Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK PRODUKSI BENIH

SUMBER TEMBAKAU

BALAI PENELITIAN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT


Pendahuluan

Produksi Tembakau Nasional 2017-2021


Produktivitas nasional
2020: 1.138 kg/Ha
1,2 %
2021: 1.124 kg/Ha

Kementerian Pertanian, 2021

Kemajuan Pertanian:
✓ Varietas Unggul
✓ Benih unggul bermutu
Pendahuluan….

Kalituri

Sedep

Varietas Unggul Lulang

Kenongo
❑ Pertumbuhan seragam Mancung
❑ Produksi tinggi
❑ Tahan Hama penyakit
Benih bermutu
❑ Biaya saprodi rendah
❑ Mutu terjamin
Syarat Benih Bermutu

➢Murni dan diketahui nama varietasnya;


➢Daya tumbuh tinggi (minimal 80 %);
➢Biji sehat, bernas, dipanen pada saat biji telah
matang;
➢Dipanen dari tanaman yang sehat, tidak terinfeksi
penyakit (cendawan, bakteri dan virus); dan
➢Benih tidak tercampur biji tanaman lain atau biji
rerumputan.
Kelas Benih Tembakau

Kelas
Uraian Pelaksana
Benih

Penjenis Benih yang dihasilkan oleh dan di bawah pengawasan


Balittas
(BS) pemulia tanaman

Benih hasil perbanyakan dari BS yang diproduksi sesuai


Dasar
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga keaslian Balittas/BBI
(BD)
varietas dapat dipelihara

Benih hasil perbanyakan dari BD yang diproduksi sesuai


Sebar Pengelola/Penangkar
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga keaslian
(BR) benih
varietas dapat dipelihara
Pembangunan Kebun Benih Sumber Tembakau
❖ Persyaratan Lahan
✓ Lahan cukup subur
✓ Tempat terbuka cukup cahaya matahari
✓ Dekat dengan sumber air
✓ Bebas dari hama dan penyakit
✓ Mudah dijangkau
✓ Lokasi persemaian dan pertanaman tidak berjauhan
✓ Tidak boleh bekas tanaman tembakau sebelumnya (pergiliran 1 tahun)

Kondisi Iklim
• Kondisi agroklimat Ketinggian tempat:
penangkaran dan 0-900 mdpl
pengembangan sama Curah hujan: 1500-
• Musim hujan dan musim 3000 mm/tahun
kemaraunya jelas
Penyemaian Benih
Pengolahan dan Pembuatan Bedengan
• Bajak/cangkul; dibiarkan 3-7 hari mematikan gulma dan patogen
• Ukuran bedengan (10 x 1 m), permukaan halus dan rata serta dipasang
atap
Pemupukan dan penyemaian benih
• Pemupukan 35-70 g/m2 SP36 (-5 hari) dan ZA (-3 hari)dengan cara
ditabur dan kemudian disiram.
• Benih 0,2 g/m2 (12-15 g/ha). Penyemaian 145-150 hari sebelum panen.
• Ditabur dengan sistem kering/basah (sebaiknya sore hari).
• Benih ditutup dengan sekam tipis dan disiram dengan air.

Dasar perhitungan: umur benih 45


hari, tanaman berbunga 60-75 hari,
panen benih 30-35 hari
Pemeliharaan benih

Penyiraman
• 2-10 hari setelah tabur : 2 kali sehari
• 11-20 hari setelah tabur : 1 kali sehari, volume penyiraman ditambah
• 21-30 hari setelah tabur : 2-3 kali sehari
• 31-35 hari setelah tabur : 2 kali sehari
• 36-40 hari setelah tabur : 1 kali
• 41-44 hari setelah tabur : tidak disiram
Penjarangan
Pertumbuhan benih di bedengan tidak merata. Umur 15-25 hari perlu dilakukan
penjarangan sambil menyulam bagian bedengan yang kosong.
Pengendalian OPT
• Pengendalian hama dengan insektisida.
• Pengendalian penyakit, mencabut tanaman yang terserang penyakit beserta
tanah bekas bibit kemudian lubang tanah diberi kapur.
• Penyemprotan fungisida dilakukan apabila jumlah tanaman terkena banyak.
Pencabutan benih

❖ Sebelum benih dicabut, bedengan disiram sampai jenuh


❖ Pencabutan dilakukan pada pagi hari setelah benih
berumur 45 hari
❖ Pilih benih yang sehat kemudian letakkan ditempat teduh
❖ Bila terdapat beberapa varietas, pencabutan harus
dilakukan secara hati-hati, jangan sampai tercampur dan
harus beri label nama untuk masing-masing varietas.
Persyaratan Mutu Kebun Benih

SNI Benih Tembakau 01-7162-2006


Produksi benih sumber tembakau
Pengolahan Lahan
➢ Pengolahan dengan mekanisasi/manual sebanyak 1-2 kali
➢ Biarkan paling kurang 1 (satu) minggu, kemudian dilakukan pengolahan
tanah kedua
➢ Pembuatan guludan dengan jarak antar guludan 1m.
➢ Buat saluran drainase dibagian tengah dan keliling pertanaman
Penanaman
➢ Tanam pada akhir musim hujan
➢ Jarak tanam disesuaikan dengan varietas (1x0,5 m)
➢ Waktu penanaman benih pada sore hari (jam 14.30).
➢ Sebelum dan setelah tanam, lubang tanam disiram dengan air
➢ Penyulaman dilakukan sampai dengan 7 hari setelah tanam
Pemeliharaan Tanaman
Pengairan dan Pemupukan

5 hr = 1 kali

3 hr = 1 kali

0-10 HST 11-20 HST 21-30 HST 45 HST 65 HST 75 HST

P2O5 N 25 kg/ha
N 20 kg/ha
45 kg/ha K2O 45 kg/ha
Pemeliharaan Tanaman
Pembumbunan dan Pendangiran
Menutup pangkal batang, menggemburkan dan memperbaiki aerasi tanah,
menghilangkan gulma dan tanaman lebih kokoh dan tidak mudah roboh
• Pendagiran I setelah pemupukan I (7-10 HST)
• Pendagiran II dilakukan sekitar 1 minggu setelah pemupukan II (30-35 HST)
Pengendalian OPT
• Pengendalian gulma dengan pendangiran. Jika pertumbuhan gulma sangat
hebat, dapat juga dikendalikan dengan herbisida.
• Hama utama: Spodoptera litura, Helicoverpa sp. dan Aphis sp (Insektisida)
• Penyakit utama: Phytophthora nicotianae dab bakteri Ralstonia
solanacearum, TMV (Tobacco Mosaic Virus), CMV (Cucumber Mosaik
Virus), TEV (Tobacco Etch Virus) dan TLCV (Tobacco Leaf Curl Virus) perlu
dicabut dan dibakar.
Pemangkasan dan pemilihan buah
• Sirung atau tunas ketiak daun serta daun pucuk (2-3 lembar) pada umur 65
HST
• Bunga dari sirung dan bunga yang muncul belakangan harus dibuang.
Seleksi/Roguing
Mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang sehingga
kemurnian dan mutu genetik/fisik suatu varietas dapat dipertahankan.
✓ Seleksi dilakukan minimal 2 kali (umur 60 dan 90 HST)
✓ Pemeriksaan dilakukan secara periodik untuk mengetahui tanaman yang sakit.
✓ Tanaman yang memiliki campuran varietas lain atau tanaman yang menyimpang.
Tanaman-tanaman tersebut harus dibuang agar benihnya tidak ikut terpanen
sehingga mempengaruhi mutu genetik.
✓ Pembuangan tipe simpang (roguing) sebaiknya dilakukan oleh tenaga yang
mengetahui dan memahami ciri-ciri varietas yang ditanam.
Sertifikasi Kebun Benih Sumber
Menjaga kemurnian varietas yang diperoleh denganverifikasi langsung ke
lapangan dan memperoleh informasi asal usul benih dan melihat performa
tanaman serta perkiraan produksi benih.
✓ Sebelum panen, permohonan sertifikasi dapat ditujukan ke UPTD
Perbenihan Prov atau BBPPTP Surabaya. (Surat permohonan, surat asal
benih, peta kebun dengan titik koordinat)
✓ Standar kelulusan pemeriksaan atas dasar kemurnian varietas, yaitu:
(1) untuk benih dasar > 99.5%, (2) untuk benih sebar > 99%
Panen dan Prosesing Benih
Waktu Panen:
❖ Buah yang masak fisiologis ditandai warna kulit buah coklat.
❖ Panen dilakukan bila sekitar 70% buah berwarna coklat.
❖ Saat panen setelah embun sudah hilang dan buah tidak lembab.

Cara Panen:
❖ Siapkan wadah yang bersih dan kering pastikan tidak ada sisa benih hasil panen
sebelumnya untuk menghindari kontaminasi atau tercampur dengan benih varietas
lain.
❖ Untuk penangkaran benih dasar yang jumlahnya lebih dari satu varietas, siapkan
label dan tempelkan pada wadah masing-masing.
❖ Panen dilakukan secara selektif, pilih yang sudah memenuhi kriteria masak
fisiologis.
❖ Potong tangkai karangan bunga/buah secara hati-hati.
❖ Gunakan gunting pangkas yang tajam untuk menghindari banyak benih yang
rontok.
❖ Masukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan, sertakan label yang menyatakan
blok kebun, tanggal panen, dan keterangan lain yang diperlukan.
❖ Semua keterangan tersebut bermanfaat untuk mengelompokkan lot benih.
Panen dan Prosesing Benih
Pengeringan:
• Gunakan alas yang bersih dan permukaannya halus sehingga mudah dibersihkan.
• Buah yang telah dipetik dihampar dan dijemur di terik matahari selama 2-3 hari
• Tiap sore dimasukkan dalam gudang dan ditutup agar tidak lembab atau terkena embun
• Tanda buah telah kering adalah kulitnya berwarna coklat, bila dipijat dengan jari mudah
remah.

Perontokan benih:
• Siapkan wadah yang beralaskan kertas untuk menampung benih
• Buah yang telah kering dibalik hingga ujung buah menghadap ke bawah.
• Dengan mengetuk-ngetuk tangkainya maka buah akan mengucur keluar dari buah,
tampung dalam wadah yang telah disiapkan.
• Tunggu sampai dingin, kemudian masukkan dalam kaleng yang bersih, kering, tutup rapat.
• Periksa kadar airnya, bila masih lebih dari 7% esok hari dijemur kembali sampai mencapai
kadar air 7%.
Panen dan Prosesing Benih
Sortasi:
Membersihkan benih dari kulit buah, pasir, benih pecah, benih ringan serta kotoran lainnya.

➢ Sortasi dapat dilakukan dengan menampi menggunakan nyiru (tampah) atau mesin
penghembus (blower) benih.
➢ Setiap kali melakukan sortasi harus dipastikan alat yang digunakan telah bersih dari sisa
benih atau biji yang diproses sebelumnya.
➢ Benih yang telah disortasi ditampung dalam wadah yang bersih dan kering, sertakan
selalu label
➢ Setelah itu masukkan dalam kaleng, sertakan label, simpan selama beberapa saat
sebelum dikemas.
Panen dan Prosesing Benih
Pengemasan (Packing)
• Pengkemasan sebaiknya menunggu sekitar satu bulan setelah panen karena beberapa
vairetas tembakau benihnya bersifat after-ripening.
• Kemasan dibuat dari bahan yang cukup kuat, awet, kedap air dan udara

Persyaratan kemasan:
✓Dibuat dari bahan yang awet, kedap air dan udara, sehingga mutu benih yang dikemas
tidak mudah rusak (Aluminium foil atau plastik HDPE)
✓Kemasan harus menarik dan memiliki ciri khusus agar mudah dikenal
✓Isi kemasan sesuai dengan kebutuhan pasar
✓Kemasan harus bisa menjamin keutuhan isi
✓Kemasan benih diberi identitas yang ditulis dengan bahan yang aman, tidak luntur, dan
data mudah dibaca dengan isi minimal: Varietas, Isi kemasan (kg) dan Nama dan
alamat produsen benih.
Panen dan Prosesing Benih
Penyimpanan di Cold storage
Penyimpanan dilakukan pada saat benih baru dipanen sampai saat pengujian benih atau
selama menunggu untuk didistribusikan kepada pengguna.
Benih disimpan dalam gudang dengan suhu 10-300C dan kelembaban nisbi sekitar< 75 %.
Syarat penyimpanan :
• Tempat penyimpanan harus baik, kering, sirkulasi udaranya baik.
• Hindari dari sinar matahari langsung
• Ditempatkan di atas rak yang kokoh
• Penyusunan wadah harus rapi sehingga jumlah kemasan dan volume benih dapat dihitung
dengan mudah serta mudah melakukan pengambilan contoh untuk diuji.
• Mencantumkan identitas benih pada setiap kemasan meliputi tipe tembakau, nama
varietas, kelas benih, asal tempat penangkaran dan tahun panen
Panen dan Prosesing Benih
Penyimpanan dalam ruangan
• Bila tidak ada fasilitas kontrol suhu, maka penyimpanan dapat dilakukan menggunakan
kaleng
• Untuk menjaga agar kaleng tidak lembab maka dalam kaleng diberi kapur tohor yang
ditempatkan dalam wadah dari kain
• Secara periodik diperiksa, bila kapur sudah hancur harus segera diganti
• Penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Curah (bulk) dalam kaleng
b. Menggunakan kemasan kantong (isi dan beratnya sesuai kebutuhan) dan atau kantong
dapat dimasukkan dalam kaleng
• Setiap 6 bulan benih harus diuji ulang, hanya benih yang lulus pengujian yang boleh
diedarkan
Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih
✓ Sebelum diedarkan, benih harus memiliki sertifikat mutu benih dan label benih.
✓ Permohonan sertifikasi mutu benih dapat ditujukan ke UPTD Perbenihan Prov atau
BBPPTP Surabaya. (Surat permohonan, surat keterangan mutu lapangan, jumlah
ketersediaan benih)

Persyaratan mutu benih tembakau


Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih
Pengujian mutu benih:
✓ Kemurnian: Mengetahui komponen benih murni, benih tanaman
lain, benih/biji gulma, dan kotoran
✓ Kadar Air Benih: Mengetahui kandungan air benih sebelum
disimpan dan selama penyimpanan untuk menjaga viabilitas benih
✓ Daya berkecambah: Mengetahui viabilitas benih dalam kondisi
optimum
Ketersediaan Benih Sumber Balittas

http://www.balittas.litbang.pertanian.go.id/aplikasi/upbs-stok/

Anda mungkin juga menyukai