Anda di halaman 1dari 30

TEKNIK PEMBIBITAN TANAMAN

BUAH DAN FLORA

Maria Afnita Lelang, SP. M.Si


Persyaratan Pembibitan

1. Dekat sumber air dan airnya tersedia


sepanjang tahun, terutama untuk
menghadapi musim kemarau.
2. Dekat jalan yang dapat dilewati
1. Lokasi kendaraan roda empat, untuk
memudahkan kegiatan pengangkutan
keluar dan masuk kebun.
3. Terpusat sehingga memudahkan
dalam perawatan dan pengawasan.
Luasnya disesuaikan dengan
kebutuhan produksi bibit.
4. Lahan datar dan drainase baik.
5. Teduh dan terlindung dari ternak
1. Diperlukan untuk kebun koleksi pohon
induk dan kebun persemaian batang
bawah, sehingga pertumbuhan dan
2. Kesuburan tanah produktivitas tanaman dapat optimal.
2. Menunjang kemudahan dalam
memperoleh media semai dan media
tanam dalam polybag
1. Daerah yang ideal untuk lokasi kebun
pembibitan adalah daerah yang bersuhu
udara sejuk, kelembaban udara yang
3. Kondisi iklim relatif tinggi, serta curah hujan yang
cukup akan menunjang pertumbuhan
awal bibit tanaman.
2. Kondisi sebaliknya justru diperlukan
untuk kebun produksi buah dengan hari
kering (kemarau) harus tegas terpisah
dari hari hujan. Karena ini berpengaruh
pada pembungaan dan pembuahan.
1. Sumber daya manusia yang terampil,
rajin dan cinta tanaman. Unsur cinta
tanaman (hobby) ini penting artinya
karena pada hakekatnya tanaman
adalah makluk hidup yang
4. Sumber daya
penanganannya memerlukan perhatian
produksi khusus.
2. Sumber daya produksi lainnya yang
diperlukan dalam pembibitan tanaman
antara lain pupuk kandang, polybag,
paranet, pestisida dan lain-lain.
3. Kesulitan memperoleh bahan-bahan
tersebut terutama berdampak terhadap
menurunnya mutu bibit yang dihasilkan,
atau mahalnya biaya produksi.
Pengelolaan Pembibitan

1. Syarat media tumbuh yang baik adalah


ringan,murah,mudah didapat, porus
(gembur) dan subur (kaya unsur hara).
Penggunaan media tumbuh yang tepat
akan menentukan pertumbuhan
1. Media tumbuh optimum bibit yang ditangkarkan.
dalam polybag 2. Komposisi media tanam untuk mengisi
polybag dapat digunakan campuran
tanah, pupuk kandang dan sekam padi
dengan perbandingan 1:1:1.
3. Sterilisasi pupuk kandang sebelum
digunakan untuk campuran media
bertujuan membunuh penyakit,
cendawan, bakteri, biji gulma,
nematoda dan serangga tanah.
 Ukuran polybag yang banyak digunakan di pembibitan
buah-buahan biasanya berukuran 15X20 cm (diameter x
tinggi) sampai batang bawah dapat disambung atau
diokulasi (sekitar 3-4 bulan setelah tanam biji).
 Tiga sampai empat bulan setelah itu, bibit dapat
dipindahkan ke polybag berukuran 20x30 cm.
 Tiga sampai empat bulat berikutnya bibit dipindah ke
polybag ukuran 30x40 cm.
 Hal ini diperlukan karena polybagnya sudah tidak muat
lagi,sedangkan akar msh hrs berkembang dan bibit blm
siap dopindah ke lahan
Cara penggantian polybag : ·

•Polybag lama disobek dengan silet atau pisau secara hati-hati


agar media di dalamnya tidak pecah atau berhamburan. Sebaiknya
polybag disiram dengan air sebelum dilaksanakan pindah tanam,
agar media lebih kompak/padat.
•Polybag pengganti diisi media tumbuh yang baru, sampai
seperempat bagian dari volume polybag.
•Setelah itu, media lama yang menyelubungi perakaran bibit
dikurangi sedikit dan perakaran yang sudah mati atau mengering
dipotong dengan gunting setek, kemudian bibit dimasukkan ke
dalam polybag pengganti.
•Bibit diatur agar letaknya tepat di tengah polybag, kemudian
media tumbuh yang baru dimasukkan ke dalam polybag sampai
hampir menyentuh bibir polybag pengganti.
•Bibit dalam polybag baru disiram sampai cukup basah agar media
tumbuh yang baru dimasukkan memadat, sehingga kedudukan
bibit menjadi kuat.
1. Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi
pertumbuhan awal bibit.
2. Menghindarkan bibit dari sengatan
matahari langsung yang dapat membakar
daun daun muda.
2. Naungan 3. Menurunkan suhu tanah di siang hari,
memelihara kelembaban tanah,
mengurangi derasnya curahan air hujan
dan menghemat penyiraman air Mencegah
penguapan yang terlalu besar pada
tanaman muda
Jenis Naungan untuk pembibitan :

1. Naungan seng plastik hijau meneruskan sinar sebesar 40-60%


(40% untuk naungan plastik yang sudah lama terpasang hingga
60% untuk yang baru dipasang).
2. Naungan paranet dari bahan plastik atau nylon. Paranet tipe 55
dan 45 (55% dan 45% sinar yang diteruskan).Umur pakainya
bisa bertahan lama (3-4 tahun), sehingga sekali pasang dapat
dipakai untuk beberapa kali usaha pembibitan.
3. Naungan sederhana dari anyaman bambu, daun kelapa dan
sebgainya, yang disusun sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan sinar masuk sekitar 50%.
Macam-macam naungan
1. Menggunakan rak yang terbuat dari bilah
bambu atau besi.Ventilasi atau jalan angin di
bawah rak bibit berfungsi:
2. Mencegah penularan bibit penyakit dari
tanah yang sering terlontar ke daun bila
3. Tempat terkena cipratan air hujan.
pemeliharaan 3. Kelebihan air siraman atau hujan dengan
bibit berpolybag mudah menetes ke bawah, sehingga media
tidak menjadi becek dan kelembaban udara
di sekitar bibit tidak terlalu tinggi, ini penting
untuk menghindari pertumbuhan cendawan.
4. Pertumbuhan akar tunggang akan terhambat
atau berhenti apabila terkena udara di
lubang dasar polybag dan sebaliknya
pertumbuhan akar lateralnya bertambah,
sehingga semakin menguatkan kedudukan
bibit
4. Pemeliharaan bibit

1. Penyemprotan insektisida (hama) misalnya kutu perisai, kutu putih


dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25
WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan
konsentrasi 2 cc/l air.
2. Penyemprotan fungisida (penyakit) misalnya Rhizoctonia sp,
Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang
supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih
sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP,
Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air.
3. Penyemprotan diulang seminggu sekali.
4. Pemupukan daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan
konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15)
dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan
seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan
melalui tanah dengan dosis 1-2 gram per tanaman yang dilakukan
sebulan sekali.
1. Penyiraman bibit pada musim kemarau
biasanya dilakukan setiap dua hari
sekali,sedangkan pada musim hujan
5. Penyiraman disesuaikan. Penyiraman bibit ini dilakukan
dengan menggunakan gembor air.
2. Pengairan sistem genangan atau bahasa
Jawanya dilep apabila pembibitannya
dilakukan dalam polybag yang ditaruh di
sawah, maka cara penyiramannya dengan
menutup saluran pembuangan air,
kemudian air dimasukkan ke areal
pembibitan sampai media di polybag
menjadi basah.Pemasukan air ini sebaiknya
dilakukan pada waktu sore/malam hari
ketika suhu
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara
Generatif

1. Menyiapkan alat pembiakan tanaman secara


generatif
2. Menyiapkan tempat pembibitan
3. Menyiapkan media
4. Menyemai
5. Menyapih bibit
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

1. Menyiapkan alat pembiakan


tanaman secara generatif

2. Menyiapkan tempat Tempat pembibitan adalah :


pembibitan: Suatu tempat yang digunakan
•Pembersihan lahan untuk melakukan penyemaian
benih / kecambah dan penyapihan
•Penyiapan media tumbuh
bibit yang bersifat sementara
•Pembuatan bedengan dan sampai menjadi bibit siap tanam
naungan di lapangan.
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

Syarat Tempat Pembibitan : Tujuan Pembersihan lahan


- Lahan bersih dari gulma, sisa
tanaman dan kotoran Meyiapkan tempat pembibitan
bebas dari sisa – sisa tanaman,
-Suhu , kelembaban dan
rerumputan, semak batuan
intensitas cahaya dapat diatur maupun sisa – sisa perakaran
sesuai kebutuhan dan membebaskan tempat
-Sirkulasi udara lancar pembibitan dari sarang patogen.
-Terlindung dari angin kencang,
sengatan matahari dan hujan
-Media tumbuh gembur dan
subur
-Tidak tergenang air
Jenis dan Ukuran Tempat Pembibitan

1. Raised Bed
adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan
pada lahan datar tanpa naungan.
2. Sunked Bed
adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan yang terletak
di bawah permukaan tanah dengan kedalaman tertentu dan pada
bagian atasnya diberi naungan.
3. Shade House
adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan pada lahan
datar dan dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup.
4. Green House
adalah tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat
dikendalikan temperatur dan kelembaban udaranya sesuai
kebutuhan.
• Bedengan adalah luasan lahan tertentu yang dibuat untuk
menghindari terjadinya genangan air pada tempat pembibitan
yang menyebabkan jeleknya aerasi.
• Ukuran bedengan :
Lebar 100 – 150 Cm
Panjang 5 – 10 Cm
Tinggi 20 Cm

Bedengan
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

• Syarat media yang baik :


a. Bebas hama dan
penyakit
b. Gembur
c. Dapat menahan air
3. Penyiapan media dan udara dalam jumlah
sebanding dan mencukupi
d. Mudah melepaskan
kelebihan air
e. Aerasinya baik
f. cukup mengandung
unsur hara
g. Media yang digunakan
campuran antara tanah,
pasir dan pupuk kandang
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

4. Menyemai :
Menyemai adalah kegiatan menumbuhkan benih dalam media tumbuh pada tempat pembibitan

Penanaman :

Benih di tanam tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal

Calon akar menghadap kebawah

T utup lubang tanam
Menyemaikan biji dalam wadah
persemaian
1. Wadah yang terbuat dari kotak kayu atau plastik dan polybag. (biji
buah berukuran kecil seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing,
sawo dan lain-lain.)
2. Media persemaian mempunyai aerasi baik, subur dan gembur,
(campuran pasir, pupuk kandang dan sekam disterilkan dengan
perbandingan 1:1:1)..
3. Biji ditabur merata diatas mediaditutup lagi dengan media setebal 1-
2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah.
4. Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari
langsung dan derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu
kali sehari yaitu pada waktu pagi atau sore hari, agar tidak
kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh ditempat yang terlindung
dari gangguan unggas dan serangga.
Menyemaikan biji dalam bedeng
persemaian
1. Biji buah yang besar s(mangga, durian, alpukat, nangka dll),
sebaiknya disemaikan dalam bedengan di lapang. Bedengan
disiapkan dengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul
sedalam 25-30 cm, kemudian tanah dihaluskan.
Untuk menambah kesuburan dan kegemburan tanah, setiap luasan
dua meter persegi bedengan dapat ditambahkan masing-masing satu
kaleng minyak (isi 18 l) pupuk kandang dan sekam padi yang diaduk
sampai rata. Untuk menghindarkan jamur dan hama yang dapat
merusak biji, media tempat penanaman tadi disemprot dahulu
dengan fungisida dan insektisida. Bisa juga ditaburi dengan Furadan
3G. Bedengan dibuat selebar 80-100 cm dengan panjang tergantung
kebutuhan dan arah bedengan diusahakan mengarah ke Utara-
Selatan agar mendapat sinar matahari yang cukup.
2. Menyemaikan biji dalam bedengan dengan arah memotong
bedengan (lebar bedengan) dibuat larikan sedalam 7,5 cm dengan
jarak larikan 7,5-10 cm. Setelah itu biji yang berukuran besar tadi
ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5-7,5 cm ataupun tanpa
jarak (berdempetan), kemudian ditutup kembali dengan media
disekitar larikan.
3. Waktu menanam biji harus diperhatikan agar peletakan bijinya
jangan terbalik. Untuk mangga bagian perutnya (bagian biji yang
melengkung) menghadap ke bawah, sedangkan untuk durian,
alpukat dan nangka bagian sisi dimana embrio (bakal tunas dan akar)
berada dibagian bawah. Bila letaknya terbalik, maka pertumbuhan
akar dan batangnya akan membengkok dan akan menggangu
pertumbuhan bibit selanjutnya.
4. Untuk menghindarkan derasnya air hujan dan teriknya sinar
matahari, bedengan diberi naungan untuk tiap bedengan dengan
menggunakan atap dari jerami, anyaman bambu, atau daun kelapa.
Ttinggi tiang di sebelah timur sekitar 120 cm, sedangkan tinggi tiang
di sebelah barat adalah 100 cm di atas permukaan tanah. Dengan
demikian bentuk naungan condong ke arah sebelah barat dengan
maksud agar bibit di persemaian cukup menerima sinar matahari
pagi.
5. Biji yang disemaikan biasanya mulai berkecambah (tunas muncul di
atas permukaan tanah) antara 1-3 minggu setelah penyemaian,
tergantung jenis tanamannya. Setelah biji berkecambah dapat
langsung dipindah ke polybag ukuran 15x20 cm atau 20x25 cm.
Setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk
ataupun diokulasi.
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

5. Penyapihan bibit: Kriteria bibit siap sapih:


a.Tumbuh sehat
Penyapihan adalah memisahkan b.Cukup umur, tidak terlalu tua
bibit dari kelompoknya hingga dan tidak terlalu muda ( sayuran
menjadi tanaman individu dalam umur 10 – 11 hari setelah semai
suatu wadah tersendiri sesuai dan tanaman perkebunan umur 2
ukuran dan pertumbuhnya minggu setelah semai )
c.Perakaran baik
Tujuan : d.Calon batang tumbuh lurus dan
a.Mempercepat pertumbuhan bibit tidak patah
b.Memudahkan bibit
menyesuaikan dengan
lingkungannya
c.Mengurangi tingkat kematian
bibit di lapangan
d.Memudahkan pemindahan bibit
kelapangan
Cara penyapihan

• Siram terlebih dahulu media


semai
• Cabut bibit dengan cara
memegang pangkal batang
dan mencongkel akar bibit
kemudian diangkat keatas
• Bibit ditanam
• Siram media tumbuh agar
perakaran cepat menyatu
dengan media
Pemeliharaan bibit :

•Penyiraman
•Pemupukan
•Pengendalian hama dan
penyakit
•Mengatur naungan

Waktu pemupukan pada


pembibitan didasarkan pada :
1. Jenis pupuk
2. Fase pertumbuhan
3. kondisi cuaca
Melakukan Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif

1. Menyiapkan alat pembiakan tanaman secara


generatif
2. Menyiapkan tempat pembibitan
3. Menyiapkan media
4. Menyemai
5. Menyapih bibit
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai