Anda di halaman 1dari 25

Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Padi

Oleh : Kustiana, SP

Padi merupakan komoditas utama yang selalu di buadidayakan oleh petani


Indonesia. Tetapi disini banyak hal yang menjadi kendala dalam produktifitas budidaya.
Untuk mendukung produktivitas banyak hal yang harus diperhatikan dalam berbydidaya
tanaman padi. Salah satunya dalam hal pemupukan.
Pemupukan berimbang adalah penyediaan semua kebutuhan zat hara yang
cukup sehingga tanaman mancapai hasil dan kualitas yang tinggi yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.
Oleh karena itu jenis dan dosis pupuk yang ditambahkan harus sesuai
dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Dengan kata lain jenis
dan dosis pupuk yang diaplikasikan tidak dapat disamaratakan tetapi harus
spesifik lokasi karena:
Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan menyediakan unsur hara yang
berbeda, karena sifat-sifat tanah yang berbeda antara lain pH tanah, kadar bahan
organik, sifat dan jenis mineral-mineral tanah.
Tiap jenis dan varietas tanaman memerlukan jumlah hara yang berbed,
banyaknya hara yang terangkut panenpun berbeda.Tiap lokasi/unit usaha tani
mempunyai sejarah pengelolaan yang berbeda baik dari segi pengelolaan hara,
tanah dan airnya.
Faktor-faktor seperti pencucian, run-off sangat mempengaruhi
keseimbangan hara dalam tanah.
Alasan Pemupukan Berimbang
Untuk meningkatkan hasil dan kualitas beras, tanaman padi memerlukan
zat hara:
1. Unsur hara makro, dibutuhkan dalam jumlah banyak diantaranya N
(Nitrogen), P (Phospor), K (Kalium), dan S (Sulfur)
2. Unsur hara mikro, dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit diantaranya Ca
(Kalsium), Mg (Magnesium), Zn (Seng), Fe (Besi), dan Cu (Tembaga).
Agar pertumbuhan tanaman sehat dengan produktifitas dan kualitas beras
yang tinggi, maka zat-zat hara tersebut cukup tersedia di dalam tanah untuk
memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya
tidak cukup, maka hasil dan kualitas akan menurun. Oleh karena itu pemupukan
harus dilakukan secara berimbang, baik jenis, dosis sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan jumlah zat-zat hara yang tersedia di dalam tanah.
Pemupukan Spesifik Lokasi
Memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanaman dan tingkat
kesuburan tanah. Apabila tanah subur, dimana kadar Posphat dan Kaliumnya
tinggi maka cukup diberi pupuk Nitrogen dan pupuk P dan K sedikit saja, untuk
mengganti hara P dan K yang terangkut pada saat panen, yaitu 50 Kg SP-36 dan
50 Kg KCl per ha. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan posphat dan kalium,
maka harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran.Inilah sebenarnya
pengertian pemupukan berimbang.
Contoh Penerapan metode pemupukan berimbang
Dosis yang di tetapkan adalah (5 : 3 : 2 ) 500 kg pupuk organik + 300kg
Phonska + 200kg urea tiap satuan hektar ( penetapan dosis tersebut telah diteliti
kandungan unsur hara di berbagai daerah di indonesia), maka cara aplikasinya :
Dengan dosis 500kg organik + 300kg phonska + 200kg urea per satuan hektar,
dapat mengaplikasikan 3 kali.
1. Aplikasi pertama adalah pupuk dasar. Pupuk dasar adalah pupuk yang
dibenamkan disaat setelah proses pengolahan lahan/sebelum tanam,
dengan cara ketika lahan sedang di balik (singkal) taburkan merata 500kg 
organik ke lahan seluas 1 hektar, kemudian garu / pengancuran tanah.
2. Pemupukan yang kedua ketika tanaman berumur 14 hst (hari setelah
tanam) dngan dosis 300  klg phoska + 150 kg urea, dan.
3. Aplikasi yang ke 3, 50 kg urea ketika tanaman mendekati fase bunting.
Benih Padi Varietas Unggul Bermutu
Oleh : Kustiana, SP

Varietas padi merupakan salah satu teknologi utama yang mampu

meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani.Dengan tersedianya

varietas padi yang telah dilepas oleh pemerintah, maka kini petani dapat memilih

varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat petani yang bersangkutan.

Gabah padi sendiri dapat dikelompokan dalam dua grup, yaitu gabah yang

memiliki densitas tinggi (DT) dan gabah dengan densitas rendah (DR).  Gabah

dengan DT memiliki spesifik gravitasi sekurang-kurangnya 1.20, sedangkan gabah

dengan densitas rendah spesifik gravitasi gabah sebesar 1.05 bahkan kurang. 

Gabah dengan DR yang tinggi memiliki abnormalitas bibit rendah.  Pada benih

dengan gabah densitas tinggi, lebar dan berat daun serta jumlah penggunaan

karbohidrat oleh bibit lebih tinggi dibandingkan dengan gabah yang densitasnya

rendah.  Dilapangan, bibit yang berasal dari gabah dengan densitas tinggi  akan lebih

baik dari bibit yang berasal dari gabah dengan densitas rendah.  Benih dengan

kualitas baik akan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil.

Penggunaan benih bersertifikat dan benih dengan berdaya kecambah lebih

dari 90 % (bermutu) sangat disarankan , kerena :

1.   Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.

2. Benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang

seragam.
3. Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan

tegar.

4. Benih yang baik akan memberikan hasil tinggi.

Cara memilih benih yang baik

Untuk memilih benih yang baik, bisa digunakan larutan ZA dengan

perbandingan 3 :1 atau dengan larutan garam 3 %.

  Seleksi benih menggunakan larutan ZA 3 :1.

Siapkan ember untuk membuat larutan, isi dengan air 3 liter

masukan 1 Kg ZA kedalam ember yang berisi air tadi kemudian aduk sampai

larut, baru masukan benih.  Jumlah benih yang dimasukan disesuaikan dengan

volume larutan ZA.

setelah benih di masukan  aduk kemudian biarkan, lihat mana benih yang

tenggelam, mengambang atau terapung. 

Benih yang mengambang dan terapung buang/pisahkan dengan benih yang

tenggelam. 

Benih yang tenggalam menandakan bahwa benih tersebut bernas, sebelum 

disebarkan  ke pembibitan,

Benih  dibilas agar tidak mengandung  larutan pupuk atau garam untuk  kemudian

direndam selama 24 jam dan setelah itu ditiriskan selama + 48 jam untuk

disemaikan.

  Seleksi benih menggunakan larutan garam 3 %

Siapkan ember kemudian isi dengan air bersih,

masukan benih, setelah di masukan lihat benih yang mengapung, mengambang

dan tenggelam. 

Pisahkan benih yang tenggelam kemudian cuci.

Buat larutan garam dengan perbandingan  1 liter air diberi 30 gram garam,

masukan benih yang telah dicuci tadi ke dalam larutan garam tersebut.

Kemudian benih yang mengambang, mengapung di buang,

Gunakan benih yang tenggelam.

Sebelum di sebarkan ke pembibitan lakukan perlakuan seperti pada larutan ZA.


Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang, perlakuan benih

dengan pestisida fifronil (Regent) 50 ST. Perlakuan pestisida ini juga dapat

membantu mengendalikan keong mas.

Kriteria Pemilihan Benih Padi Varietas Unggul Bermutu

Dalam rangka memilih varietas unggul yang sesuai dengan lokasi, ciri-ciri

varietas yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:

 Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan jenis tanah setempat;

 Cita rasanya disenangi dan memiliki harga yang tinggi di pasaran;

 Daya hasil tinggi;

 Tahan terhadap hama dan penyakit;

 Tahan rebah.

Adapun faktor lain yang perlu dipertimbangkan antara lain:

 Pola tanam terutama pada pola tanam padi––padi––palawija untuk mencegah

ledakan hama penyakit.

 Pada musim hujan (MH), pilih varietas yang tahan wereng dan tahan penyakit.

 Pada musim kemarau (MK), pilih varietas yang relatif toleran terhadap

kekeringan dan kurang disukai hama penggerek batang.

 Perhatikan lingkungan setempat, antara lain:

 Curah hujan;

 Jenis tanah;

 Suhu udara pada waktu siang dan malam hari;

 Ketinggian lokasi dari permukaan laut;

 Permintaan pasar (bentuk gabah, beras, dan cita rasa).

Perbedaan Varietas Lokal dan Varietas

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Varietas Lokal dan Unggul

No. Varietas Lokal Varietas Unggul


1. Hasil rendah (3-5 ton/ha) Hasil tinggi (5-8 ton/ha)
2. Tanaman tinggi Tanaman pendek
3. Daun rebah Daun tegak
Jumlah anakan produktif sedikit (5- Jumlah anakan produktif sedang
4.
10) sampai banyak (14-20)
5. Tanaman mudah rebah Tanaman tahan rebah
6. Kurang tanggap terhadap pemupukan Tanggap terhadap pemupukan
7. Umur tanaman panjang (150-180 hari) Umur tanaman genjah (105-120 hari)
Rasa nasi sedang–ada, ada yang
8. Rasa nasi enak, biasanya beraroma
beraroma
Sudah beradaptasi baik pada Belum tentu cocok untuk semua
9.
lingkungan setempat lingkungan
Beberapa contoh benih padi varietas lokal dan varietas unggul adalah sebagai

berikut:

No. Varietas Contoh


1. Varietas lokal Pandanwangi, Rojolele
2. Varietas Unggul Baru Inpari 32, Inpari 43
3. Varietas Unggul Aromatik Celebes, Sintanur, Gilirang
4. Varietas Unggul Tipe Baru Fatmawati, Siliwangi
5. Varietas Unggul Hibrida Mako, Rokan, Intani
TANAM BENIH MUDA

Oleh : Kustiana

Budidaya tanaman padi di Indonesia bukanlah masalah baru, namun


sudah turun temurun. Budidaya tanaman padi yang biasa dilakukan oleh para
petani yaitu menggunakan varietas lokal atau varietas padi unggul baru seperti
Inpari 32, 39, 42 atau varietas yang sudah lama yaitu Varietas Ciherang, Sinta
Nur, dll.
Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang penting dan
menyangkut kepentingan nasional dimana padi/beras merupakan bahan
makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya
melalui peningkatan ketahanan pangan sebagai salah satu program revitalisasi
pertanian, khususnya ketersedia pangan berupa padi/beras yang cukup.
Produktivitas dan produksi padi yang dibudidayakan oleh petani masih
rata-rata 3,5-4,5 ton/Ha, dari varietas lokal, yaitu varietas padi yang dihasilkan
oleh petani sendiri dari varietas-varietas sebelumnya diperbanyak. Sedangkan
benih padi dari varietas unggul baru (VUB) adalah varietas yang sudah terseleksi
tentang produksinya, ketahanan terhadap serangan hama penyakit dengan
produksi rata-rata 5,5-7 ton/Ha.
Peningkatan produksi padi tidak terlepas dari ketersediaan unsur hara
yang cukup, penggunaan varietas unggul, serta ketersediaan air yang cukup
sesuai kebutuhan tanaman. Dalam teknik budidaya padi, ketersediaan benih
padi yang akan ditanam berumur muda yaitu 14-21 hari, atau bibit muda ini
diharapkan akan menghasilkan anakan produktif lebih banyak, dibandingkan
bibit yang sudah tua > 21 hari, serta cara tanamannya dengan menggunakan
Jarwo yang menurut petani produksinya lebih banyak dibandingkan sistem
Tegel.
Penggunaan benih muda yang belum banyak dilakukan oleh petani,
merupakan salah satu upaya peningkatan produksi padi dilapangan, dengan
banyaknya anakan produktif, diharapkan produksi padi yang di tanaman akan
meningkat. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting
yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia.
Tanam Bibit Muda, atau umur tanam bibit kurang dari 15 hari antara lain
adalah
1. Tanaman tidak akan mengalami stres akibat pencabutan bibit dilahan
persemaian, dikarena tanaman masih mempunyai cadangan makanan
atau endosperm pada bibit tersebut.
2. Bibit muda lebih menghasilka anakan produktif lebih bayak dibandingkan
dengan bila menggunakan bibit lebih tua.
3. Pertumbuhan akar dengan cara penanaman bibit muda akan lebih baik,
karena perakaran tanaman akan lebih menyebar dan perakaran akan lebih
dalam untuk tumbuh sehingga memudahkan tanaman untuk menyerap
unsur hara didalam tanah, selain dari itu dengan pertumbuhan akar yang
baik tanaman bisa tahan terhadap rebah.
Cara penanaman bibit muda yaitu tanaman bibit muda berusia kurang dari
12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai, bibit ditanam satu
pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi. Penanaman harus segera
mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus,
penanaman padi dengan perakaran yang dangkal, pengaturan air, pemberian air
maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam
dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus), peningkatan
aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan, penyiangan sejak awal
sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari, menjaga
keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik.
Penyerapan unsur hara lebih efektif Penanaman bibit muda membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara lebih efektif karena perakaran tumbuh
dengan sehat dan menyebar disekitar tanaman, sehingga pemupukan akan lebih
efektif dan efisien. Meningkatkan jumlah anakan produktif Pertumbuhan akar
yang baik dan bisa menyerap unsur hara dengan maksimal, menjadikan
pertumbuhan anakan pada tanaman padi akan jauh lebih meningkat sehingga
dengan banyaknya anakan produktif maka akan menambah jumlah malai pada
tanaman.
Mempercepat masa panen Dengan tidak mengalami stres pada tanaman
yang mengakibatkan terhentinya sementara pertumbuhan tanaman, penanaman
bibit muda bisa mempercepat umur tanaman padi untuk dipanen. Peningkatan
produksi dan produktivitas padi tidak terlepas dari ketersediannya unsur hara
yang cukup pada lahan yang akan di tanam tanaman padi, menggunakan
varietas unggul, serta pemakaian air sesuai dengan kebutuhan tanaman, serta
menggunakan benih muda dan cara tanaman dengan sistem jajar legowo
PESTISIDA ORGANIK

Oleh : Kustiana

Secara umum pestisida organic diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya
adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang
sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai
(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman
bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah
lingkungan).
2. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni,
dsb.
3. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran
ayam.
4. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan
penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat
jarang ditemukan tanaman mati.
5. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
Ramuan Untuk Mengendalikan Serangga
Ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng coklat,
walang sangit, kutu, ulat, aplhid, dan trips pada sayuran dan tanaman lainnya.
1.   Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum:
 Daun nimba                           8 kg
 Lengkuas                               6 kg
 Serai                                    6 kg
 Deterjen atau sabun colek       20 g
 Air                                       20 L
Cara membuat:
Daun nimba, lengkuas, dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam
20 L air, lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya ramuan disaring
menggunakan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 L air. Larutan
sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan larutan pestisida nabati yang telah dibuat tersebut pada tanaman yang akan
dilindungi dari serangan serangga/hama.

2.  Ramuan untuk mengendalikan wereng cokelat:


 Daun sirsak                            satu genggam
 Rimpang jeringau                    satu genggam
 Bawang putih                        20 siung
 Deterjen atau sabun colek       20 g
 Air                                       20 L
Cara membuat:
Daun sirsak, rimpang jerangau, dan bawang putih ditumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan
dicampur dengan deterjen kemudian direndam dalam 20 L air selama 2 hari. Keesokan harinya
larutan bahan disaring dengan kain halus. Setiap 1 L hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-
15 L air. Larutan pestisida nabati ini siap digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan ketanaman yang terserang hama atau dibagian bawah daun tempat biasanya hama.
3.   Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada cabai:
 Daun sirsak                            50-100 lembar
 Deterjen atau sabun colek       15 g
 Air                                        5 L
Cara membuat:
Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 L air dan diendapkan semalam. Keesok harinya
larutan disaring dengan kain harus. Setiap 1 L larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 L
air.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan cairan tersebut ke seluruh bagian tanaman cabai, kususnya yang ada hamanya.
PUTS
(Perangkat Uji Tanah Sawah)
Oleh : Kustiana

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalah alat bantu untuk mengukur status
hara N, P, K, dan pH tanah sawah dengan cepat, mudah, murah, dan cukup akurat di
lapangan.
Dengan alat bantu ini maka bisa diketahui takaran (dosis) pupuk yang tepat untuk
tanah atau lokasi tersebut.  Prinsip kerja PUTS adalah mengukur hara N, P, K tanah
yang terdapat dalam bentuk tersedia dalam tanah dengan metode pewarnaan.
Hasil analisis N, P, dan K tanah ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
penentuan rekomendasi pemupukan N, P, dan K spesifik lokasi untuk tanaman padi
sawah dengan produktivitas setara IR-64
Satu Unit Perangkat Uji Tanah Sawah terdiri dari:
(1) satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH,
(2) bagan warna untuk penetapan kadar pH, N, P, dan K,
(3) Buku Petunjuk Penggunaan serta Rekomendasi Pupuk untuk padi sawah,
(4) Bagan Warna Daun (BWD).
Pengambilan contoh tanah
1. Untuk mengambil contoh tanah, perlu terlebih dahulu diperhatikan keseragaman
areal/hamparannya, misalnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur tanah, warna
tanah, kondisi tanaman, penggunaan tanah, input (pupuk, kapur, bahan organik dsb.)
yang diberikan, serta sejarah penggunaan lahannya. Berdasarkan pengamatan di
lapangan dan informasi yang diperoleh itu ditentukanlah satu hamparan lahan yang
kurang lebih seragam (homogen).
2. Untuk hamparan lahan sawah yang kurang lebih seragam, satu contoh tanah
komposit dapat mewakili 5 ha lahan.
Peralatan yang perlu disiapkan adalah Bor tanah (auger, tabung), cangkul, atau
sekop, ember plastik untuk mengaduk kumpulan contoh tanah.
Cara pengambilan contoh tanah adalah sbb:
1. Contoh tanah komposit diambil setelah panen atau menjelang pengolahan tanah
pertama, sekali dalam satu tahun.
2. Tentukan titik pengambilan contoh tanah individu dengan salah satu dari 4 cara yaitu
cara diagonal, zig-zag, sistematik atau acak.
3. Pada saat pengambilan contoh, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab, tidak terlalu
basah atau terlalu kering.
4. Contoh tanah tunggal diambil menggunakan bor tanah, cangkul, atau sekop dari
tanah lapisan olah (0-20 cm).
5. Contoh tanah tunggal yang diambil dengan cangkul atau sekop diusahakan sama
banyak (kedalaman dan ketebalannya) antara satu titik dengan titik lainnya, misalnya
sekitar setengah kg dari masing-masing titik.
6. Rumput-rumput, batu-batuan atau kerikil, sisa-sisa tanaman atau bahan organik
segar/serasah yang terdapat di permukaan tanah dibuang.
7. Contoh-contoh tanah tunggal dari masing-masing titik dicampur dan diaduk sampai
merata dalam ember plastik, dan diambil contoh tanah kurang lebih 0,5 kg
Setelah semua hal yang dibutuhkan siap, uji tanah siap dilakukan dengan
mengikuti buku petunjuk.
PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT

Oleh : Kustiana

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling berbahaya
dan merugikan, khususnya di Indonesia. Serangga kecil ini menghisap cairan tanaman
padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang menyebabkan tanaman padi
terinfeksi penyakit tungro. Saat ini tanaman padi di Indonesia sudah rentan (lemah)
terhadap serangan wereng coklat, terbukti beberapa tahun yang lalu petani diresahkan
akibat mewabahnya hama wereng ini. Varietas tahan wereng yang ada saat ini pun
belum dapat mengatasi hal tersebut, adapun varietas tersebut seperti Ciherang, IR64,
Memberamo, Situbagendit, Inpari dll.
Hampir semua varietas tanaman padi di Indonesia hanya mampu tahan pada
wereng coklat biotipe 1,2 dan 3, sedangkan mulai tahun 2010 di beberapa daerah
wereng coklat telah berkembang ke biotipe 4.
Biotipe adalah sekelompok hama yang memiliki kemampuan beradaptasi dan
berkembang terhadap tanaman inang. Munculnya biotipe hama baru karena patahnya
gen varietas tanaman yang awalnya tahan menjadi rentan (lemah). Adapun penyebab
utama hal tersebut dikarenakan pola penanaman yang terus menerus dengan
menggunakan varietas yang sama.
CIRI - CIRI SERANGAN
Wereng coklat mulai menyerang tanaman padi pada umur 15 hst dan gejala
serangan akan nampak pada umur tanaman 20-40 hst, tidak hanya menghisap cairan
batang tanaman padi, hama wereng coklat juga menularkan virus pada tanaman,
sehingga tanaman terjangkit penyakit virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa.
Hingga saat ini kedua virus ini belum dapat di obati.
Serangan Virus Kerdil Hampa dicirikan dengan bengkoknya daun sehingga
pertumbuhan tanaman nampak tidak normal, daun berwarna hijau gelap dan tinggi
tanaman kerdil, jika tanaman telah diserang mulai awal pertumbuhan (15Hst)
mengakibatkan banyaknya malai hampa saat dewasa. Serangan Virus Kerdil Rumput
dicirikan banyaknya anakan yang muncul, sedangkan daun berwarna kekuningan, lebar
daun sempit (menyerupai rumput).
Serangan diawal pertumbuhan mengakibatkan tanaman seperti terbakar saat
umur 40-45 Hst. Kemungkinan sebesar 80% gagal panen jika tanaman mulai terserang
sejak umur 10 – 15 Hst.
Serangan hama wereng ini sering menyerang pada tanaman padi sawah, jarang
terjadi pada padi gogo. Dengan kondisi lahan yang lembab, selalu tergenang air, lahan
ternaungi, penggunaan pupuk N yang tinggi memicu perkembangan hama wereng
semakin tinggi.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Terdapat beberapa metode untuk mencegah serangan hama wereng coklat, antara lain:
1. Menggunakan varietas tahan.
Penggunaan Varietas IR74 dapat menurunkan populasi wereng coklat biotipe 4 sebesar
52%, sedangkan varietas Ciherang menurunkan sebesar 19,1%. Dianjurkan pula
menggunaan varietas baru seperti Inpari 18, Inpari 19, Inpari 31 dan Inpari 33, semua
varietas Inpari tersebut tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3.
2. Penggiliran Varietas Antar Musim
Pergiliran varietas pada daerah wereng coklat biotipe 3 dilakukan dengan menanam
varietas yang mempunyai gen tahan Bph1+ (IR64) dan Bph3 (Inpari 13) pada musim
hujan. Pada musim kemarau ditanam varietas dengan gen tahan Bph1 (Ciherang) dan
bph2 (Inpari 31/33)
3. Penggunaan Pestisida
Penggunaan pestisida sistemik dengan bahan aktif imidakloprid (Contoh Merk Confidor
5WP), dosis 0.5Kg/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng sebesar 20,1 – 52,4%
Penggunaan pestisida kontak lambung dengan bahan aktif BPMC (Contoh Merk Sidabas
500 EC), dosis 1,5 L/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng coklat sebesar 9,2 –
26,4%.
PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI
Oleh : Kustiana

Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di
Indonesia. Hama ini dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada
stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep (dead
hearts).
Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif dapat
dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadium vegetatif,
tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai
30%.
Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang
disebut beluk (whiteheads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar
1-3% atau rata-rata 1.2%.
Di Indonesia telah di temukan  enam jenis penggerek batang padi, empat spesies yang
utama yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi
bergaris, dan penggerek batang padi merah jambu. Penggerek batang padi kepala hitam dan
penggerek batang padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah.
Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam
penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman
padi serta kerusakan yang ditimbulkannya.
Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi:
Cara Kultur Teknis:
1. Varietas berumur genjah, anakan banyak, hingga kini belum ada varietas yang tahan terhadap
serangan hama penggerek batang.
2. Tanam serempak, dalam satu hamparan tidak lebih dari tiga minggu.
3. Mengatur waktu tanam, sehingga ngengat dari jerami tidak dapat meletakan telur di
persemaian.
4. Memotong jerami serendah mungkin dan dimusnahkan.
5. Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi
keparahan akibat serangan hama penggerek batang.
6. Segera setelah panen tunggul jerami dimusnahkan atau segera dibajak.
 Cara Mekanis:
1. Mengairi sawah lebih awal sehingga mendorong semua ulat menjadi kupu-kupu yang pada
saat itu tanaman padi belum ada.
2. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada persemaian.
3. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada tanaman muda.

 Cara Biologi: 
Menjaga agar musuh alami dapat berkembang dan berfungsi. Musuh alami penggerek
batang:
1. Parasit telur             : Trichogrammatidae, Scelionidae, Eulophidae.
2. Pemangsa telur        : Conosephalus iongipennis, Grylidae.
3. Pemagsa larava       : Kumbang Carabidae dan laba-laba.
4. Melepas kelompok telur yang terserang parasit.
Pemasangan seks feromon untuk penggerek batang padi punggung putih dan penggerek batang
padi punggung bergaris.
 Cara Kimiawi:
 Insektisida sistemik seperti Sidafur 3G (Karbofuran), Sidatan 410 SL (Dimehipo)
atau Fipros 55 SC (Fipronil) merupakan bahan kimia yang dapat mengendalikan penggerek
setelah masuk ke dalam batang. Pestisida ini baik diaplikasikan di persemaian ataupun di
pertanaman.
 Ambang kendali aplikasi insektisida adalah:
1. Dua kelompok telur per m2.
2. Serangan 10% pada varietas golongan Cisadane.
3. Serangan 5% pada varietas golongan IR-64.
4. Terdapat 100 ekor tangkapan feromon per minggu
PENGAIRAN BERSELANG
Oleh : Kustiana

Air memiliki peranan sangat penting dalam berusahatani terutama bagi usahatani padi
sawah. Tanaman padi merupakan tanaman yang sangat banyak membutuhkan air khususnya
pada saat tumbuh tanaman harus selalu tergenang air. Agar produktivitas padi cukup baik dan
efektif dalam satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Oleh
karena itu untuk menunjang ketersediaan air bagi usahatani padi haruslah dilakukan pengelolaan
air secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga menjamin tanaman padi
tidak mengalami kekurangan air yang berakibat akan menurunkan hasil produksi.
Kebutuhan air untuk tanaman padi sawah mencakup perhitungan air yang masuk dan
keluar dari lahan sawah. Air di petakan sawah dapat bertambah karena turun hujan, sengaja diairi
dari saluran irigasi dan perembesan dari sawah yang letaknya lebih tinggi.
Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif (0-60 hari), fase
generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari). Hampir selama periode
pertumbuhannya padi memerlukan kondisi lahan yang jenuh air. Untuk efesiensi penggunaan air,
hanya memerlukan penggenangan air 2-3 cm sejak umur 15-50 hari, dan selanjutnya dengan
macak-macak.
Kebutuhan air pada tanaman padi dari tanam sampai panen memerlukan
1. Dengan umur tanaman 100 hari akan memerlukan air 520-1.620 mm.
2. Untuk padi umur 130 hari membutuhkan air sebanyak 720-2.160 mm.
Penggunaan air irigasi juga sangat bervariasi atara musim penghujan dan musim kemarau dan
sangat tergantung pada tingkat pengelolaan tanaman dan sistem pengelolaannya.
Dari uraian kebutuhan tanaman padi diatas, perlu diatur pengairan yang terbaik yaitu
dengan pengairan berselang. Pengairan berselang (Intermitten) dimaksudkan untuk mangatur
kondisi lahan kering dan tergenang secara bergantian.
Manfaat pengairan berselang :
1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang
lebih dalam.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengaktifkan mikroba yang bermanfaat
6. Mengurangi kerebahan
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah)
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat
dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.
Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan
bergantung pada :
1. Jenis tanah
Tanah yang tidak bisa menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan
berselang, demikian pula jenis tanah berat.
2. Pola pengairan di wilayah setempat
Kalau pengairan sudah ditetapkan setiap 3 hari sekali maka pola pengairan yang sudah ada ini
yang diikuti
3. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang tidak
boleh dilakukan
Cara pengairan berselang
1. Tanam bibit dalam kondisi macak-macak
2. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari
3. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari)
4. Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm
5. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm.
6. Ulangi hal tersebut di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan.
7. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi, kemudian lahan
dikeringkan.
ECO-ENZYME
Oleh : Kustiana

Salah satu upaya menggenjot produktivitas pertanian yaitu dengan mengaplikasikan


Eco enzim pada tanaman yang  dapat dimanfaatka sebagai pestisida alami dan juga sebagai
pupuk organik dan bio fertilizer, dengan menggunakan eco enzim juga akan menurunkan
penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan.
Eco enzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan
sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan
memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi sampah yaitu 54% berasal dari
sampah organik.
Manfaat eco enzim untuk rumah tangga yaitu :
1). Merendam sayur, menghilangkan pestisida, herbisida, bahan logam dan sel parasit. Juga
zat lilin pada buah-buahan,
2). Menghilangkan kutu di beras,
3). Membersihkan lantai WC dan dinding atau kamar mandi, juga pel lantai sehingga serangga
tidak ada,
4). Campuran cuci piring sehingga lebih kesat dan bersih,
5). Campuran ke cucian pakaian. Memutihkan pakaian tanpa pemutih. Zat fluoren pada
pemutih sangat berbahaya bagi kulit,
6) Membersihkan minyak atau lemak membandel,
7). Memperlancar saluran WC,
8). Penjernih Air akuarium,
9). Pembersih kerak yang bandel,
10) Memoles barang-barang yang kusam,
11). Mengurangi nyamuk/ serangga.
Manfaat eco enzim untuk pertanian yaitu sebagai filter udara, herbisida dan pestisida
alami, menurunkan asap dalam ruangan, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan
menurunkan efek rumah kaca.
Cara pengaplikasian eco enzim pada lahan sawah sebagai pupuk yaitu dengan
menumpahkan eco enzim ke pengairan sawah.
Cara pengaplikasian eco enzim untuk membasmi pestisida adalah dengan cara
menambahkan 1 tutup botol ke dalam air kemudian sayuran dibersihkan dan direndam dengan
sempurna, setelah 45 menit baru diangkat.
Cara membuat eco enzim yaitu dengan mencampurkan 1 bagian gula/ molases, 3 bagian
sampah organik dan 10 bagian air jernih. Campuran tersebut didiamkan selama 3 bulan di
wadah plastik kedap udara. Jika pH sudah dibawah 4,0 berarti eco enzim sudah siap dipanen.
Sebelum digunakan, disaring terlebih dahulu.
Eco enzim juga bisa dijadikan kompos dengan bahan-bahan:
1) kohe ayam 10 karung,
2) daun gamal 3 karung,
3) daun rumput bunga putih/cromolema 3 karung,
4) batang pisang 1 karung,
5) sekam padi 5 karung,
6) eco enzim murni 1 botol,
7) molase 1 botol dan
8) air.
9) Alat yang digunakan yaitu sekop 2 buah, ember 2 buah, terpal 4×6 1 buah dan gembor
1 buah.
Cara pembuatannya
Dengan mencacah semua bahan dan dicampurkan dengan dedak halus 10 kg. Air 10 liter
dicampur dengan molase 4 sendok, EM4 2 tutup dan EE murni 2 tutup, aduk hingga rata
kemudian siram menggunakan gempor ke campuran tadi. Campuran tersebut tidak boleh
terlalu basah dan tidak terlalu kering. Sesudah itu bahan campuran dibuat segi empat dengan
tinggi 40 cm lalu ditaburi dedak halus di atasnya dan ditutup rapat untuk fermentasi selama 2
minggu. Setelah 2 minggu terpal dibuka dan didinginkan selama 1 hari lalu bisa digunakan
sebagai media tanam. Tanda bokasi siap digunakan yaitu tidak berbau dan muncul jamur putih
di atasnya serta warna kecoklatan.
Eco enzim digunakan sebagai pembersih air dengan perbandingannya 1:1000
tergantung dengan volume airnya, didiamkan semalaman maka akan hilang baunya. Boleh
menggunakan selang, yang terpenting tidak masuk udara. Eco enzim murni disemprotkan ke
tanaman yang terendam banjir 3 bulan dapat membuat tanaman tumbuh normal kembali.
Jangan ragu untuk menggunakan eco enzim. dalam kondisi bencana. Eco enzim juga bisa
dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan.
AGENSIA HAYATI
Oleh : Kustiana

Penggunaan agensia hayati menjadi salah satu metode yang ampuh untuk mengatasi
serangan hama dan penyakit di lahan pertanian. Pasti banyak yang bertanya apa itu agensia
hayati?
Agensia hayati  adalah identik sebagai musuh alami yaitu organisme hidup dari
golongan invertebrata yang dapat menimbulkan sakit, merusak, memangsa, menghambat dan
mematikan organisme lain (hama penyakit) tanaman, dan ada campur tangan manusia dalam hal
(pengembangan, penyediaan dan pelepasan ) kembali ke lapangan.
  Agensia hayati ini bisa berasal dari golongan jamur, bakteri, virus ataupun protozoa.
Beberapa contoh agensia hayati yang sering digunakan oleh petani adalah Tricoderma, Beauveria
bassiana dan Metarhizium anisopliae.
Pengendalian OPT secara hayati merupakan salah satu komponen dalam pengendalian
hama secara terpadu (PHT), dimana dengan cara hayati diharapkan terjadi keseimbangan dalam
ekosistem, sehingga keberadaan OPT tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis. Dengan
pengelolaan ekosistem yang baik, peran musuh alami dapat dimaksimalkan untuk mencegah
timbulnya ledakan OPT. Penggunaan agens hayati ramah lingkungan dan mudah diperoleh
bahannya, bahkan lebih murah dan aman secara ekologis.
Kelebihan dalam penggunaan agen pengendali hayati antara lain:
1. Tingkat keberhasilan pengendalian hama yang tinggi dengan biaya yang rendah dalam
periode waktu yang lama.
2. Agens pengendalian hayati aktif mencari inang atau mangsanya, tumbuh dan berkembang
mengikuti dinamika populasi inang atau mangsanya.
3. Pengendalian hayati tidak berpengaruh negatif terhadap manusia dan lingkungan.
4. Beberapa tipe agens pengendalian hayati dapat digunakan sebagai insektisida hayati.
5. Umumnya spesies hama tidak mampu berkembang menjadi resisten terhadap agens
pengendalian hayati
Berikut  beberapa jenis agensia hayati dan manfaatnya dalam pengendalian hama penyakit pada
tanaman:
1. Jamur Trichoderma sp
Jamur ini dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang biasa meyerang tanaman
pangan dan hortikultura. Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap beberapa patogen tular
tanah seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga mempunyai
kemampuan sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik
2. Bakteri Corynebacterium sp
Bakteri Corynebacterium sp. merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis, yang dapat
mengendalikan beberapa jenis OPT diantaranya penyakit kresek pada tanaman padi yang
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp, plasmodiophora brassicae (akar gada) pada kubis,
bercak daun pada tanaman jagung, layu bakteri pada tanaman pisang.
3. Bacillus thuringiensis (Bt)
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan
membentuk spora yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga yang menjadi hama
pada tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah
lingkungan karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan
sasaran dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
4. Beauveria bassiana
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang dapat
menimbulkan penyakit pada serangga, lebih dari 175 jenis serangga hama menjadi inang
jamur ini, terutama efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan
wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.)
pada tanaman sayuran dan buah.
5. Pseudomonas Fluorescens
Bakteri P. fluorescens dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap perkembangan
dan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai "Plant Growth Promoting Rhizobacteria" (PGPR).
Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, terutama patogen
tular tanah dan mempunyai kemampuam mengoloni akar tanaman, dapat menghambat
patogen layu Verticilium dahliae pada tanaman kentang dan terong. Agensia hayati ini efektif
untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat serta mampu menekan
intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah.
6. Metarhizium anisopliea
Metarhizium anisopliea adalah salah satu cendawan entomopatogen yang termasuk dalam
divisi Deuteromycotina: Hyphomycetes. Cendawan ini biasa disebut dengan green
muscardine fungus dan tersebar luas di seluruh dunia. Cendawan ini bersifat parasit pada
beberapa jenis serangga dan bersifat saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa
tanaman. Cendawan M. anisopliae mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut
menusuk dan mengisap, yaitu Riptortus linearis baik stadia nimfa maupun imago. Selain itu,
M. anisopliae juga mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menggigit seperti
S. litura.
7. Verticillium lecanii
Verticillium lecanii sangat berguna untuk membasmi kutu kebul pada tanaman hortikultura.
Kutu kebul adalah hama utama yang membonceng masuknya virus gemini yang
menyebabkan tanaman kehilangan klorofil hingga tanaman menjadi kerdil dan hasil panen
menurun. Verticillium lecanii dapat juga membasmi wereng pada tanaman padi.

ANALISA USAHA TANI


Oleh : Kustiana

Kesibukan bekerja dari pagi hingga sore sering menyebabkan petani tidak sempat
melakukan analisa usaha tani, sehingga petani sering tidak dapat mengetahui apakah hasil
usahanya sebanding dengan jerih payahnya dalam bekerja.
Analisa usaha bagi keluarga tani penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan usaha tani yang dilakukan.  Layak tidaknya kegiatan usaha untuk terus
dikembangkan dapat dievaluasi dengan melakukan perhitungan analisa usaha tani.
Seperti halnya analisa usaha industri, analisa usaha tani dilakukan dengan menghitung
selisih atara semua komponen biaya produksi (termasuk tenaga kerja) dan semua penerimaan
hasil produksi termasuk hasil sampingan.
Selisih antara biaya dan produksi merupakan keuntungan usaha dalam satu siklus usaha. 
Dengan demikian, penghasilan keluarga tani dalam sebulan dapat diketahui dengan membagi
jumlah keuntungan dalam satu siklus usaha terhadap lamanya usaha tani tersebut diusahakan.
Tujuan dan Manfaat Analisa Usaha Tani
Analisa usaha tani bertujuan untuk mengevaluasi berapa tingkat keuntungan yang diperoleh
terhadap modal yang dikeluarkan. Manfaat analisa usaha tani antara lain :
1. Mengetahui komponen biaya yang masih dapat ditekan untuk mengurangi biaya usaha tanpa
mengurangi jumlah produksi.
2. Mendorong untuk menambah kegiatan usaha bila penghasilan perbulan lebih kecil dari
kebutuhan keluarga.
3. Mendorong untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar bekerja tanpa target hasil.
Komponen Perhitungan Dalam Analisa Usaha Tani
Komponen-komponen biaya atau modal yang diperhitungkan dalam analisa usaha tani
meliputi;
(1) sewa lahan termasuk pajak,
(2) olah tanah,
(3) bibit,
(4) pupuk,
(5) pestisida dan
(5) tenaga kerja. 
Sedangkan komponen produksi yang diperhitungkan meliputi produk pokok dan produk
ikutan yang dapat dinilai dengan uang.
Cara menghitung penerimaan atau keuntungan usaha adalah :
TOTAL PENDAPATAN – TOTAL BIAYA PRODUKSI
 Cara menghitung kelayakan usaha :
TOTAL PENDAPATAN : TOTAL BIAYA PRODUKSI
Catatan : Apabila hasilnya lebih dari 1 maka usaha tersebut memberikan keuntungan
 Menghitung harga pokok produksi :
TOTAL BIAYA PRODUKSI : JUMLAH PRODUKSI
Catatan : Harga pokok produksi merupakan biaya dasar dalam memproduksi suatu barang,
sehingga harga jual produksi harus lebih tinggi dari biaya pokok produksi
 Upaya Memaksimalkan Potensi Keluarga,
Keluarga Tani umumnya memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara
maksimal.  Potensi tersebut meliputi potensi lahan (sawah, kebun, pekarangan) dan potensi
tenaga kerja (ayah, ibu, dan anak). Banyaknya tuntutan kebutuhan hidup sering tidak dapat
terpenuhi karena kurang maksimalnya pemanfaatan potensi keluarga.  Anggota keluarga perlu
bekerja sama memanfaatkan waktu secara produktif untuk mengelola aset keluarga.
Memaksimalkan potensi tenaga kerja keluarga dapat pula dilakukan dengan menambah
keragaman usaha tani, anggota keluarga dapat menjalankan usaha sesuai minat dan
kesanggupan.  Dengan demikian keluarga akan memiliki beberapa sumber pendapatan yang
saling menunjang.
Selain sawah, ladang dan kebun, pek arangan sangat baik dimanfaatkan untuk kegiatan
usaha tani sayuran dan ternak.  Anak-anak dapat bermain sambil membantu dan belajar
mengenal berbagai usaha tani.
UBINAN
Oleh : Kustiana

Pengambilan ubinan merupakan salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang
masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran dan penimbangan. Pengambilan
ubinan ini ada tahapan - tahapan yang harus dilalui oleh siapa saja yang akan ingin menghitung
potensi hasil tanamannya. Prosesnya sangat sederhana petani pun bisa melakukannya.
Proses yang pertama kali harus dilakukan adalah hari yang tepat untuk pengambilan
ubinan dan di upayakan tanaman padi yang akan di ubin adalah yang benar –benar siap di panen
(fisiologis dan umurnya sudah tepat).
  Proses pengubinan hasil pertanian dilakukan oleh badan Pusat statistik bersama-sama
dengan petugas Penyuluh Pertanian, berdasarkan rata – rata sampel hasil ubinan tersebut maka
dapat diperkirakan hasil panen suatu daerah sesuai dengan komoditas yang sudah di ubin.          
  Kegiatan pengubinan dilakukan sebagai sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka
wawasan dan pola piker petani tentang teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga
menerapkan metode dan teknik – teknik yang di butuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Bila ingin melakukan ubinan, hal-hal yang harus di persiapkan secara sederhana seperti :
Tali, meteran,ajir, alat panen padi, terpal, timbangan, tampah. Waktu pengambilan ubinan yang
baik adalah dilakukan diatas jam ½ dua belas siang, karna pada waktu itu kita akan mendapatkan
hasil dengan tingkat GKP panen yang serendah mungkin, sehingga kadar air dalam butir padi
tersebut rendah pula.
  Secara garis besar adapaun langkah-langkah dalam pengambilan ubinan yaitu :
1. Menentukan petak sawah/lahan yang akan dilakukan pengambilan ubinan.
2. Mengambil minimal 2 titik berbentuk ubinan berukuran 2,5 x 2,5 m per hektar sawah/lahan
padi.
3. Beri tanda hasil pengukuran dari kedua lokasi tersebut menggunakan ajir/tali
4. Memotong padi hasil ubinan dalam petakan yang telah di ukur.
5. Memisahkan bulir padi dari batangnya
6. Menimbang padi hasil ubinan
7. Setelah itu hasil ubinan ke dua lokasi ubinan padi di timbang, hasil timbangan kedua tadi di
tambah dan di bagi 2 lalu dikali 1,6
 Cara menghitung ubinan :
Misal dari timbangan di atas adalah titik A=5,3 kg dan titik B =5 kg
Maka untuk menghitungnya adalah :
 Jumlahkan dahulu hasil timbangan kedua titik kemudian di bagi 2
(5,3 kg+5 kg) : 2 = 5,15 kg
 Karena jarak ubinannya 2,5 m x 2,5 m maka luas ubinann adalah 6,25 m2
 Rumus ubinan/perkiraan = hasil rata-rata timbangan x (10.000 m2 : luas ubinan)
 
 
 Perkiraan produksinya = 5,15 kg x (10.000 m2 : 6,25 m2)
  = 5,15 kg x  (1.600)
 = 8,240 kg/Ha GKP
     Jadi hasil perkiraan produksi adalah 8,240 kg/Ha atau 8,24 ton/Ha GKP
           
  Pengubinan juga menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan usaha
tani.Peningkatan hasil ubinan menunjukkan adanya dampak penerapan teknologi yang telah di
laksanakan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan kegiatan evaluasi bersama untuk
perbaikan usahatani yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai