Anda di halaman 1dari 16

Teknis Budidaya dan Prospek

pengembangan Komoditas Kelapa


Dalam
Komoditi Kelapa (Cocos nucifera L.)

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya,
dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja
terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi produk pangan dan pangan fungsional
seperti santan, minyak kelapa murni, minyak goreng sehat tetapi seluruh bagian tanaman kelapa
mempunyai manfaat yang besar.
Peranan komoditas kelapa dalam bidang ekonomi nasional terbukti dengan mampu menyerap
tenaga kerja sekitar 6,9 juta KK, dan berperan penting dalam menumbuhkan sentra-sentra
ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan. Kontribusi kelapa dalam ekspor Indonesia
tahun 2006 adalah : kopra ( 62.410 ton US$ 36.885 juta), minyak kelapa 519.974 ton (US$
270.667 juta), dan bungkil 238.359 ton (US$ 15.774 juta). Kebun kelapa Indonesia tersebar
dibeberapa pulau antara lain di Sumatera 33,63 persen, Jawa 22,75 persen, Sulawesi 19,4
persen, Nusa Tenggara 7,7 persen, Kalimantan 7,62 persen, Maluku, dan Papua 8,89 persen
(Basri Hariadi, 2007).
Teknis Budidaya Tanaman Kelapa

Dalam proses budidaya tanaman Kelapa, terdapat beberapa tahap, diantaranya:


 Pembibitan
 Pengolahan Media Tanam
 Teknik Penanaman
 Pemeliharaan Tanaman
 Pencegahan Hama dan Penyakit
 Tahap Panen
 Pasca Panen
Pembibitan
 Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25
kg/pohon/tahun)
 Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor,
tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal
tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.
Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:
1. Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan
penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit.
2. Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan
merata.
3. Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida.
4. Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurakannya kedalam
tanah polybag setebal 3 cm.
5. Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit dan hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan
setelah bibit berumur 1 bulan.
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
1. Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai
9-12 bulan. Pemindahan harus hati-hati dan dijaga kitri dalam keadan utuh.
2. Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.
Penyemaian benih
Pembibitan Polybag Pembibitan Kitri
1.Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat 1. Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel
sumber air dengan jumlah cukup banyak, dekat lokasi pertanaman, cukup subur dan mudah diawasi
penanaman. 2. Cara membuat bedengan:
2.Persiapan bedengan atau polybag. Olah tanah sampai gembur
 Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan
sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi
digemburkan.
25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar
bedengan 60-80 m.  Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar
bedengan 80 cm, sebagai saluran drainase.
3.Pendederan, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada
tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan 1. Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x
alat yang tajam dan jangan diulang. 60 cm.
4.Desifektan benih dengan insektisida dan fungisida (Azodrin 60 2. Menanam kecambah:
EC 0.1% dan difolatan 4F 0.1%) selama dua menit.
 Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
5.Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan
menghadap keatas dan mikrofil ke timur.  Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal
plumula.
6.Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu
meter persegi dapat diisi 30 – 35 benih atau 25.000 butir untuk
areal 1 hektar.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan
tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
Pembukaan Lahan
Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: (a) Penebasan semak atau perdubahkan apabila memungkinkan didongkel, dikumpulkan,
dikeringkan dan dibakar, (b) Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon.
 Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit.
 Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
 Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil
yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
Teknik Penanaman
 Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam
9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
 Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60
x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu
selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.
 Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman
adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm.
 Lain-lain
1. Pemberian mulsa.
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan
lainnya dan juga jerami).
2. Penanaman tanaman penutup
Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk.
Pemeliharaan Tanaman
 Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada
musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung
pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
 Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya
menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan
interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).
 Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga
menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
 Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa
ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
 Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim
hujan).
Pemeliharaan Tanaman
 Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali
pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan
penyiraman langsung.
 Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan
kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.
 Lain-lain
Perbaikan saluran drainase/cuci parit/kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma
dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma
dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari
parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat
mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.
Hama dan Penyakit
Hama Perusak Pucuk
Hama Perusak Daun
Hama Perusak Bunga
Hama Perusak Buah
Hama Perusak Bibit
Penyakit Menyerang Bibit
Penyakit Menyerang Tanaman Muda
Penyakit Menyerang Tanaman yang Menghasilkan
Gulma
Panen
Ciri dan Umur Panen
Ciri: berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.
Cara Panen
1. Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan
baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut).
2. Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa
siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk
berpijak. Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir
sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.
3. Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan
pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari.

 Periode Panen
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan
dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena menurut Padua Resurrection
dan Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari
tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.
 Prakiraan Produksi
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilakn rata-rata
2,3 ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 3,9
ton/ha/tahun.
Panen
Pengumpulan
Buah dikumpulah menggunakan keranjang atau alat angkut yang tersedia. Kemudian semua buah hasil panen dikumpulkan di Tempat
Pengumpulan Hasil (TPH).
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bulan. Buah yang disortir adalah kosong tidak
berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/lika kena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa
kurang masak, lalu disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi baik.
Penyimpanan
Buah kelapa disimpan dengan cara:
a) buah ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal 1 meter
b) tumpukan berbentuk piramidal dan longgar
c) tumpukan dalam gudang diamati secara rutin.
Pengemasan dan Pengangkutan
Buah kelapa apabila akan dijual terlebih dulu di kupas kulit luarnya dan dibungkus dalam karung goni atau karung sintetis. Pengangkutan dapat
dilakukan dengan truk, kapal laut atau alat angkut yang sesuai.
Penanganan Lain
1. Kopra; kopra terbuat dari daging kelapa dengan cara menurunkan kadar airnya.
2. Ekstraksi minyak;
3. Kelapa parut kering (Desiccated coconut);
Prospek Pengembangan Komoditas Kelapa
Dalam
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis
yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa
tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah
menjadi produk pangan dan pangan fungsional seperti santan,
minyak kelapa murni, minyak goreng sehat tetapi seluruh
bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar
Prospek Pengembangan Komoditas Kelapa
Dalam
Alasan utama yang membuat kelapa menjadi komoditi komersial
adalah karena semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Dari analisis budidaya terlihat bahwa investasi yang besar
dan dapat menguntungkan hanya dalam waktu kurang dari 6 tahun,
belum termasuk keuntungan lain yang didapat selain dari buah. Oleh
karena itu, budidaya tanaman kelapa merupakan salah satu alternatif
yang sangat menguntungkan.
Prospek Pengembangan Komoditas Kelapa
Dalam
Produk Pengembangan Komoditas Kelapa yangdapat diekspor berupa:
 Kopra
 Minyak Kelapa Murni
 Minyak Goreng Sehat
 Santan
 Produk Olahan dari daging buah Kelapa
Kendala Pengembangan Komoditas Kelapa
Dalam
upaya pengembangan komoditas kelapa dihadapkan pada berbagai kendala antara lain:
 Produktifitas yang masih rendah (di bawah normal), karena banyak kelapa berumur
di atas 60 tahun, dan budidaya dengan bibit asalan,
 Rendahnya pendanaan khususnya untuk perkebunan,
 Kebijakan pembangunan yang belum mendukung sektor perkebunan,
 Industri hilir yang belum berkembang sehingga sebagian besar produk dijual dalam
bentuk produk primer, dan
 Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya para petani perkebunan akan prospek
pengembangan kelapa dan pengolahannya yang dapat dijadikan sebagai usaha tani
yang menjanjikan

Anda mungkin juga menyukai