Oleh : Kustiana, SP
varietas padi yang telah dilepas oleh pemerintah, maka kini petani dapat memilih
varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat petani yang bersangkutan.
Gabah padi sendiri dapat dikelompokan dalam dua grup, yaitu gabah yang
memiliki densitas tinggi (DT) dan gabah dengan densitas rendah (DR). Gabah
dengan densitas rendah spesifik gravitasi gabah sebesar 1.05 bahkan kurang.
Gabah dengan DR yang tinggi memiliki abnormalitas bibit rendah. Pada benih
dengan gabah densitas tinggi, lebar dan berat daun serta jumlah penggunaan
karbohidrat oleh bibit lebih tinggi dibandingkan dengan gabah yang densitasnya
rendah. Dilapangan, bibit yang berasal dari gabah dengan densitas tinggi akan lebih
baik dari bibit yang berasal dari gabah dengan densitas rendah. Benih dengan
1. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.
seragam.
3. Ketika ditanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat dan
tegar.
masukan 1 Kg ZA kedalam ember yang berisi air tadi kemudian aduk sampai
larut, baru masukan benih. Jumlah benih yang dimasukan disesuaikan dengan
setelah benih di masukan aduk kemudian biarkan, lihat mana benih yang
tenggelam.
disebarkan ke pembibitan,
Benih dibilas agar tidak mengandung larutan pupuk atau garam untuk kemudian
direndam selama 24 jam dan setelah itu ditiriskan selama + 48 jam untuk
disemaikan.
dan tenggelam.
Buat larutan garam dengan perbandingan 1 liter air diberi 30 gram garam,
masukan benih yang telah dicuci tadi ke dalam larutan garam tersebut.
dengan pestisida fifronil (Regent) 50 ST. Perlakuan pestisida ini juga dapat
Dalam rangka memilih varietas unggul yang sesuai dengan lokasi, ciri-ciri
Tahan rebah.
Pada musim hujan (MH), pilih varietas yang tahan wereng dan tahan penyakit.
Pada musim kemarau (MK), pilih varietas yang relatif toleran terhadap
Curah hujan;
Jenis tanah;
berikut:
Oleh : Kustiana
Oleh : Kustiana
Secara umum pestisida organic diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya
adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang
sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai
(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman
bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:
1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah
lingkungan).
2. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni,
dsb.
3. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran
ayam.
4. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan
penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat
jarang ditemukan tanaman mati.
5. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
Ramuan Untuk Mengendalikan Serangga
Ramuan pestisida nabati berikut digunakan untuk mengendalikan hama belalang, wereng coklat,
walang sangit, kutu, ulat, aplhid, dan trips pada sayuran dan tanaman lainnya.
1. Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum:
Daun nimba 8 kg
Lengkuas 6 kg
Serai 6 kg
Deterjen atau sabun colek 20 g
Air 20 L
Cara membuat:
Daun nimba, lengkuas, dan serai di tumbuk atau dihaluskan. Seluruh bahan diaduk merata dalam
20 L air, lalu direndam sehari semalam (24 jam). Keesokan harinya ramuan disaring
menggunakan kain halus. Larutan hasil penyaringan diencerkan kembali dengan 60 L air. Larutan
sebanyak itu dapat digunakan untuk lahan seluas 1 ha.
Penggunaan/Aplikasi:
Semprotkan larutan pestisida nabati yang telah dibuat tersebut pada tanaman yang akan
dilindungi dari serangan serangga/hama.
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) adalah alat bantu untuk mengukur status
hara N, P, K, dan pH tanah sawah dengan cepat, mudah, murah, dan cukup akurat di
lapangan.
Dengan alat bantu ini maka bisa diketahui takaran (dosis) pupuk yang tepat untuk
tanah atau lokasi tersebut. Prinsip kerja PUTS adalah mengukur hara N, P, K tanah
yang terdapat dalam bentuk tersedia dalam tanah dengan metode pewarnaan.
Hasil analisis N, P, dan K tanah ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
penentuan rekomendasi pemupukan N, P, dan K spesifik lokasi untuk tanaman padi
sawah dengan produktivitas setara IR-64
Satu Unit Perangkat Uji Tanah Sawah terdiri dari:
(1) satu paket bahan kimia dan alat untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH,
(2) bagan warna untuk penetapan kadar pH, N, P, dan K,
(3) Buku Petunjuk Penggunaan serta Rekomendasi Pupuk untuk padi sawah,
(4) Bagan Warna Daun (BWD).
Pengambilan contoh tanah
1. Untuk mengambil contoh tanah, perlu terlebih dahulu diperhatikan keseragaman
areal/hamparannya, misalnya diamati dahulu keadaan topografi, tekstur tanah, warna
tanah, kondisi tanaman, penggunaan tanah, input (pupuk, kapur, bahan organik dsb.)
yang diberikan, serta sejarah penggunaan lahannya. Berdasarkan pengamatan di
lapangan dan informasi yang diperoleh itu ditentukanlah satu hamparan lahan yang
kurang lebih seragam (homogen).
2. Untuk hamparan lahan sawah yang kurang lebih seragam, satu contoh tanah
komposit dapat mewakili 5 ha lahan.
Peralatan yang perlu disiapkan adalah Bor tanah (auger, tabung), cangkul, atau
sekop, ember plastik untuk mengaduk kumpulan contoh tanah.
Cara pengambilan contoh tanah adalah sbb:
1. Contoh tanah komposit diambil setelah panen atau menjelang pengolahan tanah
pertama, sekali dalam satu tahun.
2. Tentukan titik pengambilan contoh tanah individu dengan salah satu dari 4 cara yaitu
cara diagonal, zig-zag, sistematik atau acak.
3. Pada saat pengambilan contoh, sebaiknya tanah dalam kondisi lembab, tidak terlalu
basah atau terlalu kering.
4. Contoh tanah tunggal diambil menggunakan bor tanah, cangkul, atau sekop dari
tanah lapisan olah (0-20 cm).
5. Contoh tanah tunggal yang diambil dengan cangkul atau sekop diusahakan sama
banyak (kedalaman dan ketebalannya) antara satu titik dengan titik lainnya, misalnya
sekitar setengah kg dari masing-masing titik.
6. Rumput-rumput, batu-batuan atau kerikil, sisa-sisa tanaman atau bahan organik
segar/serasah yang terdapat di permukaan tanah dibuang.
7. Contoh-contoh tanah tunggal dari masing-masing titik dicampur dan diaduk sampai
merata dalam ember plastik, dan diambil contoh tanah kurang lebih 0,5 kg
Setelah semua hal yang dibutuhkan siap, uji tanah siap dilakukan dengan
mengikuti buku petunjuk.
PENGENDALIAN WERENG BATANG COKLAT
Oleh : Kustiana
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama padi yang paling berbahaya
dan merugikan, khususnya di Indonesia. Serangga kecil ini menghisap cairan tanaman
padi dan sekaligus juga menyebarkan virus (reovirus) yang menyebabkan tanaman padi
terinfeksi penyakit tungro. Saat ini tanaman padi di Indonesia sudah rentan (lemah)
terhadap serangan wereng coklat, terbukti beberapa tahun yang lalu petani diresahkan
akibat mewabahnya hama wereng ini. Varietas tahan wereng yang ada saat ini pun
belum dapat mengatasi hal tersebut, adapun varietas tersebut seperti Ciherang, IR64,
Memberamo, Situbagendit, Inpari dll.
Hampir semua varietas tanaman padi di Indonesia hanya mampu tahan pada
wereng coklat biotipe 1,2 dan 3, sedangkan mulai tahun 2010 di beberapa daerah
wereng coklat telah berkembang ke biotipe 4.
Biotipe adalah sekelompok hama yang memiliki kemampuan beradaptasi dan
berkembang terhadap tanaman inang. Munculnya biotipe hama baru karena patahnya
gen varietas tanaman yang awalnya tahan menjadi rentan (lemah). Adapun penyebab
utama hal tersebut dikarenakan pola penanaman yang terus menerus dengan
menggunakan varietas yang sama.
CIRI - CIRI SERANGAN
Wereng coklat mulai menyerang tanaman padi pada umur 15 hst dan gejala
serangan akan nampak pada umur tanaman 20-40 hst, tidak hanya menghisap cairan
batang tanaman padi, hama wereng coklat juga menularkan virus pada tanaman,
sehingga tanaman terjangkit penyakit virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa.
Hingga saat ini kedua virus ini belum dapat di obati.
Serangan Virus Kerdil Hampa dicirikan dengan bengkoknya daun sehingga
pertumbuhan tanaman nampak tidak normal, daun berwarna hijau gelap dan tinggi
tanaman kerdil, jika tanaman telah diserang mulai awal pertumbuhan (15Hst)
mengakibatkan banyaknya malai hampa saat dewasa. Serangan Virus Kerdil Rumput
dicirikan banyaknya anakan yang muncul, sedangkan daun berwarna kekuningan, lebar
daun sempit (menyerupai rumput).
Serangan diawal pertumbuhan mengakibatkan tanaman seperti terbakar saat
umur 40-45 Hst. Kemungkinan sebesar 80% gagal panen jika tanaman mulai terserang
sejak umur 10 – 15 Hst.
Serangan hama wereng ini sering menyerang pada tanaman padi sawah, jarang
terjadi pada padi gogo. Dengan kondisi lahan yang lembab, selalu tergenang air, lahan
ternaungi, penggunaan pupuk N yang tinggi memicu perkembangan hama wereng
semakin tinggi.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
Terdapat beberapa metode untuk mencegah serangan hama wereng coklat, antara lain:
1. Menggunakan varietas tahan.
Penggunaan Varietas IR74 dapat menurunkan populasi wereng coklat biotipe 4 sebesar
52%, sedangkan varietas Ciherang menurunkan sebesar 19,1%. Dianjurkan pula
menggunaan varietas baru seperti Inpari 18, Inpari 19, Inpari 31 dan Inpari 33, semua
varietas Inpari tersebut tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3.
2. Penggiliran Varietas Antar Musim
Pergiliran varietas pada daerah wereng coklat biotipe 3 dilakukan dengan menanam
varietas yang mempunyai gen tahan Bph1+ (IR64) dan Bph3 (Inpari 13) pada musim
hujan. Pada musim kemarau ditanam varietas dengan gen tahan Bph1 (Ciherang) dan
bph2 (Inpari 31/33)
3. Penggunaan Pestisida
Penggunaan pestisida sistemik dengan bahan aktif imidakloprid (Contoh Merk Confidor
5WP), dosis 0.5Kg/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng sebesar 20,1 – 52,4%
Penggunaan pestisida kontak lambung dengan bahan aktif BPMC (Contoh Merk Sidabas
500 EC), dosis 1,5 L/Ha dapat mengurangi populasi hama wereng coklat sebesar 9,2 –
26,4%.
PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI
Oleh : Kustiana
Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di
Indonesia. Hama ini dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada
stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep (dead
hearts).
Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif dapat
dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadium vegetatif,
tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai
30%.
Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang
disebut beluk (whiteheads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar
1-3% atau rata-rata 1.2%.
Di Indonesia telah di temukan enam jenis penggerek batang padi, empat spesies yang
utama yaitu penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi putih, penggerek batang padi
bergaris, dan penggerek batang padi merah jambu. Penggerek batang padi kepala hitam dan
penggerek batang padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah.
Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam
penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman
padi serta kerusakan yang ditimbulkannya.
Cara Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi:
Cara Kultur Teknis:
1. Varietas berumur genjah, anakan banyak, hingga kini belum ada varietas yang tahan terhadap
serangan hama penggerek batang.
2. Tanam serempak, dalam satu hamparan tidak lebih dari tiga minggu.
3. Mengatur waktu tanam, sehingga ngengat dari jerami tidak dapat meletakan telur di
persemaian.
4. Memotong jerami serendah mungkin dan dimusnahkan.
5. Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi
keparahan akibat serangan hama penggerek batang.
6. Segera setelah panen tunggul jerami dimusnahkan atau segera dibajak.
Cara Mekanis:
1. Mengairi sawah lebih awal sehingga mendorong semua ulat menjadi kupu-kupu yang pada
saat itu tanaman padi belum ada.
2. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada persemaian.
3. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada tanaman muda.
Cara Biologi:
Menjaga agar musuh alami dapat berkembang dan berfungsi. Musuh alami penggerek
batang:
1. Parasit telur : Trichogrammatidae, Scelionidae, Eulophidae.
2. Pemangsa telur : Conosephalus iongipennis, Grylidae.
3. Pemagsa larava : Kumbang Carabidae dan laba-laba.
4. Melepas kelompok telur yang terserang parasit.
Pemasangan seks feromon untuk penggerek batang padi punggung putih dan penggerek batang
padi punggung bergaris.
Cara Kimiawi:
Insektisida sistemik seperti Sidafur 3G (Karbofuran), Sidatan 410 SL (Dimehipo)
atau Fipros 55 SC (Fipronil) merupakan bahan kimia yang dapat mengendalikan penggerek
setelah masuk ke dalam batang. Pestisida ini baik diaplikasikan di persemaian ataupun di
pertanaman.
Ambang kendali aplikasi insektisida adalah:
1. Dua kelompok telur per m2.
2. Serangan 10% pada varietas golongan Cisadane.
3. Serangan 5% pada varietas golongan IR-64.
4. Terdapat 100 ekor tangkapan feromon per minggu
PENGAIRAN BERSELANG
Oleh : Kustiana
Air memiliki peranan sangat penting dalam berusahatani terutama bagi usahatani padi
sawah. Tanaman padi merupakan tanaman yang sangat banyak membutuhkan air khususnya
pada saat tumbuh tanaman harus selalu tergenang air. Agar produktivitas padi cukup baik dan
efektif dalam satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Oleh
karena itu untuk menunjang ketersediaan air bagi usahatani padi haruslah dilakukan pengelolaan
air secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga menjamin tanaman padi
tidak mengalami kekurangan air yang berakibat akan menurunkan hasil produksi.
Kebutuhan air untuk tanaman padi sawah mencakup perhitungan air yang masuk dan
keluar dari lahan sawah. Air di petakan sawah dapat bertambah karena turun hujan, sengaja diairi
dari saluran irigasi dan perembesan dari sawah yang letaknya lebih tinggi.
Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif (0-60 hari), fase
generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari). Hampir selama periode
pertumbuhannya padi memerlukan kondisi lahan yang jenuh air. Untuk efesiensi penggunaan air,
hanya memerlukan penggenangan air 2-3 cm sejak umur 15-50 hari, dan selanjutnya dengan
macak-macak.
Kebutuhan air pada tanaman padi dari tanam sampai panen memerlukan
1. Dengan umur tanaman 100 hari akan memerlukan air 520-1.620 mm.
2. Untuk padi umur 130 hari membutuhkan air sebanyak 720-2.160 mm.
Penggunaan air irigasi juga sangat bervariasi atara musim penghujan dan musim kemarau dan
sangat tergantung pada tingkat pengelolaan tanaman dan sistem pengelolaannya.
Dari uraian kebutuhan tanaman padi diatas, perlu diatur pengairan yang terbaik yaitu
dengan pengairan berselang. Pengairan berselang (Intermitten) dimaksudkan untuk mangatur
kondisi lahan kering dan tergenang secara bergantian.
Manfaat pengairan berselang :
1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas
2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang
lebih dalam.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengaktifkan mikroba yang bermanfaat
6. Mengurangi kerebahan
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah)
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat
dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.
Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan
bergantung pada :
1. Jenis tanah
Tanah yang tidak bisa menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan
berselang, demikian pula jenis tanah berat.
2. Pola pengairan di wilayah setempat
Kalau pengairan sudah ditetapkan setiap 3 hari sekali maka pola pengairan yang sudah ada ini
yang diikuti
3. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang tidak
boleh dilakukan
Cara pengairan berselang
1. Tanam bibit dalam kondisi macak-macak
2. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari
3. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari)
4. Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm
5. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm.
6. Ulangi hal tersebut di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan.
7. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi, kemudian lahan
dikeringkan.
ECO-ENZYME
Oleh : Kustiana
Penggunaan agensia hayati menjadi salah satu metode yang ampuh untuk mengatasi
serangan hama dan penyakit di lahan pertanian. Pasti banyak yang bertanya apa itu agensia
hayati?
Agensia hayati adalah identik sebagai musuh alami yaitu organisme hidup dari
golongan invertebrata yang dapat menimbulkan sakit, merusak, memangsa, menghambat dan
mematikan organisme lain (hama penyakit) tanaman, dan ada campur tangan manusia dalam hal
(pengembangan, penyediaan dan pelepasan ) kembali ke lapangan.
Agensia hayati ini bisa berasal dari golongan jamur, bakteri, virus ataupun protozoa.
Beberapa contoh agensia hayati yang sering digunakan oleh petani adalah Tricoderma, Beauveria
bassiana dan Metarhizium anisopliae.
Pengendalian OPT secara hayati merupakan salah satu komponen dalam pengendalian
hama secara terpadu (PHT), dimana dengan cara hayati diharapkan terjadi keseimbangan dalam
ekosistem, sehingga keberadaan OPT tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis. Dengan
pengelolaan ekosistem yang baik, peran musuh alami dapat dimaksimalkan untuk mencegah
timbulnya ledakan OPT. Penggunaan agens hayati ramah lingkungan dan mudah diperoleh
bahannya, bahkan lebih murah dan aman secara ekologis.
Kelebihan dalam penggunaan agen pengendali hayati antara lain:
1. Tingkat keberhasilan pengendalian hama yang tinggi dengan biaya yang rendah dalam
periode waktu yang lama.
2. Agens pengendalian hayati aktif mencari inang atau mangsanya, tumbuh dan berkembang
mengikuti dinamika populasi inang atau mangsanya.
3. Pengendalian hayati tidak berpengaruh negatif terhadap manusia dan lingkungan.
4. Beberapa tipe agens pengendalian hayati dapat digunakan sebagai insektisida hayati.
5. Umumnya spesies hama tidak mampu berkembang menjadi resisten terhadap agens
pengendalian hayati
Berikut beberapa jenis agensia hayati dan manfaatnya dalam pengendalian hama penyakit pada
tanaman:
1. Jamur Trichoderma sp
Jamur ini dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang biasa meyerang tanaman
pangan dan hortikultura. Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap beberapa patogen tular
tanah seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga mempunyai
kemampuan sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik
2. Bakteri Corynebacterium sp
Bakteri Corynebacterium sp. merupakan salah satu agens hayati bersifat antagonis, yang dapat
mengendalikan beberapa jenis OPT diantaranya penyakit kresek pada tanaman padi yang
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas sp, plasmodiophora brassicae (akar gada) pada kubis,
bercak daun pada tanaman jagung, layu bakteri pada tanaman pisang.
3. Bacillus thuringiensis (Bt)
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan
membentuk spora yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga yang menjadi hama
pada tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah
lingkungan karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan
sasaran dan mudah terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
4. Beauveria bassiana
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang dapat
menimbulkan penyakit pada serangga, lebih dari 175 jenis serangga hama menjadi inang
jamur ini, terutama efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan
wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.)
pada tanaman sayuran dan buah.
5. Pseudomonas Fluorescens
Bakteri P. fluorescens dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap perkembangan
dan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai "Plant Growth Promoting Rhizobacteria" (PGPR).
Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan patogen, terutama patogen
tular tanah dan mempunyai kemampuam mengoloni akar tanaman, dapat menghambat
patogen layu Verticilium dahliae pada tanaman kentang dan terong. Agensia hayati ini efektif
untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman tomat serta mampu menekan
intensitas penyakit moler pada tanaman bawang merah.
6. Metarhizium anisopliea
Metarhizium anisopliea adalah salah satu cendawan entomopatogen yang termasuk dalam
divisi Deuteromycotina: Hyphomycetes. Cendawan ini biasa disebut dengan green
muscardine fungus dan tersebar luas di seluruh dunia. Cendawan ini bersifat parasit pada
beberapa jenis serangga dan bersifat saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa
tanaman. Cendawan M. anisopliae mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut
menusuk dan mengisap, yaitu Riptortus linearis baik stadia nimfa maupun imago. Selain itu,
M. anisopliae juga mampu menginfeksi hama yang mempunyai tipe mulut menggigit seperti
S. litura.
7. Verticillium lecanii
Verticillium lecanii sangat berguna untuk membasmi kutu kebul pada tanaman hortikultura.
Kutu kebul adalah hama utama yang membonceng masuknya virus gemini yang
menyebabkan tanaman kehilangan klorofil hingga tanaman menjadi kerdil dan hasil panen
menurun. Verticillium lecanii dapat juga membasmi wereng pada tanaman padi.
Kesibukan bekerja dari pagi hingga sore sering menyebabkan petani tidak sempat
melakukan analisa usaha tani, sehingga petani sering tidak dapat mengetahui apakah hasil
usahanya sebanding dengan jerih payahnya dalam bekerja.
Analisa usaha bagi keluarga tani penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan usaha tani yang dilakukan. Layak tidaknya kegiatan usaha untuk terus
dikembangkan dapat dievaluasi dengan melakukan perhitungan analisa usaha tani.
Seperti halnya analisa usaha industri, analisa usaha tani dilakukan dengan menghitung
selisih atara semua komponen biaya produksi (termasuk tenaga kerja) dan semua penerimaan
hasil produksi termasuk hasil sampingan.
Selisih antara biaya dan produksi merupakan keuntungan usaha dalam satu siklus usaha.
Dengan demikian, penghasilan keluarga tani dalam sebulan dapat diketahui dengan membagi
jumlah keuntungan dalam satu siklus usaha terhadap lamanya usaha tani tersebut diusahakan.
Tujuan dan Manfaat Analisa Usaha Tani
Analisa usaha tani bertujuan untuk mengevaluasi berapa tingkat keuntungan yang diperoleh
terhadap modal yang dikeluarkan. Manfaat analisa usaha tani antara lain :
1. Mengetahui komponen biaya yang masih dapat ditekan untuk mengurangi biaya usaha tanpa
mengurangi jumlah produksi.
2. Mendorong untuk menambah kegiatan usaha bila penghasilan perbulan lebih kecil dari
kebutuhan keluarga.
3. Mendorong untuk bekerja secara produktif, tidak sekedar bekerja tanpa target hasil.
Komponen Perhitungan Dalam Analisa Usaha Tani
Komponen-komponen biaya atau modal yang diperhitungkan dalam analisa usaha tani
meliputi;
(1) sewa lahan termasuk pajak,
(2) olah tanah,
(3) bibit,
(4) pupuk,
(5) pestisida dan
(5) tenaga kerja.
Sedangkan komponen produksi yang diperhitungkan meliputi produk pokok dan produk
ikutan yang dapat dinilai dengan uang.
Cara menghitung penerimaan atau keuntungan usaha adalah :
TOTAL PENDAPATAN – TOTAL BIAYA PRODUKSI
Cara menghitung kelayakan usaha :
TOTAL PENDAPATAN : TOTAL BIAYA PRODUKSI
Catatan : Apabila hasilnya lebih dari 1 maka usaha tersebut memberikan keuntungan
Menghitung harga pokok produksi :
TOTAL BIAYA PRODUKSI : JUMLAH PRODUKSI
Catatan : Harga pokok produksi merupakan biaya dasar dalam memproduksi suatu barang,
sehingga harga jual produksi harus lebih tinggi dari biaya pokok produksi
Upaya Memaksimalkan Potensi Keluarga,
Keluarga Tani umumnya memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Potensi tersebut meliputi potensi lahan (sawah, kebun, pekarangan) dan potensi
tenaga kerja (ayah, ibu, dan anak). Banyaknya tuntutan kebutuhan hidup sering tidak dapat
terpenuhi karena kurang maksimalnya pemanfaatan potensi keluarga. Anggota keluarga perlu
bekerja sama memanfaatkan waktu secara produktif untuk mengelola aset keluarga.
Memaksimalkan potensi tenaga kerja keluarga dapat pula dilakukan dengan menambah
keragaman usaha tani, anggota keluarga dapat menjalankan usaha sesuai minat dan
kesanggupan. Dengan demikian keluarga akan memiliki beberapa sumber pendapatan yang
saling menunjang.
Selain sawah, ladang dan kebun, pek arangan sangat baik dimanfaatkan untuk kegiatan
usaha tani sayuran dan ternak. Anak-anak dapat bermain sambil membantu dan belajar
mengenal berbagai usaha tani.
UBINAN
Oleh : Kustiana
Pengambilan ubinan merupakan salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang
masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran dan penimbangan. Pengambilan
ubinan ini ada tahapan - tahapan yang harus dilalui oleh siapa saja yang akan ingin menghitung
potensi hasil tanamannya. Prosesnya sangat sederhana petani pun bisa melakukannya.
Proses yang pertama kali harus dilakukan adalah hari yang tepat untuk pengambilan
ubinan dan di upayakan tanaman padi yang akan di ubin adalah yang benar –benar siap di panen
(fisiologis dan umurnya sudah tepat).
Proses pengubinan hasil pertanian dilakukan oleh badan Pusat statistik bersama-sama
dengan petugas Penyuluh Pertanian, berdasarkan rata – rata sampel hasil ubinan tersebut maka
dapat diperkirakan hasil panen suatu daerah sesuai dengan komoditas yang sudah di ubin.
Kegiatan pengubinan dilakukan sebagai sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka
wawasan dan pola piker petani tentang teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga
menerapkan metode dan teknik – teknik yang di butuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Bila ingin melakukan ubinan, hal-hal yang harus di persiapkan secara sederhana seperti :
Tali, meteran,ajir, alat panen padi, terpal, timbangan, tampah. Waktu pengambilan ubinan yang
baik adalah dilakukan diatas jam ½ dua belas siang, karna pada waktu itu kita akan mendapatkan
hasil dengan tingkat GKP panen yang serendah mungkin, sehingga kadar air dalam butir padi
tersebut rendah pula.
Secara garis besar adapaun langkah-langkah dalam pengambilan ubinan yaitu :
1. Menentukan petak sawah/lahan yang akan dilakukan pengambilan ubinan.
2. Mengambil minimal 2 titik berbentuk ubinan berukuran 2,5 x 2,5 m per hektar sawah/lahan
padi.
3. Beri tanda hasil pengukuran dari kedua lokasi tersebut menggunakan ajir/tali
4. Memotong padi hasil ubinan dalam petakan yang telah di ukur.
5. Memisahkan bulir padi dari batangnya
6. Menimbang padi hasil ubinan
7. Setelah itu hasil ubinan ke dua lokasi ubinan padi di timbang, hasil timbangan kedua tadi di
tambah dan di bagi 2 lalu dikali 1,6
Cara menghitung ubinan :
Misal dari timbangan di atas adalah titik A=5,3 kg dan titik B =5 kg
Maka untuk menghitungnya adalah :
Jumlahkan dahulu hasil timbangan kedua titik kemudian di bagi 2
(5,3 kg+5 kg) : 2 = 5,15 kg
Karena jarak ubinannya 2,5 m x 2,5 m maka luas ubinann adalah 6,25 m2
Rumus ubinan/perkiraan = hasil rata-rata timbangan x (10.000 m2 : luas ubinan)
Perkiraan produksinya = 5,15 kg x (10.000 m2 : 6,25 m2)
= 5,15 kg x (1.600)
= 8,240 kg/Ha GKP
Jadi hasil perkiraan produksi adalah 8,240 kg/Ha atau 8,24 ton/Ha GKP
Pengubinan juga menjadi tolak ukur keberhasilan dalam melakukan usaha
tani.Peningkatan hasil ubinan menunjukkan adanya dampak penerapan teknologi yang telah di
laksanakan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan kegiatan evaluasi bersama untuk
perbaikan usahatani yang akan datang.