Anda di halaman 1dari 49

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

MENERAPKAN TEKNIK
PENANAMAN
Disampaikan Oleh:

Rika Despita, SST, MP


Polbangtan Malang

1
Membuat
Pesemaian

Kompetensi dasar :
peserta diharapkan dapat membuat pesemaian benih
sesuai jenis tanaman dengan baik dan benar

Persemaian Persemaian dipersiapkan 20-30
hari sebelum tanam. Pemilihan
lokasi yang terbaik : rata, mudah
untuk memberi dan membuang
air, tidak ternaungi dan jauh dari
lampu
 Luas ± 4% atau 1/25 dari luas
pertanaman.
 Lebar 1 - 1,2 m dan panjang
sesuai petakan. antara 10-20 m
70% 20-25% 5-10%
 Penambahan pupuk kandang atau
bokashi sebanyak 2 kg/m2 untuk
mengemburkan tanah dan
memudahkan pencabutan benih
 Penambahan 10-20 g Urea/m2 saat
5-7 hss.
 Sebar benih yang telah direndam
dan ditiriskan secara merata
diatas bedeng pesemaian.
 Taburkan 20-25 gram benih untuk
setiap m² persemaian.
1. Persemaian
konvensional

• Pilihan terakhir dalam pembuatan


persemaian.
• Dapat dilakukan pada tanah yang
gembur dan dijaga agar tidak
kekeringan agar akar tidak putus
ketika dicabut.
• Tanamlah benih dengan umur
minimal 10 hari setelah tebar dan
maksimal 21 hari setelah tebar.
2. Persemaian kering
a) Siapkan alat dan bahan, tanah
70%, abu 10% dan pupuk
kandang yang telah terfermentasi
20%, kemudian campur.
b) Letakkan pada tampah bamboo
atau baki plastic yang telah di
lubangi bawahnya. Kemudian
tebar benih yang telah
berkecambah dan rawatlah.
c) Benih dapat ditanam antara umur
10-15 hari setelah tebar
3. Persemaian Dapog
a. Media arang sekam

1) Siapkan alat dan bahan, arang


sekam dan daun pisang.

Letakkan daun pisang sebagai


pembatas akar agar tidak tumbuh
kedalam tanah.

2) Letakkan arang sekam diatas


daun pisang dengan merata
Lanjutan

4) Lipat dan beri penahan dari


tulang daun pisang agar arang
sekam tidak hanyut oleh air.

5) Taburkan benih yang telah


diperam.

6) Taburkan kembali arang sekam


hingga menutupi benih agar tidak
dimakan burung.
Lanjutan

7) Siram dan rawatlah hingga siap


tanam.
8) Bibit dapog arang sekam mudah
dicabut. Tanamlah benih dengan
umur minimal 10 hari setelah
tebar dan maksimal 21 hari
setelah tebar.
9) Informasi:
• Sebelah kiri adalah hasil bibit
dapog arang sekam. Akarnya
panjang dan lembaga masih
menempel sehingga tidak stress
ketika transplanting
3. Persemaian Dapog
b. Media lumpur tipis

1) Hamparkan plastik bekas


sebagai pembatas akar.
(plastik bekas dapat diganti
dengan daun pisang, karung
bekas beras/semen dsb.)
2) Letakkan lumpur cair 1-2 cm
diatas pembatas akar.
3) Taburkan benih diatas
lumpur tipis .
Lanjutan

4) Siram dengan air lumpur untuk


menutupi benih.
5) Bibit mudah dicabut. Tanamlah
benih dengan umur minimal 10
hari setelah tebar dan maksimal
21 hari setelah tebar
Pembuatan persemaian
Kunci keberhasilannya
adalah media yang
gembur dan adanya
pembatas akar.
MALAI DIRENDAM
SEMAI MALAI BASAH
SEMAI MALAI KERING
BENAMKAN MALAI
Cabut Bibit
Cabut Bibit
TANAM BENIH BS
Batas Jumlah Tanaman

1m
TANAM SATU BATANG
Memelihara
Pesemaian

Kompetensi dasar :
peserta diharapkan dapat memelihara persemaian
dengan baik dan benar
1. Pengairan

a) Persemaian basah
• Lima hari setelah tabur persemaian diairi setinggi 1 cm
selama 2 hari seterusnya 5 cm.
b) Persemaian kering
• Pengairan persemaian kering, selama benih tumbuh
kurang dari 2 cm, penyiraman dilakukan 2 x sehari
(melihat kondisi cuaca) setiap pagi dan sore. Pengambilan
penutup benih dilakukan 4 hari setelah penyebaran benih
(biasanya benih telah tumbuh sekitar 2 cm). Setelah tutup
diambil, maka penyiraman dilakukan 1 hari sekali pada
waktu sore (melihat kondisi cuaca). Bibit Siap ditanam
umur terpendek 9 hari atau umur maksimal 16 hari.
2. Pemupukan

Pupuk persemaian dengan 10 gram Urea dan 10 gram TSP


per m² atau 15 gram SP36 pada waktu membuat bedengan
persemaian.
Untuk persemaian kering biasanya pupuk hanya
menggunakan pupuk kandang terfermentasi dengan dosis
20% dari total media.
3. Pengendalian OPT

Hama
• Tikus (Rattus argentiventer (Rob. &Kloss))
3. Pengendalian OPT

Hama
• Penggerek ………..
Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa
hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur penggerek batang
kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna
coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur
mengandung sekitar 100 telur.
Pengendalian hama ini adalah dengan (a) melindung agen hayati.
Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan
gunakan pestisida berspektrum luas, mis. Methyl parathion; (b)
gunakan varietas tahan; (c) pasang perangkap lampu di
persemaian; (d) Insektisida sistemik berbentuk granular seperti
karbofuran, bensultap, bisultap, karbosulfan, dimehipo, atau
fipronil yang masuk kedalam tanaman.
Hama Penggerek …..

Pengendalian :

Pengaturan Pola Fisik dan


Hayati Kimiawi
tanam Mekanisasi
• Tanam • Fisik : • Pemanfaatan • Penggunaan
serempak penyabitan musuh alami  insektisida
• Pergiliran serendah parasitoid dengan bahan
tanaman mungkin waktu • Konservasi aktif :
• Pengaturan panen musuh alami  carbofuran,
waktu tanam • Mekanik : hindari dimehypo,
mengumpulkan penggunaan bisultap,
telur pestisida amitraz dll
3. Pengendalian OPT

Penyakit
• Hawar Daun Bakteri (HDB)
Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun
Bakteri (HDB) merupakan penyakit yang
dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua.
Bila HB terjadi pada tanaman muda
disebut kresek dan bila terjadi pada
tanaman tua disebut hawardaun.
Pada pembibitan, daun yang terinfeksi
berubah hijau keabu-abuan menggulung
dan akhirnya mati.
Persiapan
Lahan

Kompetensi dasar :
peserta diharapkan dapat menyiapkan lahan sesuai
jenis tanaman dengan baik dan benar.
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah sempurna
Penggenangan selama 7 hari agar
tanah menjadi lunak
Pembalikan tanah dengan bajak
singkal (15-20 cm)
Inkubasi selama 7 hari
Bajak rotari untuk melembutkan
tanah hingga melumpur
Garu untuk meratakan lahan
Kebutuhan air berkisar 150-
250 mm atau 1500 -2500 m3
Tanpa Olah Tanah
 Daerah yang mengalami kekurangan air
pada saat awal musim
Penyiapan Lahan
• Pengolahan tanah untuk produksi
benih padi dibedakan tiga fase
• (1) penggenangan tanah sampai
tahap jenuh air,
• (2) pembajakan tanah untuk
memecah bongkahan dan sekaligus
membalikkan tanah,
• (3) penggaruan untuk
menghancurkan tanah dan
kemudian dilakukan pelumpuran
dengan air.
Penyiapan Lahan ….
• Volume air yang dibutuhkan
untuk tiga fase pengolahan tanah
mencapai sepertiga dari
kebutuhan air selama
pertumbuhan tanaman.
• Hal yang perlu diperhatikan
sebelum penyiapan lahan
dilakukan adalah memeriksa
sejarah lapangan dari Lahan
yang akan digunakan untuk
pertanaman.
Penyiapan Lahan …
• Guna mendapatkan struktur lumpur yang baik
perlu dilakukan :
– Merendam areal yang akan dikerjakan 3-4
hari
– Membajak ke-1
– Merendam 2-3 hari
– Membajak ke-2
– Merendam 2-3 hari
– Menggaru ke-1
– Merendam 2-3 hari
– Mengaru ke-2 dan
– meratakan permukaan tanah
Pengolahan tanah sawah irigasi

• Pengolahan tanah bertujuan mengubah


keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan
tanah (struktur tanah dan tekstur
tanah) yang dihendaki oleh tanaman.
• Pengolahan lahan sawah terdiri dari
beberapa tahap :
(a) Pembersihan
- Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat
untuk pembuatan kompos.
Pengolahan tanah sawah irigasi

(b) Pencangkulan :
Perbaikan pematang dan petak sawah
yang sukar dibajak.
(c) Pembajakan :
 Memecah tanah menjadi bongkahan-
bongkahan tanah.
 Membalikkan tanah beserta tumbuhan
rumput (jerami) sehingga akhirnya
membusuk.
 Proses pembusukan dengan bantuan
mikro organisme yang ada dalam tanah.
 Diinkubasi selama 1 minggu
 Menggunakan bajak rotari untuk
melembutkan tanah untuk melumpur.
(b) Penggaruan :
 Meratakan dan menghancurkan gumpalan-
gumpalan tanah.
 Selama digaru saluran pemasukan dan
pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak
hanyut terbawa air keluar.
 Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan
memberikan keuntungan
 Permukaan tanah menjadi rata
 Air yang merembes ke bawah menjadi berkurang
 Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
 Penanaman menjadi mudah
 Meratakan pembagian pupuk dan pupuk
terbenam
Melakukan
Penanaman

Kompetensi dasar :
peserta diharapkan dapat melakukan penanaman
dengan baik dan benar.
Penanaman Padi
1. Tanam Pindah
- Bibit yang ditanam berjumlah 1 – 3
bibit per tancap dengan
menggunakan bibit muda berumur
antara 10 – 15 hari.
- Pengaturan tanaman dilahan
pertanaman dapat dilakukan
dengan berjajar atau segi empat
yang selanjutnya dikenal dengan
istilah legowo dan tegel.
Penanaman Padi
Tanam Legowo
- Cara tanam jajar legowo untuk padi
sawah secara umum bisa dilakukan
dengan berbagai tipe yaitu: legowo
(2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe
lainnya. Namun dari hasil penelitian,
tipe terbaik untuk mendapatkan
produksi gabah tertinggi dicapai oleh
legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir
gabah berkualitas benih dicapai oleh
legowo 2:1.
PRINSIP SISTIM TANAM
 Terdapat lorong panjang bebas tanaman
 Barisan tanaman yang dihilangkan
disisipkan kedalam sisi barisan terdekat
 Sisi barisan yang lain disisipkan
tanaman baru
 Legowo 2:1
(25 x 12,5 x 50) cm = 213.300 rmp/ha
Legowo 2:1
Sehingga, sistem tegel (20 x 10 x 40) cm = 333.300 rmp/ha
Menjadi :  Legowo 4:1
jarak tanam (25 x 25) cm =
160.000 rmp/ha (25 x 12,5 x 50) cm = 256.000 rmp/ha
Kalau : 20 cm x 20 cm =  Legowo 4:1
250.000 rmp/ha (20 x 10 x 40) cm = 400.000 rmp/ha
PENGERTIAN
o CARA TANAM PADI SAWAH DENGAN POLA BEBERAPA
BARISAN TANAMAN, KEMUDIAN DISELINGI OLEH SATU
BARISAN KOSONG

o Alternatif pengadaan pangan masa depan dengan


sistem tanam jajar legowo 2 : 1 41
SISTEM JAJAR LEGOWO 2:1
 MENINGKATKAN POPULASI PERTANAMAN DENGAN
PENGATURAN JARAK TANAM
 EFEK PINGGIR.
SISTEM JAJARYANG
PENERAPAN LEGOWO 4:1
DISARANKAN

LEGOWO 2:1 ATAU 4:1


(JARAK TANAM 25:12,5:50)
Legowo 2 : 1
LEGOWO 2 :1

SISIPAN

25cm
12,5cm
12,5cm

25cm 50cm
50cm
LEGOWO 4 :1 (TIPE 1)
Legowo 4 : 1

SISIPAN

25cm
12,5cm

25cm 50cm
LEGOWO 4 :1 (TIPE 2)
Legowo 4 : 1

SISIPAN

25cm
12,5cm

25cm 50cm
KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO
1. 1. Efek tanaman pinggir

-Turbulensi udara
Peningkatan fotosintesa
20 cm 40 cm

2. Memudahkan Aplikasi Pupuk, Pengendalian


Hama/ Penyakit, Gulma
3. MENINGKATKAN POPULASI TANAMAN
4. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI MENCAPAI
10-15%
5. DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PRODUKSI
PADI-IKAN (MINA PADI DAN PARLEBEK
(KOMBINASI IKAN DAN BEBEK)
49

Anda mungkin juga menyukai