Anda di halaman 1dari 20

Produksi Benih Tomat.

(Lycopersicum esculentum Mill)

MK Teknik Produksi Benih I

Program Diploma Teknologi Industri Benih


Direktorat Program Diploma IPB

Umum

Tomat merupakan jenis tanaman sayuran buah yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat
Tomat dapat tumbuh di dataran rendah – tinggi (200 – 700) mtr dpl
Temperatur yang baik 21- 280C (siang hari) dan malam hari (15-200C).
PH tanah optimum 5.5-6.5
Komoditas tomat merupakan salah satu komoditas unggulan yang sedang dikembangkan di Indonesia (Balitsa)
Pratanam
• Persayaratan lahan
– Tidak bekas tanaman yang se famili (Solanaceae)
– Diberakan 2 bulan setelah dilakukan pengolahan tanah untuk
mencegah kontaminasi genetik
– Isolasi perlu dilakukan :
• Isolasi jarak 45 mtr
• Isolasi waktu (masa berbunga) 30 hari
• Isolasi fisik dengan tanaman border: jagung, tagetes dll.
• Benih sumber
– Kelas benih lebih tinggi
– Kebutuhan benih 300 – 400 gram/ha
– Varietas yang diusahan sesuai dengan permintaan konsumen,
umur tanaman dan ketahanan terhadap hama dan penyakit
Musim tanam

– Dilakukan pada akhir musim penghujan, diharapkan masa panen


buah dilakukan pada musim kemarau, sehingga tingkat
kerusakan buah bisa dihindari seminimal mungkin.
Penyemaian Benih
Penanaman benih tomat tidak dapat langsung di tanam ke lapang, tetapi sebelumnya perlu dilakukan penyemaian.
Tempat penyemaian dibuat arah utara-selatan dengan lebar 110 cm, panjang 15-30 mtr atau disesuaikan kebutuhan.
Naungan dibuat di atas bedengan dengan tinggi sebelah timur 1.2 mtr, tinggi sebelah barat 1.0 mtr. Manfaat lain pemberian naungan adalah menjaga kestabilan suhu, kelembaban tanah serta menghindarkan bibit dari terpaan hujan.
Media persemaian harus bebas dari hama dan penyakit, media harus disterilkan dengan cara dikukus atau bahan kimia.
Caranya:
• Tanah subsoil dan pupuk kandang yang telah matang dicampur
dengan perbandingan 1 : 1
• Drum diisi dengan air sebanyak ¼ bagian. Antara air dan media
ada pembatas dari logam berlubang lubang kecil
• Campuran tanah dan pukan diayak dengan ram kawat agar
seragam, kemudian media dimasukkan ke dalam drum yang
sebelumnya telah dialasi plastik.
• Kompor dinyalakan, kemudian drum ditutup, biarkan 5-6 jam
sampai suhu mencapai 750C.
• Media yang sudah dikukus diangkat lalu didinginkan selama
sehari semalam.
Tahap-tahap penyemaian sampai bibit siap untuk
ditanam di lapang.
• Benih yang akan disemai dimasukkan ke kantong kantong kain kasa halus.
• Kantong benih direndam dalam air hangat 320C atau larutan Previcur N 5 cc/ltr air selama
5 menit agar penyakit yang berada dipermukaan benih hilang.
• Kantong-kantong benih diangkat dan ditiriskan di tempat teduh sambil menunggu
persiapan media sebar.
• Media steril dapat dimasukkan ke bak persemaian dengan ketebalan 10 cm, kemudian
disiram sampai basah (kapasitas lapang).
• Benih ditebarkan merata (10 gr/M2)
• Antara benih satu dan lainnya diberi jarak agar tidak tercampur.
• Benih ditutup dengan media tanah steril dengan ketebalan 2 cm. Bak persemaian ditutup
dengan plastik atau daun pisang agar suhu dan kelembaban stabil dan merata sehingga
perkecambahan juga akan merata.
• Setelah 3-4 hari benih berkecambah, buka penutup benih agar kecambah tumbuh kuat.
• Setiap hari dilakukan penyiraman dengan sprayer agar kecambah tidak rusak.
• Setelah bibit berumur 7-10 hari (berdaun 2-3 helai) pindahkan satu persatu bibit tersebut
ke dalam bumbungan diameter 3-5 cm, tinggi 5-10 cm yang terbuat dari daun pisang atau
kertas nasi atau polybag yang berisi media steril.
• Bibit dalam bumbungan disiram tiap hari (pagi dan sore). Penanggulangan hama dan
penyakit dilakukan setiap 3 hari sekali menggunakan pestisida dengan dosis 0.1-0.2%.
• Bibit siap tanam setelah bibit berdaun 5-7 helai (21-30 hari).
Persiapan Lahan
– Pada umumnya tanah diolah dengan cara membalik tanah dengan menggunakan
cangkul atau traktor dengan kedalaman 25-30 cm.
– Selanjutnya dilakukan juga pembersihan lahan dari gulma atau tanaman keras yang
masih menyatu dengan tanah, kemudian dilakukan pemerataan tanah.
– Bedengan dibuat dengan lebar 1meter, sedangkan panjang disesuaikan dengan
keadaan lahan (maks 30 mtr) untuk memudahkan pemasangan Mulsa Plastik Perak
Hitam (MPPH). Jarak antar bedeng 50 cm.
– Dosis pukan 15-30 ton/ha, disebar secara merata di tiap bedengan, kemudian dicangkul
lagi supaya pupuk tersebar merata di dalam tanah, diamkan selama 1 hari baru
kemudian ditambah dengan pupuk buatan dengan dosis: 300 kg/ha Urea; 450 kg/ha
SP36; 300 kg/ha KCl/ha. Urea dan KCl diberikan secara split, yaitu ½ dosis pada waktu
pemberian pupuk dasar dan ½ dosis lagi diberikan pada waktu tanaman mulai berbunga
(20-25 HST).
– Kegiatan selanjutnya menutup bedengan dengan MPPH. Pemasangan mulsa bagian
yang berwarna perak berada di atas permukaan tanah.
– Setelah mulsa dipasang, kemudian dibuat lubang tanam dengan jarak (50x60) cm
dengan diameter lubang 10 cm. Alat yang digunakan adalah kaleng susu bekas yang
bagian bawah dan sekeliling kaleng diberi lubang lubang kecil dengan paku. Kaleng
diberi pegangan. Panasi kaleng dengan arang yang dibakar, setelah panas letakkan ke
permukaan mulsa yang sudah diberi tanda jarak tanam dengan spidol.
Penanaman

• Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari atau sore hari dalam
keadaan udara tidak panas agar bibit yang dipindahkan tidak layu.
• Bibit siap pindah lapang setelah berumur 3 minggu di persemaian
dengan tinggi relatif seragam
• Bibit diletakkan pada lubang lubang tanam yang sudah dibuat pada
mulsa dengan kedalaman sekitar 7 cm, kemudian ditutup dengan
tanah, tekan permukaan tanah di sekitar bibit agar tanaman dapat
berdiri tegak, tiap lubang tanam berisi 1 bibit kemudian disiram.
Pemeliharaan

Penyulaman: dilakukan setelah 1 minggu penanaman dengan bibit


sulaman.
1. Pemupukan susulan: diberikan pada waktu tanaman berumur 25-30
HST. Pupuk yang diberikan merupakan pemenuhan dosis dari
pupuk yang telah diberikan saat pemberian pupuk dasar.
2. Penyiraman: pada musim kemarau tanaman perlu disiram tiap hari
sejak tanaman mulai ditanam sampai 1 bulan dan selanjutnya diairi
tiap 3 hari sekali. Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
memerlukan air yang cukup banyak karena tanaman tomat
mengandung 70-90% air.
Pemangkasan:
Dilihat dari tipe pertumbuhannya tanaman tomat dibedakan atas 3 tipe
pertumbuhan yakni:
Determinate: pertumbuhannya terbatas, terdapat tandan bunga pada ujung
tanaman dan pada tiap ruas batang. (Contoh: var. Intan, Ratna, Berlian)
Indeterminate: tandan-tandan bunga tidak terdapat pada ruas batang dan
ujung tanaman, senantiasa terdapat pada pucuk muda (Contoh: var.
Money Maker, Gondol, Santa Cruz)
Semi Determinate: tinggi tanamannya lebih tinggi Dari dterminate ttp pada
satu saat pertumbuhannya akan terhenti (Mutiara) .
Untuk mendapatkan hasil buah yang tinggi kualitasnya sangat penting
dilakukan pemangkasan. Tunas-tunas pada ketiak daun dibuang.
Pemangkasan rutin dilakukan pada tomat tipe indeterminate. Pembuangan
tunas ketiak daun ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban dan
naungan yang berlebihan, sehingga tanaman akan lebih efektif dalam
menggunakan cahaya matahari untuk fotosintesis, juga tanaman akan
terhindar dari jamur akibat kelembaban yang tinggi. Pemangkasan dengan
meninggalkan 2 dan 3 cabang utama dan 5 tandan bunga memberikan
bobot buah tomat tertinggi.
Pemasangan ajir dan pengikatan:

Pengajiran dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu di lapang.


Ajir dipasang di sisi tanaman. Tujuan pemasangan ajir adalah untuk
memudahkan pemeliharaan tanaman seperti penyemprotan dan
penyiangan serta agar tanaman dapat tumbuh dengan tegak terutama
untuk varietas yang tipe pertumbuhannya indeterminate dan yang
biasa ditanam di dataran tinggi. Sedangkan untuk tipe determinate
tidak perlu dilakukan pengajiran.
• Pengendalian gulma: dillakukan 3 kali penyiangan yaitu pada umur
25, 50 dan 75 HST.
• Pengendalian Hama dan Penyakit: kegiatan ini ditik beratkan pada
pengendalian preventif dan bersifat pencegahan
• Hama yang menyerang tanaman tomat:
» Agrostis ipsilon – Ulat tanah
» Helicoverpa armigera – Ulat buah tomat
» Spodoptera litura – Ulat daunPenyakit:
– Cendawan Fusarium oxysporum dari bakteri
Pseudomonas solanacearum – penyakit layu
• Phytoptora infestans - cacar daun/busuk
daun (dataran tinggi)
• Alternaria solani-cacar daun/busuk daun
(dataran rendah)
• Rhizoctonia sp- busuk leher akar
• Tobaco mosaic Viirus (TMV) – layu
Roguing dan Pemilahan:

Roguing dilakukan pada fase vegetatif, dimana tanaman yang


mempunyai tipe pertumbuhan yang tidak sesuai dengan deskripsi
pertanaman yang diusahakan harus dikeluarkan dari areal pertanaman
dengan cara dicabut.

Pemilahan: buah yang cacat, terserang hama/penyakit dibuang.


Pemanenan

Tanaman tomat bisa dipanen setelah 2-3 HST


Ukuran dan bentuk buah seragam serta tingkat kemasakan 60-90%
berwarna merah muda - merah.
Pemanenan hanya efektif dapat dilakukan 5-6 kali panen dengan
interval 1 minggu sekali.
Pengolahan

• Ekstraksi Pengolahan benih diawali dengan kegiatan processing yang


meliputi ekstraksi buah.Langkah-langkah kegiatan ekstraksi meliputi:
- Buah tomat yang sudah masak dibelah
– Biji dan lendirnya dikeluarkan sementara daging buah yang masih utuh
bisa digunakan untuk bahan saos.
– Biji tomat tersebut dimasukkan dalam wadah, tutup rapat, kemudian
disimpan selama 1-2 hari agar lendir dan biji mudah dipisahkan.
– Setiap hari diaduk hingga homogen agar proses fermentasi sempurna.
Ekstraksi dalam skala besar dapat dilakukan dengan ekstraktor.
– Biji tomat dicuci sampai bersih agar lendir yang menempel pada biji
terpisah. Lendir dan biji yang terapung dibuang sebagai tahap dalam
seleksi benih.
– Benih yang sudah bersih direndam dalam larutan fungisida 5 gr/lt air
selama 5 menit sebagai seed treatment.
Pengeringan

Benih yang telah ditreatment dikeringkan sampai kadar air 6-9%. Pengeringan dapat menggunakan panas matahari tidak langsung agar benih tomat tidak stress karena panas. Panas buatan digunakan ruang
pengering dengan suhu ruang 30-400C yang dikombinasikan dengan alat dehumidifier.
Penyimpanan
– Tujuan yang ingin dicapai dengan penyimpanan benih adalah
sebagai berikut:
» Benih bermutu dapat tersedia pada saat diperlukan
» Dapat dikumpulkan benih dari kultivar yang
dikehendaki untuk penanaman berikutnya.
» Sebagai pelestarian plasma nutfah.
– Penyimpanan benih juga bertujuan untuk mempertahankan
viabilitas benih. Ruang simpan harus memenuhi syarat seperti
suhu dan kelembaban. Untuk menurunkan Suhu ruang simpan
18-20OC harus dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) dan
untuk menurunkan kelembaban udara ruang simpan 50-60%
harus dilengkapi dengan alat Dehumidifier.
Pengemasan

• Bahan kemas yang biasa digunaan al : plastik,


aluminium foil dan kertas. Benih yang dikemas
disesuaikan dengan masa penggunaan dan
tujuan untuk penyimpanan.
• Gudang simpan suhu terkendali (Dry Cool
Storage) RH 60%; suhu 0-5 C

Anda mungkin juga menyukai