Anda di halaman 1dari 54

BUDIDAYA TEMBAKAU DELI

OLEH :
Ir. Hery Supriyanto
URUTAN PEKERJAAN PENANAMAN TEMBAKAU DELI

 Persiapan Lahan Pendahuluan ( Buiten


Werk/BW )
 Pembibitan
 Penyiapan Lahan Untuk Tanam
 Tanam dan Pemeliharaan
 Panen dan Pengeringan
• Tembakau Deli di tanam di areal bekas tanaman
Tebu Plant Cane (PC) , Ratoon I (R1), Ratoon II
(R2) ± 3 Tahun.
• Selama masa ± 9 bulan sampai 12 bulan. Areal
Eks Tebu di istirahatkan terlebih dahulu sebelum
di tanami oleh tanaman Tembakau Deli.
• Tujuannya adalah untuk merekondisikan kembali
Lahan Bekas Tebu dengan tahapan pekerjaan :
• Pengolahan tanah plowing
• Memperbaiki saluran drainasi parit induk (primer),
saluran parit U/S (sekunder) dan saluran parit T/B
(tertier)
• Menanam tanaman penutup tanah Crotalaria SP
• Pengolahan tanah plowing bertujuan untuk
memperbaiki struktur tanah yang telah mengalami
pemadatan selama masa tanam dan panen tebu.
Dengan pengolahan tanah, porosity dan arak tanah
akan lebih baik.
• Perbaikan saluran drainase bertujuan untuk
menurunkan permukaan air tanah.
• Tanaman penutup tanah bertujuan untuk menambah
unsur N dalam tanah melalui fixasi N oleh bintil akar,
penambahan bahan organik serta dapat menekan
penyakit layu (slimzick)
PENGOLAHAN TANAH PENDAHULUAN

Tahapan Pekerjaan :
• Membabat 1x
• Merumpuk & membakar
• Membongkar Tunggul & gelagah
• Pembajakan (plowing)
• Mencangkul 1 x Tepi Parit (manual)
MEMBUAT SALURAN AIR / DRAINASE
Tahapan pekerjaan
• Membuat dan mendalamkan Parit Induk ukuran :
lebar: 1,5 m-2m, kedalaman minimal : 2m.
Pengerjaannya dilakukan sampai 50m-100m keluar
Afdeling
• Menggali & mendalamkan parit U/S ukuran :
80×90×70 cm dengan rotari dicher atau tenaga
manual
• Menggali & mendalamkan parit T/B, ukuran :
60×70×45 cm
MENANAM TANAMAN PENUTUP TANAH

• Jenis tanaman : Crotalaria


• Ditanam setelah selesai tanah di plow 1x
• Lahan dibuat alur tempat menabur benih,
dengan ketentuan :
 Kedalaman alur penanaman ± 5 cm
 Jarak antar alur / barisan ± 1 m
 Kebutuhan benih = 10 kg/hektar, dicampur
dengan pupuk RP = 15 kg/hektar, ditabur merata
di alur dan ditutup dengan tanah
 Penyisipan dilakukan setelah crotalaria berumur :
2-3 minggu
PEMBIBITAN

Sasaran :
• Bibit tersedia dalam jumlah yang cukup
• Umur bibit tepat waktu (umur 38-40 hari)
• Bibit tidak terserang hama dan penyakit
• Bibit seragam dan jagur (tinggi ± 12-15 cm)
TAHAPAN PEKERJAAN PEMBIBITAN
• Persiapan areal pembibitan
• Pembuatan bedengan dan payungan
• Persiapan media
• Merendam benih
• Persemaian
• Menjarang bibit
• Pemeliharaan bibit (pemupukan,
pengendalian hama penyakit, dan
penyiraman)
• Buka payung bedengan
• Seleksi dan cabut bibit
Persyaratan areal pembibitan tembakau :

Penyinaran matahari penuh dari pagi sampai


siang tanpa ternaungi tanaman atau bangunan
Lokasi datar, tidak pada daerah cekungan
Dekat dengan areal penanaman
Drainase baik
Mempunyai sumber air yang cukup dan tidak
tercemar
Jauh dari permukiman penduduk
• Pembuatan bedengan bibitan, ukuran :
panjang : 6,20 m, lebar : 1,20 m dan tinggi
bedengan : 30-40 cm.
• Payungan menghadap timur dengan tinggi 100 cm
bagian depan dan 80 cm bagian belakang
• Atap payungan terdiri dari 2 lapis, bagian bawah
plastik tidak tembus air dan bagian atas atap lalang
• Pembuatan bedengan untuk perkecambahan dan
jarang bibit (plat) harus selesai ± 5-7 hari sebelum
digunakan
• Sumber air pada pembibitan tembakau
menggunakan perigi bibitan yang dibuat ukuran :
1,8m×2m×3,6m dengan jumlah perigi 0,08 buah per
ladang.
Persiapan Media Bibitan

• Media tumbuh terdiri dari : tanah top soil+ kompos+pasir dengan


perbandingan 5:3:2 atau disesuaikan dengan kondisi top soil
• Kebutuhan media :
 Bedengan semayan : 1m×6m×0,05m = 0,3 m3 = 2 drum
 Bedengan jarangan : 25 plat×0,03m×0,04m×228 lbg = 0,2
m3 = 1,5 drum
 Ukuran drum : tinggi = 88 cm, diameter = 54 cm, volume =
0,27 × 0,27 × 3,14 × (0,88 × 2/3) = 0,14 m3
 Kebutuhan media bibitan perladang adalah :
▪ Bedengan semayan = 4 bed × 2 drum = 8 drum
▪ Bedengan jerangan = 6 bed × 1/2 drum = 9 drum
Jumlah : 17 drum
STERILISASI BIBITAN

Tahapan pekerjaan :
• Mengayak media, masing-masing media di ayak terpisah agar
diperoleh media yang bebas dari : akar-akaran tanaman,
sampah, batu-batu kecil, serta kotoran lainnya
• Mencampur media tanah, kompos, dan pasir yang sudah di
ayak, di ukur menggunakan ember dengan jumlah sesuai
perbandingan. Pencampuran menggunakan cangkul dan skop
di aduk merata kemudian di masukan kedalam drum untuk di
panaskan
• Strelisasi menggunakan drum (1/3 diisi air dibawah saringan
dan 2/3 atasnya diisi campuran media)
• Pemanasan dengan menggunaka tungku sekam dan kayu
sipingan sampai suhu mencapai 110 derajat celcius dan
dibiarkan hingga ± 15 menit
MERENDAM BENIH

Tahapan pekerjaan :
• Benih direndam ± 72 jam berkecambah ditandai
dengan munculnya bintik putih (bakal akar)
• Perendaman dilakukan dengan cara :
▪ Persiapan bak perendam benih terbuat dari seng ukuran 60 cm ×
60 cm dan diisi dengan air
▪ Lerakkan handuk kecil diatas air dan kain blacu (ex karung tepung)
ukuran 7 cm × 7 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan luasan bak
perendam
▪ Benih ditabur diatas kain blacu/lap sebanyak 1 cc/0,6 gram perlap
selama 72-84 jam
▪ Air pada bak perendam tidak boleh kurang sehingga handuk tetap
membasahi kain blacu
▪ Kamar perendam benih harus terdapat ventilasi untuk sirkulasi
udara dan cahaya
PERSEMAIAN
Tahapan pekerjaan :
• Setelah benih berkecambah, selanjutnya benih dicampur dengan
air dan disiramkan/disemai pada bedeng semaian menggunakan
gembor berkepala berlubang besar
• Satu hari sebelum benih disemai bedeng semaian diberi pupuk mix
bibit dengan dosis : 50 gram/bed + previcur N dengan dosis 30
cc/bed, drencing untuk 10 ltr air
• Tujuh hari setelah rendam diberikan lagi pupuk mix : 100 gram/bed
• Sepuluh hari setelah rendam diberikan lagi pupuk mix : 100
gram/bed
• Dari sepuluh hari setelah rendam diberikan lagi pupuk mix : 100
gram/bed
• Untuk mencegah semut, menggunakan insektisida Mipcindo WP
10 % yang ditabur pada tempengan bibit selama 3 hari berturut-
turut, diberikan 25 gram/bedeng
• Penyiraman dilakukan minimal 4 kali sehari disesuaikan dengan
kondisi cuaca
MENJARANG BIBIT
• Kriteria bibit tembakau bisa dijarangi apabila umur semaian : 14-15 hari
dengan jumlah daun 3-4 helai sebesar mata ayam
• Kebutuhan bibit untuk jarangan :
▪ Jumlah populasi tanaman utama perladang = 19.000 bibit
Sisipan, matalima : 20% = 3.800 bibit
Jumlah bibit = 22.800 bibit
▪ Jumlah plat perbedeng = 25 plat
Jumlah bibit perplat = 228 bibit (lbg)
Jumlah bibit perbedeng = 25 × 𝟐𝟐𝟖 = 𝟓𝟐𝟖 𝒃𝒊𝒃𝒊𝒕 = 5.700 bibit
▪ Jumlah bibit yang layak tanam = 70% = 3.990 bibit/bed
Kebutuhan bed perladang = 22.800 ÷ 𝟑. 𝟗𝟗𝟎 = 6 bed/ladang
– Empat hari sebelum penjarangan, plat bibit sudah diisi media dan
disusun diatas bedengan yang diberi alas plastik tidak tembus air
– Satu hari sebelum pindah jarangan, media diberikan pupuk mix 100
gram + previcur N dosis 33 cc drencing untuk 10 ltr air/bed
– Bibit yang dijarangi harus seragam dalam satu plat, satu lobang diisi
satu bibit semaian dan untuk setiap satu seri harus selesai satu hari.
PEMELIHARAAN BIBIT
Tahapan Pekerjaan :
• Pemupukan menggunakan pupuk mix NPK : 8,4 × 31,2 × 20,4 diberikan
dengan dosis 650 gram/ bed dibagi dalam 7 aplikasi
▪ 3 kali aplikasi saat disemaian / dederan = 250 gram/bed
▪ 1 kali aplikasi saat menjarangi = 100 gram/bed
▪ Umur bibit 1 hari = 150 gram/bed
▪ Umur bibit 25 hari = 100 gram/bed
▪ Umur bibit 30 hari = 50 gram/bed
– Pengendalian hama penyakit :
▪ Pengendalian hama : sterelisasi pekerja dengan mencuci tangan dengan
larutan sabun (trinatrium fosfat = 0,2 % sbl bekerja
▪ Hama siput ( Filicaulis SP ) menggunakan siputok 5 g + dedak dengan
perbandingan 1:36 ditabur pada tempingan bedengan sebelum penjarangan
( bibit umur 13 hari )
▪ Hama ulat ( Helliotis Asullta, Spodoptera Litura, Pluesia Signata )
menggunakan : insektisida atabron 50 EC (dosis = 0,5 cc/ltr) atau insektisida
buldok 25 EC (dosis = 5 cc/ltr). Aplikasi secara ground spraying umur bibit
10-38 hari dengan interval 3 hari menggunakan pompa solo.
▪ Hama Capsid (Cyntopeltis Tenuis), menggunakan Convidor 200 SL dengan
dosis 0,55 cc/ltr atau rutraz 200 EC dengan dosis 0,5 cc/ltr, aplikasi umur bibit
16-40 hari dengan interval 30 hari
• Pengendalian penyakit :
▪ Penyakit rebah batang (Phytopthora SP, Pythiuom SP), pengendalian :
● Fungisida Previcur N atau Proplant 722 SL dengan dosis 32 cc/ltr disiram
pada bedengan semayan pada sebelum tabur benih dan pada bedeng
sebelum jarangan dan selanjutnya umur 18,26,34,dan 38 hari (dosis = 2 cc/ltr)
● Pemeriksaan bibit sakit secara rutin oleh karyawan wanita
● Sanitasi dengan membuang bibit sakit
▪ Penyakit bopeng (Sercospora Nicotianae), pengendalian menggunakan :
● Fungisida Top Sindo M70 WP atau Nemispore 80 WP, dengan dosis 1
gram/ltr, disemprotkan mulai umur : 16-40 hari dengan interval 3 hari secara
selang-seling.
▪ Penyakit layu bakteri/ Slymziek (Psodomonas Solanaecerum),
pengendalian dilakukan dengan pemeriksaan secara rutin oleh BPTD atau
karyawan yang sudah terlatih.
• Penyiraman :
▪ Penyiraman sampai umur 5 hari setelah pindah
jarangan menggunakan gembor kepala halus
▪ Penyiraman diatas umur 5 hari sampai dengan
bibit siap tanam menggunakan gembor kepala kasar
▪ Penyiraman dilakukan 4 kali sehari atau
disesuaikan dengan situasi dan kondisi cuaca
▪ Penyiraman tidak hanya pada media bibitan,
juga pada tampingan bedengan agar terjaga tetap lembap
• Buka payung :
▪ Pelaksanaanya dimulai pada umur : 30 hari
atau apabila daun bibit sudah menutup
permukaan media secara merata
▪ Buka payung dilakukan pada sore hari,
bertujuan agar bibit tidak mengalami stagnasi /stress
SELEKSI DAN CABUT BIBIT

Pelaksanaanya :
 Bibit yang tidak layak seperti : bibit Etiolase
(Nyacing), batang terbelah dan pupus daun
mengeriting agar dicabut dan disingkirkan oleh
karyawan tanam saat bibit akan ditanam.
 Pencabutan bibit dilakukan pada umur 38-40 hari
 Kriteria bibit jagur adalah : tinggi bibit = 8-15 cm,
diamaeter batang = 2,5-3 mm, dan jumlah daun 5-6
helai
 Sebelum dilakukan pencabutan bibit, lakukan
penyiraman agar media tumbuh bibit longgar dan
bibit mudah dicabut serta akar tidak ada yang putus.
PERSIAPAN LAHAN UNTUK TANAM
Tahapan Pekerjaan :
o Pembersihan Areal : Babat, Merumpuk dan Bakar, Bongkar
tunggul/gelagah ( H-110 s/d -77)
o Pengolahan Tanah ( H-75 )
o Memperbaiki Saluran Drainase ( H-70 )
o Membuat Pasar Petak/ Pasar Panan ( H-71 )
o Cangkol Manual tepi parit ( H-57 )
o Mempersiapkan Sumber Air (sumur dan Pengeboran) ( H-30 )
o Pasang Titi dan Mendirikan Gubuk kutip (H-71 )
o Menggemburkan tanah/kepyak Dan Menyisir (H-12s/d -5)
o Mericik dan Membuat Lobang Tanam (H-3s/d-1)
 Pembersihan lahan bertujuan agar saat
pengolahan tanah dengan mekanisasi,
implement dapat bekerja optimal sehingga
kwalitas dan kwantitas olah dapat terpenuhi.
 Pengolahan tanah bertujuan :
- Memperbaiki sifat fisik tanah.
- Memperbaiki porositas & tata udara tanah.
- Memperbaiki sistem aerasi tanah.
- Menggemburkan/ Menyuburkan tanah.
- Menekan hama & Penyakit Tanaman.
 Pengolahan tanah harus dalam keadaan
kapasitas lapang, prakteknya apabila tanah
digemgam dan dijatuhkan akan pecah.
PELAKSANAAN PENGOLAHAN TANAH UNTUK TANAM

Secara Mekanisasi :
 Subsoiling Dalam, bertujuan untuk memecah lapisan kedap air
sehingga proses infiltrasi dapat lancar. Alsinta yang digunakan
Traktor MP 150 HPdengan implement Subsoiler Depth 2 shank.
 Pembajakan (Plowing), bertujuan untuk membongkar dan
membalikan tanah agar sirkulasi lebih baik dan menghancurkan
sisa tumbuhan yang ada.Alsinta yang digunakan Traktor MP 150
HP atau 120 HP dengan implement Disc Plow (diameter disc
32”).
 Penggaruan (Harrowing), bertujuan untuk memecah dan
menghaluskan tanah sehingga menjadi gembur. Alsinta yang
digunakan Traktor MP 150 HP 150 HP dengan implement Offset
Disc Harrow (diameter disc 28”).
MEMPERBAIKI SALURAN DRAINASE

Tujuan :
Untuk menurunkan permukaan air tanah.
Untuk menghindari adanya areal yang
tergenang.
Memperlancar aliran air pada areal tanaman.
Memperbaiki aerasi tanah serta microbia
tanah sehingga perakaran tanaman dapat
berkembang lebih baik.
Ukuran Parit Drainase :
 Parit Induk : 1,5X 2.0 X 2,0 m.
 Parit U/ S : 80 X 90 X 70 cm.
 Parit T / B : 60 X 70 X 45 cm.

Indikator berfungsinya saluran drainase:


Apabila setelah terjadinya hujan ;
 Pada saluran tertier (parit T/B), air sudah
habis (tidak ada genangan) setelah 2 jam.
 Pada saluran sekunder (parit U/S), air sudah
habis (tidak ada genangan) setelah 12 jam.
 Pada saluran primer (parit induk), air sudah
habis (tidak ada genangan) setelah 24 jam.
MEMBUAT PASAR PETAK/ PASAR KUTIP

Fungsinya :
 Untuk memudahkan pengangkatan peti kutip dari
masing-masing ladang ke rumah kutip.
 Untuk memudahkan pelaksanaan perawatan tanaman.
 Sebagai pasar kontrol bagi Asisten dan Mandor.
Pembuatan :
 Dibuat sejajar dan sepanjang dengan parit T/B, Lebar :
120 cm, kedalaman : 40 cm.
 Setiap 2 petakan lahan tanam harus dibuat satu pasar
petak ( ratio 2 : 1 ).
PERSIAPAN SARANAUNTUK PENYIRAMAN TANAMAN

Fungsinya :
 Menyediakan sumber air untuk penyiraman tanaman mulai dari tanam sampai
masa pertumbuhan tanaman saat kekeringan.
 Menyediakan sumber air yang akan digunakan untuk penyemprotan insektisida.
Sumber air yang dipersiapkan utk setiap Afd/ksi:
 Pembuatan sumur manual ukuran : 1,20 X 1,80 X 2,50 m, dengan ketinggian air
minimal 1,50 m. Dibuat per ladang : 2 sumur.
 Apabila air tanah terlalu dalam , sebagai pengganti sumur manual adalah
pembuatan sumur bor dangkal dgn kedalaman minimal 18 m.
 Apabila Afd/ksie dekat dengan sungai maka air sungai dapat digunakan untuk
penyiraman dengan ketentuan airnya tidak tercemar limbah. Pemanfaatannya
menggunakan pipa besi atau almunium ukuran 6” dan 4” yang dialiri menuju
afd/ksi menggunakan mesin Dorman.
 Apabila Afd/Ksie dekat dengan sumur bor dalam, dapat digunakan untuk
penyiraman tanaman , untuk pemanfaatannya juga menggunakan pipa yang
diatur dan di susun sedemikian rupa sehingga air sampai ke Afd.
MENDIRIKAN RUMAH KUTIP DAN PASANG TITI

Fungsi Rumah Kutip :


 Untuk meletakan peti yang sudah terisi daun tembakau hijau agar
tidak terkena sinar matahari langsung.
Pembuatan :
 Dibuat dengan ragangan bambu blangke dan atap dari daun lalang
kering yg digapit.
 Ukuran 2,0 X 2,5 m per kamar dan kebutuhan per ladang adalah 2
kamar.
Pemasangan Titi :
• Pemasangan titi untuk pasar jeep menggunakan bis beton dan
harus sudah terpasang 70 hari sebelum tanam.
• Pemasangan titi pasar petak menggunakan bambu blangke yang
digambang dan harus sudah terpasang 58 hari sebelum tanam.
MERICIK DAN MEMBUAT LOBANG TANAM

Sebelum diricik dan dibuat lobang tanam, persyaratan


lahan yang harus dipenuhi adalah:
 Kondi si lahan rata dan tanah gembur (perlakuan
kepyak) serta bersih dari sampah-sampah (perlakuan
sisir).
 Parit T/B dan pasar petak harus bersih dan bebas dari
gulma teki.
 Mericik dengan ukuran: 100X50X45 cm (jarak gandok X
jarak antar barisan X jarak dalam barisan).
 Buat lobang tanam dilakukan dengan cara 2x cangkol
setiap lobang dengan jarak dalam barisan mengikuti
tanda yang ada pada tali tanam.
TANAM DAN PEMELIHARAAN

1. PENANAMAN
Pelaksanaan :
 Jumlah pokok ditanam 1000-1500 pkk/hari
 Jumla h tanaman per ladang : 19.000 pkk
 Jumlah tanaman per blok : 3100-3300 pkk
 Penanaman dibagi menjadi 3 planstop :
Planstop I, terdiri dari 3 blok tanam (9500 pkk/ldg)
Planstop II, terdiri dari 2 blok tanam (6200 pkk/ldg)
Planstop III, terdiri dari 1 blok tanam (3300 pkk/ldg)
 Senggang waktu istirahat antara planstop I dan
planstop II selama 12 hari, digunakan untuk
perawatan tanaman planstop I.
Antara planstop II dan planstop III selama 7
hari, digunakan untuk perawatan tanaman planstopII
 Penanaman 19.000 pkk/ldg harus bisa diselesaikan
dalam jangka waktu 40 hari, oleh karena tanaman
planstop I blok I pada saat itu harus sudah di panen
pertama.
 Penanaman dimulai pukul 14.00 wib.
 Pupuk lobang yang diberikan adalah pupuk mixed NPK
dosis : 7,5- 10 gr/ pkk
(penetapan berdasarkan rekomendasi BPTD).
2. PEMELIHARAAN TANAMAN

Tahapan Pelaksanaan :
A. Tutup Kaki 1X ( TK 1X ) (H+6 s/d H+10).
B. Tutup Kaki 2 X ( TK 2X) (H+16 s/d H+20).
C.Buang daun bawah umur 30 hari.
D. Pemupukan.
E. Pengendalian hama dan penyakit.
F. Penyiraman.
G. Pengendalian gulma.
A. TUTUP KAKI 1X

Tujuan :
 Untuk merangsang pertumbuhan akar.
 Menekan laju pertumbuhan gulma.
 Mempercepat laju penurunan air dari petakan.
Pelaksanaan:
 Pekerjaan TK 1X dimulai dari petak tanam pertama dari
pinggir parit T/B atau tepi pasar petak.
 Tanah dicangkol halus, diangkat dan dibumbunkan
rapat ke batang tanaman.
 Tanah yang dicangkol dan diangkat adalah tanah yang
nantinya akan menjadi parit gandoan/bedengan
dengan kedalaman 20-25 cm.
 Selesai pelaksanaan TK1X perpertaknya, dilanjutkan
dengan pembersihan parit T/B dan pasar petak.
B. TUTUP KAKI 2X
Tujuan :
 Untuk merangsang pertumbuhan akar.
 Untuk memperkokoh tegaknya tanaman.
 Untuk menekan laju pertumbuhan gulma.
 Mempercepat laju penurunan air dari petakan ke parit T/B.
Pelaksanaan :
 Sebelum TK 2X, dilaksanakan kutip daun 3 hari sebelumnya oleh karyawan
wanita, dengan tujuan mencegah serangan penyakit Cercospora dan
Pseudomonas Solanacearum serta memudahkan pelaksanaan tutup kaki 2.
Daun yang ditinggalkan pada saat kutip daun adalah: 2 daun dan 1 pupus.
 Pekerjaan TK 2X sama perlakuannya dengan TK 1X, hanya saja tanah yang
diangkat untuk bumbun tanaman lebih banyak agar kedalaman paritan
gandok/bedeng mencapai 35-40 cm.
 Setelah TK 2X selesai, tetap dilanjutkan pembersihan parit T/B dan pasar
petak.
C. BUANG DAUN BAWAH UMUR 30 HR (Hygienis Plugh)

Tujuan :
 Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dengan membuang
daun-daun yang tidak produktip.
 Untuk menekan perkembangan penyakit Cercospora.
Pelaksanaan :
 Dimulai dari petak pertama dan sebelum pelaksanaan dimulai maka
karyawan pekerja wajib cuci tangan menggunakan sabun Trinatrium
phospat yang disediakan afdeling.
 Dilaksanakan pada pagi hari dan diberhentikan paling lambat jam
09.00 wib. Jika buang daun belum selesai pada saat itu maka akan
dilanjutkan esok paginya.
 Daun-daun yang dibuang adalah daun yang kena tanah dan daun yang
kekuning-kuningan.
 Daun-daun hasil kutipan dimasukkan kedalam goni untuk dibuang
kedalam lobang sampah yang telah dibuat.
D. PEMUPUKAN

Tujuan :
 Agar pertubuhan tanaman tanaman jagur dan seragam.

Pelaksanaan :
Dalam pelaksanaan pemupukan tembakau Deli tetap mempedomani
rekomendasi yang dikeluarkan oleh BPTD baik jenis maupun dosisnya, terdiri
dari :
 Pupuk pendahuluan :
Pupuk RP (phosfat), dosis: 7,5-10 gr/pkk pemberian dengan cara penaburan
merata di areal tanam oleh kelompok karyawan wanita.
Pupuk Dolomit, dosis: 5,0-7,5 gr/pkk, pemberian juga dilakukan secara tabur
merata.
Pupuk pendahuluan ini dilaksanakan 21- 30 sebelum tanam.
 Pupuk lobang
mixed (NPK 5x10x7,5), dosis: 7,5-10 gr/pkk.
 Pupuk TK 1X
Pupuk mixed (NPK 5x10x7,5), dosis: 10 gr/pkk
Pemberian ditabur sekeliling pokok.
 Pupuk TK 2X
Pupuk ZA + ZK, dosis: 10 gr/pkk.
Pemberian ditabur sekeliling pokok.
E. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT

Tujuan :
 Mendapatkan daun yang utuh (>95%).
 Mendapatkan tegakan pokok produktif optimal.
Pengendalaian :
 Ulat daun (Heliotis Asulta, Spodoptera Litura, Plusia Signata);
• Insektisida yang digunakan Buldok 25 EC, dosis : 7,5 cc/15 l
• Aplikasi dimulai umur 4 s/d 52 hr dengan interval 3 hari.
• Jumlah pompa yang disemprotkan :
 Tanaman umur 4 – 15 hr = 6000 pkk/pompa
 Tanaman umur 16 – 31 hr = 5000 pkk/pompa
 Tanaman umur 32 – 52 hr = 4000 pkk/pompa
Pengendalian terhadap hama ulat ini dilakukan sangat intensif untuk mencegah daun
tetap utuh. Perlakuan lainnya adalah pemberian obat pupus ( campuran Sevin 85s
dan tanah, konsentrasi 0,5% ) dan pencarian ulat secara manual dengan tenaga kerja
wanita. Jadi setiap harinya pada blok tanam ada perlakuan pengendalian hama
secara rutin.
• Pengendalian hama Capside dan Bemisia Tabaci ;
• Insektisida yang digunakan Supracide 40 EC , dosis: 1cc/ l air.
• Penyemprotan dimulai umur 7- 51 hr dengan interval 3 hari.
• Pengendalian Cercospora Nicotiana (peny. Bopeng daun) ;
• Menggunakan bibit yang sehat, bebas dari penyakit . Dan saat penanaman,
daun bawah bibit harus dikutip, dilanjutkan saat tanaman umur 30 hr.
• Pengendalian dengan Fungisida Topsin , dosis : 1 gr/l air. Umur tanaman 6
s/d 42 hr, interval 3 hari, dengan jumlah pompa :
• Tanaman umur 6- 15 hr = 3300 pokok/pompa
• Tanaman umur 16- 31 hr = 2500 pokok/pompa
• Tanaman umur 32- 42 hr = 1600 pokok/pompa
• Pengendalian hama dan penyakit dengan perlakuan sanitasi lingkungan:
• Membabat pandas areal bayangan tanam ( 20 m ) dan dilanjutkan dengan
penyemprotan secara dusting menggunakan
insektisida Mepcindo 0,6%.
• Mencabut tanaman yang sakit dan memusnahkannya ditanam dalam
lobang dan ditutup tanah.
F. PENYIRAMAN TANAMAN TEMBAKAU

Tujuan :
 Menjaga kadar air tanah sehingga dicapai kadar air kapasitas lapang.
 Menambahkan air pada areal tanaman untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal.
Pelaksanaan :
 Menggunakan peralatan Springkler Irigation, meliputi: pipa besi/almunium
yang tersedia ukuran 6” dan 4”, elbo, leter T, Tiang panjang 2,50 m, spuyer.
Penarik air menggunakan mesin Dorman, dengan sumber air : dari sungai
dan sumur bor dalam.
 Menggunakan selang panjang 50 m yang disiramkan langsung ke tanah
sekitar tanaman, menggunakan mesin air dompeng dengan sumber air dari
sumur bor dangkal.
 Lamanya penyiraman disesuaikan dengan kebutuhan air untuk
pertumbuhan tanaman.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
air bagi tanaman :
 Umur dan besarnya tanaman.
 Lama penyinaran matahari.
 Kelembaban udara dan tanah yang
dipengaruhi curah hujan .
 Kecepatan angin.
G. PENGENDALIAN GULMA
Tujuan :
 Men cegah tejadinya persaingan unsur hara.
 Menghilangkan gulma yang menjadi inang hama dan penyakit.
Pelaksanaan :
 Saat selesai tutup kaki 1x.
 Saat selesai tutup kaki 2x.
 Saat umur tanaman 25 hari.
 Saat umur tanaman 35 hari.
 Saat umur tanaman 45 hari.
 Pelaksanaan pengendalian gulma dilakukan secara manual menggunakan
alat koret dan cangkol.
PANEN DAN PENGERINGAN
1.PANEN
Tujuan :
 Mendapatkan daun tembakau yang berkwalitas 1 (satu).
Kriteria :
 Pada kutipan pertama dalam satu blok umur tanaman 40- 42 hari.
 Posisi duduk daun membentuk sudut lancip 30 s/d 42 derajat.
 Jumlah klorofil daun pasir (Z) : 31- 34 btr/cm, dan daun kaki 1 (VA)
: 35- 38 btr/cm.
 Daun yang dikutip adalah : daun baik dan daun pecah kecil
dengan ukuran panjang daun Z : >25 cm, daun VA : > 30 cm.
PELAKSANAAN :
A. KUTIP DAUN/PANEN
 Sehari sebelum kutip, blok yang dikutip harus bebas dari ulat dan pokok
tdk produktif.
 Pada sore hari sebelum kutip, peti kutip harus sudah tersedia di ladang
masing-masing.
 Untuk pengutipan, dalam satu hari panen harus bisa menyelesaikan satu
hamparan panen, dimana daun yang dikutip per pokok maksimal 2 helai
daun.
 Pengutipan daun pertama (cuci kaki) dimulai jam 7.30 wib, selesai jam
9.30 wib, tujuannya untuk menghindari embun pada daun. Dan untuk
pengutipan pasir ke 2 dan sampai daun kaki I akhir harus dimulai jam 5.30
wib, selesai jam 8.30 wib.
 Pengutipan dibatalkan apabila ada hujan ≥ 5 mm untuk kutip daun pasir
pertama, sedang untuk kutip selanjutnya , kutip dibatalkan apabila ada
hujan ≥ 15 mm.
 Pengutipan dilakukan dengan cara memegang pangkal
tangkai daun dengan gerakan 2x kanan dan kiri,
kemudian daun diletakan pada lengan kiri.
 Daun yang sudah dikutip ± 40 daun harus diletakan
diatas tikar kutip, tidak boleh diletakan diatas tanah.
Apabila kutipan sudah mencapai ± 500 daun harus
sudah disusun dalam peti besi/bambu.
 Susunan daun dalam peti harus mendatar (horizontal),
dengan 2 baris tangkai menghadap ke dinding peti. Isi
per peti : 1600 daun.
 Peti yang sdh terisi daun tembakau hijau di tutup
dengan gani, selanjutnya disorong/diangkat ke
rumah/gubuk kutip. Hasil kutipan perkaryawan
maksimal 7600 daun (190 tali) untuk satu kali kutip.
B. PENGANGKUTAN

Pelaksanan :
 Mengangkut tembakau hijau dari lapangan ke
bangsal pengering.
 Angkutan truk harus sudah mulai bekerja jam 7.00
wib dan selesai paling lambat pukul 10.00 wib.
 Peti di susun di bak truk 6 baris dan setiap baris 2
lapis. Setiap baris di pasang peranca.
 Selesai mengangkut tembakau hijau, truk
selanjutnya mengangkut bambu, neonan serta
pengembalian peti kutip ke bangsal.
C. MENCUCUK DAUN TEMBAKAU
Tujuan :
 Untuk menggantungkan daun pada tali yang jarak dan susunannya diatur
sedemikian rupa dan diikat ke bambu atau neonan.
Perlakuan :
 Daun yang dicucuk harus seragam panjangnya. Daun baik dicucuk sama
daun baik dan daun pecah kecil dicucuk sama daun pecah kecil.
 Daun sebelum dicucuk dikeluarkan dari peti kemudian daun disusun
berdiri tangkainnya di kilas tikar secara berbaris dan jarak antar barisan ±
1/2 kaki, tujuannya untuk meniriskan air.
 Daun yang selesai disusun diatas tikar kemudian dilakukan sortir untuk
memisahkan daun baik dan daun pecah, daun non reguler, daun sama
panjang kemudian baru boleh dicucuk.
 Cara mencucuk harus bolak balik, setiap 5- 6
daun yang dicucuk tarik oleh jari telunjuk dan
jempol pada tangkai daun menuju ke tali, tidak
boleh diremas.
 Ikatkan tali dipangkal bambu anak dengan jarak
± 15 cm dan ±25 cm dipucuk kilas terima.
 Jerengan daun jarak ± 4 cm antar daun sesuai
mal jerengan dan diikat tali pisang di 2 tempat
utk mengantisifasi daun tidak mengumpul
ditengah.
D. MENAIKKAN DAUN TEMBAKAU
Tujuan :
 Meletakan daun tembakau hijau yang telah dicucuk dan dijereng pada
bambu anak maupun neonan pada kilas daun.
Pelaksanaan :
 Daun tembakau dinaikan secara estafet oleh 8 orang karyawan dimana kilas
yang diisi pertama adalah kilas yang paling atas.
 Untuk neonan menaikan harus dimulai paling lambat jam 11.00 wib dan
untuk bambu anak dimulai jam 13.00 wib, selesai jam 16.00 wib.
 Isi per kamar : 800 tali, dengan rincian :
 T4 T3 T2 T1 - - T1 T2 T3 T4
 40 60 80 100 120 120 100 80 60 40
 Setiap akhir menaikan harus dipasang pei
dengan tali yang digantungkan dari atas
kebawah sampai kilas nomor 3.
 Pei gantung ukuran 5x10 cm yang berisi catatan:
party, tanggal kutip, jlh daun baik, jlh daun
pecah dan jumlah tali pada tanggal tersebut dan
harus diparaf oleh Asisten dan mandor.
 Pei gantung daun Z warna putih, VA warna
kuning dan VB warna merah.
2. PENGERINGAN DAUN ( CURING )

Tujuan :
 Menurunkan kadar air mencapai 18-20%.
 Untuk proses biokimia dalam daun tembakau
berlangsung secara alami.
 Kriteria :
 Dimulai dari proses pelayuan ( wilting )
 Proses penguningan ( yellowing )
 Proses pencoklatan (browning )
 Proses pengeringan gagang ( fixing )
Pelaksanaan :
Untuk menurunkan kelembaban dalam bangsal ,
Malam hari:
 Pemasangan tungku yang di isi dengan potongan
kayu rambung, 6 briket batubara, kemudian
dilakukan pembakaran dan setelah jadi bara
dilanjutkan dengan pengisian sekam padi hingga
keluar asap .
 Dalam kondisi normal, pengisian sekam dalam
satu malam diberikan 3x, yaitu : jam 19.00 wib,
jam 22.30 wib dan jam 01.00 wib.
 Pengasapan di mulai pada hari ke 5 sampai dua
hari lagi daun tembakau kering diturunkan.
Untuk siang hari :
 Dilakukan dengan buka dan tutup tingkap :
• Umur tembakau hijau ( 0-4 hr ), tingkap tidak dibenarkan untuk dibuka.
• Umur tembakau hijau ( 5-6 hr ),tingkap dibuka 1/2 dari jam 08.00 s/d
10.00 wib.
• Umur tembakau hijau ( 7-8 hr ), tingkap dibuka 1/2 dari jam 08.00 s/d
10.00 wib.
• Umur tembakau hijau ( 9 hr ), tingkap dibuka ½ dari jam 08.00 s/d 11.00
wib.
• Umur tembakau hijau ( 10-11 hr ), tingkap dibuka penuh dari jam 08.00
dan ditutup jam 12.00 wib.
• Umur tembakau hijau umur 12 hr sampai dengan akan diturunkan,
tingkap dibuka penuh dari jam 08.00 dan ditutup jam 16.00 wib
• Jika ada angin kencang ataupun hujan maka semua tingkap harus ditutup
seluruhnya.
MENURUNKAN TEMBAKAU KERING

Tujuan :
 Menurunkan daun tembakau yang sudah mengalami proses pengeringan.
Kriteria :
 Daun pasir ( z )di turunkan umur 16-18 hr.
 Daun kaki I (VA) di turunkan umur 18-20 hr
 Daun kaki II (VB) di turunkan umur 20-22 hr
Pelaksanaan :
• Kondisi daun harus supel (kadar air 18-20%) dengan posisi dari daun
kering menuju lembab.
• Menurunkan daun dilakukan secara estafet, tidak boleh terjun bebas yang
menyebabkan dau koyak/pecah.
• Daun yang sudah diturunkan diikat dan ditumpuk dalam 25 ikat, kemudian
dimasukan ke dalam peti rotan, isi 200 ikat per peti.
• Keesokan harinya jam 07.00 s/d 09.00 wib, peti yang berisi tembakau
kering diangkut ke gudang FS.

Anda mungkin juga menyukai