Tujuan
9.3 Validasi
a. Gunting/pisau
b. Keranjang
c. Terpal plastik
d. Jerami
e. Kresek
9.5 Fungsi
i. Jarring atau net pada kulit buah telah terbentuk dengan sempurna,
iii. Terjadi perubahan warna kulit buah, misalnya dari hijau tua menjadi
kekuningan.
vii. Pada melon berdaging putih panen dilakukan pada umur 35 hari
buah untuk melon hijau yang kuning dan no net potong pangkal
tangkai.
ii. Pemotongan tangkai buah dilakukan secara hati – hati agar buah
tidak rusak.
iii. Buah yang telah dipanen dikumpulkan dikeranjang, diberi alas dan
dan setiap lapis diberi pelapis misalnya jerami, kertas atau koran
penampungan buah.
vi. Tanaman yang sudah dipanen harus segera dibongkar dan dibuang di
10.1 Definisi
10.2 Tujuan
10.3 Validasi
b. Sarung tangan
c. Timbangan
d. Lakban
e. Keranjang buah
f. Stiker
h. Jarring/net plastik
i. Gudang
10.5 Fungsi
kerusakan.
mulus, jaring tebal dan merata, bentuknya normal, tidak terluka, tidak
terserang penyakit, tidak ada cacat fisik maupun mikrobiologis, tidak ada
noda getah, tidak ada bintik – bintik kehitaman, tidak ada noda kudis
ditempeli stiker dan siap untuk dikemas, disimpan dalam gudang atau
didistribusikan.
2. Pengemasan buah
b. Dalam satu kemasan hanya berisi buah dengan kelas yang sama.
d. Setiap kemasan harus diberi label dari bahan yang tidak beracun (tinta
diketahui).
ii. Asal produk (nama varietas, tulisan atau gambar “melon” apabila
iii. Daerah asal (nama negara, lokasi tumbuh, dan nama asal/daerah).
potongan kertas.
3. Penyimpanan buah
c. Buah ditata rapi, maksimum 7 lapis dan setiap lapis diberi alas jerami,