Anda di halaman 1dari 76

GAP & KESEHATAN LAHAN UNTUK

PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH

Dinas Pertanian Provinsi Banten


26 Maret 2019

Silvia Yuniarti, SP, MP

BPTP BANTEN
Tanaman bawang merah berperan penting dalam
kehidupan manusia :
• Sebagai sumber pendapatan
bagi petani
• Sebagai penyedia lapangan
pekerjaan
• Sebagai sumber vitamin dan
mineral bagai masyarakat
• Permintaan pasar akan bawang merah terus meningkat
• Mendorong produsen benih menyediakan benih sayuran
yang bermutu
Good Agricultural Practices (GAP)

menjamin keamanan
GAP dan kualitas pangan

viabilitas ekonomi
keberlanjuta
GAP (Good Agricultural Practices) n lingkungan
cara budidaya tanaman yang baik
yang memenuhi persyaratan mutu,
keamanan pangan, keberlanjutan
lingkungan, kesehatan dan
keamanan pekerja dan
akseptabilitas
meningkatkan kesejahtraan petani sosial
Tujuan GAP

• Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;


• Meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi;
meningkatkan efisiensi produksi;
• Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam;
• Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem
produksi yang berkelanjutan;
• Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental
yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, kesehatan
dan keamanan diri dan lingkungan;
• Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional dan domestik;
• Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen;
• Meningkatkan kesejahteraan petani.
Dasar Hukum Penerapan Indo-GAP pada
Usahatani Sayuran

• Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2004 tentang


Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Bab III pasal 3
• Peraturan Menteri Pertanian No.
48/Permentan/OT.140/11/2006 tentang pedoman
budidaya tanaman pangan yang baik.
• Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman
budidaya buah dan sayur yang baik.
Manfaat Penerapan GAP

• Pelaku usaha/produsen mendapatkan akses pasar yang


lebih baik,
• Masyarakat mendapatkan lingkunganyang lebih baik,
sehingga kualitas kehidupannya terjaga,
• Konsumen mendapat jaminan produk yang sehat,
bermutu dan ramah lingkungan,
• Industri mendapatkan bahan baku yang lebih baik.
Ruang Lingkup GAP

• Berhubungan langsung dengan produksi: lahan, penggunaan


benih dan varietas tanaman, penanaman, pupuk, perlindungan
tanaman, pengairan, panen, penanganan panen dan pascapanen
serta alat dan mesin pertanian.
• Berhubungan dengan aspek manajerial usaha: pelestarian
lingkungan, tenaga kerja, fasilitas kebersihan dan kesehatan
pekerja, kesejahteraan pekerja, tempat pembuangan,
pengawasan, pencatatan serta penelusuran balik, pengaduan dan
evaluasi internal.
1. PERENCANAAN TANAM
Perencanaan
1. Pemilihan lokasi tanam
2. Sistem tanam
3. Pola tanam
4. Waktu tanam
5. Pemilihan varietas
Persyaratan Tumbuh Bawang Merah

Iklim :
• Suhu udara 25-32°C
• Kelembaban udara 50-70%
• Penyinaran minimal 70%
• Beriklim kering, tipe iklim D3/E3
yaitu antara (0-5) bulan basah
dan (4-6) bulan kering
Tanah :
• Aluvial
• pH tanah : 5,6 – 6,5
Ketinggian tempat :
• > 0 – 1000 m dpal
Pemilihan Lokasi
• Dekat dengan sumber air
• Bukan bekas tanaman terung-terungan (terung, tomat, cabai,
dan kentang)
• Bukan daerah endemik penyakit layu bakteri dan layu fusarium
• Disarankan bekas tanaman padi, jagung atau tebu
Sistem Tanam
• Tumpang sari
• Tumpang gilir
• Monokultur
Pola Tanam
Pola tanam bawang merah di dataran rendah :
Januari - Maret Apr-Mei Juni - Sep Okt Nop-Des

Bera
Januari - Maret Apr-Mei Jun Jul-Agt Sep-Okt Nop-Des
Bera

Bera
Waktu Tanam Bawang Merah
• Untuk menghindari terjadinya ledakan serangan ulat
bawang, waktu tanam yang tepat April s.d. Juni
• Untuk menghindari terjadinya ledakan serangan penyakit
trotol, waktu tanam yang tepat September - Oktober
Pemilihan Varietas
Syarat pemilihan varietas sayuran :
• Sesuai dengan permintaan pasar (rasa, warna,
penampakan, ukuran, dll.)
• Produktivitas tinggi
• Tahan terhadap serangan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT)
• Cocok ditanam pada kondisi ekosistem setempat
Varietas Bawang Merah
Musim kemarau :
• Bima Curut, Sembrani, Katumi, dan Maja

Musim penghujan :
• Bangkok, Filipin, Bima Curut, Sembrani, dan Katumi

Bima Kuning Maja


BAWANG MERAH

1. Varietas Pikatan 2. Varietas Trisula

Umur Panen : 55 hari Umur Panen : 55 hari


Potensi Hasil : 6.20 – 23.31 ton/ha Potensi Hasil : 6.50 – 23.21 ton/ha
Keunggulan : Tahan simpan sampai 6 bulan Keunggulan : Tahan simpan sampai 5 bulan
BAWANG MERAH
3. Varietas Pancasona 4. Varietas Mentes

Umur Panen : 57 hari Umur Panen : 58 hari


Potensi Hasil : 6.90 – 23.70 ton/ha Potensi Hasil : 7.10 – 27.58 ton/ha
Keunggulan : Tahan simpan 3 – 4 bulan Keunggulan : Tahan simpan 3 - 4 bulan
BAWANG MERAH
5. Varietas Bima Brebes 6. Varietas Maja Cipanas

Umur Panen : 60 hari Umur Panen : 60 hari


Potensi Hasil : 9,9 ton/ha Potensi Hasil : 10,9 ton/ha
Keunggulan :cukup tahan terhadap busuk umbi Keunggulan : cukup tahan terhadap busuk umbi
(Botrytis allii) (Botrytis allii)
BAWANG MERAH
7. Varietas Kuning 8. Varietas Sembrani

Umur Panen : 54 – 56 hari


Umur Panen : 56-66 hari
Potensi Hasil : 9,0 – 24,4 ton/ha
Potensi Hasil : 6-21,39 ton/ha
Keunggulan : Beradaptasi dengan baik di
Keunggulan : Cocok ditanam pada dataran
dataran rendah altitude 6 – 80 m dpl pada
rendah
musim kemarau
BAWANG MERAH

9. Varietas Katumi

Umur Panen : 60 hari


Potensi Hasil : 17,60 ton/ha
Keunggulan : Baik untuk dataran rendah
maupun dataran medium pada musim kemarau
2. PENGOLAHAN LAHAN
Tujuan Pengolahan Tanah
 Menggemburkan tanah
 Memperbaiki drainase dan aerase tanah
 Meratakan permukaan tanah
 Mengendalikan gulma
Pengolahan Tanah
Di lahan sawah
• Jerami padi dihamparkan di atas lahan
• Dibuat bedengan pertanaman dengan lebar 1,0 – 1,2 m, panjang bedengan
sesuai kondisi lahan, tinggi bedengan 0,5 m.
• Dibuat saluran air dengan lebar 0,5 m dan kedalaman 0,5 m
• Kondisi bedengan mengikuti arah Timur Barat
• Pencangkulan pertama di atas bedengan (tanah dibiarkan satu minggu)
• Pencangkulan kedua (tanah dibiarkan satu minggu)
• Pencangkulan ketiga (7 hari sebelum tanam)
Di lahan kering
• Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 m
• Dibuat bedengan pertanaman dengan lebar 1,0 – 1,2 m, panjang bedengan
sesuai kondisi lahan, tinggi bedengan 0,3 – 0,4 m
• Dibuat saluran air dengan lebar 0,5 m dan kedalaman 0,4 m
• Kondisi bedengan mengikuti arah Timur Barat
• Pencangkulan pertama di atas bedengan (tanah dibiarkan satu minggu)
• Pencangkulan kedua (7 hari sebelum tanam)
Pengapuran

• Jika pH tanah < 5,6 dilakukan pengapuran dengan dosis


1 – 2 ton/ha yang diaplikasikan minimal 2 minggu
sebelum tanam.
• Pengapuran dilakukan pada saat pengolahan tanah
pertama
Pemberian dolomit/ Kaptan pada saat pengolahan tanah pertama
PemberianTrichoderma
 Trichoderma yaitu sejenis cendawan/fungi
yang bersifat antifugal/antagonis.
 Penyakit yang sering dijumpai pada tanaman
bawang merah yaitu moler yang disebabkan
oleh Fusarium.
 Usaha mencegah serangan moler dengan
pengendalian menggunakan agensia hayati
 menambahkan Trichoderma
Fungsi Trichoderma:

• Agens hayati yang menjaga sistem ketahanan


tanaman dari serangan cendawan pathogen
• Memperbaiki daya ikat tanah dan daya ikat air
• Meningkatkan ketersediaa unsur hara
• Mengendalikan serangan layu fusarium
• Mengendalikan busuk buah, layu bakteri, busuk
pangkal batang
Aplikasi Trichoderma:

• Kebutuhan Trichoderma untuk 1 ha ± 50 kg


• Setiap 200 g Tricho + 2 liter air  Larutan Pekat
• 200 – 240 ml (gelas mineral) + 14 liter air (tangka
sprayer)
• Disemprotkan pada pupuk kandang kemudian
ditutup dengan plastik/terpal
• Setiap hari dibuka kemudian disemprotkan
kembali pada pupuk kandang sampai benar-
benar rata
• Jika sudah yakin pupuk kandang telah
tersemprot rata, maka pupuk kandang bisa
diaplikasikan ke lahan.
3. PEMUPUKAN
KEBUTUHAN PUPUK BAWANG MERAH
Waktu Dosis Pupuk Cara Pemberian
Pupuk Pemberian
seperwulon
Sebelum Tanam SP-36 100 kg/ha Disebar di atas
pinten???
bedengan, diaduk
dengan tanah
15 HST Urea 180 kg/ha, Disebar di atas
KCl 60 kg/ha, bedengan
NPK Phonska
500 kg/ha
30 HST Urea 180 kg/ha, Disebar di atas
KCl 60 kg/ha, bedengan
NPK Phonska
500 kg/ha
WAKTU PEMBERIAN PUPUK BAWANG MERAH

SP 36 Urea, KCl, Urea, KCl,


Phonska Phonska

- 7 hari 10 hari 30 hari

- 15 0 15 30 45 60
• Unsur P sulit larut, sehingga perlu waktu (minimal 14 Cadangan makanan dari • Tanaman memasuki fase pembentukan
hari) agar unsur tersebut dapat diserap tanaman umbi sudah habis, umbi, sehingga memerlukan karbohidrat
sehingga perlu unsur N hasil fotosintesis sebagai bahan
• Pada umur 7 hari akar mulai tumbuh dan
dan S untuk pembentukan umbi
membutuhkan unsur tersebut untuk
pembentukan daun,
perkembangannya
batang dan akar
CARA PEMUPUKAN PADA BAWANG MERAH

•Lakukan penyiraman dengan segera


setelah dilakukan pemupukan

Disebar di atas bedengan pertanaman


4. PENANAMAN
PENANAMAN BAWANG MERAH
• Untuk mencegah serangan penyakit layu fusarium, sebelum
ditanam benih bawang merah diberi perlakuan dengan fungisida
Mankozeb (100 kg benih + 100 g fungisida), selanjutnya benih
disimpan di dalam karung plastik selama 1-2 hari
• Jarak tanam yang dianjurkan adalah 15 cm x 20 xm atau
20 cm x 20 cm
• Benih ditanam dengan cara dibenamkan seluruh bagian umbi ke
dalam tanah
5. PENGAIRAN
PENYIRAMAN BAWANG MERAH

• Umur 0-5 HST, dilakukan 2


kali penyiraman/hari (pagi dan
sore hari)
• Umur 6-25 HST, dilakukan 1
kali penyiraman/hari pada pagi
hari
• Umur 26-50, dilakukan 2 kali
penyiraman/ hari (pagi dan
sore hari)
• Umur 51-60 HST, dilakukan 1
kali penyiraman/ hari pada
siang hari
6. PENYIANGAN
• Penyiangan bertujuan untuk
menghilangkan tumbuhan
pengganggu (gulma) yang
dijadikan inang bagi OPT.
• Penyiangan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan di
lapangan (minimal setiap 4
minggu sekali)
7. PANEN DAN PENANGANAN SEGAR
PANEN BAWANG MERAH

• Panen pada umur 50


s.d. 55 hari (konsumsi)
• Panen umur 60-70 hari
(untuk benih)
Ciri-ciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen
• Pangkal daun sudah
lemas
• Daun berwarna kuning
• Umbi sudah kompak,
menyembul ke
permukaan tanah
• Umbi berwarna merah
tua keunguan
• Sebagian besar tanaman
telah rebah
PENANGANAN SEGAR
Bawang merah :
• Pelayuan dengan cara penjemuran daun untuk mendapatkan kulit
umbi berwarna merah dan berkilau (2-3 hari) di bawah sinar matahari
langsung
• Pengeringan dengan cara menjemur umbi bawang merah di bawah
sinar matahari langsung (7-14 hari) dengan melakukan pembalikan
setiap 2-3 hari
MENGENAL
ORGANISME PENGGANGGU
TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH
Mengapa harus mengenal
OPT yang menyerang ?
• Keberhasilan pengendalian OPT sangat tergantung pada
identifikasi terhadap jenis OPT yang menyerang.
• Hal ini disebabkan dengan diketahuinya jenis OPT yang
menyerang akan dapat ditentukan cara pengendalian
yang tepat.
OPT BAWANG MERAH
OPT (ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN) :

• Kelompok hama tanaman, yaitu kelompok OPT yang


penyebabnya dapat dilihat dengan mata telanjang.
• Kelompok penyakit tanaman, yaitu kelompok OPT yang
penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
HAMA TANAMAN BAWANG MERAH
HAMA TANAMAN BAWANG MERAH
No Nama umum Nama latin

1. Ulat tanah Agrotis ipsilon


2. Uret Holotrichia sp.
3. Orong-orong Gryllotalpa sp.
4. Siput Achatina sp.
5. Lalat pengorok daun Liriomyza sp.
6. Ulat bawang Spodoptera exigua
7. Ulat grayak Spodoptera litura
Spodoptera mauritia
Spodoptera exempta
8. Kutudaun Neotoxoptera formosana
9. Trips Thrips tabaci
Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
• Ulat berwarna hitam keabu-abuan
• Aktif pada senja hari
• Gejala serangan : ditandai dengan
tanaman atau tangkai daun rebah,
karena dipotong pada pangkalnya
• Tanaman inang : tanaman muda
yang baru ditanam seperti cabai,
tomat, terung, bayan, kangkung,
paria, kacang panjang, dll.
• Ulat dewasa berdiam diri pada
siang hari dan aktif pada malam
hari
Cara Pengendaliannya:

a. Menggali tanah agak dalam


b. Sanitasi lapangan
c. Gunakan insektisida dicampur dengan dedak (Dedak
10 kg + gula/molase 0,5-1 kg + Insektisida (Misal
Dipterex 80 SP 125-250 g) ditabur disekitar tanaman
e. Penaburan pada malam hari atau sore hari
Uret (Holotrichia sp. .)
• Larva berwarna putih dengan
bentuk tubuh membengkok
• Aktif pada senja hari
• Gejala serangan : ditandai
dengan tanaman atau tangkai
daun rebah, karena dipotong
pada pangkalnya
• Tanaman inang : tanaman
muda yang baru ditanam
seperti cabai, tomat, terung,
bayan, kangkung, paria,
kacang panjang, dll.
Cara Pengendaliannya:

a. Populasi tinggi pada musim kemarau


b. Sanitasi lapangan
c. Gunakan insektisida dicampur dengan dedak (Dedak
10 kg + 100 ml insektisida klorpirifos ditabur disekitar
tanaman
e. Penaburan pada malam hari atau sore hari
Orong-orong (Gryllotalpa sp.)

• Serangga berwarna coklat


kehitaman
• Aktif pada senja hari
• Gejala serangan : ditandai
dengan tanaman atau tangkai
daun rebah, karena dipotong
pada pangkalnya
• Tanaman inang : tanaman muda
yang baru ditanam seperti cabai,
tomat, terung, bayam,
kangkung, paria, kacang
panjang, bawang merah dll.
Cara Pengendaliannya:

a. Menggenangi lahan selama 5 -7 hari untuk


membunuh telur, sebelum penanaman
b. Gunakan pestisida nabati
Kulit jengkol dicincang kemudian
diblender/ditumbuk, ditambah air 2 liter dipanaskan
hingga mendidih. Aplikasi 100 ml + 1 lt air disemprot
pada pangkal batang
c. Insektisida Fipronil 0,3 G sebanyak 15 kg/ha
Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.)

• Serangga dewasa berupa lalat kecil


yang berukuran  2 mm
• Larva aktif mengorok dan membuat
lubang pada jaringan daun

• Gejala serangan : pada daun terdapat bintik-bintik putih dan alur


korokan yang berwarna putih
• Tanaman inang : cabai, tomat, seledri, kentang, kangkung, dll.
Cara Pengendaliannya:

a. Pengurangan pupuk N di musim hujan dan


perbanyak pupuk organik
b. Penggunaan perangkap kuning pada saat umur 3
minggu
c. Insektisida BA Imidakloprit dosis 25 gram/17 liter
Ulat Bawang (Spodoptera exigua)

• Larva berbentuk bulat panjang


berwarna hijau atau coklat
• Imago aktif pada malam hari
• Gejala serangan : ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak
putih transparan pada daun
• Tanaman inang : bawang kucai,
bawang daun, bawang putih,
cabai, jagung, dll.
Ulat Grayak (Spodoptera litura)

• Warna ulat bervariasi tergantung jenis makanannya


• Mempunyai tanda hitam yang menyerupai kalung pada lehernya
• Aktif pada senja hari
• Gejala serangan : daun berlubang-lubang tidak beraturan
• Tanaman inang : cabai, bawang merah, tomat, terung, bayan,
kangkung, paria, kacang panjang, dll.
Spodoptera mauritia

Spodoptera exempta
Cara Pengendaliannya:
a. Sanitasi lahan
b. Mengumpulkan kelompok telur kemudian dibakar
c. Penggunaan perangkap feromon exi
d. Pergiliran tanaman
e. Pemasangan lampu perangkap

Feromon exi Lampu Perangkap


Kutudaun bawang (Neotoxoptera formosana)

• Serangga kecil dengan warna hitam kecoklatan


• Nimfa dan imago menyerang daun-daun muda, dengan cara menusuk dan mengisap
cairan daun
• Aktif sepanjang hari
• Gejala serangan : ditandai dengan perubahan tekstur daun menjadi keriput, terpuntir,
berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati
• Tanaman inang kutudaun bawang antara lain bawang merah, bawang daun, dan bawang
kucai
Trips (Thrips tabaci.)
• Nimfa dan imago menggaruk
dan mengisap cairan daun
• Warna nimfa kuning pucat
sedangkan imago kuning
sampai coklat kehitaman
• Aktif sepanjang hari
• Gejala serangan : daun tampak
keriput, mengeriting dan
melengkung ke atas
• Tanaman inang : bawang
merah, cabai, terung,
tembakau, kopi, ubi jalar,
semangka, kentang, tomat, dll.
Cara Pengendalian kutu dan thrips:

a. Sanitasi lahan
b. Menggunakan mulsa plastik
c. Penggenangan air sesaat
d. Pergiliran tanaman yang bukan inang
e. Penyemprotan insketisida : seven 5D, Bayrusil 250
EC, Mesurol 50 wp, Meathrin 50 EC
PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH
PENYAKIT TANAMAN BAWANG MERAH

No. Nama umum penyakit Patogen penyebab penyakit

1. Bercak daun alternaria Cendawan Alternaria porri


2. Busuk daun antraknos/ otomatis Cendawan Colletotrichum gloeosporioides
3. Embun bulu Cendawan Peronospora destructor
4. Layu fusarium Cendawan Fusarium oxysporum
5. Busuk leher akar Cendawan Botrytis allii
Trotol/ mati pucuk (Alternaria porri)

• Penyakit bercak ungu atau trotol disebabkan oleh cendawan Alternaria porri.
• Patogen ditularkan melalui udara. Penyakit ini akan berkembang dengan cepat pada
kondisi kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 26o C.
• Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya bintik lingkaran berwarna ungu pada
pusatnya, yang melebar menjadi semakin tipis. Bagian yang terserang umumnya
berbentuk cekungan.
• Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang putih, bawang daun,
dan tanaman bawang-bawangan lainnya.
Antraknos/ Otomatis (Colletotrichum gloeosporioides)

• Penyakit otomatis atau antraknos pada


bawang merah disebabkan oleh dua
jenis cendawan yaitu C. gloeosporioides
dan C. capsici. Kisaran inang C.
gloeosporioides lebih luas daripada
kisaran inang C. capsici, tetapi keduanya
patogenik terhadap semua jenis
bawang-bawangan seperti bawang
merah, bawang putih, bawang bombay,
dan bawang daun.
• Gejala serangan ditandai adanya bercak
putih yang melekuk ke dalam. Pada
bagian tengah bercak terdapat
kumpulan titik hitam yang merupakan
kelompok spora.
Embun bulu/ lodoh (Peronospora destructor)
• Penyakit embu bulu atau busuk daun (downy
mildew) disebabkan oleh cendawan Peronospora
destructor yang menyerang tanaman bawang
merah, bawang daun, dan bawang-bawangan
lainnya
• Patogen penyakit embun bulu ditularkan melalui
angin.
• Gejala serangan pada tanaman bawang merah
ditandai daun berwarna pucat dan menguning. Bila
udara lembab, daun yang terserang akan
menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan
membusuk, sedangkan bila udara kering daun
yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik
putih.
• Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini
ialah pada suhu 15o C dan kelembaban tinggi
terjadi selama 6-12 jam.
Penyakit layu fusarium

• Penyakit layu fusarium


disebabkan oleh cendawan
Fusarium oxysporum.
• Patogen ditularkan melalui
udara dan air.
• Gejala serangan ditandai
tanaman menjadi layu, mulai
dari daun bagian bawah.
• Tanaman inangnya antara lain
ialah buncis, cabai kentang,
kacang panjang, labu,
mentimun, oyong, paria,
seledri, semangka, tomat, dan
terung.
Penyakit busuk leher akar (Botrytis allii)
• Penyakit busuk leher akarl disebabkan oleh
cendawan Botrytis allii
• Patogen ditularkan melalui udara. Penyakit ini
akan berkembang dengan cepat pada kondisi
kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di
atas 15-20oC, lahan yang becek dan lembab
• Gejala serangan ditandai dengan leher tanaman
melunak kemudian membusuk
• Tanaman inangnya antara lain ialah bawang
merah, bawang putih, bawang daun, dan
tanaman bawang-bawangan lainnya.
PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH

Pengendalian organisme Secara preventif


(sebelum ada serangan)
pengganggu tumbuhan
(OPT) atau hama dan
penyakit berdasarkan
konsepsi Pengendalian
Secara kuratif
Hama Terpadu (PHT) (setelah ada serangan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai