gergaji yang lembab. Volume serbuk gergaji yang dipakai 1/2 dari
volume biji karet.
Pengecambahan/Penyemaian biji
Biji yang sudah dipilih dan diseleksi harus segera
dikecambahkan dalam bedeng perkecambahan. Biji karet harus
disemaikan dalam suatu media yang lembab dan tidak terkena sinar
matahari
langsung
untuk
mempermudah
proses
pengecambahan. Untuk itu perlu diberikan bedengan dengan media
lembab dan ternaungi. Bedengan perkecambahan berbentuk
persegi panjang berukuran lebar 1.2 m, panjang 10 m dengan
kapasitas 10.000 biji. Media yang digunakan untuk pertumbuhan
adalah pasir atau serbuk gergaji setebal 10 cm. Bedengan diberi
atap rumbia atau pelepah kelapa dengan ketinggian 1.5 meter
dibagian Timur dan 1.2 meter di bagian Barat. Penanaman biji
dilakukan dengan cara 2/3 bagian biji (bagian perut) dibenamkan
dalam media pasir dan 1/3 bagian lagi (bagian punggung) berada di
permukaan pasir. Biji ditanam berbaris dengan jarak antar barisan
1cm. Setelah di semai maka biji dalam bedengan harus disiram
dengan air pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor.
Kecambah yang baik akan muncul pada umur 5 21 hari setelah
penyemaian biji. Biji yang berkecambah di atas 21 hari sebaiknya
tidak digunakan karena pertumbuhannya sudah tidak bagus. Lokasi
semaian sebaiknya dekat dengan lahan bibitan untuk memudahkan
dalam pemindahan dan penanaman.
Gambar 13 dan 14 stum okulasi mata tidur yang baik dan afkir
BIBIT DALAM POLIBEG
Bibit dalam polibeg adalah bibit okulasi yang ditumbuhkan
dalam polibeg yang mempunyai satu atau dua daun payung, Bibit
polibeg dapat dibuat dengan menanam stum mata tidur atau
dengan pembibitan batang bawah di polibeg. Kelebihan dalam
pembibitan di polibeg adalah lebih seragam ketika dipindah ke
lapangan, memudahkan penyiraman dan dapat menghemat air
ketika penyiraman.
Bibit Polibeg dari Stum Mata Tidur
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang baik didalam
polibeg, maka dibutuhkan stum mata tidur yang telah terseleksi
sesuai dengan mutu standar. Tahapan kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
menutup
permukaan
tanah
dibanding
dengan
kacangan
konvensional.
Jenis kacangan lain yang pada saat ini banyak digunakan di
perkebunan adalahMucuna bracteata, menghasilkan bahan organik
cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat. Pengamatan di
lapangan pertumbuhan sulur kacangan yang sehat dapat mencapai
>10 cm setiap 24 jam dan dengan penanaman sama banyak
dengan jumlah tegakan karet per hektar, ternyata dalam waktu 6
bulan
dapat
menutup
pemukaan
tanah
dengan
sempurna. Mucuna sangat efektif melindungi permukaan tanah dari
erosi terutama pada masa TBM, lebih toleran terhadap suasana
ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama dan tidak disukai
ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat cocok untuk
dipergunakan pada areal TBM yang potensial mendapat gangguan
ternak lembu maupun kambing. Selama masa TM Mucuna
bracteata masih dapat bertahan tumbuh dalam gawangan karet.
Kelemahannya, karena pertumbuhan kacangan ini sangat cepat,
frekuensi rotasi pengendalian sulur menjadi lebih sering. Dalam dua
minggu, apabila pertumbuhan sulur tidak dikendalikan maka akan
melilit batang tanaman karet.
Penanaman penutup tanah kacangan.
Penanaman biji kacangan dilakukan secara menugal dalam 4
barisan, masing-masing berjarak 1 meter di tengah gawangan.
Campuran biji kacangan yang ditanam dicampur lagi dengan Rock
Phosphat sebanyak 25 kg/ha pada saat hendak menanam. Saat
menanam biji kacangan adalah setelah tanah selesai diolah
sempurna dan bahan pembiak vegetatif gulma serta potonganpotongan kayu telah disingkirkan.
Penanaman di Lapangan
Pemancangan
Kegiatan
penanaman tanaman karet dimulai dengan
penentuan jarak tanam. Pada saat ini banyak dianut jarak
tanam dengan kerapatan populasi sekitar 500 s.d 600
pohon/ha. Dengan populasi tersebut, dapat menggunakan
jarak tanam pagar 3,3 x 6,0 m atau 2,75 x 6,0 m.
Setelah penentuan jarak tanam dilakukan, selanjutnya
dilakukan pemancangan titik tanam di lapangan. Dimulai
dengan pancang kepala dengan arah barisan tanaman timur
barat terutama pada daerah datar, sedangkan pada daerah
dengan topografi bergelombang berbukit, arah barisan
disesuaikan dengan kontur. Pancang kepala dibuat lebih tinggi
dari anak pancang agar memudahkan dalam meluruskan
barisan tanam. Kompos dan tali atau kawat diperlukan untuk
menentukan arah dan jarak tanaman dalam barisan.
Pemancangan dan Pembuatan lubang tanam
Lubang tanam dibuat minimal 1 minggu sebelum tanam
dengan maksud agar ada kesempatan untuk diperiksa jumlah
Efisiensi pemupukan
Penyiangan pada areal tanaman karet yang berumur kurang dari
satu tahun dilakukan secara manual dengan menyiang rumput
secara melingkar di sekitar tanaman dengan radius 50
cm. Selanjutnya tanaman yang sudah berumur lebih dari satu tahun
penyiangan dapat dilakukan secara melingkar ataupun mengikuti
jalur penanaman karet dengan jarak 1.5 2 meter dari barisan
pohon. Penyiangan dapat dilakukan secara manual maupun dengan
menggunakan herbisida. Rotasi penyiangan akan tergantung dari
kecepatan pertumbuhan gulma. Pada areal dengan laju
pertumbuhan gulma yang tinggi, rotasi penyiangan dilakukan 2
minggu sekali, tetapi pada lokasi pertumbuhan gulma yang biasa,
rotasi penyiangan dapat dilakukan 3 minggu sekali.
b. Penunasan/Pewiwilan
Setelah usia tanaman 1-3 bulan harus dilakukan pengontrolan yaitu
pengamatan terhadap kondisi tanaman terutama daun/tunas yang
kurang tumbuhnya kurang baik. Setelah tahap ini dilakukan tahap
selanjutnya adalah penunasan/pewiwilan. Tujuan dari penunasan
adalah untuk mendapatkan tanaman yang baik/subur dengan
bentuk batang yang tegak/lurus dan kulit batang mulus. Tunas yang
dipotong adalah tunas yang kurang baik tumbuhnya, bisa
berupa tunas samping atau tunas atas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penunasan adalah :
Tunas-tunas liar yang tumbuh di luar mata okulasi dihilangkan
dengan pisau sampai pangkal tunas.
Setelah mata okulasi tumbuh dijaga agar tumbuh lurus ke
atas. Tunas-tunas samping diwiwil sampai 2.5 m dari
permukaan tanah.
Frekuensi penunasan dilakukan 2 minggu sekali terutama pada
tahun pertama setelah penanaman.
c. Penyisipan/penyulaman
Adalah penggantian tanaman yang mati akibat penyakit atau
akibat kerusakan lainnya dengan tanaman yang baru (tautan
usianya tidak jauh berbeda). Sebelum penyisipan harus dilakukan
inventarisasi terlebih dahulu, inventarisasi adalah pendataan
tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan baik. Biasanaya karena
patah batang, serangan penyakit Jamur Akar Putih (JAP), kanker
garis. Presentase keberhasilan tanaman ulang adalah 98.5%
sedangkan sisanya (1.5%) biasanya harus di sisip.
d. Perangsangan percabangan
Pada tanaman karet muda sering dijumpai tanaman yang
tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang. Tanaman ini
pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat mencapai
matang sadap. Tanaman muda yang demikian, pada bagian
ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh
tunas cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk
tidak simetris. Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat
berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang.
frekuensi
yang
lebih
sering,
karena
apabila
terlambat
pengendaliannya tanaman kacangan akan melilit batang pohon
karet.
Pemupukan
Salah satu aspek yang penting dalam hal pertumbuhan dan
peningkatan
produktivitas
tanaman
karet
adalah
pemupukan. Pemupukan harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) tepat
waktu, (2) tepat cara dan (3) tepat dosis, apabila tiga syarat ini
tidak ditepati maka produksi akan kurang optimal. Pemupukan
sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan ketika tanaman
sedang membentuk daun muda.
Umur
(tahu
Cara pemberian pupuk
n)
02
Ditebar merata secara melingkar di sekeliling pohondengan
radius (r) = 25 100 cm.
34
Ditebar merata secara larikan mengikuti barisan tanaman
dengan jarak 100 150 cm dari pohon.
5
Ditebar secara larikan mengikuti barisan tanaman dengan
jarak 150 200 cm dari pohon.
Sumber : Puslit Karet-Medan
Dosis anjuran umum pemupukan karet pada masa TBM kurang dari
satu tahun
Umur
g/phn
(Bulan Tanah Subur
Tanah Kurang Subur
)
Urea TSP
RP
KCl Kies Urea TSP
RP
KCl Kie
s
0
250*
250*
2
25
25
4
25
60
20
10
25
75
25
25
6
40
30
50
50
9
60
60
50
20
75
75
75
25
12
75
100
Jumla 225 120 250 100
30
275 150 250 150 50
h
*) pupuk lobang/dasar
Sumber : Puslit Karet-Medan
Dosis anjuran umum pemupukan karet pada masa TBM 2 tahun s/d
5 tahun
g/phn/th
Umur (thn)
Urea
TSP
MoP
Kies
2
250
175
200
75
3
250
200
200
100
4
300
200
250
100
5
300
200
250
100
Sumber : Puslit Karet-Medan
Dosis anjuran umum pemupukan karet pada masa TM
g/phn/th
Urea
TSP
MoP
Kies
6 15
350
200
300
75
16 20
300
150
250
75
> 20*
200
150
*) Sampai dua tahun sebelum replanting.
Sumber : Puslit Karet-Medan
Untuk mengurangi hilangnya pupuk karena erosi dan run
of maka aplikasi pupuk harus benar-benar diperhatikan, sebaiknya
pupuk yang mudah menguap (urea) harus dibenam bukan di tabur.
Untuk daerah yang berlereng aplikasi pupuk seluruhnya harus
dibenam (pocket) tujuannya agar tidak terbawa erosi. Waktu
pemupukan dilakukan pada saat tanaman flush (daun muda mulai
tumbuh).
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama Rayap
Untuk penanaman baru bekas hutan primer/skunder umumnya tidak
dilakukan pengolahan tanah. Biasanya setelah umur 1 tahun selalu
mendapat gangguan hama rayap yang bersumber dari bekas
tunggul. Jika terjadi serangan pemberantasannya dapat dilakukan
dengan insektisida Basudin 60 EC, Diazinon 60 EC dalam larutan
dengan konsentrasi 0,2 0,4% dan disiramkan ke tanaman dengan
jari-jari 20 cm.
Penyakit daun Oidium
Penyakit
daun Oidium disebabkan
oleh
jamur heveae Serangan Oidium yang
terjadi
pada
saat
pertumbuhan daun muda dapat menyebabkan daun gugur
kembali. Gejala ini dikenal sebagai gugur daun sekunder (SLF).
Pertumbuhan daun muda yang bertepatan dengan musim kering
panjang
akan
mengalami
serangan Oidium yang
berat. Serangan Oidiumberulang selama terjadi pembentukan daun
muda terserang oleh penyakit lain.
Gejala penyakit dan kerusakan
Pada daun muda yang sedang berkembang akan timbul bercakbercak putih kekuningan dan dalam waktu singkat bercak
membesar disertai dengan pertumbuhan benang jamur mencuat ke
permukaan dan membentuk kumpulan spora yang putih seperti
tepung. Spora tersebut akan mudah terlepas dan tersebar oleh
tiupan angin.
Daun yang mengalami serangan berat menjadi keriput, tampak
seperti layu dan diikuti dengan gugur daun. Gugur daun yang terus
menerus dapat menyebabkan mati pucuk dan turunnya produksi
lateks. Pada TBM dan bibitan, serangan Oidium dapat menyebabkan
hambatan pertumbuhan bahkan kematian tanaman.
Bila daun tidak gugur, Oidium menyebabkan cacat daun atau bercak
hitam dengan bentuk tak beraturan. Oidium yang tertinggal pada
daun tua merupakan sumber penularan pada musim kering
berikutnya.
Umur (thn)
Penanggulangan penyakit
Pemberantasan Oidium dengan cara pendebuan menggunakan
serbuk belerang murni (belerang Cirrus) dapat mengurangi
kerusakan tanaman. Perbedaaan dilakukan pada awal pembentukan
daun-daun baru sebanyak 3 6 rotasi interval 5 7 hari dengan
menggunakan alat penyerbukan (blower) berkekuatan tinggi dengan
dosis 4 6 kg belerang/ha/rotasi. Untuk pembibitan dapat
digunakan alat pendebuan portable
Penyakit daun Colletotrichum
Penyakit gugur
daun Colletotrichum desebabkan
oleh
jamur Colletotrichum gloesporioidesyang juga penyebab gugur daun
sekunder (SLF). Serangan Colletotrichum pada klon yang rentan
dapat menyebabkan gugur daun terus menerus selama terjadi
pembentukan pucuk-pucuk baru dalam musim penghujan.
Klon yang menggugurkan daun-daunnya tidak serempak akan
mengalami serangan penyakit yang terus menerus sehingga
produksi lateks turun secara nyata. Serangan pada bibitan dan
tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan sehingga dapat memperpanjang masa tidak produktif.
Gejala penyakit dan kerusakan
Penyakit gugur daun Colletotrichum dapat menyerang tanaman
pada segala tingkat umur. Serangan penyakit dimulai pada saat
terjadi pembentukan daun muda setelah musim meranggas. Daun
yang sangat muda bila terserang penyakit akan melinting dan
berubah warna menjadi hitam seperti daun teh kering, sehingga
ujung tunas menjadi gundul. Bila terjadi infeksi jamur pada daun
yang lebih tua, maka timbul bintik-bintik hitam yang tumbuh
membesar mengikuti pertumbuhan daun.
Bercak yang terjadi pada ujung atau tepi akan menyebabkan cacat
daun. Daun yang sudah berwarna hijau muda berumur lebih dari
dua minggu akan terhindar dari pengguguran.
Penangulangan penyakit.
1. Menanam
klon
yang
tahan
terhadap
penyakit
gugur
daun Colletotrichum, antara lain PR 261, RRIC 100 dan PB 260.
2. Untuk pembibitan pengendalian penyakit dilakukan dengan
penyemprotan fungisida : 0,3% Dithane M 45 atau 0,2% Daconil
75 WP. Penyemprotan dilakukan pada saat pertumbuhan daun
muda, mulai dari pembentukkan tunas sampai daun berwarna
hijau muda sebanyak 3 4 rotasi dengan interval waktu 5
hari. Untuk pembibitan yang luasnya lebih dari 10 ha,
penyemprotan dengan Mist blower lebih efisien daripada
penggunaan Knapsak
sprayer.
Untuk
tanaman
belum
mengahasilkan (TBM) aplikasi fungisida dilakukan dengan Mist
blower ; sedangkan untuk tanaman menghasilkan (TM) aplikasi
fungisida dilakukan secara pengabutan (fogging) dengan mesin
pengabut (fogger) dengan carrier minyak disel atau minyak Shell
(Shell fogging oil) ditambah dengan emulgator. Pengendalian
Rubber Contain) atau KKK (Kadar karet kering). Semakin tinggi nilai
DRC maka kualitas Bahan Olah Karet akan semakin baik pula.
Untuk memperoleh bahan olah yang berkualitas ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :
Bahan pembeku yang digunakan harus dalam dosis yang
tepat.
Tidak ditambah bahan-bahan non karet dalam pembekuan
Tempat penyimpanan harus teduh dan ternaungi
Tidak boleh direndam.
Tempat pengumpulan harus terdapat sirkulasi udara yang
baik.
Jenis Bahan Olah Karet yang dikenal adalah :
1. Lateks kebun
Lateks kebun adalah getah yang diperoleh dari pohon karet (Hevea
brasiliensis M.) melalui pelukaan kulit, berupa cairan berwarna putih
dan berbau segar. Lateks kebun ini mempunyai komposisi berupa
campuran partikel karet dan bahan karet. Bahan bukan karet berupa
protein, karbohidrat, lemak da ion-ion logam yang dapat menjadi
media tumbuh bakteri. Oleh karena itu, penanganan lateks mulai
dari pohon sampai pengangkutan ke pabrik harus dilakukan dengan
baik agar bahan olah karet yang dihasilkan memenuhi persyaratan
yang diinginkan. Prisip penanganan bahan olah karet diantaranya
adalah menjaga kebersihan setiap peralatan yang digunakan dalam
proses penyadapan sampai pengangkutan ke pabrik. Selain itu,
penambahan bahan pengawet juga harus sesuai dengan jenis
produk yang akan dihasilkan penyimpanan lateks kebun adalah
dengan menggunakan tangki berkapasitas 1000 kg dan dicampur
dengan 7 kg amonia yang dilarutkan dalam 400 600 cc zat anti
basi yang berfungsi untuk mencegah koagulasi. Getah yang akan
dimasukkan kedalam tangki adalah getah yang mempunyai DRC
100 yang diukur dengan Metrolug.
2. Lump
Lump adalah gumpalan karet di dalammangko sadap atau
penampung lain yang diproses dengan cara penggumpalan dengan
asam semut atau bahan penggumpal lain atau penggumpalan
alami.Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan bahan
penggumpal larutan 5% ke dalam mangko setelah pohon dideres
dengan dosis 60 80 ml/l lateks. Produksi per pohon berkisar antara
150 350 ml sehingga penambahan penggumpal per mangko
adalah 10 25 ml. Labu semprot dan botol air baterai dapat
digunakan untuk keperluan ini, yaitu dengan memencet botol yang
berisi bahan penggumpal. Pemencetan disesuaikan dengan ukuran
lobang yang dibuka (biasanya 1 kali pencet akan keluar 5 ml, jadi
cukup dengan 2 5 kali pencet). Penambahan penggumpal lebih
baik dilakukan setelah lateks berhenti menetes dari bidang sadap,
sehingga volume setiap mangko lebih mudah ditaksir. Pengutipan
lum mangko di lapangan dapat dilakukan pada sore hari atau pada
saat akan menderes kembali. Lump mangko yang telah terkumpul